Disclaimer : Tite Kubo of Bleach

G! present :

Fear of Love Monster

Multi chapter

Starring : Rukia Kuchiki

Genre : Crime & Drama & Tragedy

Chapter 1.

HATE

Tampak sangat jelas bahwa mereka saling mencintai. Mereka berdua saling berpagutan di atas ranjang. Saling merasakan kecupan dari bibir pasangan mereka. Pria dengan rambut silver tampak sangat menikmati kecupan dengan permainan lidah yang lembut. Sedangkan pasangannya, perempuan dengan ukuran tubuh mungil dengan rambut hitam dan poni yang mencuat tampak sangat agresif melakukan percumbuan.

"Apa kau mencintaiku?" tanya perempuan itu pada pasangannya.

"Tentu. Aku mencintaimu, Rukia." Pria itu tampak tersenyum tajam dengan tatapan mata yang meruncing ke atas.

"Cium aku, lagi!" godanya.

Tentu saja, Ichimaru Gin -nama pria itu- meladeni tawaran perempuan dengan iris mata hitamnya itu.

Percumbuan mereka semakin memanas. Jambakan, cakaran membabi buta, bahkan kiss mark antara keduanya tengah berlangsung dengan panas. Gin bahkan meremas bagian bokong Rukia, sehingga desahan dari bibir manis Rukia tak terhindarkan lagi.

Kali ini mereka berpelukan. Gin sudah dalam posisi duduk, menggendong Rukia di dadanya. Gin berdiri membawa Rukia keluar kamar megah itu dengan masih dalam posisi berpelukan. Kedua kaki Rukia tampak mengikat pada pinggang Gin.

Mereka sudah berada di ujung balkon. Rukia duduk di atas pembatas balkon. Di sampingnya, terdapat tiga botol anggur kosong, yang biasa diletakkan Gin secara sembarang setelah ia minum. Dari sana, dapat dirasakan hembusan angin pagi yang membuat tubuh Rukia sedikit bergetar.

"Apa kau mempercayaiku?" tanya Gin dengan tatapan yang sungguh mencurigakan.

"Tentu," Rukia menjawab tanpa ragu.

Mereka saling berciuman lagi. Kali ini, Gin mengambil kesempatan pada daerah leher. Desahan Rukia terdengar lagi, kali ini berbarengan dengan bunyi gesekan daun pada pohon palem raksasa.

"Bisakah kau mengerti aku?" pertanyaan itu terlontar dari bibir tipis Gin di tengah-tengah percumbuan panas mereka.

"Apa yang kau tanyakan, hah? Jawabannya sudah pasti, kan?" kali ini Rukia menjawab dengan nada yang berbeda.

"Aku ingin kita berpisah," ucap Gin.

Dan setelah ucapan itu sampai pada pendengaran Rukia, rawut wajahnya berubah. Rukia tampak syok dengan pernyataan Gin barusan. Tak pernah terbayangkan oleh Rukia, ia akan diputuskan oleh Gin di saat percumbuan mereka sedang berlangsung panas.

Plak!

Tamparan keras Rukia pada pipi kiri Gin yang bahkan menimbulkan bekas dan suara hantaman yang keras membuat Gin yang sedari tadi masih melakukan percumbuan -meski tanpa balasan Rukia- berhenti seakan mematung.

"Apa yang ada dipikiran orang sepertimu, hah? Dasar setan!" Rukia melontarkan makian itu tepat di hadapan wajah Gin yang tetap dengan tampang tak bersalahnya itu.

"Bajingan!" kali ini Rukia sudah menggenggam botol anggur kosong yang sedari tadi berada di sampingnya. Ia hantamkan botol hijau itu tepat pada pelipis bagian kiri Gin.

Prank!

Serpihan beling bersebaran di sekitarnya. Gin tampak terluka. Darah segar mengalir begitu saja tanpa membuat pria itu pingsan, atau bahkan pusing pun tak tampak dari rawut wajahnya yang justru menunjukkan rasa puas pada keadaan.

"Sekarang, aku punya alasan untuk menjatuhkanmu, perempuan jalang!" Gin dengan nada kesal dan penuh kebenciannya mendorong Rukia jatuh menghantam aspal keras di halaman yang berhiaskan bunga-bunga kamboja dan anggrek.

"Aaa…" suara teriakan itu terhenti saat Rukia—dengan darah mengalir pada bagian kepala dan sikutnya—kehilangan kesadarannya.

