Tittle: Love me Tender

Universe: AU

Rating: T

Genre: Romance/Drama/Comedy

Summary: Sakura menikah dengan pria yang selalu dicintainya selama ini. Seharusnya itu membuatnya bahagia, tapi sebuah rahasia membuat pernikahan mereka berubah menjadi komedi yang menyedihkan.

Disclaimer: Naruto punya Kishimoto-sensei, Love me Tender punya Elvis Persley.

.

PROLOG

.

Love me tender, love me sweet,
never let me go.
you have made my heart complete,
and i love you so.

(Cintai aku dengan lembut, cintai aku dengan manis,

Jangan pernah lepaskan aku.

Kau telah melengkapi hatiku,

dan aku sangat mencintaimu.)

Lagu itu menggema memenuhi gereja dan telingaku terasa terbakar mendengar lirik lagu itu. Bukannya aku benci pada lagu-lagu Elvis, tidak sama sekali. Hanya saja aku merasa lagu ini terlalu manis untuk dinyanyikan sekarang.

Aku menggigit lidahku untuk mencegah diriku mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya kuucapkan. Kakekku menggandengku dan mengantarkanku ke altar, ia memasang wajah bahagia dan tentu saja mereka juga mengharapkan agar aku memasang wajah bahagia. Aku harus tampil sebaik mungkin, agar tidak mengecewakan para tamu dan membuat kecewa pihak mempelai pria. Perusahaan kakek, dan segalanya, dipertaruhkan di pernikahaan ini.

Dua hal yang menjadi alasan berlangsungnya pernikahan ini. Untuk menyelamatkan perusahaan kakekku, itu alasan pertama dan alasan kedua adalah untuk menyelamatkan karir laki-laki itu. Karir dan nama baiknya.

Tidak ada cinta sama sekali. Ah mungkin ada, tapi itu bukan darinya.

Love me tender, love me true,
all my dreams fulfilled.
For my darling i love you,
and i always will.

(Cintai aku dengan lembut, cintai aku sungguh-sungguh,

semua mimpiku telah terpenuhi.

Untukmu sayangku, aku mencintaimu,

dan akan selalu begitu.)

Tidak, dia tidak akan pernah mencintaiku.

Tentu saja tidak.

Aku tahu persis alasannya.

Ya Tuhan, aku masih tidak bisa percaya, untuk apa aku tetap melangkahkan kakiku ke arah altar? Lirik lagu itu membuatku gila, love me tender?. Ironis sekali, aku jadi penasaran, apa Elvis Persley membuat lagu itu memang hanya untuk memperolokku?

Aku tidak sekalipun melirik ke arah pengantin pria, karena aku tahu kalau aku menatapnya aku akan menangis. Dan semua orang akan tahu, itu bukan tangis bahagia.

Dadaku sakit. Kalau saja aku bisa memakai alasan ini untuk membatalkan pernikahan ini, YA TUHAN, MEMPELAI WANITANYA TERSERANG PENYAKIT JANTUNG, BATALKAN PERNIKAHANNYA! Tapi aku tahu kakek tidak akan membiarkannya. Aku mendongak sedikit melirik ke arah Yakuza tua itu, 'ya ampun' pikirku, 'kenapa kakek tidak tetap jadi yakuza saja sih? malah mendirikan perusahaan yang akhirnya bangkrut?'

Aku sama sekali tidak bahagia. Aku melirik ke arah Inoo yang tersenyum ke arahku di antara para undangan. Matanya berair. Aku penasaran apa yang membuatnya menangis, apa karena terharu melihatku dalam balutan baju pengantin, atau karena sedih melihatku menikah dengan cara begini, atau karena alergi serbuk bunga yang dideritanya? Kalau alasan yang terakhir aku jadi sedikit cemas, Inoo agak sensitif pada serbuk bunga di musim semi. Apa dia bawa obat alerginya?

Aku menghela nafas, perjalanan menuju altar ternyata tidak menyenangkan, padahal harusnya altar tidak begitu jauh tapi entah mengapa waktu berjalan begitu lambat.

Lambat?

Tidak juga.

Baru dua minggu yang lalu aku berkata pada Inoo tentang pernikahan. Dan kini aku menikah. Astaga…


"Sudah, cukup... aku bosan mendengarnya," keluh Inoo, ya itu dua minggu yang lalu, aku berguling di kamarnya, mengganggunya yang asyik membaca majalah dengan ceritaku mengenai pernikahan impianku.

"Tapi aku tergila-gila padanya" kataku tidak menghiraukan gerutuan Inoo yang bosan dengan topik ini... "Ya ampun Inoo... Siapa yang bisa menolak pesona cowok terimut di kota ini? Ah, Naruto Uzumaki~"

"Tidak ada yang bisa menolaknya," kata Ino mengakui sambil tetap terfokus pada majalahnya, "...termasuk para cowok."

Aku mencubit Inoo di pinggangnya. Aku tidak suka kalau dia bersikap sarkastik seperti itu, "Makanya, aku mau menikah dengannya, aku ingin jadi Nyonya Uzumaki!"

