Warning: Yaoi. Excessive fangirling. Absurd pairings. Possible typo. Very. Slow. Update. Err...dan humor-gak-niat. Pesan sponsor seperti biasa: silakan kabur selagi sempat.
Disclaimer: Hetalia milik Paman Hidekaz. Terlalu mabok buat ngetik yang aneh-aneh.
Selamat membaca dan semoga menikmati :)
~.~
Gedung yang normal. Koridor yang normal. Elevator yang normal. Ruangan yang normal. Pasangan di atas tempat tidur yang…ini murni terserah pembaca bagaimana menginterpretasikan.
Kedua belah merah muda basah itu memisahkan diri pada akhirnya oleh karena kebutuhan akan udara. Desahan panjang keluar dari sang pemuda yang berada di atas, rambut merahnya menempel di tengkuk dan dahinya karena suhu ruangan yang terus naik seiring dengan hasrat yang menguar dari tubuh keduanya. Mata hijaunya menatap lapar ke lautan hijau di bawahnya. Identik, namun tak serupa. Kalau mata hijau miliknya bak padang rumput di sekeliling kastil-kastil bangsawan yang mendominasi British Isles di masa-masa keemasannya, mata 'partnernya' bak hutan hujan di Latin America yang dahulu pernah sekali dikuasainya.
Scott Kirkland kini mengerti kenapa adiknya begitu terobsesi untuk mengalahkan pemuda satu ini. Hidangan pembuka saja belum selesai dinikmati, namun sekujur tubuhnya sudah gemetar tanpa henti. Gemetar bukan karena emosi. Ohh. Dan sejak kapan jemarinya sudah berada di sana, menelusuri kontur-kontur otot dan lekuk tubuh seksi, perlahan tapi pasti menuju... tempat yang tidak sepenuhnya tersembunyi… cih, boxer bermotif tomat itu sungguh menghalangi… tak mengapa, hanya dengan sekali sentak, baik mata maupun jemarinya akan segera bisa mencicipi…
KRESEK. GRATAK. DUAK!
Bzzztttt.
…umm. Maaf, sungguh maaf, pembaca yang budiman. Sepertinya di otak penulis baru saja terjadi kebocoran. Seharusnya ini skrip untuk ScotxSpain yang masih dalam tahap perencanaan. Maafkan ketidakprofesionalan yang bersangkutan. Berikut ini adalah chapter betulan. Sekali lagi, selamat menikmati.
~.~
PAIRING MISHAPS
~.~
Gedung yang normal. Koridor yang normal. Elevator yang normal. Ruangan rapat yang normal. Kumpulan orang-orang—coret, personifikasi negara yang normal. Topik pembicaraan yang... ini murni terserah pembaca bagaimana menginterpretasikan.
"...lama sekali. Nggak biasanya kak Hungary telat begini." Seychelles berdecak, menggeser-geserkan kakinya dengan tidak sabar. Di belakangnya, Vietnam bersusah payah menahan kuap lebar. Salahkan perbedaan zona waktu antara Asia Tenggara dan Eropa yang membuatnya kurang waktu istirahat...
"Sudahlah. Paling juga sebentar lagi dia datang. Seorang Hungary tidak mungkin melewatkan konferensi yang hanya dilaksanakan sebulan sekali begini." Belgium, selaku tuan rumah kali ini, berusaha membela wakil ketua klub mereka. Tunggu... wakil? Kalau begitu, siapa ketuanya?
"Berugii-san. Saya khawatir waktu yang ditetapkan dalam surat undangan sudah hampir terlewat. Bisakah kita memulai konferensi tanpa Hangari-san?" Japan, satu-satunya kaum adam merangkap ketua klub itu bertanya dengan suaranya yang halus namun tetap berwibawa. Para anggota saling berpandang-pandangan, raut wajah mereka menyiratkan kekhawatiran. Memulai rapat tanpa Hungary, rasanya seperti...
"Maaf telattt!" Suara pintu menjeblak terbuka menyita perhatian mereka semua. Hungary berdiri di ambangnya, terengah-engah dan berusaha mengatur napasnya. "Maaf banget! Jalanan masih macet gara-gara beberapa hari paska tahun baru dan lagi jalanan masih tertutup salju…"
Japan hanya mengangguk pelan, mengisyaratkan permintaan maaf diterima. "Tidak apa-apa, Hangari-san. Anda datang tepat pada waktunya. Kami baru saja akan memulai konferensi. Oya. Dan selamat datang, Rihitenshutein-san. Anggota baru?"