#

"Bawa mayat itu ke gudang belakang!" suruh Gin pada kedua pelayan wanitanya.

"Baik, tuan," ucap mereka bersamaan.

Di halaman belakang, tubuh kaku Rukia sudah bermandikan darah. Dengan tenaga dua orang wanita yang mampu menggotong tubuh kecil Rukia, mereka membawa tubuh lemah itu ke dalam gudang belakang.

Gudang itu gelap, penuh dengan barang-barang bekas yang sudah berumur dengan lapisan debu tebal di atasnya. Kedua pelayan itu menjatuhkan Rukia di atas lantai kotor tepat di tengah-tengah tumpukan kayu dan lemari bobrok di sana.

Kedua pelayan dengan garis wajah yang sama dan kacamata yang mirip itu meninggalkan gudang tersebut dengan sedikit terbatuk-batuk akibat debu yang beterbangan.

#

"Uhuk-uhuk-uhuk," Ajaib. Tuhan seakan dengan baiknya memberikan kesempatan pada perempuan lemah itu untuk terus hidup. Di tengah hamparan debu dan kegelapan, Rukia tersadar.

Ia membuka kedua matanya dengan susah payah. Tangannya yang satu menopang tubuhnya dan yang satunya lagi memegang luka pada kepalanya.

"Gin, kau…keparat!" di tengah-tengah rasa sakitnya, masih sempat Rukia mencaci pria itu.

Ia melangkah dengan susah payah, meski kayu balok di hadapannya telah dijadikannya penopang. Baru dua langkah kakinya beranjak, ia sudah terjatuh lagi. Dapat dirasakannya masalah pada tulang kakinya yang mungkin retak atau bahkan patah.

Tapi, bagaimana pun juga tak akan ia sia-siakan kesempatan ini untuk tetap kabur, meski ia harus menyeret-nyeret tubuhnya.

Tap-tap-tap!

Suara hentakan kaki yang kuat milik Gin diikuti dengan kedua pelayannya—Lisa dan Nanao—terdengar oleh Rukia. Hal tersebut membuat ia semakin berusahah untuk berdiri, dan…berhasil, meski hanya untuk persekian detik.

Usahanya itu membuat ia terjatuh cukup jauh ke semak-semak di dekat sana. Beruntungnya Rukia, tubuhnya yang kecil dapat disembunyikan oleh semak hijau tebal yang terawat, meski ada beberapa duri dan ranting yang menggores kulit putihnya.

"Bakar gudang ini!" perintah Gin pada kedua pelayannya itu. Dan dengan segera mereka menyiramkan cairan dengan bau menyengat yang diketahui sebagai minyak tanah ke seluruh sisi gudang. Setelah itu, Lisa memberikan korek yang tengah menyala pada Gin.

"Silakan, Tuan!" katanya.

Dengan senyumnya yang runcing dan garis mata penuh kebencian, Gin mengayunkan tangannya, melempar batang korek itu tanpa rasa berat hati sedikit pun.

Duarr!

Kobaran api yang menyala dengan kuatnya menjadi pertunjukan yang menyenangkan bagi Gin disertai dengan kedua pelayannya, sedangkan bagi Rukia, itu adalah pertunjukan api yang mewakili rasa sakit dan bencinya pada pria yang dapat ia lihat garis tubuhnya itu. Pria iblis yang dengan tega melakukan semua itu padanya, Ichimaru Gin.

Awal kisah percumbuan mereka berakhir pada kejahatan dengan darah. Rasa cinta yang semula kini berubah menjadi benci yang mendalam. Dan tidak sampai di situ, ini akan berlanjut menjadi dendam. Pembalasan yang tidak kalah kejamnya siap menunggu.

-TO BE CONTINUED-

A/N: Pendek sekali! Tak apalah, ini kan multi-chap!

Hmm, mungkin ini OOC ? Rukia jadi antagonis di sini ?

Ia akan jadi Love Monster-nya ~

Tokoh utama yang penuh dengan kebencian dan dendam (beda sama cerita yang lain)

Bagaimana dengan Gin ? Dia cuma muncul pada 2-chapter doang!

Di sini yang menggambarkan Gin adalah: habis manis sepah dibuang, haha…

Ini bukan romance!

Baiklah, bisa review sekarang. Dan tunggu chapter 2-nya!

Bye.