Disclaimer : 'Bleach' punyanya Om Tite.. klo punya aku, pasti Ulquiorra udah aku bikin hidup lagi secepatnya. :D

Warning : Ancur, tidak jelas, dan bla blab bla -_-"

Spik dari Author kikuk : Hola, Golden kembali! Aku sudah kembali! Hoi aku kembali! Kangen deh sama kalian semua... *emang ada yang nanya* Aku juga kangen sama koizumi nanaho, kangen di ajarin cara penulisan bahasa yang baik. Hahaha.. duh sepertinya aku beneran kangen buat nulis fic lagi setelah lama hiatus. :D Ngomong-ngomong aku bingung mau ngomong apa lagi.. bener-bener speechless... (TT_TT) *Tangis bahagia

Lanjutt... Special Thank's kupersembahkan untuk;

ayano646cweety

Relya schiffer

Melody AMPv Schiffer

koizumi nanaho

kuchiki kouga

Hyouma Schiffer K.A

Vipris

Ara Nara Tika

risa koizumi

fans UlquiNel n SesshxKikyo

Hizuka Miruyuki

Oke tanpa kebanyakan spik lagi, ayo di nikmati kelanjutan dari chap sebelumnya. Yuk Mari... XDD


Pagi ini Karakura-Las Noches High School di hebohkan dengan kemesrahan dari pasangan Orihime dan Ishida. Maklum, mereka baru saja menjalin hubungan special kemarin. Semua mata terus memandang mereka berdua. Ada yang menghina dan iri kepada mereka, tapi ada pula yang memberikan ucapan selamat dan siulan. Diantara semua mata, ada sepasang mata yang sama sekali tidak tertarik dengan kedua pasangan itu. Dia lebih memilih menatap majalah fashion terbaru dan memperkeras suara i-phodnya. Dia benar-benar terlihat acuh. Dan orang acuh itu adalah Ulquiorra Schiffer.

"Hey bro!" tegur seorang pria berambut biru tiba-tiba.

"Oh kau Bocah Biru, Ada apa?"

"Gak ikutan nontonin pasangan bodoh itu?" tanya Grimmjow lanjut.

"Tidak terima kasih," jawab Ulquiorra dengan singkat, kali ini dia kembali melanjutkan aktifitasnya menatap isi majalah itu.

"Hah? Bukannya kau suka dia? Kemarin aja sampe segitunya.. padahal cuman cemburu," goda Grimmjow dengan cengiran khasnya yang terkesan nakal.

Ulquiorra melirik kearah Grimmjow sebentar, lalu mendadak dia menyunggingkan senyum di wajahnya. Grimmjow yang melihatnya jadi semakin bingung dan gatal ingin menggoda sobatnya itu sekali lagi.

"Yakin gak ngerasa sakit jantung, liat pasangan bodoh itu?"

"Tidak, Sepertinya kamu salah menilai perasaanku waktu itu Bocah Biru," jawab Ulquiorra tenang, matanya masih tetap menatap isi dari majalah itu.

"Apa yang salah?" tanya Grimmjow mulai bingung.

"Aku itu hanya ingin menjadi teman Orihime bukan menjadi kekasihnya," jawab Ulquiorra lagi.

Grimmjow menyipitkan kedua matanya dan menggelengkan kepalanya perlahan. "Terserah kau saja Kalong!" ucap Grimmjow mulai pusing dengan ketidak pekaan sobatnya sendiri.

"Ngomong-ngomong kamu bantuin aku pilih kado aja," ujar Ulquiorra seraya menyodorkan majalah fashion itu ke arah Grimmjow yang sedah duduk di sebelahnya.

"Kado buat siapa?"

"Buat Orihime," jawab Ulquiorra polos.

'Apa? Orihime? Perhatian yang seperti ini bukannya di sebut suka? Dasar telmi!' umpat Grimmjow seraya menepuk keningnya. Sifat lamban sobatnya kali ini benar-benar membuatnya pusing.

