Happy reading ^^

wwWww

Tokoh utama kita kali ini, adalah Uchiha Sasuke. Seperti yang selalu digambarkan di manga, anime, atau fanfic-fanfic lainnya, adalah seorang remaja pria berusia belasan tahun yang sangat tampan, jenius, dan digandrungi oleh gadis-gadis di sekitarnya. Dengan mata hitam pekat, rambut hitam yang modelnya mungkin akan membuat beberapa orang menahan tawa kalau benar-benar dipraktekan di dunia nyata, kulit pucat, sikap stoic dan dingin, ditambah lagi dengan keangkuhan dan kejaiman yang dimiliki oleh semua pria Uchiha. Ciri-ciri itu juga berlaku di sini. Untuk lebih spesifik, Uchiha Sasuke adalah seorang remaja pria berusia enam belas tahun, menduduki kelas dua di salah satu SMA di Konoha, ketua OSIS, murid jenius (bukan paling jenius), berbakat, dan kapten tim basket. Yang membedakan di sini adalah; dia sedang menjalin hubungan asmara dengan Haruno Sakura. Ya, Haruno Sakura yang memiliki rambut berwarna merah jambu terang, ketua cheerleader, sekretaris OSIS, dan siswi paling pintar di SMA itu. Bisa dibilang ia juga siswi paling cantik yang digandrungi cowok-cowok di sekitarnya.

Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura adalah pasangan paling populer di Konoha Gakuen.

Tapi bukan itu yang akan dibahas di sini.

Pagi itu, bel tanda masuk sudah berbunyi tiga kali. Umino Iruka, wali kelas 2-A yang juga kelas Sasuke, bisa masuk kapan saja. Pelajaran olahraga kelas 2-B, kelas Sakura, juga sudah dimulai di lapangan, yang terletak persis di bawah jendela kelas 2-A. Sasuke yang selalu memilih tempat duduk di bagian paling belakang kelas, pojok, dan dekat jendela, sudah duduk manis di kursinya sejak setengah jam yang lalu, sama sekali tidak menghiraukan Suigetsu, teman sebangkunya, yang sedang sibuk menyalin PR Fisika milik Sasuke. Pemuda berambut hitam itu malah sibuk mengawasi lapangan di bawahnya, mengamati Sakura yang sedang berolahraga dengan teman-teman sekelasnya yang lain. Sakura yang hapal kebiasaan Sasuke untuk mengamatinya itu mendongak, mendapati Sasuke tengah memandangnya, membuatnya tersenyum dan melambai ke arah pacarnya itu. Sasuke hanya mengangguk singkat sekali tanda ia melihat lambaian Sakura.

"Selamat pagi semua." Suara Umino Iruka mencapai telinga Sasuke, tapi ia tetap tidak mengalihkan pandang dari sosok Sakura di kejauhan. Suigetsu sibuk menyembunyikan PR-nya yang baru setengah jadi, tak ingin ketahuan wali kelasnya kalau dia mengerjakan PR di kelas, menyontek pula. "Hari ini kita kedatangan murid baru dari Mizu Gakuen," Iruka melanjutkan, terdengar gumam antusias di seluruh penjuru kelas. Iruka menoleh ke arah pintu dan memberi isyarat pada seseorang di luar untuk masuk.

Uzumaki Naruto melangkahkan kakinya memasuki kelas 2-A. Ia berdiri di sebelah Iruka dan melempar senyum ramah ke teman-teman sekelasnya yang baru, mengamati wajah-wajah yang akan menemaninya mengenyam pendidikan di Konoha Gakuen. Saat itulah mata birunya menangkap sosok Uchiha Sasuke, yang masih menatap keluar jendela. Senyum Naruto makin terkembang.

"Uzumaki, perkenalkan dirimu," pinta Iruka, menepuk pundak Naruto dengan ramah.

