Oke, oke.. Fic kedua Dai di fandom ini muncul! Ga mau banyak omong deh~ langsung baca ya.. -_-

Summary : Pemuda yang ditakuti oleh semua orang. Yang selalu dihormati akan kesombongan dan kekuasaan yang dia miliki sebagai anak dari pemimpin suatu perusahaan besar. suatu saat, pemuda itu masuk ke rumah sakit akibat luka yang dia tanggung saat berkelahi dengan preman jalanan. Tapi, di rumah sakit dia menemukan pujaan hatinya. Seorang suster telah merebut hatinya.

Pandora Hearts © Jun Mochizuki

Rated : T

Genre : Romance/friendship

Pair : Oz V./Echo

WARNING! : AU, OOC, abal, gaje dkk.. Don't Like Don't Read! Keep your smile!

Love at the Hospital

"KYAAAA!" teriakan seorang wanita menggema.

"Ada apa, nona?" seorang pria yang berprofesi sebagai seorang karyawan kantoran menghampiri si wanita yang jatuh terduduk lemas.

"I..It-u..A..da.." ucap si wanita tergagap sembari menunjuk sesuatu yang dikelilingi cairan kental berwarna merah pekat.

"Ada ap-.. WAAA! Itu apa?" si pria kaget dan berteriak. Lalu ia langsung merogoh kantung celananya dan mendapati sebuah handphone di genggaman tangannya. Ia memencet tombol dan menelepon. Siapa yang ia telepon? Tak lain adalah polisi.

"Moshi-moshi? Apakah ini kantor polisi? Mohon cepat datang ke sektor 23 barat! Tepatnya di dekat sungai! Terjadi perkelahian dan menyebabkan korban! ... Ya, korban akan saya larikan ke rumah sakit terdekat! Ya, terima kasih!" Pipp. Telepon dimatikan dan si pria menghubungi rumah sakit.

"Moshi-moshi? Saya butuh satu ambulance. Bisakah secepatnya datang? Tempatnya di sektor 23 barat. Mohon secepatnya tiba! Terimakasih." Pipp. Setelah pria itu mematikan handphone. Lalu ia berlutut di dekat si wanita.

"Tenanglah. Polisi dan ambulance akan segera datang." Pria itu merengkuh si wanita yang tengah gemetar ketakutan.


Di rumah sakit..

Tok.. Tok.. Tok..

"Permisi, pak. Apakah bapak kerabat korban?" tanya seorang polisi kepada pria yang tadi.

"Oh, bukan. Saya bukan siapa-siapa korban. Saya hanya kebetulan menemukaannya." Jawab sang pria malu-malu.

"Baiklah. Saya ingin meminta keterangan dari anda dan wanita di sebelah anda. Tetapi, sebelum itu saya ingin mengetahui nama dan kartu identitas anda." Polisi itu mengeluarkan pena dan buku kecilnya untuk mencatat.

"Nama saya Gilbert Nightray. Saya seorang karyawan di Vessalius Corp. Ini kartu nama saya."

"Baik. Dan anda?" tanya polisi itu kepada sang wanita.

"Saya Alice, karyawati di Rainsworth Corp." Wanita itu menyerahkan kartu namanya.

"Baik. Mari ikut saya sebentar untuk dimintai keterangan sebentar."

"Baik." Jawab kedua orang itu bersamaan.

(Yak, kita skip acara introgasinya)

"Terima kasih atas informasinya. Kami akan lebih waspada lagi." Polisi itu membungkuk.

"Ya, sama-sama." Wanita yang bernama Alice itu tersenyum ramah pada sang polisi. Pria yang bernama Gilbert itu juga tersenyum. Dan tak lama ada yang menepuk pundaknya.

"apakah anda kerabat dari korban yang bernama Oz Vessalius?" tanya seorang perawat bertubuh mungil.

"Hah? Oz Vessalius? Dia tidak ada disini nona suster yang cantik." Jawab Gilbert dengan sikapnya yang merayu.

"Mohon jangan memanggil saya seperti itu. Saya mempunyai nama. Nama saya Echo." Perawat itu menatap Gilbert dengan deathglarenya.

"Vessalius? Bukankah itu tempat perusahaan dimana kau bekerja, Gil?" Alice balik bertanya. Entah sejak kapan mereka menjadi akrab. Mungkin saat di introgasi?

