Hai minna, Eira dateng lagi membawa fic baru, kali ini Eira ditemenin ama Kei chan loh, sepupu Eira. Dia yang minjemin Eira manga ini *dasar gak modal-digaplok-* trus jadi dapet ide bikin fic ini deh. Gomen kalau mirip banget ama manga yang kalau gak salah berjudul Dislikeable lover . Hehe... Tapi sebisa mungkin bakal Eira bikin beda kok ^^. Yosh, ini dia fic baru Eira yang berjudul "Hinata-hime", judulnya Eira rubah biar gak dibilang plagiat,gomen yah kalau ceritanya gaje dan banyak typo. hehe...
DECLAIMER : Naruto hanyalah milik Keira Miyako *digetok Masashi-sama*, a-ano maksudku milik Masashi Kishimoto *ngelus-ngelus kepala*
PAIRING: SasuHina
Rated: T
Warning: OOC banget, Gaje, terinspirasi dari manga yang aku baca, typo bertebaran, siapkan ajah ember wat menampung muntahan anda sekalian.
::^^:: HAPPY READING ::^^::
Awal musim semi udara sangat hangat, matahari mulai menampakkan wajahnya, bersiap untuk menyinari dunia. Hangatnya sang surya mulai nampak memasuki rumah yang bercat abu-abu dan bergaya minimalis ini. Sinarnya sudah menembus jendela kamar sang gadis cantik bermata lavender, yang tengah tertidur itu. Ia masih bergumul didalam selimut birunya, masih menikmati mimpi indahnya. Semula ia tidak terganggu dengan hangatnya sinar mentari yang sudah mulai masuk kedalam kamarnya, namun lama-kelamaan ia terganggu juga, ia pun menggeliat dan membenarkan selimut yang tadinya hanya sebatas leher saja menjadi menutupi seluruh tubuhnya. Tak berapa lama kemudian nampak seorang pemuda masuk kedalam kamar gadis itu, rambutnya berwarna coklat badannya tinggi, dan ia memiliki mata yang serupa dengan mata gadis itu. Pemuda itu pun menyingkap tirai yang menutupi jendela kamar gadis berambut indigo dan bermata lavender itu. Gadis itu kembali menggeliat ketika merasakan hangatnya sang surya. Pemuda itu pun mendekat dan mulai membangunkan gadis itu.
"Hei Hinata, ayo bangun. Sudah siang nih, nanti kamu terlambat ke sekolah." Bisik Pemuda itu tepat disamping telinga gadis yang dipanggil Hinata itu.
"Hmh, Neji-nii aku masih ngantuk. Lima menit lagi ya?" Ucap Hinata disela-sela mimpi indahnya.
"Hei, Puteri tidur gadungan, ini sudah hampir jam setengah tujuh. Kau mau terlambat?" Tanya pemuda yang diketahui bernama Neji yang tak lain adalah kakak sepupu Hinata.
"Iya, iya Neji-nii yang cerewet." Kata Hinata sambil bangun dari tidurnya. Ia pun berjalan menuju kamar mandi. Neji pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Hinata itu. Lima belas menit kemudian Hinata telah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan Handuk yang hanya menutupi dada sampai kelutut nya. Ia pun segera menyambar seragam sekolah nya yang telah tergantung rapi di lemari pakaian nya. Ia pun segera mengenakan sragamnya. Kemeja putih, dasi kotak-kotak berwarna merah, dan rok yang tingginya lima belas centi meter diatas lutut yang senada dengan dasi yang ia pakai. Tak lupa ia mengenakan blazer hitamnya. Setelah selesai berganti pakaian, Hinata mengambil sisir kemudian merapikan rambut indigo panjangnya itu. Ia hanya menggerai rambutnya itu, kemudian memakai kan jepit pita disalah satu sisi nya. Kemudian ia mengambil bedak dan memoleskannya pada wajahnya. Tak lupa ia memoleskan lip gloss berwarna merah pucat ke bibirnya. Dan sempurna, Hinata terlihat sangat cantik pagi ini. Setelah selesai berdandan Hinata pun melangkah keluar sambil menenteng tasnya. Tak lupa ia mencium sosok seseorang didalam foto yang mirip dengannya, yang tak lain adalah ibunya.
Hinata's POV
Hai, namaku Hyuuga Hinata, aku baru genap enam belas tahun bulan Desember kemarin. Aku bersekolah di Konoha High School, Sekolah yang cukup bergengsi di Kota Konoha Gakuen. Aku tinggal bersama Ayah, adikku-Hanabi dan kakak sepupuku- Neji-nii. Hanabi masih kelas dua SMP, sementara Neji-nii sudah kuliah di Universitas Tokyo. Mereka sangat menyayangiku. Oh iya, ibuku meninggal saat melahirkan Hanabi. Saat itu umurku masih empat tahun. Aku tidak ingat sama sekali wajah ibuku, aku hanya tahu wajahnya dari fotonya saja. Kata Ayah, dia sangat mirip denganku. Rambutnya Indigo dan matanya lavender. Yang berbeda hanya bentuk pony kami saja. Ponyku lurus kedepan, sementara ibuku menyamping. Aku sangat merindukannya.