"Hai. Aku Uzumaki Naruto. Salam kenal dan mohon bantuannya." Naruto memperkenalkan dirinya secara singkat sembari membungkuk sedikit, namun tidak melepaskan pandangannya dari sosok Sasuke di pojok kelas. Teman-teman sekelasnya menggumamkan, "Salam kenal," secara berbarengan dan beberapa juga membalas senyum Naruto.

Iruka mengangguk puas ketika Naruto sudah kembali menegakkan diri. "Nah, Uzumaki, kau bisa duduk di—"

Tetapi belum sempat Iruka menyelesaikan kalimatnya, Naruto sudah terlebih dahulu berjalan ke pojok kelas, menghampiri Suigetsu yang hanya bisa mengerjap dengan heran ketika menyadari Naruto berjalan ke arahnya, mengira-ngira apa yang akan Naruto lakukan. Kejadian itu membuat kalimat Iruka sama sekali terputus.

"Hai, aku Naruto," sapa Naruto, tak lupa disertai senyum ramah.

"A-aku Suigetsu," gagap Suigetsu, mendongak menatap Naruto.

Tanpa mengurangi kadar senyumannya, Naruto berkata lagi, "Suigetsu-san, keberatan kalau aku duduk di sini?"

Saat itulah baru Sasuke menyadari apa yang sedang terjadi di kelasnya. Ia sudah mengalihkan perhatian dari Sakura di luar sana, dan, bersama teman-teman sekelasnya yang lain, memandang Naruto dengan tatapan apa-yang-sedang-anak-baru-ini-coba-lakukan.

"Er…," Suigetsu berpikir selama beberapa saat. "Tidak sih…."

"Bagus," potong Naruto lagi. Sepertinya dia memang hobi menyela perkataan orang lain. Masih dengan senyum lebar yang menghiasi wajah kecoklatannya, Naruto mengangkat tas Suigetsu dari atas meja beserta seluruh buku-bukunya yang berserakan dalam sekali angkut ke kursi kosong di sisi lain kelas yang tadinya dimaksudkan sebagai tempat duduknya, dan meletakkannya di sana. Bingung, Suigetsu tak ada pilihan lain selain pindah ke tempat duduk barunya.

Tidak mempedulikan seisi kelas yang memperhatikannya, bahkan termasuk Iruka, Naruto menunggu sampai Suigetsu sudah duduk dengan benar di kursinya, membungkuk dan mengucapkan, "Terimakasih, Suigetsu-san," lalu kembali berjalan ke arah bangku kosong di sebelah Sasuke, menghempaskan diri dengan tenang di sana.

Sasuke mengamati keanehan yang sedang terjadi itu dengan kedua alis ditautkan.

"Nah," ucap Naruto lagi, sambil menoleh ke arah Sasuke. "Seperti yang kau sudah dengar, aku Uzumaki Naruto. Siapa namamu?" tanya Naruto, senyum lebarnya masih bertahan, pada Sasuke.

Sasuke yang sedikit kaget ditanya secara langsung begitu, hanya bisa menjawab spontan, "Uchiha Sasuke," secara singkat dan padat.

Senyuman di wajah Naruto berubah menjadi cengiran lebar. Pandangan semua orang masih tertuju padanya, tapi ia sama sekali tidak protes. "Aku menyukaimu, Sasuke. Jadilah pacarku."

wwWww

/Wild Soul/

A fic by Red Ocean

wwWww

Kalimat Naruto barusan membuat seluruh penghuni kelas menahan napas. Iruka terbelalak. Suigetsu melongo. Shikamaru menguap.

Dan Sasuke… Ia hanya bisa menatap mata biru cerah yang balas memandangnya dengan tatapan penuh keyakinan itu, ditambah dengan cengiran lebarnya.

'Apa-apaan cowok pirang ini!' batin Sasuke shock.

Sasuke tidak mengatakan apapun, ia hanya kembali memutar posisi tubuhnya agar menghadap papan tulis. "Aku tidak tertarik," jawabnya kalem setelah beberapa saat.

"Eh!" cengiran Naruto lenyap seketika. "Kenapa!"

