Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Sakura & Sasuke

Genre : Friendship & Romance

Rated : T

Warning : Abal-abal,gaje,terlalu dramatis,OOC abis, pokoknya DON'T LIKE DON'T READ

*My Best Friend Is My Love*

By : Onyxita Haruno

Mentari pagi mulai menyongsong. Dengan sinarnya yang mulai menyelinap melalui celah-celah jendela. Menyadarkan sebagian orang dari mimpi indahnya. Termasuk membangunkan seorang gadis berambut merah muda sepunggung. Perlahan, gadis itu mulai memperlihatkan kedua mata Emeraldnya yang indah.

"Nghh.." gumamnya.

"Sakura, ayo bangun! Nanti kau bisa telat ke sekolah!" Teriak seorang wanita dari luar kamar.

"iya bu, aku sudah bangun" jawabnya.

Gadis yang diketahui bernama Sakura itu pun segera pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

15 menit kemudian, Sakura telah selesai mandi. Ia berjalan ke arah lemarinya dan mencari seragam sekolahnya. Setelah menemukan apa yang dicarinya, ia pun segera menggunakannya. Karena merasa bahwa seragamnya belum rapi, ia mengamati dirinya pada cermin dihadapannya. Kemeja putih dengan dasi berwarna biru muda kotak-kotak, rok selutut dengan warna yang sama dengan dasinya, sepatu hitam bertali, juga tas black lightnya. Rambut merah mudanya yang biasa ia gerai kini diikat. Ia tersenyum simpul memperhatikan penampilannya.

"Sakura! Cepat sedikit! Sasuke sudah menunggumu" teriak wanita paruh baya dari ruang makan, yaitu ibu Sakura, Rin Haruno.

"iya, aku bentar lagi turun" jawabnya berteriak agar terdengar ibunya.

Sementara itu di ruang makan.

"Sakuranya masih lama ya tante?" tanya pemuda tampan berambut raven.

"Mungkin sebentar lagi, tante tinggal ke halaman belakang dulu ya" jawab ibu Sakura.

Pemuda yang bernama Sasuke itu mengangguk sopan.

Sasuke POV

Hai, namaku Uchiha Sasuke. Aku bersekolah di Konoha Senior High School. Saat ini aku sedang menunggu sahabat karibku sejak kecil, Haruno Sakura. Setiap pagi, tidak jarang aku menunggunya. Huhh! Dia itu kalau ingin berangkat sekolah selalu saja lama. Entah apa yang ia lakukan di dalam sana. Ingin rasanya meninggalkannya dan berangkat sekolah sendiri, tapi wajah melasnya itulah yang selalu membuatku kalah. Tck, konyol sekali.

Sasuke end POV

Tidak sampai 2 menit setelah ibu Sakura pamit, seorang gadis berlari menuruni tangga dengan kaki jenjangnya.

"G-Gomen, menunggu lama?" tanya Sakura

Sasuke hanya memasang muka datar. Ia sudah biasa jika setiap pagi harus lama menunggu sahabat kecilnya itu.

"Hn" jawabnya dengan wajah yang masih datar.

Sakura hanya nyengir lebar memperlihatkan gigi putihnya.

"Sudah, ayo berangkat" ujar Sasuke seraya beranjak pergi.

"Sasuke marah ya?" gumam Sakura sedih.

Mendengar sahabatnya bergumam sedih, Sasuke memutar tubuhnya kembali. Saat melihat kebelakangnya, Sakura tengah menunduk sedih. Ia hampiri sahabat karibnya itu.

"Sudah, aku tidak marah kok" ujar Sasuke.

Sakura menaikan kepalanya dan menatap sahabatnya itu tidak percaya.

"Benar kau tidak marah?" tanya Sakura meyakinkan.

Sasuke tersenyum dan memberi anggukan sebagai jawabannya.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat!" tukas Sakura ceria.

Mereka pun berangkat ke sekolah bersama dengan berjalan kaki. Menurut mereka, berjalan di pagi hari itu baik untuk kesehatan sebagai pengganti olahraga pagi. Lagipula sekolah mereka tidak terlalu jauh dari rumah.

Sesampainya di Konoha Senior High School, mereka berpisah arah. Sasuke berada di kelas XI A, sedangkan Sakura berada di kelas XI B.