"Kau memikirkan sesuatu ya?" tuduh Ulquiorra cepat.

"Tidak,"

"Bohong!"

"Tidak,"

"Bohong!"

Sepertinya pertengkaran kecil mereka ini membuat seorang Orihime ingin sekali menontonnya. Mata kelabunya terus menatap Ulquiorra ramah. Dari air wajahnya, terlihat dia menikmati pemandangan pertengkaran kecil itu. Namun sayang, aksinya menonton harus terhenti ketika Ishida menegurnya dan menatapnya curiga.

"Hime-chan, kau sedang melihat siapa?" tanya Ishida dengan nada curiga dan menuduh.

"Ah tidak, aku tidak melihat siapa-siapa... Hahaha.." jawab Orihime cepat.

"Kau bohong! Aku dari tadi memperhatikanmu terus menatap 'Pangeran' itu,"

"Bukan begitu Uryuu-kun, aku-" belum selesai Orihime mengucapkan kalimatnya, ishida sudah memotongnya dengan sedikit nada kasar.

"Aku gak suka! Aku gak suka kamu menatap cowok pucat seperti penyakitan itu! Cih, apa bagusnya cowok pucat itu? Aku rasa dia orang yang lemah dan penyakitan,"

Mata kelabu keperakan Orihime membulat keras, entah mengapa rasanya ada sesuatu yang mendorong emosinya untuk keluar. Namun disisi lain dia juga terlihat mengepalkan kedua tangannya tanda sedang menahan emosinya itu. Lalu di tatapnya Ishida dengan senyum dan sorot mata yang tajam.

"Kau bilang apa? lemah?"

WWWWW

Tanggal 3 september...

Sebuah rumah bak kastil negeri dongeng di pinggiran kota Karakura, terlihat sudah dipenuhi dengan gemerlap lampu berwarna-warni. Beberapa bodyguard dan security juga ikut terlihat menjaga keamanan di setiap pintu masuk rumah itu. Dilihat dari setiap tamu yang menggunakan pakaian formal dan undangnan yang bertuliskan nama 'Orihime' di tangan, membuktikan bahwa rumah itu milik Orihime. Hari ini tepat pada tanggal 3 september. Orihime Inoue berulang tahun. Di pestanya kali ini dia mengundang kurang lebih 400 orang dalam pestanya, termasuk tamu kedua orang tuanya. Diantara banyak tamu Orihime, hanya ada satu tamu yang nampak menjauhi rumah itu. Sesosok pria pucat berambut raven terlihat sedang berjalan menjauh seraya mengawasi situasi rumah itu menggunakan teropong nikon mini miliknya. Wajahnya yang pucat bertambah pucat ketika selesai mengawasi situasi rumah itu. Dari semua ciri khas itu, sudah terbukti sosok itu adalah Ulquiorra.

"Sesuai dugaan, rumah itu positif berbahaya," gumamnya pelan. "Apa aku pulang saja?"

Tepat di saat Ulquiorra patah semangat. Sebuah mobil van hitam melintas di hadapannya. Salah satu ban mobil itu kempes, membuat mobil itu berjalan sangat pelan. Dapat terlihat pula beberapa orang berpakaian rapi sedang mendorong mobil itu kelelahan. Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk menemui Ulquiorra yang saat itu sedang bimbang.

"Maaf, apa tuan teman dari nona Inoue?" tanya seorang pria itu sedikit ragu.

"Ya," jawab Ulquiorra singkat.

"Maaf tuan, bukan saya lancang... Tapi, bisakah saya dan teman-teman saya menumpang di mobil anda untuk menuju rumah nona Inoue? Kami harus tiba di sana tepat waktu, karna kami akan mengisi acara hiburan di sana," pinta pria itu dengan sopan.