Pagi ini seperti biasa, aku melakukan rutinitas ku sehari-hari yaitu mandi kemudian berangkat ke Sekolah. Seperti biasanya, sebelum berangkat aku selalu mencium foto Ibuku kemudian menuju lantai bawah untu ber sarapan dengan keluarga ku yang lain.
"Ohayou." Sapa ku kepada keluarga ku (minus Hanabi) yang sudah duduk dibangkunya masing-masing.
"Ohayou, Hinata." Sapa Neji-nii. Sementara Ayah, dia hanya menjawab dengan "Hn" kemudian kembali melanjutkan ritual (?) membaca korannya.
"Dimana Hana-chan?" Tanya ku sambil mengambil sepotong roti panggang dan mengolesinya dengan selai strawberry kesukaanku.
"Oh, dia sudah berangkat bersama Konohamaru," Kata Neji-nii, yang hanya kutanggapi dengan ber Oh ria. Aku pun mulai meminum susuku, setelah habis aku pun berpamitan dengan Ayah dan Neji-nii.
"Ayah, Neji-nii, aku berangkat dulu ya. Jaa~," Kataku sambil menyambar roti yang telah kuolesi selai tadi. Akupun berlari menuju pintu keluar. Aku masih mendengar Neji-nii yang berteriak menyuruhku menghabiskan sarapanku.
"Aku makan dijalan saja nii-san," Teriakku setelah mengenakan sepatuku. "Aku berangkat," lanjutku riang.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya disekolah...
Sepuluh menit kemudian aku sampai di Sekolahku. Jarak antara rumahku dan Sekolahku memang dekat, sehingga aku hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk kesana. Aku pun mulai berjalan menelusuri halaman sekolah.
"Wah, itu Hinata-hime, hari ini dia cantik sekali ya?" Kata seorang anak laki-laki berambut coklat kepada temannya.
"Iya, cantik banget." Balas temannya. Begitulah yang terdengar saat aku berjalan menyusuri lorong sekolah. Bukannya aku sombong namun pemandangan seperti ini sudah biasa bagi ku. Aku hanya membalasnya dengan senyumanku. Ditengah jalan aku bertemu dengan teman-temanku, Ino dan Tenten.
"Ohayou, Hina-chan." Sapa Ino sambil memelukku.
"Ah, Ohayou Ino chan, Ohayou Tenten chan." Sapa ku balik, sambil tersenyum.
"Wah, seperti biasa kau tampak manis Hinata chan." Puji Tenten.
"Arigatho, Tenten chan." Setelah itu kami pun berjalan-jalan bersama menuju kelas sambil ngobrol.
"Eh Tenten chan, Hina-chan kalian tahu tidak katanya ada anak baru loh," Seru Ino chan memulai pembicaraan atau bisa disebut 'menggosip'. Ino chan memang sejak dulu dikenal sebagai ratu gosip. Selain suka menggosip ia pun seorang shopa holic, dia suka banget berbelanja. Aku heran kenapa Shikamaru yang pemalas dan pendiam itu betah ya dengan Ino chan yang banyak bicara? Hm, mungkin itu yang dinamakan cinta.
Back to story...
"Benarkah? Cowok apa cewek?" Seru Tenten chan.
"Kata Kakashi-sensei sih cowok," Kata Ino chan.
"Ka-kau sudah pernah lihat?" Tanyaku pada Ino chan.
"Justru itu, aku belum melihatnya. Aku penasaran sekali dengan wajahnya. Apakah ia tampan atau tidak. Hehe" Kata Ino chan sambil nyengir.
"Hah, kau ini Ino, kau kan sudah punya Shikamaru? Jadi jangan lirik-lirik yang lain donk. Ketauan Shikamaru baru tahu rasa kau. Haha." Kata Tenten chan sambil tertawa, akupun ikut tertawa saat melihat Ino yang ngomel-ngomel sendiri. Hihi, teman-temanku emang lucu.
"Eh iya, aku kok belum laku-laku ya? Padahal kan beberapa minggu lagi pesta Ulang tahun Sekolah. Katanya kalau sampai pesta ulang tahun sekolah gak dapet pacar, nanti bakal jomblo sampai lulus nanti loh." Keluh Tenten chan.
"Halah, itukan cuma kepercayaan bodoh di sekolah kita." Balas Ino chan.
"Hah, kau bisa bilang begitu karna kau sudah punya pacar. Nah kita?" Tanya Tenten chan pada Ino chan.
"Hehe, IDL. Bytheway, anyway, busway Hina-chan kamu kok belum punya pacar? Padahal kan banyak yang mengidolakanmu? Saat ini saja hampir setiap hari ada yang menyatakan cinta padamu Hina-chan" Tanya sekaligus jelas Ino.
