Ini fic Diana Teens Okashii yang numpang publish di akun-ku.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Genre: Romance & Drama

Rated: T

Warning: OOC, super pendek.

Chapter 1


.

.

"Hajimemashite, Haruno Sakura desu. Yoroshiku." ucap seorang gadis dengan senyum datar. Rambut pink sebahunya bergerak lembut seiring dia membungkukkan badannya.

Semua mata kini tertuju padanya. Warna rambutnya yang mencolok namun tetap enak dilihat. Mata emeraldnya yg berkilau indah, memancarkan intelejensi tinggi yang tak diragukan tetapi juga menunjukkan keindahan yang luar biasa. Wajahnya yang putih mulus bak porselen, sangat cantik dibanding siswi lain di kelasnya. Beberapa siswa melongo dan blushing melihat wujudnya sungguh 'awaaaaaw~'. Sedangkan yang siswi banyak yang tampak iri sekaligus kagum padanya. Benar, Sakura memang sosok yang mengagumkan.

Iruka yang sempat membiarkan mereka terpesona sebentar, menginterupsi kegiatan tersebut. "Cukup anak-anak, kalian bisa melanjutkan perkenalannya nanti setelah pelajarannya usai. Haruno-san, silahkan duduk di bangku itu." Ucapnya seraya menunjuk bangku paling depan dan paling pinggir, tepat di sisi jendela yang menghadap ke luar.

"Arigatou gozaimasu, Sensei." ucap Sakura lalu segera menuju bangkunya.

"Yak, kita mulai pelajaran hari ini. Hyuuga-san, tolong bagikan kertas-kertas ini."

"Hai." Neji -cowok kalem berambut coklat panjang dan bermata pualam jernih- sang ketua kelas maju menghampiri Iruka dan mengambil alih tumpukan kertas tersebut.

"Kertas apa itu, Sensei?" tanya seorang siswa yg mempunyai barisan gigi taring dan berambut keperakan sebahu, Suigetsu.

"Lho, kau masih bertanya? Jelas kertas ulangan, kan?" jawab Iruka santai.

"APPAAAAA!"

Mayoritas penghuni kelas itu tampak memasang wajah panik nan madesu oleh ulangan dadakan ini. Ruangan yang awalnya tenang itu, kini mendadak heboh.

"Sensei, kenapa tidak bilang-bilang dulu, sih?" protes Tenten.

"Eh? Aku belum bilang, ya? Wah, berarti aku lupa.. Gomen ne, tapi ulangan akan tetap dilaksanakan." jawabIruka dengan senyum innocent.

Mereka mulai protes lagi (kecuali beberapa orang), tapi Iruka tampak tak acuh dan tetap memasang senyumnya. Jelas dia sengaja. Akhirnya, mereka pun hanya bisa pasrah.

'Baru masuk sudah ulangan, merepotkan..' batin Sakura sambil menghela napas pelan. Tapi wajahnya tampak tenang-tenang saja.

Tentu dia tak perlu khawatir. Materi-materi dari semua mata pelajaran untuk semester ini sudah dikuasainya. Dengan dibekali IQ yang mencapai 180 itu membuatnya mampu menguasainya dalam waktu singkat. Sebenarnya tujuan Sakura untuk masuk ke Konoha Gakuen ini adalah kelas akselerasi, kelas untuk anak-anak dengan kemampuan di atas rata-rata. Dengan adanya kelas akselerasi dia bisa lulus lebih cepat dan kemungkinan mendapat beasiswa untuk kuliah lebih tinggi. Akan tetapi, dia harus menjalani satu semester ini terlebih dahulu sebagai syarat untuk masuk ke kelas tersebut. Dia masih harus bersabar.

Tanpa disadarinya,seseorang yg berada di pojok paling belakang di seberang tak lepas memperhatikan gerak-gerik gadis seringai tipis menghiasi wajahnya.

.

.

Angel Ruii

"Hn.. tidak buruk." gumam Sakura sambil mendongak menatap papan pengumuman di hadapannya.