Perhatian seluruh penghuni ruangan langsung teralih pada gadis di belakang Hungary. Liechtenstein menumpukan tangan pada lututnya, sama terengah-engahnya. Wajahnya merona merah karena malu menjadi pusat perhatian.
"Umm. Halo, semuanya. Saya Liechtenstein, pendatang baru di klub. Ah. Umm. Mohon kerjasamanya." dia menyapa dengan suara kecil dan malu-malu.
"Apapun, deh. Karena semuanya sudah kumpul gini, bisa nggak kita mulai rapatnya? Sudah bosan menunggu, nih." Belarus berkomentar ketus, matanya memancarkan aura membunuh yang membuat Taiwan yang duduk di depannya bergidik seketika.
Japan mengangguk menyetujui, menangkupkan kedua tangannya. "Baiklah. Yang baru saja datang, silakan ambil kursi yang mana saja. Air minum sudah tersedia di meja masing-masing. Santai saja. Monako-san," Mata monokrom itu beralih pada sang sekretaris di sebelahnya, "Bersediakah membacakan agenda rapat hari ini?"
Monaco meluruskan kacamatanya dengan gaya profesional, sebelum berdiri dan berjalan kedepan, mata hijaunya menjelajahi kata demi kata dalam buku catatannya yang terbuka.
"Selamat siang, para anggota yang terhormat. Hari ini Minggu, tanggal 16 Januari 2011. Pertemuan pertama klub WWF atau World Wide Fujodanshi di tahun kelinci emas ini. Agenda konferensi: poin pertama, presentasi hasil fotografi yang telah kita sepakati..."
"Hasil fotografi?" Liechtenstein berbisik pada Hungary, mata hijaunya menyiratkan ekspresi tak mengerti.
"Nanti kau akan tahu sendiri." Hungary mengedip sembari menyesap teh seruni.
"...Poin kedua, atas dasar keanekaragaman dan inovasi serta zaman yang terus berganti, atas usul dari nona Hungary, kita akan mengadakan 'taruhan berani mati'... "
"Taruhan berani mati?"
Kali ini yang bertanya-tanya tidak hanya Liechtenstein sendiri. Taiwan bertukar pandang dengan Vietnam, alis keduanya terangkat dalam kebingungan. Belgium melempar pandangan bertanya ke arah Hungary, yang hanya dijawab dengan seringai misterius. Ukraine gemetar di kursinya, Belarus hanya membelai pisaunya dengan ekspresi biasa-biasa saja.
"…demikianlah agenda konferensi hari ini. Waktu dan tempat saya kembalikan pada anda, monsieur le Japon."
Monaco menutup bukunya, membungkuk sejenak, sebelum kembali ke kursinya.
Japan berdiri, berdeham sesaat sebelum berbicara dengan suara berwibawa. "Terimakasih, Monako-san. Sekarang daripada semakin memboroskan waktu yang telah terbuang, lebih baik kita segera masuk ke poin pertama. Hangari-san. Bisakah anda ambil alih dari sekarang?"
Hungary mengangguk antusias, memberi Liechtenstein tepukan menenangkan di punggung sebelum melangkah ke depan. Dia meraih mic lalu, masih dengan senyum mengembang, menyapa riang.
"Halo semua! Viva fujoshi!" Sapaan itu disambut tepuk tangan antusias dari para anggota. "…dan fudanshi." Hungary menambahkan, mengedip ke arah ketua sekaligus penyuplai materi terbesar mereka.
"Ahem. Baiklah. Tanpa banyak bacot lagi, seperti yang mbak Monaco jelaskan tadi, mari kita buka konferensi bulanan ini dengan… pameran fotografi!"
Proyektor besar di belakang mereka mendadak menyala, memproyeksikan sebuah gambar raksasa ke layar besar di depan. Sebuah gambar yang... cukup merangsang desah kagum dan tarikan napas tertahan.
"Itu gimana dapetnya? Angle-nya bagus…" Seychelles memandang iri.
"…gila mukanya England. Kalau sampai ada banteng lewat, dia bisa dikejar sampai ke kutub utara," komentar Belgium.
"Hee. Ternyata America kalau kacamatanya dilepas bisa kelihatan dewasa juga ya." Ukraine mendesah layaknya seorang janda merindukan cucunya.
"…salut sama yang ngambil foto. Selulitnya si burger bodoh itu nggak kelihatan sama sekali." Komentar kejam khas seorang Belarus pun terlontar.
PIP. Gambar berganti. Sebuah kamar temaram. Dua buah sosok yang tengah…
"Agghh! Coba kameranya turun sedikit lagi aja, kelihatan tuh belahan pantatnya!" Seorang Taiwan headbang dengan tidak elitnya.