'DEG'
'Jantungku berdetak lebih cepat, bagaimana aku menjawabnya? Ba-bagaimana ini?.' Batinku takut.
"Pasti waktu SMP Hinata-chan punya, ya kan? Hinata chan kan populer." Tanya Tenten chan. Hua aku sangat bingung bagaimana menjawabnya, masa-masa SMP ku sangatlah buruk. Dulu aku hanyalah gadis kutu buku bermata empat. Tapi sekarang aku berbeda, aku sangat di idolakan di SMA, bagaimana ini kalau mereka sampai tahu masa lalu ku yang sungguh buruk?.
"A-ah gomenasai. A-aku harus ke toilet." Kata ku sambil berlari menuju toilet. Fiuh akhirnya aku bisa menghindari mereka. Tidak boleh ada yang tahu bagaimana masa laluku. Aku tidak mau seperti dulu...
Flashback...
Semuanya berawal dari kata-kata Naruto-kun, cowok yang aku sukai sejak kelas satu SMP.
"Aku benci cewek bodoh. Bagiku anak yang suka belaja itu sangat menarik" Ucapnya padaku saat melihatku membaca buku diperpustakaan. Sejak perkataannya itu aku pun semakin giat belajar supaya aku bisa menarik hatinya. Waktu aku SMP aku hanyalah seorang kutu buku berambut kepang dua dan bermata empat alias memakai kacamata. Aku hanyalah gadis yang pendiam dan tertutup. Aku memberanikan diri untuk mendekati Naruto-kun dengan cara meminjamkan buku catatanku padanya, bahkan terkadang aku disuruh membuatkan PR untuknya. Dan pendekatan ku pun berjalan lancar, sampai suatu hari aku mendengar dia jadian dengan Sakura-chan yang lebih bodoh dariku namun berparas cantik. Hatiku sakit sekali saat itu. Sampai-sampai aku mengurung diri dikamar seharian.
"Kenapa, kenapa Naruto-kun? Kau bilang kan kau suka cewek yang pintar? Kenapa kau malah jadian dengan Sakura-chan yang jelas-jelas lebih bodoh dariku? Kenapa? Hiks...Hiks..." Isakku sambil mencoret-coret foto Naruto-kun yang aku ambil secara diam-diam dengan kamera ponselku.
"Jadi begitu ya? Cantik. Faktanya pria memang lebih suka gadis yang cantik." Ucapku sambil masih terus menangis.
"Cih, lihat saja. Aku bisa menjadi gadis yang cantik. Sudah kuputuskan saat aku SMA nanti aku akan menjadi gadis yang cantik, aku akan menghilangkan image jelek di SMP dulu." Ucap ku. Dan saat kelulusan pun tiba, Saat itu ayahku bilang bahwa ia di pindah tugaskan ke Konoha. Aku senang sekali, dengan begini tidak akan ada yang tahu bagaimana masa laluku. Tekatku sudah bulat, aku akan menghapus semua masa laluku. Aku akan berusaha menjadi gadis yang cantik dan menjadi idola sekolah. Ku gerai rambut indigo ku, lalu kulepas kaca mataku dan menggantinya dengan soft lens. Aku pun mulai berdandan untuk mempercantik wajahku. Dan akhirnya semua pengorbananku berhasil. Aku menjadi secantik sekarang.
END OF FLASHBACK...
NORMAL POV...
Hinata melangkah menuju kelasnya, yaitu kelas 12 A-1 dengan perasaan khawatir, entah kenapa karena kejadian tadi ia jadi was-was kalau kalau ada yang tahu rahasianya. Ia pun melangkah dengan gontai, dibukanya pintu geser yang ada dikelas itu. Mata Hinata terbelalak, ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.
'Di-dia...'
To be continued
Eira : "Yei, Eira bikin fic baru *nari-nari gaje -dilempar sandal-*. Makasi ya kei chan atas manga yang telah kau pinjamken pada ku, hehe"
Kei chan : " Hn, masama. Btw fic lama lo ajah lum selese, kenapa bikin fic lagy?"
Eira : " Hah iyakah? *watados*"
Kei chan : " Iya, baka. Noh yang LITT ajah lum tamat udah bikin lagi"
Eira : " E-emang ga bole yah? *mewek mode on* :'( "
Kei chan : " Lah, dibilangin malah mewek. Ckckck"
Eira : " Ha-habis, Ide Eira untuk LITT mendadak hilang ja-jadi... enggak bisa Eira lanjutkan. Hue gomenasai~ T_T"
Keichan : " Ckckck, yasudahlah abaikan author gaje ini, Akhir kata keep or delete ?"
Eira : " Hiks, keep yah? please... *ngarep-digetok kei chan-*"
Kei chan : " Jangan ngarep deh, ada yang baca ajah udah mending, :P"
Eira : " Hue, Kei chan jahat... T_T *pundung dipojokan*"
Kei chan : " Gomenasai, Eira emang gaje. Yosh, want to RnR?"
\(^_^)/Keira Miyako\(^_^)/