"Ohayou" ujar Sakura saat membuka pintu kelasnya.

"Ohayou, Sakura" sapa Tenten

"Ohayou, Sakura-chan" sapa Hinata denagn suara khasnya.

Sakura hanya tersenyum dan menghampiri bangkunya yang berada di sebelah Hinata.

"Sakura, kau tahu tidak-"

"Tidak" sebelum Tenten menyelesaikan perkataannya, Sakura telah memotongnya.

"Hei, aku belum selesai bicara!" tukas Tenten geram

"Iya gomen, memang ada apa?" tanya Sakura

"Kau tahu tidak, kalau hari ini di kelas kita ada murid baru? Katanya sih pindahan dari Ame Gakuen" ujar Tenten

"Oh ya? Cewek atau cowok?" tanya Sakura mulai antusias.

"Sayangnya dia cewek" jawab Tenten

"T-Tapi, sepertinya dia pintar. Apalagi pindahan Ame Gakuen" ucap Hinata menimpali.

Sakura hanya mengangguk mengerti.

Di kelas XII A

"Hei, Teme kau tahu tidak kalau hari ini ada murid baru?" tanya pemuda perambut pirang, Naruto.

"Tidak" jawab Sasuke datar

"Dan katanya dia pindahan dari Ame Gakuen, kalau tidak salah dia masuk kelasnya Sakura" ujar Naruto lagi

"Tidak peduli" cerca Sasuke.

"Dia cewek, lho" ujar Naruto yang sedikit menggoda.

"Bodo amat" jawab Sasuke tidak peduli

"AHH! Kau ini, tidak asik" geram Naruto karena merasa di kacangin dan segera kembali ke tempat duduknya.

TEETTT.. TEETTT…

Bel tanda jam pelajaran dimulai pun berbunyi.

Di kelas XII B, Sakura masih terdiam menunggu pelajaran pertama dimulai. Ia juga sempat membayangkan hal tentang murid baru itu. 'Memang dia seperti apa sih?' batinya. Tak lama guru Kurenai-guru matematika-datang.

"Ohayou, anak anak" sapanya saat memasuki kelas.

"Ohayou, sensei" sapa balik para murid

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Ame Gakuen… silahkan Yamanaka-san" ujar guru Kurenai mempersilahkan pada murid baru tersebut.

Detik kemudian masuklah seorang gadis cantik dengan rambut pirang yang ia kuncir kuda. Juga poni yang penutupi sebelah matanya.

'Ohh, jadi dia murid baru itu.. hmm, cantik juga' batin Sakura memperhatikan penampilan gadis tersebut.

"Ohayou, Namaku Yamanaka Ino pindahan dari Ame Gakuen High School, mohon bantuannya" ujar Ino memperkenalkan diri.

"Baiklah Yamanaka-san, kau boleh duduk..." guru Kurenai menggantungkan perkataannya dan memandang ke sekeliling.

Guru yang terkenal killer itu hanya menggeleng kepala melihat para murid cowok menepuk-nepuk kursi di sebelahnya. Bahkan ada yang menyuruh teman sebangkunya pindah.

"Yamanaka-san kau bisa duduk, hmm.. di sebelah Tenten. Kau tidak keberatan kan Tenten-san?" tanya guru Kurenai pada gadis bercepol dua.

"Tentu saja tidak, sensei" jawab Tenten bersamaan dengan desahan kecewa dari para murid cowok.

"Baiklah, silahkan Yamanaka-san" ujar guru Kurenai

"Baik" tukas Ino.

Ino pun menghampiri bangku yang ada di samping Tenten. Ia sempat tersenyum saat melewati Sakura.

"Baiklah anak-anak buka halaman 46 kita akan membahas tantang aritmatika.. blablabla.."

Saat istirahat pun tiba. Para siswa maupun siswi pada berhamburan dan memenuhi kantin sekolah. Itulah kebiasaan para murid KHS, seperti tidak dikasih makan saja.

"Sakura, kau mau pesan apa?" tanya Tenten.

"Hmm, aku onigiri dan lemon tea saja" jawab Sakura

"Kau Hinata?" tanya Tenten pada gadis berambut Indigo.

"A-Aku bawa bekal Tenten-chan" jawab Hinata.

"Hhh, kau Yamanaka-san?" tanyanya pada gadis bermata aquamarine.