Ulquiorra menatap pria itu beserta teman-temannya satu persatu. lalu terlintaslah sebuah ide untuk menerobos sistem keamanan rumah Orihime itu. Ulquiorra mengembangkan senyumnya sedikit dan menjawab;

"Baik, tapi maukah kalian membantu saya satu hal?"

"Apa itu?"

WWWWW

"Itu Kenapa?"

"Kenapa apanya Hime sayang?" jawab seorang wanita cantik dengan rambut Orange tua dan mata kelabu yang sama persis dengan milik Orihime. Dia adalah Rangiku, Ibunda dari Orihime sendiri.

"Kenapa banyak security dan bodyguard di pintu depan?" balas Orihime seraya menunjuk pintu gerbang rumahnya dari jendela kamarnya.

"Oh sayang, kau lupa? Kau kan anak dari dokter bedah terkenal dan salah satu pengusaha kaya raya di negeri ini. Jadi sebagai anak..."

"Ya aku mengerti, tidak perlu diteruskan lagi," potong Orihime lesu.

"Kalau begitu mama keluar sebentar ya sayang, mama mau menyambut beberapa tamu teman mama. Dandan yang cantik ya, muach," sebuah kecupan hangat Rangiku mendarat di atas ubun-ubun kepala Orihime. Lalu sedetik kemudian, Rangiku menghilang dari kamar itu.

"Nah, sekarang bagaimana Ulquiorra Schiffer?" bisik Orihime di ambang jendelanya, ketika dia menatap gerombolan security dan bodyguard di pintu gerbang rumahnya sekali lagi.

WWWWW

Pk.20.00, pesta ulang tahun bernilai miliyaran yen (Lebay) itu akhirnya di mulai. Beberapa kata sambutan sudah diberikan Ayahanda Orihime tercinta, Gin. Lalu, beberapa musik jazz juga tak kalah meriahnya melantun untuk mengisi suasana pesta itu. Beberapa tamu juga sudah terlihat sedang menikmati hidangan 'wah' yang sudah tersaji. Dari sudut ruangan terlihat sesosok wanita muda menggunakan terusan putih pendek, berjalan dengan anggunnya menuruni beberapa anak tangga. Rambut orange tuanya tertata rapi beserta ornamen yang di kenakannya. Sebuah topeng putih juga terlihat menutupi setengah dari wajahnya, membuat kesan tertutup di dirinya. Lantunan musik jazz berubah menjadi lantunan lagu 'happy b'day' dengan nada yang sedikit lebih berbeda. Rangiku dan Gin menyambut kedatangan Orihime dengan mengulurkan tangan. Dengan senyuman manis bak dewi turun dari khayangan (Lebay lagi. Haha) Orihime meraih kedua tangan orang tuanya itu. Dengan kedatangan Orihime, acara di lanjutkan kembali. Sebuah kue tart berukuran super besar berserta lilin berjumlah 17 di hidangkan di tengah ruangan. Setelah melakukan make a wish, Orihime meniup lilin bersamaan dengan akhir lagu 'happy b'day'. Tak lupa dia memotong kue itu yang ia persembahkan untuk kedua orang tuanya tercinta.

"Terima kasih ya sayang... Semoga panjang umur," bisik Rangiku seraya memberikan kecupan di pipi mulus Orihime.

Gin juga tidak mau kalah dengan Rangiku, istrinya. "Terima kasih Hime-chan, Papa sayang padamu," ucapnya seraya memeluk anak semata wayangnya itu.

"Sama-sama Mama-Papa," balas Orihime dengan mengembangkan senyumnya.