"Cih. Dasar America, mentang-mentang negara kaya, main robek kemeja aja. Nggak kasihan apa sama England yang ngeluarin duit buat bayar tu kemeja?" Monaco menggerutu sambil mengeluarkan sempoa entah untuk apa. Mengkalkulasi harga sepotong kemeja, mungkin juga.
"Hmm. Dari segi ciuman lebih hot ini, tapi dari segi posisi lebih oke yang tadi…" Komentar kritis dari seorang Belgium, seperti biasa.
PIP. Layar hitam.
"Yak. Yang baru saja anda nikmati ini foto-foto USUK hasil kerja Vietnam. Berikutnya adalah submission dari seorang Belgium. Selamat menikmati~"
PIP.
"Kebun tomat? Astaga, mereka make-out di kebun tomat?"
"…sangat… higienis…" Monaco harus menahan diri untuk tidak facepalm.
"Ta-tapi kan, kulit kecoklatan keduanya tampak begitu serasi dengan hijaunya dedaunan dan merahnya buah-buahan… Dipadu langit biru dan matahari Mediteran yang bersinar terang…" Belgium, tentu saja, mati-matian membela OTP-nya. Dengan kelebayan khas mantan motherland-nya.
PIP. Gambar berganti. Setting kali ini...sebuah kamar mandi.
"Ohmai…" Dan Vietnam pun mengeluarkan selembar sapu tangan. Pembuluh darah kapiler di hidung sudah tidak bisa diajak kompromi dengan otak sang empunya.
"Anjrit. Yang di atas itu… Romano? Romano yang jadi seme? Nggak mungkin! Itu pasti si Spain cosplay jadi Romano, pasti!" Seychelles menjerit nggak santai.
"P-Passionate banget..."
"...ada tiga kemungkinan. Satu, Romano mabok. Dua, Spain mabok. Tiga, dua-duanya sama-sama mabok. Di luar itu, mustahil pairing ga bener ini bisa terjadi."Buset nona Taiwan. Sempet-sempetnya yang beginian pakai dianalisis.
PIP. Layar hitam.
"Yap. Yang barusan itu SpaMano dari Belgium. Berikutnya kita punya sumbangan dari Taiwan. Silakan dilihat."
PIP.
"NII-SAAAAAAAAAANNNNN!"
Dan seisi ruangan pun harus mengerahkan tenaga ekstra demi menghentikan Belarus yang tinggal sejengkal lagi bakal memutilasi layar yang tidak berdosa dengan koleksi belatinya. Gadis berambut platinum itu rupanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa kakaknya tertangkap di lensa kamera tengah bercumbu di atas sofa dengan seorang kakek-kakek-berkedok-pemuda asal Asia berambut cokelat muda...
"Hungary! Gambar berikutnya, cepat!" Ukraine berteriak, masih berusaha mencegah adiknya yang kalap memutilasi seisi ruangan.
Hungary dengan tanggap langsung memencet tombol, mengganti gambar di layar dengan...
"GRAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH!"
Seychelles dan Belgium terlempar. Liechtenstein menatap dengan mata kian melebar. Vietnam dan Taiwan terkapar. Karena mimisan. Meninggalkan Ukraine seorang memegangi Belarus yang makin liar.
Sungguh, siapa sangka pemandangan seorang Russia dan seorang China di dalam kamar dalam posisi yang tidak selayaknya dijabarkan ini bisa menimbulkan efek sedemikian besar? Tunggu...apakah itu pipa yang menjulur keluar? Simpan imajinasi anda untuk lain kesempatan, para pembaca yang budiman...
PIP.
...karena masih akan ada gambar-gambar lain yang datang.
"Yak. Barusan itu tadi RoChu hasil buruan Taiwan. Berikutnya kita punya submisi dari seorang Belarus. Selamat menikmati"
Hungary menerangkan dengan tenang seolah semua kegilaan itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Belarus sudah mulai menenang, mata pucatnya yang tadinya kalap sudah mulai tampak cukup waras begitu gambar hasil kerja kerasnya berhari-hari memasuki layar.
"Wahh..." Liechtenstein berdecak kagum, jemarinya bertautan layaknya baru saja menyaksikan kelinci melahirkan.
"Hmm. Chemistry-nya kerasa banget. Lumayan." Monaco berkomentar.
"Nggak nyangka, seorang Lithuania dan Poland bisa semesra ini. Walaupun jarang muncul ke permukaan dan fanbase-nya nggak begitu besar, ternyata manis juga." Berikut analisis nggak penting dari seorang Taiwan.