"Aku, lemon tea saja" jawabnya ramah.

"Baiklah aku pesankan dulu ya" ujar Tenten kemudian lenyap di kerumunan para murid.

Suasana hening menyelimuti meja mereka, sampai pemuda pirang merusak suasana.

"Hinata! Sakura!" teriak pemuda tersebut, Naruto.

"Naruto, kau ini! Lihat tuh, Hinata jadi kaget oleh suara toamu itu" kata Sakura seraya tersenyum jahil pada Hinata.

"Ahh, t-tidak kok, a-aku tidak k-kaget" tukas Hinata sambil blushing.

"Hahaha.. gomen Hinata" ujar Naruto lalu duduk tepat di samping Hinata, membuat Hinata kembali blushing berat.

"Hei, kau anak baru itu kan?" tanya Naruto memperhatikan seorang gadis duduk tepat di seberangnya.

"Ah, ya. Kenalkan akuYamanaka Ino" jawab Ino seraya mengulurkan tangan. Berniat berkenalan

"Aku Uzumaki Naruto, senang berkenalan denganmu Yamanaka-san" ujar Naruto membalas uluran tangan Ino.

"Panggil saja aku Ino, jangan nama margaku" pinta Ino sopan.

"Baiklah, Ino" ucap Naruto.

Ino tersenyum menanggapi keceriaan teman barunya tersebut.

Sakura hanya menggeleng gelengkan kepala.

"Makanan datang!" ujar seorang gadis bercepol dua tiba-tiba.

"Ah, Arigatou Tenten" ucap Sakura dan Ino bersamaan.

Mereka pun mulai menyantap makanan mereka.

"Hei, dobe! Kenapa kau meninggalkanku, hah!" geram seseorang tepat di belakang Naruto.

Dengan perasaan takut-takut, perlahan Naruto menoleh ke belakang.

Dengan hati-hati, Naruto mendongak melihat wajah orang tersebut.

Dan terlihatlah wajah pemuda tampan yang penuh dengan urat kemarahan. Naruto hanya nyengir lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.

BLETAK

"Aww, sakit teme!" gerutu Naruto sambil meringis.

"Kenapa kau meninggalkan ku, hah? Kau ingin membuatku terbunuh oleh mereka?" geram Sasuke—pemuda tersebut—penuh amarah.

"A-Aku hanya mencoba menyelamatkan diri dari para Fansgirlmu yang kelewatan stress itu" ujar Naruto menjelaskan.

"Dan membiarkanku mati di tangan mereka?" ujar Sasuke dengan wajah yang menunjukan bahwa ia memang kesal dengan temannya itu.

"Sudahlah Sasuke, Naruto kan sudah menjelaskannya. Lagi pula… kau tidak benar-benar mati di tangan mereka kan. Makanya punya wajah jangan tampan-tampan, itulah resikonya" bukannya membela, justru Sakura malah menyindir Sasuke.

Sasuke hanya berdecak kesal dan menyomot onigiri yang detik kemudian akan masuk ke mulut Sakura lalu duduk tepat di sebelah gadis pink itu.

Sakura memajukan bibirnya bertanda kesal lalu memberikan pemuda itu death glare andalannya.

Sasuke masih sibuk dengan onigiri hasil comotnya. Matanya tak sengaja menangkap seorang gadis cantik tengah makan.

Sasuke masih memperhatikan gadis di seberangnya.

"Dobe, apa dia yang kau maksud anak baru itu?" tanya Sasuke pada Naruto dengan berbisik. (susunan duduknya itu, dari bangku timur sebelah kiri, Hinita, Naruto, Sasuke, Sakura. Sementara di bangku sebelah barat ada Tenten dan Ino).

"Tentu saja, memang kenapa? Cantikkan?" ujar Naruto jahil.

Sasuke memperhatikan gadis di depannya sekali lagi. Merasa di perhatikan, sang gadis pun mendongak. Onyx bertemu Aquamarine. Ino tersenyum lembut dengan semburat merah di pipi putihnya.

Sasuke terus memperhatikan tanpa peduli bahwa gadis tersebut tersipu malu.

"Cantik… dan manis" ujarnya tanpa sadar.

Hal itu membuat semua orang yang ada di meja tersebut menatapnya aneh.