Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

I beg you do not read this if you hate this pair.

SasuNaru Slight SaiNaru

Tiga Wajah Wanita Belongs to Agnes Marina

Chapter 1 : Pertemuan

Namaku Uchiha Sasuke umur 24 tahun. Aku adalah seorang penakluk wanita maupun pria. Yaa… sebut saja aku adalah seorang gigolo. Seorang pemuas dahaga nafsu seseorang. Tidak ada yang bisa menolak kharismaku sebagai Uchiha. Semua takluk di bawah kuasaku. Sekali aku mengerling maka mereka tidak bisa menolakku. Apapun yang ku inginkan, maka semua akan terpenuhi dalam sekejap. Bahkan hasratku sekalipun. Hasrat birahiku.

4 tahun lamanya telah ku geluti profesiku ini. Mau bagaimana lagi, aku harus tetap bertahan di dunia yang penuh kebohongan ini. Karena, Itachi-Baka Anikiku itu telah membunuh seluruh penyandang nama Uchiha di dalam klan kami. Meninggalkan aku sendirian dengan harta yang telah di tarik pemerintah. Aku tidak peduli harta itu, Hn ambil saja semuanya. Karena menurutku harta itu telah berlumuran darah kotor penghianat dalam keluargaku. Aku tidak sudi memakan hasil kotor itu. Ya… walaupun hasil yang aku makan juga lebih kotor. Tapi aku bangga karena itu hasil keringatku sendiri. Keringatku yang hina. Sehina tubuh dan juga hatiku.

Dering hpku bernyanyi di ujung meja sana membuat seluruh imajinasiku terbang di awing-awang. Segera saja ku ambil gadjet itu menekan tombol berwarna hijau, terdengar suara seorang wanita di sana.

"Hallo Sayang! Kamu lagi ngapain nih…udah bangun?" katanya.

"Hei Yang…tumben nelpon pagi-pagi," kataku kepadanya. Terdengar kikikan kecil di sana. Aku masih menunggu jawaban darinya "Iya nih…aku lagi kangen kita ketemuan yuk?" ajaknya kepadaku membuat sudut bibirku terangkat seketika membentuk serigaian a la klanku yang telah lama hancur. "Apa sih yang enggak buat kamu," godaku kepadanya "Kita ketemu di mana?" tanyaku melanjutkan kalimat yang sengaja ku putus. Serigaianku makin melebar saja karenanya. 'Ini menyenangkan,' pikirku senang.

"Nanti malam aja kamu ke apartment-ku, bisa 'kan? Jangan lupa siapkan 'senjatamu'," katanya sambil mendesah sexy.

"Bisa tenang aja, aku siap kok,"

"Oke deh Yang sampai ketemu nanti bye~"

"Bye~"

Sambungan terputus aku kembali melanjutkan tidurku dengan segera menutup mata onxyku sambil memeluk tubuh yang di sebelahku. Pasangan tidurku saat ini.

Seorang pemuda pirang tengah tertidur nyenyak di kasurnya yang empuk. Walaupun matahari telah tinggi, ia tidak juga berniat bangun dari tempat yang nyaman itu. malah semakin bergelung nyaman di dalamnya. Hingga sebuah ramah seseorang membuatnya terlonjak seketika.

"Naruto-sama bangun anda harus pergi ke kantor hari ini."

Mendengar nama 'kantor' segeralah pemuda pemilik Namikaze corp itu turun dari kasurnya. "GYAA LAMBAT!" teriaknya histeris meninggalkan pria berambut coklat di kuncir itu geleng-geleng kepala melihatnya.

"Dasar Naruto-sama itu," katanya prihatin. 'gak pernah bener' batinnya mengelus dada.

#

Naruto yang tengah selesai dengan segala sesuatu di dalam kamarnya, lari terbirit-birit menuju lantai bawah. Pagi ini ia harus bertemu klien yang sangat penting dari perusahaan Hyuuga. Seseorang yang bukan main nyeselin. Membuatnya enggan mendapat semprotan gratis dari pemuda berambut panjang itu nanti. Oh! Tidak terima kasih.