"...dan aku baru tahu kalau To—maksudku, Lithuania, ternyata six pack. Efek kerja rodi di rumah Russia?" Komentar yang lebih nggak penting dari seorang Belgium.
PIP. Layar hitam.
"Hah? PolLiet-nya cuman satu doang?"
"Habis, nyari mereka berdua kalau lagi mesra susah sih. Kenapa? Mau protes?" Pelototan galak dari Belarus sudah lebih dari cukup untuk membungkam penonton yang kecewa.
Hungary berdeham, menarik kembali perhatian audiensnya.
"Baiklah. Yang tadi anda saksikan itu PolLiet dari Belarus. Berikutnya, sumbangan dari nona Ukraine dan Monaco."
PIP. Foto keluarga bahagia pun terpampang, membuat para fujoshi itu serentak mendesah puas.
"Awww. Sweet sangat..."
"Mereka cocok banget, ya? Seolah-olah memang ditakdirkan satu untuk yang lainnya..."
"Contoh nyata dari opposite attracts; orang stoic yang nggak banyak ngomong seolah lidahnya habis disengat kalajengking seperti Sweden dengan mother hen penuh senyum seperti Finland ternyata bisa juga sampai dengan selamat ke pelaminan..."
"Ehhh? Memangnya mereka udah resmi kawin? Yang bener? Kok, nggak ngundang-ngundang sih?"
"Habis, mereka udah pake panggilan-panggilan mesra gitu..."
"Bukannya kawin lari, ya?"
PIP.
Sebelum konferensi ini berubah menjadi ajang perdebatan status Sweden-Finland, gambar sudah berganti lagi. Dengan sesuatu yang langsung memancing pekikan girang para fujoshi.
"De-demi pocong di Lawang Sewu..." Taiwan langsung menjejalkan tisu di hidungnya; tanpa tanggung-tanggung lima biji sekaligus.
"Denmark seme abis... Goyangannya asoy sangat... Kayak bentar lagi mau *piiip* sama *piiip* sampai jadi *piiip* lalu berujung ke *piiip* dan keluar sebagai *piiip*..." Demikianlah komentar dengan sensor minimum dari seorang Seychelles.
"Lu lu pada goblok semua! Kok malah ngelihatin si dendeng bawa kapak itu sih? Mukanya Norway itu lho! Antara pasrah dan jual mahal... Kyaa!" Percayakah anda kalau saya bilang seorang Belarus pun bisa jingkrak-jingkrak layaknya remaja jatuh cinta? Beginilah fujoshi kalau sudah ketemu OTP-nya.
PIP. Layar hitam. Penonton mengerang kecewa ketika pemandangan erotis itu direbut dari mata mereka.
"Ahem baiklah. Yang barusan itu SuFin dari Ukraine dan DenNor dari Monaco. Kita sudah mulai mendekati akhir presentasi. Berikutnya adalah sumbangan dari saudari Seychelles."
PIP. Setting sebuah pantai. Ombak berdebur menebar buih membeku bersamaan dengan waktu yang terhenti oleh jepretan lensa. Pepohonan kelapa yang bergoyang ditiup angin. Di luar itu semua tidak ada pemandangan yang berarti. Kecuali sebatang kayu teronggok di tengah hamparan pasir.
"Tunggu... Jangan-jangan, 'kayu' itu..."
"M-masa sih..."
Kamera pun di-zoom. Langsung mengarah ke 'kayu' yang ternyata adalah tubuh kecoklatan berbalut keringat dan bermandikan mentari. Dan berlumur substansi yang demi rating tidak dapat diuraikan di sini. Tanpa ada sehelai benang pun menutupi.
Oh. Dan sudahkah penulis bilang sosok itu ada dua biji?
"A-A-Anjrit. Anjrit anjrit anjrit. Ototnya... belahan itunya... Kemulusannya... Dan itu tangannya...maigat, jemarinya... Demi banci Kampung Kali, SALAH RATING INI!"
Bersyukurlah bahwa ini hanyalah konferensi foto dan bukan sinematografi.
"Pa-Pantesan aja Greece dikenal punya reputasi di bidang 'itu'. Dan Turkey juga, udah om-om gitu masih juga punya stamina sampe segitunya..." Taiwan menjejalkan tissue entah yang keberapa ke hidungnya yang kembang kempis.
"Kesimpulannya, Mediteran itu seronok semua. Dua itu sudah jelas. Spain pedo berlisensi. Duo Italy lady-killer. Egypt... yah kita nggak pernah tahu kalau-kalau dia bercinta sama mummy-nya..."