Kini acara kembali berlanjut. Sebuah kelompok penari tango siap mengisi acara ulang tahun Orihime pada malam hari ini. Lantunan musik tango mulai terdengar begitu sekelompok penari berseragam hitam disertai topeng itu memasuki ruangan satu persatu. Mereka mengambil posisi berpasangan satu sama lain. Tapi ada satu orang pria tersisa, dan dia akan menjadi pasangan Orihime dalam acara ini. Pria bertopeng hitam itu mendekati Orihime lambat-lambat. Telapak tangannya yang terbungkus sarung tangan satin putih itu terulur pada Orihime yang masih berdiri di tempatnya. Dengan senang hati Orihime menyambutnya. Setelah mengambil posisi seperti penari lain, Orihime menatap pria bertopeng itu lekat-lekat. Lalu tak lama kemudian, dia tersenyum manis.

"Kau pintar membuat kejutan," bisik Orihime tepat di telinga pria itu sebelum gerakan tango benar-benar di mulai. Seburat mata emerald menatap sepasang batu permata silver dengan puas.

"Berterima kasihlah pada sistem keamananmu itu," balas pria bertopeng itu dengan seringai.

"Kau siap?" tanya Orihime lanjut.

"Selalu," jawab pria itu yang tak lain adalah Ulquiorra dengan singkatnya.

Sebuah musik tango melantung dengan eksotisnya. Beberapa pasang penari sudah mempertunjukan gerakan menarinya satu persatu. Tak ketinggalan Orihime-Ulquiorra. Mereka menari seakan mereka adalah pasangan kekasih yang benar-benar dekat.

"Hey, kau hebat Ulquiorra-kun," ucap orihime di sela-sela gerakan tari mereka.

"Kau juga," balas Ulquiorra.

Penampilan Orihime-Ulquiorra pada malam hari ini, mengundang para tamu untuk menatap mereka berdua. Tak terkecuali Gin-Rangiku, orang tua dari Orihime sendiri. Mereka menatap pria bertopeng yang tak lain adalah Ulquiorra itu dengan curiga dan sinis. Lalu tak beberapa lama kemudian Gin menghilang dari keramaian itu. Sedangkan istrinya, Rangiku tetap duduk dan menikmati wine merah di meja VVIP. Kedua matanya masih tetap terjaga untuk memandang pasangan Orihime-Ulquiorra.

"Si kacamata kemana?" tanya Ulquiorra di sela-sela gerakan akhir tarian mereka.

"Gone..." jawab Orihime cuek.

"...Pardon?"

Orihime memutar bola matanya perlahan, kemudian dia kembali menatap wajah Ulquiorra. "Kau tau apa maksudku Ulquiorra-kun," ucap Orihime lanjut.

"Tapi... Kapan? Kenapa?" balas Ulquiorra yang masih tak percaya.

"Tadi pagi, tepatnya jam 00.00. Alasan? Karna kamu," jawab Orihime cepat. Kini dia menundukan kepalanya, malu.

"Aku? Tapi ke-" belum selesai Ulquiorra melanjutkan ucapannya, Orihime sudah memotongnya.

"Sssttt... Sudah cukup. Nanti akan kujelaskan, tidak sekarang,"

Ucapan Orihime barusan bersamaan dengan berakhirnya lantunan musik tango itu. Mereka berdua saling menatap satu sama lain tanpa memperdulikan para penari lain yang sudah mulai meninggalkan ruangan. Lalu setelah sadar, Ulquiorra melepaskan pandangannya dan beranjak meninggalkan Orihime. Tapi dengan cepat Orihime mencegahnya.

"Tunggu, Kau mau kemana?"

"Ke tempat aman, yang jarang ada cctv,"ucap Ulquiorra seraya mengecup punggung tangan Orihime dan menghilang dengan cepat di balik keramaian. Akibat tingkah Ulquiorra yang begitu manis, Orihime menjadi mengembangkan senyumannya yang terkesan sedikit malu-malu dan berjalan kembali menuju Rangiku di meja VVIP.

"Siapa dia?" tanya Rangiku curiga.

"Tidak ada, hanya seorang penari bertopeng," jawab Orihime sok polos.

"Sudah terlihat, maksudnya siapa namanya?" tanya Rangiku lanjut dengan gemas.