"Loh? Anda tidak makan Naruto-sama?" tanya Iruka heran karena pemuda itu lari melewati ruang makan dengan tergesa-gesa. "TIDAK ADA WAKTU IRUKA-SAN! AKU ADA PERTEMUAN PENTING! DAH~" teriaknya bagai toa masjid di seberang rumahnya. Membuat seluruh menghuni manor Namikaze tuli seketika. Sepertinya mereka harus memeriksakan kesehatan telinga mereka jika masih ingin tinggal di dalam istana tersebut.

#

"Kau ini apa-apaan Naruto-kun! Lihat sekarang Neji-san sudah pulang. Kau tau ia menunggumu sejak sejam yang lalu. Kau ngapain saja sih?" Seorang wanita cantik bercepol dua memarahi pemuda blonde tersebut keras. Tidak peduli bahwa yang di depannya ini adalah atasannya. Ya…wanita bernama Tenten ini sudah sangat kenal dengan pemuda blonde tersebut, karena mereka adalah teman sedari kecil makanya Tenten tidak takut untuk melakukannya. Sedangkan pemuda bernama Naruto tersebut hanya menggembungkan pipinya tanda sebal. Sudah capek-capek dia kemari dengan ngebut-ngebutan di jalan ehh! Malah tidak di hargai. Mana kena tilang lagi gara-gara menerobos lampu merah. Harusnya Tenten itu mengerti dikit napa bukannya malah nambahin gini. Bte banget gak sih.

"Itu bukan salahku Tenten-chan~ salahin weker aku dong!"serunya sambil memajukan bibirnya ke depan. Ngambek ceritanya.

"Sudahlah Naruto-kun. elo harus menelpon Neji-san sekarang. gue tidak mau mendapat semprotan hujan lokalnya." sahut Tenten sambil pergi menjauh membuat wajah imut pemuda itu horror seketika dengan memangil-mangil nama wanita itu bagai orang terkena sembelit lima tahun. 'Ampuni aku Jahsin-sama,' batinya nangis darah.

#

"Aah~ Sasuke-kun~ohh…cepengghhtanahh…"

Desah wanita itu di bawahku. Membuatku makin bersemangat saja. Inilah salah satu keberhasilanku dalam dunia sex. Segala macam perempuan pernah ku rasakan. Dari daun muda sampai daun tua sekalipun. Tidak jarang mereka membuatku tinggal selama seminggu dalam apartement mereka. Aku sih tidak apa-apa. Asal uang yang ku terima sepadan dengan semua itu. Tidak ada gunanya aku menolak. Toh tubuh mereka dapat aku nikmati dengan bebas. Semau gue lah, pikirku senang.

Ku jelajahi mereka dari sari-sarinya membuat mereka terbang tak berdaya dalam kuasaku. Di ranjang akulah rajanya. Begitu kata mereka. Aku tidak peduli pada sebutan itu karena memang begitu adanya dalam duniaku. Dunia yang begitu banyak tipu daya. Padahal sebenarnya aku tak pernah peduli. Hanya karena satu hal harta dan kemewahan. Aku cuma butuh itu. Tidak ada yang bisa membuatku tertarik pada mereka. Karena mereka membayarku untuk 'meremas' mereka. Membayarku untuk 'memasuki' mereka. Aku tidak peduli seberapa nikmatnya ketika aku melakukan itu karena hartaku sudah banyak. Lalu apa yang aku cari saat ini. Cinta? Yaa cinta seperti apa cinta itu. Aku.. ingin tau.

#

"Jadi begitu. Kau merasa Sai-san sudah tak mencintaimu lagi begitu?" tanya Tenten pelan. Wanita itu takut menyakiti hati sahabat Blondenya. Walau bagaimanapun juga Naruto sudah seperti adik bagi wanita berambut a la cina tersebut.

"Hmm…" Naruto menggangukkan kepalanya dengan tidak semangat. Membuat wanita cantik itu menghela napas panjang-panjang. Dia tau Naruto menjalin sebuah hubungan tdak wajar dengan seorang pria yang bernama Sai. Tapi ia tidak percaya ketika belum melihatnya sendiri lagipula ia tak pernah tau tentang orientasi sex temannya ini begitu menyimpang. Tapi walaupun begitu, ia tetaplah menghargai sang Namikaze. Naruto adalah sahabatnya yang harus tetap di jaganya walau sampai saat nanti.