Sasuke berdehem, merasa tak nyaman dengan tatapan seluruh penghuni kelas yang tertuju padanya juga sekarang. "Aku cowok, kalau kau belum tahu itu, Dobe."

Naruto memalingkan pandangannya dari Sasuke, melipat kedua tangannya di depan dada dan mencibir. "Aku tahu itu. Tapi…," Naruto terdiam sejenak, tampaknya menyadari sesuatu, "… punya hak apa kau memanggilku dobe, hah! Dasar Teme!"

Sasuke mendengus. "Diamlah, Dobe. Biarkan Umino-sensei mengajar dengan tenang."

Naruto terperanjat. Ia mengedarkan pandang ke seluruh kelas yang masih memandang mereka dengan ekspresi yang sulit digambarkan dengan kata-kata. "Oh! Aku lupa kalau kita sedang di kelas. Ehehe…" Naruto nyengir salah tingkah, melempar tatapan minta maaf ke semua orang. Namun itu tak cukup untuk untuk mengatasi rasa shock semuanya, yang baru saja mendengar pernyataan cinta seorang cowok kepada Uchiha Sasuke secara terang-terangan.

"Ehem," Iruka berdehem, berusaha mengendalikan situasi dan menarik perhatian murid-muridnya agar kembali tertuju padanya. "Ayo kita mulai pelajarannya."

wwWww

Betapa luar biasanya kecepatan sebuah gosip menyebar di kalangan siswa SMA. Dan itu juga berlaku di Konoha Gakuen. Isu yang mengatakan cowok pindahan berambut pirang, bermata biru dan lumayan cakep yang bernama Uzumaki Naruto menyatakan cinta pada siswa paling populer di SMA itu, Uchiha Sasuke, segera tersebar dengan cepat. Dan hanya dalam waktu dua hari, semua orang di Konoha Gakuen sudah mendengar tentang berita menggemparkan itu. Benar-benar semua orang, dari murid kelas satu sampai kelas tiga, dari kepala sekolah sampai satpam, semua sudah mengetahuinya. Hal itu memberikan dampak yang luar biasa. Setiap jam-jam kosong atau jam istirahat, kelas 2-A selalu ramai dengan anak-anak yang ingin mencari tahu seperti apa tampilan Uzumaki Naruto. Apa dia benar-benar lumayan cakep seperti yang diberitakan? Apa dia benar-benar serius dengan perasaannya terhadap Sang Ketua OSIS? Dan yang lebih parah, bahkan satpam dan petugas kebersihan sekolah pun ikut hilir mudik di sekitar kelas Sasuke itu, ikut mencari tahu.

Itu semua membuat Sasuke jengah. Selain karena banyaknya pertanyaan yang diajukan padanya oleh semua orang, Sakura benar-benar membuatnya tidak nyaman. Selama setahun berhubungan dengan Sakura, Sasuke cukup tahu kalau gadis itu adalah tipe pencemburu parah. Ia bakal menghalalkan segala cara untuk menghabisi orang yang berani merebut Sasuke darinya. Tapi kali ini, inilah yang membuat Sasuke merasa tidak nyaman, gadis itu tetap bertingkah laku seperti biasanya, seakan tidak terjadi apapun. Dia tidak ikut dalam rombongan yang membombardir Sasuke, atau mencela Naruto. Bahkan ketika pulang sekolah hari itu, hari di mana Naruto meminta Sasuke menjadi pacarnya secara terang-terangan, Sakura tetap tersenyum padanya seperti biasa. Dan tidak menanyakan perihal insiden pagi itu di kelas 2-A sama sekali. Justru itu yang membuat perasaan Sasuke tidak enak.

Dan firasatnya itu terbukti di hari ketiga.