Inoo tertawa, "Kau tahu kan Naruto Uzumaki itu anggota boy band yang sedang sangat popular saat ini? Kau bisa mati dikeroyok para fans!"

"Dengar ya Inoo-chaaaan," kataku serius, "Kakekku kan punya perusahaan rekaman, siapa tahu dia bisa mengundang boyband mereka ke pesta perusahaan? Jadi kita bisa beremu Naruto dan personil band lainnya!"

Inoo tersenyum mendengar kata-kataku ini, bukan berarti dia berharap bahwa kata-kataku akan menjadi kenyataan, ia tersenyum hanya untuk menahan tawanya, "lalu?"

"Akan kupaksa dia menikahiku"


Tentu saja semua yang kukatakan waktu itu hanya lelucon. Yang benar saja... Tuhan dan Inoo pasti tahu aku tidak benar-benar menginginkan pernikahan. Tidak sampai aku berusia 28 tahun!

Love me tender, love me long,
take me to your heart.
For its there that i belong,
and we'll never apart.

(Cintai aku dengan lembut, cintai aku yang lama,

bawa aku ke dalam hatimu.

Karena disanalah tempatku berada,

dan kita tidak akan pernah terpisah.)

Aku nyaris tertawa detik itu juga. "take me to your heart for its there that i belong and we'll never apart" ? Siapa sih yang memilih lagu ini untuk dimainkan di upacara pernikahanku? Biarkan aku menuntutnya di pengadilan, DEMI TUHAN!

Akhirnya aku melihat ke arah sang mempelai pria, dan atas nama Tuhan, aku terpesona. Seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perutku, dan aku siap untuk mati saat itu juga. Kenapa dia harus pakai tuxedo? Tidak tahukah dia bahwa dia memakai tuxedo sama berbahayanya dengan Hitler dengan pistol ditangannya. Dia bisa membunuh hanya dengan penampilannya itu. Dan aku siap untuk terbunuh. Tampan sekali!

Dia tersenyum padaku. Aku nyaris percaya pada senyumannya kalau aku tidak ingat, orang ini pernah memenangkan penghargaan sebagai "the best suporting actor". Ok… mungkin lain kali dia akan menang oscar untuk senyum manisnya itu, padahal aku yakin dan tahu seberapa marahnya dia saat ini. Aku paham kenapa dia marah atas pernikahan yang tidak diinginkannya ini—aku pun marah untuk alasan yang nyaris serupa.


Love me tender, love me dear,
tell me you are mine.
i'll be yours through all the years,
'til the end of time.

(Cintai aku dengan lembut, cintai aku sayangku,

katakan bahwa kau milikku.

Aku akan menjadi milikmu untuk melewati semua tahun,

hingga akhir waktu.)

Langkahku terhenti di hadapannya.

Akhirnya, perjalanan menuju altar yang sangat panjang itu berakhir juga. Sekarang aku mengerti mengapa mereka menyebutnya sebagai a walk to remember, karena selama melangkah tadi aku terus mengingat banyak hal. Aku menghindari menatap matanya. Aku pun melirik ke arah pendamping pria yang dipilihnya untuk mendampinginya. Itachi Uchiha mengedipkan sebelah matanya padaku dan tersenyum. Tadinya aku pikir Sasuke lah yang akan mendampinginya. Ah, tapi aku tahu kenapa pada akhirnya Itachilah yang menjadi pendampingnya.

"Uzumaki, aku harap kau jaga baik-baik cucu perempuanku," kata Kakek dengan nada mengancam. Badan kakek jauh lebih besar darinya dan tentu saja, lebih mengerikan. Ia menyerahkan tanganku padanya. Dan Naruto Uzumaki, pria yang paling kukagumi seumur hidupku, tersenyum sopan dan tampak sangat meyakinkan pada kakek sebelum kemudian meraih tanganku.

"Pasti." katanya meyakinkan.

Aku heran kenapa dia tidak mendapat tawaran untuk berakting di Holliwood? Dengan kemampuan aktingnya saat ini, ia dapat memenangkan Oscar.

Kami pun melanjutkan berjalan mendekati altar. Aku mencium aroma tubuhnya yang unik, jahe dan pinus? Hmmm, segar dan maskulin.


"Jangan harap ini akan jadi pernikahan yang bahagia, Tuan Putri…" ancamnya dengan bisikan yang hanya bisa didengar olehku. Andai dia tahu seberapa kuat kata-kata itu menggenggam hatiku dan meremukkannya, mungkin dia akan memilih kata-kata lain.

"Jangan mengancamku, Pangeran!" kataku geram tepat saat kami mencapai altar, mencoba untuk terdengar kuat dan tegar, "Rahasiamu ada di tanganku."


Author's Note:

Fanfic pertama saya di Fandom Naruto, sebenarnya saya nggak pernah baca/nonton sama sekali tapi saya iseng-iseng nyoba nulis di fandom ini. Maaf kalau bahasa Indonesia saya aneh karena saya terbiasa nulis di fandom English. Ok, review...?

.

Recchinon.