"Sebenarnya apa yang membuatmu percaya bahwa Sai-san sudah tidak mencintaimu lagi?" tanya Tanten lagi. Sebenarnya ia bingung tapi demi Naruto ini harus di lakukannya. Ya demi Naruto-adik kecilnya.

"Katanya aku membosankan ketika melakukan 'itu'," ungkap Naruto dengan semburat merah di wajahnya. Ia tak percaya harus mengatakan itu di depan seorang wanita. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dan ia tidak berani menggangkat wajahnya ke depan.

Sungguh Tenten tidak tau harus melakukan apa lagi. Ia sudah sangat terkejut dengan orientasi sex sang sobat dan kini bahkan si Blonde polos ini telah melakukan 'itu' dengan siapa tadi Son bukaneh Sai yaah Sai. 'Brengsek tuh orang. mesti mampus di tangan gue,' pikir Tenten berapi-api.

Naruto yang tidak mendapat tanggapan dari wanita peneriman juara karate senasional itu, mulai menggangkat wajahnya. Bisa di lihatnya ada asap di atas kepala wanita cantik itu. berbicara takut-takut Naruto mulai angkat suara "Elo jijik yah sama aku?"

Suara itu begitu lirih begitu tak bersemangat dalam berkata. Membuat Tenten membelalakan matanya lebar "Enggak kok Naruto gue ngerti kok!" serunya cepat tangannya menggengam tangan tan pemuda blonde tersebut. Mengatakan bahwa semua itu tidak benar.

"Terus kenapa lo gak jawab?" tanya Naruto pelan ia menatap tangan putih itu dengan sapphirenya yang indah. Terkesiap Tenten berubah galak kayak tadi pas ia marahin tuh Blonde "Habisnya tuh si brengsek Sai kenapa ngelakuin 'itu' sama lo. Gue gak terima tuh orang mesti mati di tangan gue!" jawab Tenten ketus. "Mulai nih hari tuh Sai kagak gue panggil –san lagi." lanjutnya lagi.

"Eh? Jangan aku tuh cinta banget ama Sai. Apapun bakal gue lakuin buat dia. Lo punya selusi gak?" Naruto menjawab sambil melipat tangannya di depan dada. Kali ini ia marah sama Tenten membuat Tenten menghela napas panjang-panjang "Oke deh gue tau ada orang yang pasti bisa bantuin lo. Nih kartu namanya" kata Tenten sambil menyodorkan sebuah tanda pengenal seseorang. 'AWAS LO SAI!' batin Tenten mencoba tersenyum ketika mendapat tatapan menyelidik dari matanya Naruto yang berwarna biru.

Naruto meneliti kartu nama tersebut. Tertulis Uchiha Sasuke sang 'Penakluk'. Naruto mengeryitkan dahi, emang siapa Uchiha ini?

"Lo gak ngasih yang aneh-aneh 'kan sama gue?" tanya Naruto lagi ia menunggu jawaban wanita itu. mengganguk penuh percaya diri Tenten berkata "Mana pernah gue bohongi elo. Udah deh lo belajar 'itu' dari Uchiha-san aja. Pasti si Brengsek itu makin cinta ama lo!"

Naruto terbelalak ama jawaban Tenten yang seenak udel. "Lo udah gila ya! Masa gue harus ngelakuin 'itu' ama si Uchiha ini? Gah, gak maul ah!" serunya yang menbuat orang-orang menoleh ke arah mereka. "Oh…lo gak mau ya udah siniin tuh kartu. Biar gue kasih ama Hinata aja,"

"Eh jangan ngambek dong Tenten-chan~ gue mau kok!" kata Naruto sambil kembali merebut kartu tersebut, 'Tidak ada salahnya di coba. Ini demi Sai,' batin Naruto bertekad. Membuat senyum kemenangan tersungging di bibir mungil wanita itu. ia mengacak pelan rambut keemasan pemuda itu. "Udah dulu Nar, gue ada janji jaa~"

"Jaa~ makasih ya!" sahut Naruto yang di balas gerlingan mata dari wanita itu. sepeningalan Tenten, Naruto kembali melihat sebuah kertas tanda pengenal seseorang. Ia akan menelpon orang bernama Uchiha Sasuke itu. Ya ia akan melakukannya.