Seperti biasa, Sasuke sudah stand by di tempat duduknya di pojok belakang kelas setengah jam sebelum bel tanda masuk berdering. Ia sedang membaca buku Pengantar Trigonometri Dasar ketika dirasakannya seseorang mendudukkan diri di sebelahnya. Sasuke pada mulanya mengacuhkan sosok itu, bersiap mendengarkan celotehan gombal Naruto tentang betapa ia menyukai Sasuke yang sudah terlalu sering ia dengar selama dua hari belakangan. Tapi ketika setelah lewat lima menit Sasuke masih tidak mendengar apapun dari mulut berisik Naruto, barulah ia menoleh.

Dan Sasuke langsung menyembunyikan tampang terkejutnya di balik topeng stoic-nya ketika ia memandang Naruto. Cowok pirang itu basah kuyup dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan sekarang sedang mencoba mengeringkan rambut pirangnya dengan handuk kecil yang didapatnya entah darimana.

"Kenapa kau?" tanya Sasuke spontan.

Naruto berhenti mengeringkan rambutnya dan memandang Sasuke dengan cengiran lebar ala iklan pasta giginya. "Hujan lokal," jawabnya absurd.

Sasuke mengangkat sebelah alis dan memandang keluar jendela. Matahari bersinar cerah di luar, dan perkiraan cuaca hari ini sama sekali tidak menyebutkan tentang hujan di daerah manapun. Apalagi sekarang adalah musim semi. Bahkan orang bodoh juga tahu kalau Naruto berbohong.

"Alasan konyol, Dobe," tanggap Sasuke, kembali memandang Naruto yang melanjutkan kegiatan mengeringkan rambutnya, membuat Naruto terbahak.

"Jangan mengkhawatirkanku seperti itu, Teme. Kau membuatku jadi malu. Ehehehe," ucapnya lagi, berpura-pura tersipu, membuat mata hitam Sasuke membulat. Ia segera membuang muka, kembali menghadapi buku trigonometrinya.

"Ayo mengaku~" Dobe itu mengalungkan handuk kecilnya di pundak dan mencolek lengan Sasuke. "Kau mengkhawatirkanku 'kan, Teme~?" Ia terkikik-kikik geli sendiri sambil terus mencolek lengan Sasuke. Sasuke habis sabar dan langsung meng-glare cowok abnormal di sebelahnya itu.

"Oops." Naruto mengangkat kedua tangannya di udara dan membalas glare Sasuke dengan tatapan jahil yang membuat Sasuke harus menahan diri untuk tidak meninju Naruto tepat di wajah. Begitu Naruto sudah 'jinak', Sasuke kembali membaca, tapi pikirannya kali ini tidak terfokus. Ia tahu Naruto itu bodoh, tapi sebodoh-bodohnya dia, ia takkan mungkin mandi dengan pakaian lengkap, dan langsung berangkat sekolah dalam keadaan basah kuyup begitu. Pasti ada sesuatu di balik ini. Dan Sasuke tak bisa mengenyahkan rasa penasaran itu sepanjang hari ini.

Dan dengan pangkatnya sebagai ketua OSIS, Sasuke telah mendapat informasi tentang alasan kenapa Naruto terpaksa mengikuti dua mata pelajaran pertama dalam keadaan basah, sebelum akhirnya Iruka menyuruhnya ganti pakaian. Ia disiram dengan tiga ember penuh berisi air bekas pel. Fakta itu membuatnya terkesiap. Tapi bukan itu saja yang membuat Sasuke berdiri mematung di depan Inuzuka Kiba, biang gosip Konoha Gakuen, saat ini.

Ternyata selama tiga hari belakangan ini, Naruto sudah menghadapi deraan yang, menurut Sasuke, sangat keterlaluan. Mulai dari dilempari penghapus papan tulis tiap kali cowok itu berjalan sendirian di lapangan, sampai makan siangnya yang dimasuki lima ulat bulu hidup kemarin. Dan itu baru siksaan secara fisik. Kiba juga mengatakan kalau tak ada seorang pun di Konoha Gakuen yang ingin berada dekat dengan Naruto. Cowok-cowok jijik padanya karena orientasi seksualnya, dan cewek-cewek, informasi yang ini benar-benar membuat Sasuke membelalak lebar, dimotori oleh Sakura, berusaha menambah kadar siksaan pada cowok pirang itu dari hari ke hari.