"Aku tidak tau," jawab Orihime masih dengan wajahnya yang sok polos.

Sepasang mata keperakan sama dengan milik Orihime menyipit sinis. Ya, sepasang mata itu milik Rangiku. Dia tak percaya anaknya akan bersikap seperti itu padanya. Dikibas rambut senja miliknya dan berusaha terlihat setenang mungkin. "Ngomong-ngomong Hime..." bisik Rangiku tiba-tiba.

"Ya, ma?"

"Kau masih ingatkan tujuan keluarga kita turun menurun?" ucap Rangiku lanjut, Ia menekankan suaranya di kata 'tujuan'. Membuat sebuah makna lain bagi Orihime yang mendengarnya.

"...Masih,"

"Bagus! Jangan sia-siakan semua pengorbanan dan latihanmu selama ini, karna mama-papa gak ingin..."

"Karna mama-papa gak ingin di buat kecewa? Aku sudah mengerti, sangat mengerti... Jadi tolong jangan bahas ini lagi. Apa lagi hari ini adalah hari ulang tahunku," potong Orihime cepat.

Kali ini raut wajahnya yang bahagia di penuhi dengan kerut-kerutan kekesalan. Beberapa detik kemudian dia melangkahkan kakinya menjauh dari keramaian dan menghilang. Seburat tangan mulus Rangiku meremas gelas berisi wine dengan kuatnya. Dia benar-benar sedang menahan emosi. Namun ia menghentikan kegiatan meremas gelas ketika suaminya tercinta, Gin kembali hadir dan duduk di sebelahnya. Diliriknya sekilas Gin yang sedang asik menikmati hidangan, seperti tidak terjadi sesuatu.

"Kau tenang sekali, Memangnya kau tau siapa 'Pria bertopeng' tadi?"

Gin mengunyah sebuah pai berry dengan gerak perlahan, lalu melirik ke arah Istrinya yang sendari tadi sedang menatapnya tidak sabaran. "Ulquiorra Schiffer," ucap Gin di tengah-tengah menikmati sensasi rasa pai berry yang tadi ia lahap.

"WHAT?" jeritan melengking suara Rangiku, sukses menarik perhatian beberapa tamu yang berada di sekitar mereka berdua. Lalu dengan senyuman dan sedikit gerakan akting, Rangiku juga sukses menenangkan para tamu itu kembali. "Gin, Kau sudah gila? Kau membiarkan anakmu sendiri di dekati oleh anak seorang pysco itu?" bisik Rangiku lanjut, kali ini wajahnya benar-benar panik dan pucat.

"Tentu tidak Ran-chan,"

"Lalu kenapa kau setenang ini? Memangnya kau ingin malam ini melihat jasad anakmu sendiri?" kali ini nada bisikan Rangiku mulai meninggi. Dia benar-benar sedang panik.

"Hime-chan tidak selemah itu, kau kan tau?" balas Gin masih dengan tenangnya.

"Tapi, kau juga jangan meremehkan bocah itu! Walau dia masih baru, tapi kemampuannya bisa di bilang sejajar dengan anak kita," ucapan Rangiku kali ini mendapat perhatian Gin sepenuhnya. Gin menatap rangiku dengan tajam. Sepasang mata dengan warna cakrawala kini terlihat dengan jelasnya, tak ketinggalan senyuman rubah terukir di bibir sang pemiliknya. Tak lama kemudian sang pemilik mulai berkata-kata;

"Tenang saja, dan percayalah. Wajah panikmu itu sudah merusak wajah manis Ran-chanku yang biasanya,"

Kata-kata Gin, benar-benar membungkan setiap kata yang sudah Rangiku rancang untuk membalas setiap alasan Gin yang tidak segera bertindak. Sebagai seorang gadis, Rangiku pasti akan tersipu begitu di puji oleh seorang pria. Apa lagi pria itu adalah suaminya tercinta sendiri. "Ka-Kalau kau sudah berkata begitu... Aku..." mendadak Rangiku jadi gugup sendiri dan beberapa rona merah muda bermunculan.