#

Hari ini aku mendapat telepon dari seseorang lagi. Sepertinya ia orang baru yang habis putus cinta atau apa… hn aku tak peduli semua itu. Dia bilang akan menungguku di dalam restoran hotel Sabaku. Di restoran paling malah yang aku tau. Hn… sepertinya aku akan kembali kaya raya akan kerjaanku ini.

Sesampainnya di depan restoran itu, segera ku langkahkan kakiku masuk ke dalam restoran itu. ku edarkan pandangan mata onxyku ke seluruh penjuru arah. Dia bilang dia memakai baju orange dan celana jeans biru. 'Warna norak,' batinku dalam hati. Tidak ku hiraukan pandangan genit semua wanita yang tengah memandangku penuh nafsu. Pikiranku hanya terpusat pada seseorang yang berada di ujung restoran ini. Ku lihat warna rambutnya mencolok dari yang lain. Warna yang begitu indah. Seindah mentari pagi. Entah apa yang membuatku berjalan cepat ke arahnya. Aku penasaran dengan warna matanya. Ya.. kata seseorang mata adalah hal yang pertama membuat seseorang jatuh cinta dan aku ingin membuktikan hal itu adalah salah.

Aku telah sampai di belakangnya. Ia…seorang pemuda. Pemuda yang indah menurutku ia bahkan lebih 'cantik' dari pada mahluk yang bernama wanita. Aku menyenyuh pelan bahunya yang sontak membuatnya berbalik ke arahku dengan senyum cerah. Senyum polos. Aku tercekat melihat matanya. matanya sangat indah begitu cantik dan berbinar. Aku menyukainya. Sapphire ya.. matanya layaknya permata dunia itu. sungguh menawan. Tiba-tiba ku rasakan Sesuatu menohok hatiku perasaan bahagia yang terlampau sangat. Ini aneh…baru pertama kali aku merasakan hal ini kepada orang yang baru pertama kali aku jumpai. Apakah inikah cinta itu?

"Apakah Anda Uchiha-san?" Ia bertanya kepadaku tanpa sadar aku mengganguk cepat. Ia seperti memantraiku. Ia menyihir hatiku. Tenang jantungku tidak apa-apa. Aku mencoba menghentikan debaran jantungku yang serasa bertalu-talu. Tuhan siapa dia? Siapa orang yang di depanku ini? Ia membuatku tunduk, patuh padanya?

"Perkenalkan nama saya Namikaze Naruto." Naruto? Namikaze? Hatiku serasa mencatat namanya di lembaran hatiku. Aku menyukainya. Sangat suka sekali. Ia menyodorkan tangannya padaku yang segera ku sambut dengan tanganku. Ia mengeryit heran padaku sebelum akhirnya tersenyum ketika melihatku tersenyum untuknya. Senyum indah sekali aku ingin memilikinya seorang diri. Hanya untukku seorang.

"U-uchiha Sasuke." Sial! Kenapa aku jadi gugup begini. Dia pasti heran sekarang. "Hahaha Anda lucu sekali Uchiha-san!" serunya sambil tersenyum cerah. Aku merasakan semburat merah menjalar di wajahku. Sial! Aku seperti seorang wanita saja. Aku memberanikan bertanya padanya ini untuknya juga "Jadi apa masalahmu? Apa yang kau inginkan?"

"A-aku ingin kau mengajariku ber-bercinta…" ungkapnya yang segera saja membuatku membelalakan mataku. Kenapa? Kenapa dia bertanya padaku. Apa? Apa yang ia maksudkan. Ku rasakan dadaku sesak akan pertanyaannya padaku. Ia begitu polos di duniaku yang begitu kotor ini. Apa maksudnya. Jangan-jangan ia punya seseorang yang sangat di cintainya. "Apa maksudmu?" Pertanyaanku serasa begitu beremosi ia kaget akannya.

"Aku ingin membuat seorang Sai terpuakan." Jawabannya serasa menikam jantungku. Menikam begitu ke dalam. Sakit rasanya…

To Be Continued

Lanjut atau tidak?