"Kau yakin Sakura yang memulai semua ini?" tanya Sasuke memastikan.

Kiba mengangguk mantap. "Jelaslah. Cewek mana yang tidak kesal kalau ada seorang cowok yang berusaha merebut cowoknya, Sasuke? Yang benar saja…," jawab Kiba sembari memutar bola matanya. "Lagipula," Kiba melanjutkan, "kenapa kau tumben tanya-tanya? Jangan bilang kalau kau bersimpati pada cowok gay itu?"

Sasuke meng-glare Kiba, membuat cowok penggila anjing itu mengerut. "Jangan katakan pada siapapun aku menanyaimu tentang hal ini, atau kau kukeluarkan dari tim basket," ancam Sasuke.

Kiba mengangguk takut-takut. "O-oke."

Setelah memastikan Kiba benar-benar akan mematuhinya, Sasuke keluar dari kelas Kiba, hendak kembali ke kelasnya sendiri ketika mata hitam Sasuke menangkap sosok Naruto di kejauhan, dihantam dari berbagai arah oleh penghapus papan tulis yang masih berdebu, membuat Si Pirang itu terbatuk-batuk pelan. Sasuke kembali terhenti. Ia menarik napas dalam-dalam, dan membalikkan tubuhnya membelakangi Naruto. Ia harus bicara dengan gadisnya secepat mungkin.

wwWww

Hari kelima sejak Naruto meminta Sasuke menjadi pacarnya.

Sasuke yang memang belum sempat bertemu Sakura karena kesibukan mereka sebagai aktivis, mendapati kalau kecemburuan Sakura sudah berubah menjadi paranoid. Ia menyadari kalau sekarang bukan hanya Naruto yang diawasi. Dirinya sendiri juga selalu diikuti oleh serombongan gadis-gadis, yang Sasuke kenali sebagai teman-teman se-geng Sakura, kalau pacarnya itu tidak sedang berada di dekatnya. Cewek-cewek itu menjadi semacam laskar pribadi Sasuke, dari Naruto.

Sasuke sebenarnya tidak tahu kalau ia punya laskar pribadi sampai pagi ini, ketika ia sedang berjalan melewati gerbang depan Konoha Gakuen, tiga puluh lima menit sebelum bel tanda masuk berdering.

"Sasuke-teme~"

Suara yang sudah sangat familiar di telinga Sasuke karena ia mendengarnya kelewat sering selama lima hari belakangan. Naruto Si Dobe. Sasuke tidak menghentikan atau mempercepat langkahnya ketika ia mendengar panggilan mengerikan itu, disertai derap langkah yang berarti Naruto sedang mengejarnya. Cowok pirang bodoh itu mulai mengklaim kata 'teme' sebagai 'panggilan kesayangan' untuknya sejak ia tak mau berhenti memanggil Naruto dengan sebutan 'dobe' atau 'usuratonkachi'. Dan herannya, Naruto berpikir kalau cara mereka saling memanggil dengan kata-kata yang tidak biasa itu adalah sesuatu yang romantis. Naruto tak hentinya menjelaskan pada Sasuke kalau itu berarti Sasuke menganggapnya istimewa karena ia tak mau memanggil Naruto dengan cara yang sama dengan orang lain, maka ia juga akan memperlakukan Sasuke secara istimewa. Sungguh, Sasuke benar-benar harus menahan dirinya agar tidak muntah ketika mendengar penjelasan tak masuk akal itu. Tapi toh ia tetap tidak berhenti memanggil Naruto dengan caranya itu.

"Selamat pagi, Teme~" sapaan itu terdengar bersamaan dengan sesuatu yang berat menggayuti kedua bahu Sasuke dan aroma citrus yang langsung menyeruak di indra penciumannya. Naruto, tanpa seizinnya, telah mengalungkan lengannya di leher Sasuke, merangkulnya dengan manja. "Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak kan? Mimpi indah kan?"