"Ya. Dan Oz Vessalius adalah anak tunggal dari Zai Vessalius, sang Dirut. Tapi, mana mungkin Tuan muda Oz bisa ada disini? Dia kan 'tuan muda'. Dan tak mungkin dia menjadi korban perkelahian. Ya kan?" jawab Gilbert enteng.

"Tapi, saya sebagai wakil dari pihak rumah sakit mendata sang korban menurut kartu identitas yang ditemukan oleh polisi. Dan di kartu tersebut nama korban adalah Oz Vessalius." Jawab sang perawat yang bernama Echo itu dengan tampang yang datar. Gilbert cengok. Masa sih, si tuan muda yang terkenal dengan keangkuhannya itu ada di sini? Yang parahnya lagi, masa iya si tuan muda itu berkelahi?

"Tu-tunggu! Tidak mungkin dia ada di sini! Dia kan anak tunggal Tuan Zai! Pewaris semua kekayaan dan kekuasaan Vessalius Corp.! Tidak mungkin dia berkelahi dan menjadi korban kan?" tanya Gilbert panik.

"Kalau anda tidak mempercayai saya, silahkan ikut saya ke ruangannya." Echo langsung melenggang pergi begitu saja ke tempat dimana sang korban berada. Tanpa berpikir panjang, Gilbert mengikuti perawat itu.

"Hey! Aku ikut!" Alice berlari kecil dibelakang Gilbert.

Selama berjalan mengikuti Echo, Gilbert terus bergumul dengan pikirannya sendiri.

Apa-apaan ini? tidak mungkin Tuan muda Oz berkelahi! Apalagi sampai luka-luka begitu! Mana dia bersimbah darah begitu lagi! Akh! Bodoh sekali kau Gil! Kau tidak melihat korban itu dengan jelas akibat darah yang bermandikan ditubuhnya. Tapi, setidaknya kau harus bisa mengenali calon pemimpinmu kelak! Oh ya. Bagaimana kalau Tuan besar Zai tahu mengenai hal ini? ahh~ bisa mati aku! Kemungkinan besar pangkatku akan turun, gajiku takkan naik, dan lebih parah lagi... mungkin saja... aku... AKAN DIPECAT? Oh tidakk~

(cukup sekian teriakkan hatimu, Gil...)

"Gil? Kau terlihat sedang galau. Ada apa?" tanya Alice dengan tampangnya yang innocent.

"Ah, tidak ada apa-apa~ tidak ada apa-apa.." jawab Gil santai.

"yak, Tuan dan Nona. Kita sudah sampai di ruang rawat Oz Vessalius. Silahkan masuk." Echo langsung membukakan pintu dan mempersilahkan Gilbert dan Alice untuk masuk.

Sekarang, Gilbert merasa dagunya sudah terlepas dari kepalanya. Terlihat seorang pemuda terbaring di tempat tidurnya mengenakan perban dikepala, tangannya dan kakinya di gips, dan yang lebih parah lagi adalah penampilannya yang persis sekali seperti Tuan muda Oz Vessalius. Ramputnya yang pirang, postur tubuhnya yang pendek untuk ukuran laki-laki, irisnya yang berwarna emerald yang sedang menarawang ke jendela, dan tatapannya beralih pada Gilbert. Tatapan yang angkuh.

"Ada urusan apa kau ke sini Gil? Kaukah yang membawaku ke rumah sakit ini?" pemuda itu bertanya kepada Gilbert.

"Tu-tuan muda.. Oz?" Gilbert mulai merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya.

TBC

.

.

Hyaaa~ gomen kalo plotnya berantakan. Ini Dai bikinnya kilat. Dai juga bikinnya pendek banget. Ga memuaskan ya? Ini Dai jadiin multi-chap kok :3

BLETAK *ditampol* satu fic multi-chap aje, blom slese! Malah bikin yang baru lagi..

Oya, di sini Oz jadi anak tunggal. Trus, Gilbert sama Alice jadi kayawan/karyawati yang usianya udah 20an gitu~

Juga, di sini kayaknya Oz OOC banget ya? O.O GOMENE!

Buat Haefalent, gomen~ ga kepikiran mau buat pair yang kyk gimana.. akhirnya sama kyk anda.. ga marah kan? *puppy eyes*

Oke deh, minta reviewnya boleh? (biar bisa dibenerin) *peace*