"Kau manis sekali Ran-chan, rasanya aku jadi ingin memakanmu," goda Gin seraya merangkul Rangiku dengan kedua tangannya yang ramping.

"Ugghh, diam! Ada banyak tamu, malu tau," elak Rangiku dengan cepat.

WWWWW

Atap gedung rumah Orihime terlihat sepi dan sunyi. Gelapnya malam menambah kesan horror di sekitar tempat itu. Terlihat juga seburat bayangan putih berjalan lambat-lambat mendekati seburat bayangan hitam yang sedang duduk asik di ambang atap.

"Ul-quiorra? Kau kah itu?" bisik seburat bayangan putih yang ternyata adalah Orihime. Sedangkan bayangan hitam itu hanya terdiam tidak menanggapi bisikkan Orihime, wujudnya pun masih samar. Karna kesal, Orihime langsung menghampiri bayangan itu dan membentaknya;

"Jangan main -main Ulqui-... Hey siapa kau?" bayangan hitam itu menghampiri Orihime dengan seringai yang mengerikan. Dia mengeluarkan sesuatu mengkilap dari saku jasnya, melihatnya membuat Orihime berjalan mundur dari tempatnya semula.

"Cih," umpat Orihime seraya melepas salah satu ornamen rambutnya yang ternyata adalah sebuah belati mini.

Terjadilah pertarungan antara seburat bayangan hitam dan Orihime sendiri. Mereka saling menyerang satu sama lain. Gerakan mereka cepat, lincah, dan kuat. Tapi sayang sepertinya hari ini bukan hari keberuntungan Orihime. Di tengah-tengah pertarungan, Orihime mendapati gaun putihnya membatasi gerakannya. Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya Orihime memutuskan untuk mundur dan menyelamatkan diri. Dengan langkah cepat Orihime berusaha melarikan diri menuju keramaian.

PRAK!

Hak dari sepatu Orihime patah sebelah, membuatnya semakin sulit melarikan diri. Setelah agak lama berfikir, akhirnya dia memutuskan untuk melepas kedua sepatu hak tingginya itu dan terus berlari melarikan diri.

"Sampai kapan kita mau bermain kucing dan tikus? Huahahahaha!" tawa iblis terdengar menggelegar di atap gedung rumahnya yang sunyi.

Tanpa di sadari Orihime dan seburat bayangan hitam itu, ternyata seseorang sudah mengikuti mereka berlari kejar-kejaran. Seseorang itu mendekati seburat bayangan hitam yang mengejar Orihime dengan cepat lalu berkata;

"Sampah,"

BUAK!

Sebuah pukulan kuat, kasar dan berat mendarat halus di belakang leher bayangan itu. Seketika bayangan itu jatuh tersungkur.

"Ulquiorra-kun!" ucap Orihime girang, ada sedikit nada lega juga di ucapannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Ulquiorra cemas.

"Umm, aku baik-baik saja," balas Orihime cepat, mata kelabunya tetap berwaspadah menatap bayangan hitam yang mengikutinya tadi bangkit berdiri kembali.

Karna di tempat mereka berdiri sekarang terdapat banyak cahaya, bayangan hitam tadi kini terlihat wujud aslinya. Seorang pria bertubuh tinggi besar, dengan sebelah mata tertutup dengan penutup mata (Author : kayak bajak laut gitu deh.. hehe). Dia juga memperlihatkan deretan gigi putih yang mengkilap miliknya ketika menatap Orihime dan Ulquiorra berdiri bersebelahan.

"Sepertinya tugasku sudah selesai," bisik pria itu seraya menusukan sesuatu yang mengkilap yang sendari tadi ia gunakan untuk menakut-nakuti Orihime kedalam dadanya sendiri. Singkat kata dia menghabisi nyawanya sendiri.