Belum sempat Sasuke menyingkiran lengan itu dari tubuhnya, Naruto telah lebih dulu menjauh darinya diiringi seruan, "Aduh! Aw! Ouch!"

Sasuke menoleh dan mendapati Naruto sedang diserang dengan anak panah mainan. Tapi walaupun hanya imitasi, tetap saja kalau terkena tubuh akan sakit. Sasuke berhenti melangkah dan mencari tahu darimana asalnya anak panah-anak panah itu, dan segera, ia melihat Yamanaka Ino, sahabat baik Sakura yang juga ketua klub memanah, berdiri beberapa meter di sebelah kiri Naruto, mengomando beberapa anggota klubnya untuk terus menyerang Naruto.

Sasuke benar-benar speechless. Naruto masih sibuk menamengi dirinya sendiri, tapi kemudian ia menoleh ke arah Sasuke dengan cengiran lebarnya, dan berkata, "Kau masuk duluan saja, Teme. Aku menyusul!"

Yang ada dalam pikiran Sasuke saat ia berjalan ke kelasnya hanyalah, bagaimana mungkin Si Tolol itu masih bisa nyengir dalam keadaan begitu.

Siang itu, jam sekolah sudah usai. Sasuke menjemput Sakura di kelasnya untuk pulang bareng seperti biasa. Ia sedang berjalan menyeberangi lapangan depan sekolah menuju ke arah gerbang dengan tangan Sakura menggamit lengan kanannya erat-erat, ketika ia memutuskan untuk bicara pada gadisnya itu tentang sikap paranoidnya.

"Harusnya kau tidak perlu segitunya dalam menghadapi Naruto." Ucapan Sasuke barusan berbuah glare dari mata emerald pacarnya. Sakura sama sekali tidak menyangka Sasuke akan mengatakan hal seperti itu padanya. Jangan-jangan…

"Jangan bilang kau mulai tertarik padanya, Sasuke-kun?" geram Sakura. Sasuke heran bagaimana bisa ceweknya ini menjadi lebih galak dalam situasi seperti ini.

"Bukan begitu," Sasuke membela diri. "Tapi yang dilakukannya kan hanya, eh, merayuku. Bukan ingin membunuhku. Dan aku juga tak pernah menanggapinya, kan? Kau tidak perlu cemas dan melakukan penyiksaa berlebihan padanya seperti ini." Ia mencoba menjelaskan, mengacak rambut merah jambu Sakura dengan lembut.

Sayangnya perbuatannya barusan tidak bisa menjinakkan Sakura. Sakura sendiri tahu kalau perbuatannya itu sudah cukup keterlaluan, tapi tetap saja gadis itu tidak bisa menahan diri. Dia tak tahan kalau ada orang lain yang secara terang-terangan mencoba merebut Sasuke-nya. Ia sudah sangat amat cemburu pada Naruto. Ia membenci cowok pirang menyebalkan sok kecakepan itu. Sakura memandang Sasuke sinis. "Oh, Sasuke, kau tidak tahu apa yang bisa dilakukannya—"

Tepat saat itulah suara keras yang khas mencapai telinga Sasuke, dan juga ratusan murid Konoha Gakuen lainnya yang sedang berjalan di lapangan depan sekolah, dan membuat kalimat Sakura terputus.

"Oi, Teme!"

Bahkan Sasuke sudah tahu siapa yang bicara sebelum ia membalikkan tubuhnya untuk menoleh ke arah sumber suara. Dan Sasuke benar-benar melebarkan mata onyx-nya ketika melihat Naruto sedang berdiri di balkon lantai dua sekolah, dengan toa di depan mulutnya. Namun tetap saja toa itu tidak bisa menyembunyikan cengiran lebarnya yang sudah sangat meyakinkan untuk iklan pasta gigi.

Seruan Naruto beberapa saat lalu membuat ratusan siswa Konoha Gakuen yang berada di lapangan terhenti dalam langkah mereka mencapai gerbang, dan menoleh untuk melihat apa yang sedang Naruto coba lakukan. Genggaman tangan Sakura pada lengan Sasuke menguat.