100. Angka itu terpampang jelas di sana, sebuah nilai untuk ulangan matematika dadakan beberapa jam yang lalu. Teman-teman sekelasnya yang lain juga tampak berkerumun di sana. Bermacam-macam ekspresi terpancar dari wajah mereka. Ada yang cemberut, kecewa, kesal, lega, bahagia. Beberapa dari mereka juga memberi selamat pada Sakura,yang hanya dibalas dengan senyum tipis dan ucapan terima kasih olehnya.

Sakura pun keluar dari kerumunan tersebut, hendak kembali ke kelas namun langkahnya dihadang oleh seseorang. Sakura lalu mendongak untuk melihat orang yang lebih tinggi darinya tersebut. Matanya kini bertemu langsung dengan mata seorang lelaki berkulit putih pucat dan berwajah tampan. Sakura bahkan bisa melihat pantulan wajahnya pada mata onyx yang seolah tak berdasar.

"Ada perlu apa?" tanya Sakura, datar.

Lelaki tadi tersenyum sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Kau ternyata tidak cukup ramah, Nona Haruno."

Sakura mendengus pelan.

'Orang aneh..'

Ya, jika seseorang memberi jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan, maka orang itu adalah orang yang aneh bagi Sakura. Karena itu dia memutuskan untuk tidak meladeninya dan mencoba pergi dengan mengambil jalan lain dari sisi lelaki itu. Namun, si mata onyx itu masih menghalanginya. Ke manapun Sakura akan melangkah dia terus menghadangnya, sampai membuat Sakura gerah.

"Ada perlu apa, hah?"

Sakura tak suka mengulang-ulang pertanyaan. Tapi untuk kali ini dia mencoba bersabar.

"Baik, baik, tampaknya kau tipe orang yang tak suka berbasa-basi, ya? Kenalkan, aku Sasuke, Uchiha Sasuke, satu kelas denganmu." kata cowok itu sambil tersenyum menawan.

Sakura tetap diam, menunggu cowok bernama Sasuke itu melanjutkan perkataannya. Uchiha. Siapa yang tak kenal dengan klan konglomerat paling tenar se-negara Hi? Dan orang yang ada di hadapannya kini adalah anggota dari klan itu. Lama mereka saling bertatapan, tapi Sasuke tak kunjung berkata apa-apa lagi.

"Sudah selesai?" tanya Sakura akhirnya, mulai jenuh dan juga karena teman-teman sekelasnya mulai memperhatikan mereka.

Sasuke tersenyum lagi, lalu maju selangkah untuk lebih dekat dengan Sakura. Anak-anak lain mulai berisik.

"Kau orang yang menarik, Sakura. Aku langsung berpikiran begitu saat melihatmu." ujar Sasuke.

Oke, sekarang dia dengan lancangnya memanggil Sakura memakai nama kecil tanpa minta izin terlebih dahulu. Cukup untuk membuat Sakura tambah ilfil padanya.

"Bagaimana kalau.." katanya sambil mengangkat dagu Sakura untuk menatap langsung pada mata emeraldnya. "… kita kencan, hitung-hitung sebagai tanda perkenalan dariku."

Suasana makin riuh, apalagi siswa dari kelas lain makin banyak yang lewat di sana. 'Uchiha Sasuke kembali beraksi!' batin mereka semua.

Dukk!

"Akh!" pekik Sasuke tertahan. Perhatiannya kini teralih pada kaki kanannya yang terasa nyut-nyutan. Serasa baru ditimpa beton seukuran kingkong (?).

Sang pelaku, Sakura, tampak tenang seolah tak terjadi apa-apa. Tatapannya masih saja datar terhadap Sasuke yg terbungkuk-bungkuk sambil meringis menahan sakit di kakinya. Beda dengan tatapan siswa-siswi lain di sekitarnya yang tampak shock dengan tindakannya itu.