"A-APA APAAN INI?" sentak Ulquiorra bimbang, darah segar juga terlihat berhamburan kemana-mana mengotori celana hitam dan kemeja putihnya.

"..." Orihime hanya terdiam terpaku, dia menatap sekelilingnya dengan kaku. Peluh juga menetes di setiap seti keningnya. Ulquiorra yang mendapati Orihime terpaku seperti itu menjadi reflek bertanya;

"Kenapa Onna?"

"Mouse Trap!" desis Orihime menatap Ulquiorra kaku.

'Mouse trap? apa maksudnya?' umpat Ulquiorra secara melirik ke arah sekeliling mereka berdua.

Setelah melirik sekeliling, mata emerald Ulquiorra menegang. Ternyata di sekeliling mereka kini sudah ada banyak bodyguard Orihime yang menodongkan senjata api kearahnya, dalam keadaan siap menembak kapan saja. Posisi ini membuat Ulquiorra menyadari maksud dari Mouse trap yang di ucapakan Orihime tadi. Pria tinggi besar yang menyerah Orihime adalah umpan untuk membuat Ulquiorra hilang kewaspadaan dan keluar untuk mengejar Orihime yang sedang di serang, sampai kesini. Ulquiorra masuk jebakan.

"Mundur Ulquiorra-kun," bisik Orihime rendah. Dia lindungi Ulquiorra dari balik tubuhnya.

"Tapi Onna-"

"Sudah turuti aku saja dulu," potong Orihime dengan nada berbisik sedikit tinggi.

Melihat posisi Orihime yang melindungi Ulquiorra dari acungan para senjata api itu membuat para bodyguard itu ragu dalam posisinya masing-masing. Ada pula yang mengeluarkan komentar-komentar.

"Nona muda, menyingkir! Dia bisa membunuh nona dalam sekejap! Lihat yang dilakukannya terhadap Nnoitra Gilga! Dia membunuhnya nona, Lihat!"

"Iya nona! Nanti nona bisa terluka,"

Orihime menatap semua bodyguardnya yang sudah mulai panik dan menegang melihat tingkahnya yang melindungi Ulquiorra. "BERISIK!" sentak Orihime keras.

"Kalian salah paham, Ulquiorra-kun bukan orang jahat! Sekarang kalian mundur! Ini perintahku!" bentak Orihime lanjut. Ucapannya barusan sudah mampu membuat Ulquiorra sangat percaya bahwa Orihime benar-benar di pihaknya.

PROK! PROK! PROK!

Suara tepukan tangan terdengar di antara rombongan bodyguard itu. Mendengar tepukan tangan itu, para bodyguard seperti menyingkir memberi jalan sang asal suara. Mata kelabu Orihime menyalak mendapati seorang pria tinggi ramping berjalan di tengah-tengah para bodyguard yang sedang memberi jalan untuknya. Pria itu tersenyum licik dan telapak tangannya terus memberikan tepukan.

"Selamat Hime-chan, Selamat!" ucap Pria tinggi itu.

"Pa-Papa.."

Mendengar ucapan Orihime barusan, Ulquiorra mengepalkan kedua tangannya dan menatap Gin keras. Raut wajahnya kaku dan ada sedikit haus dendam di tatapan matanya. Sebenarnya apa yang sedang ada di pikirannya saat ini? Ichimaru Gin mendekati Orihime dan Ulquiorra lambat-lambat. Dia santai tapi juga terlihat sedikit waspadah. Setelah berjalan cukup dekat, Gin mengulurkan tangannya pada Orihime yang masih mematung di tempatnya.

"Hime-chan, ayo kembali ke pesta. Penampilanmu sungguh memalukan," tawar Gin dengan senyuman khasnya.

"Papa, tapi Ulquiorra-kun..."