"Dengarkan ini baik-baik, Teme!" seru Naruto. Ia melambai bersemangat ke arah Sasuke yang wajahnya jauh lebih pucat dari biasanya. Naruto menarik napas dan, apa yang sedang dilakukannya? Kedengarannya kok seperti menyanyi dengan suara ala Candil Seurius?

"Come on! Get wild! Shaking my soul! Let me feel what I've never seen!" tampaknya ia benar-benar sedang menyanyi karena Sasuke mengenali lirik lagu itu, intro dari sebuah lagu yang berjudul Wld Soul, yang dinyanyikan oleh salah satu member boyband Korea terkenal, Max Changmin. Naruto menunjuk Sasuke dengan gaya berlebihan dan kembali menyanyikan, "You're gonna baby, baby be my angel! Just take you! I wanna get you~!" Naruto mengakhiri nyanyiannya dengan teriakan melengking yang membuat sakit telinga, dan begitu lengkingannya selesai, yang dilakukan Naruto berikutnya membuat semua orang yang menontonnya di lapangan menahan napas, termasuk Sasuke.

Cowok pirang bodoh itu loncat dari balkon lantai dua!

Sasuke sudah siap melihat Naruto jatuh menghantam semen lapangan dengan patah tulang yang mungkin terjadi di beberapa bagian tubuhnya, tapi mata hitam Sasuke makin melebar ketika melihat Naruto bisa mendarat dengan mulus di atas lapangan, dengan kedua kaki ditekuk, posisi setengah berlutut yang biasa dilakukan para ninja di film-film ketika mendarat di tanah setelah melompat dari ketinggian. Sontak, itu membuat nyaris semua orang menarik napas kagum sekaligus ngeri.

Yang menjadi pusat perhatian menegakkan dirinya, dan berjalan mendekati Sasuke dengan cengiran lebar menghiasi wajahnya. Ia masih menggenggam toa di tangan kirinya.

"Hai, Teme," sapanya, amat sangat ramah, mengabaikan tatapan semua orang di lapangan yang tertuju padanya. "Kau mau pulang?" tanya Naruto lembut. Saking terkejutnya, Sasuke bahkan tidak bisa menanggapi pertanyaan sederhana itu.

Naruto mengedip ke arah Sasuke dan mengalihkan pandangannya pada gadis berambut merah jambu di sebelah Sasuke. Naruto membungkukkan badannya, memosisikan wajahnya agar sejajar dengan wajah Sakura dan kembali tersenyum. "Jadi kau yang namanya Haruno Sakura?" tanya Naruto.

Sakura yang kaget karena wajah Naruto begitu dekat dengan wajahnya berjengit, namun mengangguk pelan.

"Kau cantik juga," pujinya. "Kau pacar Sasuke-teme?" tanya Naruto lagi.

Sakura kembali mengangguk. Sasuke bisa melihat ekspresi ketakutan terpancar di mata hijau Sakura. Bagaimanapun juga Sakura adalah seorang gadis, dan Naruto cowok. Ditambah lagi dengan Sakura yang selalu membuat Naruto menderita, Sasuke takkan heran kalau sekarang Naruto merenggut Sakura dari sisinya dan memukuli gadis itu di depan umum. Dan tentu saja kenyataan kalau mereka adalah rival dalam memperebutkan Sasuke, pertengkaran mereka berdua tentu saja adalah sesuatu yang wajar terjadi sekarang.

Tapi alangkah terkejutnya Sasuke, Naruto masih tetap membungkuk di depan Sakura, mempertahankan senyum lebarnya. Oke, cowok pirang itu sudah membuat Sasuke kaget berkali-kali dalam waktu kurang dari setengah jam.