"A-apa yang kau lakukan, hah?" ucap Sasuke kesal.

"Menginjak kakimu." jawab Sakura tenang, datar dan apa adanya.

Dahi Sasuke berkedut kesal. 'Cih.. bisa-bisanya dia memberi jawaban dengan ekspresi datar seperti itu! Oke, Haruno Sakura, kau mau coba main-main denganku rupanya..' batin Sasuke.

"Kenapa kau melakukannya, Sa-ku-ra?" tanya Sasuke menahan geram.

"Karena kau kurang ajar dan kau pantas mendapatkannya, U-chi-ha." jawab Sakura ketus. Dia pun bersedekap, memasang wajah seangkuh mungkin. "Lain kali jaga sikapmu, Tuan Uchiha yang terhormat! Perilakumu itu sangat menjijikkan untuk anggota klan termahsyur di negara ini, tahu!" lanjutnya lagi.

Mata Sasuke terbelalak lebar, begitu pula orang-orang disekitar mereka. Baru kali ini ada yang berani mengatai dirinya 'menjijikkan'. Sasukelangsung bangkit dan menarik lengan Sakura yang baru akan melangkah pergi.

"Apa katamu? Kau bilang aku ini apa?" geram Sasuke.

"Kenapa? Tidaksuka? Atau kau lebih senang kusebut.. memuakkan?"

"Ck, kau pikir dengan siapa kau bicara, hah?"

"Uchiha? Hei, sekarang aku tanya, apa perlu aku bersikap hormat pada seorang Uchiha sepertimu?"

"Apa ka-"

"Kau sendiri yang mempermalukan nama klanmu, Uchiha Sasuke, jadi kau sama sekali tidak
pantas mendapat kehormatan seorang Uchiha." sinis Sakura.

"KAU-"

"Ada apa ini?"

Suara tersebut menginterupsi Sasuke yang baru akan membentak Sakura. Seorang yang baru muncul di belakang mereka dengan beberapa buku di tangannya, memakai masker hitam dan mempunyai rambut keperakan, Hatake Kakashi, menatap mereka dengan penasaran. Sasuke segera melepas genggamannya dari tangan Sakura.

"Aku baru dari kelas kalian dan tak ada satu orang pun di sana. Ternyata kalian ada di sini dan
tampaknya ada sedikit keributan. Apa yang sedang terjadi?" tanya Kakashi sambil tersenyum dari balik maskernya.

Sasuke baru akan menjawab ketika tiba-tiba Sakura mendahuluinya. "Tidak ada apa-apa, Sensei." jawab Sakura datar.

Kakashi diam sebentar. "Hm, baiklah kalau begitu. Kalian semua kembalilah ke kelas, kita sudah telat 10 menit." ujar Kakashi lalu berbalik menuju kelas mereka.

Satu persatu murid segera kembali ke kelas mereka. Sakura pun ikut beranjak, tapi Sasuke tiba-tiba membisikkan sesuatu padanya.

"Kau menantangku, Sakura? Lihat saja, akau kubuat kau bertekuk lutut padaku!"

"... Bangunlah dari tidurmu, Uchiha. Mimpimu sudah terlalu jauh dari kenyataan." balas Sakura tanpa menoleh lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju kelas.

Sasuke menyeringai tipis. Ini sebuah tantangan baru baginya. Haruno Sakura, gadis yang menjadi target barunya. Memang Sasuke sudah sering berhadapan dengan tipe cewek yang awalnya sok jual mahal, tapi akhirnya 'takluk' juga padanya. Tapi, entah mengapa, Sasuke merasa Sakura tidak termasuk di dalamnya. Sakura itu 'berbeda' dari cewek lain, dan di situlah tantangannya. Uchiha Sasuke, bersumpah atas nama playboy di seluruh dunia, akan mendapatkan hati Haruno Sakura, gadis jenius tapi bermulut pedas itu.

.

.

TBC..


Okay, next!

Ehm,, don't forget to review on this chapter! ^^