"Tidak apa-apa, kau pergi saja," bisik Ulquiorra memotong ucapan Orihime. Mendengarnya Orihime malah justru semakin ingin membelanya dan tetap berdiri melindunginya.

"Orihime Inoue, Jadi kau lebih memilih pemuda ini ketimbang orang tuamu sendiri?" ucap Gin dengan nada sedikit tinggi.

"Bukan begitu papa, aku tidak..." lagi-lagi ucapan Orihime dipotong, kali ini ayahnya sendiri yang memotong ucapannya.

"Seorang pria yang masuk diam-diam dan membunuh seseorang seperti itu, masih kau percaya?"

"Ini salah paham, pria itu bunuh diri! Ulquiorra-kun bersih papa!" Pekik Orihime meyakinkan.

Gin menarik tangan Orihime paksa untuk berdiri di sisinya. "Semua tangkap Ulquiorra Schiffer hidup atau mati!" perintah Gin keras.

"Jangan!" jerit Orihime, namun sayang semua bodyguard itu hanya mau menuruti perkataan ayahnya saja.

Semua rombongan bodyguard itu berjalan mendekati Ulquiorra dengan waspadah. Begitu sebaliknya Ulquiorra juga sudah siap jika harus bertarung. Semua orang yang ada disitu, mengira akan terjadi suatu pertarungan yang kejam dengna jumlah yang tidak seimbang. Tapi sayang, sepertinya takdir tidak mengatakan demikian. Seorang gadis mungil dengan percaya diri, berdiri di depan Ulquiorra. Senyumannya yang manis juga sorot mata violet yang sini membuat para bodyguard itu menghentikan langkahnya.

"Stop," ucap gadis mungil itu dengan santainya.

"Menyingkir dari sana nona, kami akan menangkapnya," ucap salah seorang bodyguard Orihime.

Gadis itu hanya terdiam, dia bahkan tidak mau mergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Kuchiki-san, Kenapa kau ada disini?" tanya Orihime di dalam genggaman tangan ayahnya.

"Kuchiki? Oh, kau anak dari keluarga bangsawan terpandang itu?" ucap Gin mendadak.

Nama gadis mungil itu Rukia Kuchiki, anak dari keluarga terpandang Kuchiki. Seluruh jepang juga sudah mengakui ketenaran dari keluarga tersebut selama turun menurun sampai sekarang. Lalu sekarang mengapa seorang gadis memiliki peran penting seperti itu berada di tengah kekacauan ini? Begitulah setindaknya yang di pikirkan oleh semua orang yang menatapnya saat ini.

"Maaf, Ichimaru-san... Sepertinya Ulquiorra sudah membuat keonaran. Aku yang akan bertanggung jawab untuk membereskan kekacauan yang telah di perbuatnya," ucap Rukia masih dengan senyum manisnya.

"Apa maksudmu?" tanya Gin sedikit geram.

"Karna sebenarnya Ulquiorra Schiffer adalah tunanganku,"

'WHAT? Apa dia bilang?' umpat Ulquiorra shock.


Spik dari Author kikuk : Fyuhh kelar... Akhirnya aku bisa bikin chap yang panjang juga... :D *semoga bisa mengobati atas kelamaan updatenya -_-* Maaf yaa semua..

Kembali lagi ke fic, apa ceritanya makin gak jelas? Benarkah itu? Penulisan kembali jadi ancur? masa? (-_-) Oiya, buat jawaban tebak-tebakan kemaren, maaf nih buat fans UlquiNel n SesshxKikyo... Aku gak bisa ngabulin permintaan kamu buat gak bikin mati Ishida. *nunduk 90 drajat* Jawaban tebak-tebakan ini sepertinya sudah jelas terbaca dari fic diatas. Kalo berkenan aku mau kasih tebak-tebakan lagi. Hehehe.. ^^;

Aduh... aku lagi gak mood ngomong panjang lebar, hehehe *di gampar para reader* Miinta reviewnya aja boleh? Pleaseee... :))