"Sebenarnya aku sudah sangat ingin menamparmu," kata Naruto dengan nada lembut, tapi justru itu yang membuatnya makin terlihat mengancam. Sasuke menegang, ia sudah siap pasang badan untuk Sakuranya. "Tapi aku tahu Teme pasti akan melindungimu. Aku nggak mau berkelahi dengan Teme hanya gara-gara cewek macam kau," lanjutnya. "Dan kau ternyata sangat cantik, jadi sayang kalau kutampar."

Sakura merapatkan tubuhnya ke tubuh Sasuke.

"Tapi bukan berarti aku memaafkan semua perbuatanmu padaku semenjak aku menjadi murid baru di Konoha Gakuen." Senyum Naruto sedikit memudar, memperlihatkan mata birunya yang berkilat licik. "Tapi ada satu cara supaya aku bisa memaafkanmu." Naruto kembali tersenyum ramah, kelewat ramah. "Putus saja dengan Teme. Relakan dia buatku."

Sasuke mengangkat sebelah alisnya begitu mendengar kalimat Naruto, mencegah dirinya sendiri untuk tidak sweatdrop mendengar permintaan yang terlalu gamblang barusan. Ketakutan di mata Sakura lenyap, digantikan oleh tatapan dingin.

"Aku tidak butuh maaf darimu, Bodoh," desis Sakura. "Aku tak akan menyerahkan Sasuke padamu."

Naruto memajukan bibirnya beberapa senti dan kembali menegakkan diri. Sasuke mulai merasa kalau ia sedang main sinetron percintaan remaja.

"Oke. Kalau begitu, kita rival! Kuharap kau bisa bersaing secara sportif denganku," balas Naruto, dengan ekspresi serius kali ini. Ia mengangguk singkat pada Sakura, dan kemudian beralih ke Sasuke. Senyuman kembali tersungging di wajahnya. "Kalau pulang hati-hati ya, Teme," ucapnya, melambaikan tangan sekilas dan berlalu pergi meninggalkan keheningan yang diciptakannya di lapangan depan Konoha Gakuen. Cowok pirang itu melenggang pergi sambil bersiul, seakan tidak terjadi apapun.

Sakura ganti menatap Sasuke dengan tatapan dingin kali ini. "I told you," geram Sakura sinis. "Dan dia bisa lebih gila dari itu kalau dia mau."

Sasuke hanya bisa menghela napas dan membenamkan wajahnya pada sebelah tangannya. Ia tak habis pikir, apa sebenarnya yang Naruto suka darinya sampai ia bisa bertindak segila dan sememalukan itu. Abnormal.

/tbc/

Red Ocean is here! XD ahaha. Saya kembali di fic abal ala sinetron untuk menghibur kalian semua. Ehehe. Kenapa nggak lanjut Hana To Yume? Karena saya malas. #plakplakplak

Hehehe. Tadinya fic ini adalah oneshot, tapi setelah jadi, kok hasilnya ada 13190words! Jadilah saya membagi fic ini menjadi beberapa bagian multichapter. Karena fic ini sudah jadi sampai tamat, mungkin paling tidak saya akan publish setiap hari ^^ jangan bosan ya. Hehehe.

Dan seperti yang sudah tercantum di atas, judul fic ini juga merupakan judul lagu yang dinyanyikan Naruto secara ababil. Haha. Penyanyi aslinya Max Changmin, member TVXQ, dan sumpah, suaranya pas nyanyi lagu ini emang mirip Candil Seurius *dicekek*. Kalo bisa, dengerin lagunya ya pas Naruto nyanyiin. Supaya feelnya lebih kerasa :p #wtf Dan kenapa saya pilih Wild Soul sebagai judul? Selain karena liriknya saya cantumkan, saya ngerasa kalo Naruto adalah gambaran 'jiwa liar' nya :p ehehe

Kekurangannya harap direview ya ^^ kalau nggak ada review berarti saya menganggap cerita ini udah sempurna X3 wkwkwkw *digampar*

ALWAYS KEEP THE FAITH. DON'T EVER STOP DREAMING.

Disclaimer: Masashi Kishimoto. TVXQ. Dan beberapa pihak yang merasa dirinya terkait :p