Belum selesai dia berkomentar, Seychelles sudah terkapar dengan kartu-kartu poker menusuki tubuhnya. Monaco berdiri dengan anggunnya, mengecup kartu bergambar ratu hati sambil memandang sinis dari balik lensa kacamata.
"Jangan sembarangan berkomentar, nona. Aku juga Mediteran, dan aku nggak seronok," ucap sang personifikasi negara penjudi itu dengan angkuhnya.
"Sudah, sudah," Hungary berusaha menenangkan keadaan yang mulai runyam sekaligus menghindari korban berjatuhan oleh Monaco yang semakin lama semakin mirip tokoh badut biru berambut tulip dari sebuah anime jadul yang pernah tayang di Indonesia. Nyaris mustahil, mengingat Belarus sudah mulai mengeluarkan koleksi pisaunya demi membalaskan dendam Seychelles. Adu mutilasi siap terjadi kapan saja, tinggal menunggu aba-aba.
"Ehem. Kalau kalian mau berantem terus, ya sudah. Hiks. Padahal aku sudah mengumpulkan foto-foto koleksi paling hot dari keluarga German, ahh, tapi kalau bagi kalian lebih penting perkelahian tanpa ujung pangkal..."
Satu lagi bakat tersembunyi seorang Hungary pun tersingkap juga: menjadi penjaga anak-anak TK. Apa kaitannya? Jangan ditanya, penulis hanya mementingkan rima.
...silakan lanjutkan membaca.
"Jadi berikutnya hasil karya nona Hungary, ya." Belgium menggosok-gosokkan tangannya dengan penuh antisipasi. Tentu saja, sang wakil ketua dengan passion tertinggi pada segala hal berbau yaoi ini sudah punya reputasi. Lebih baik mati daripada melewatkan kesempatan melihat foto-foto artistik dia punya koleksi.
Sang wakil ketua hanya tersenyum misterius, menekan tombol di remote diikuti tarikan napas audiens-nya yang sudah tidak sabar lagi.
PIP. Sebuah taman. Bunga-bunga beraneka warna membentang. Langit biru, cerah dan sedikit berawan sebagai latar belakang. Namun fokus dari gambar ini bukanlah keindahan alamiah semata…
"Aduuhhh manisnya~" Taiwan mendesah bahagia, memegangi kedua pipinya yang memerah.
"Auranya sampe ke sini. Damaiiii banget. Ah, cinta yang bertahan selama ratusan tahun sejak jaman chibi memang beda, ya…" Belgium mengusap air mata lebay yang mulai mengalir keluar.
"Hmm. Manis, sih. So sweet, sih. Tapi… rasanya kalau untuk fujoshi sekaliber Hungary, foto Germany dan Italy piknik berdua di padang bunga sambil saling menyuapi wurst dan pasta dengan wajah merona ini tidakkah… terlalu 'jinak'?" Vietnam berkomentar hati-hati, takut menyunggung perasaan.
Hungary hanya tersenyum seperti biasa. Hanya mereka yang sungguh-sungguh mengenalnya yang mengetahui bahwa di balik kilau keibuan itu tersembunyi jiwa seorang pejuang. Dalam artian yang cukup bisa anda imajinasikan.
"Mm, baiklah. Saya kira anda sudah cukup menikmati appetizer-nya. Mari, kita masuk ke menu utama."
PIP.
Dan inilah salah satu alasan mengapa ruang konferensi ini selalu dilengkapi persediaan tissue sampai dua peti.
"Aa… aaaa…" Karena bahkan seorang Belarus pun speechless dibuatnya.
"Demi… demi…" Dan seorang Monaco yang terkenal kritis pun kehabisan kata-kata.
"…" Dan seorang Ukraine pun pingsan seketika.
"Hmm. Karya yang sangat menarik, Hangari-san. Unik. Artistik. Erotis." Japan melontarkan komentar untuk pertama kali, menjejalkan tissue ke hidungnya dengan masih tanpa ekspresi. Perlu diketahui, komentar dari sang ketua itu sama saja dengan penghargaan tertinggi. "Dan kalau kami boleh tahu, dengan apa anda akan menamai masterpiece ini?"
Hungary menoel-noel dagunya sendiri, tenggelam dalam kontemplasi. Wajahnya langsung menjadi cerah begitu tuan ilham datang menghampiri.
"Aku tahu! Judulnya: 'Ketika Aku Memasukkan Sesuatu Ke Kopi Pagi Germany dan Membuatnya Lebih Horny Daripada Kombinasi France dan Turkey dan Berujung Pada Germany Meraep Prussia dan Austria Sekaligus di Bathtub Kamar Mandi dan Menghasilkan Threesome Awesome Ini'!"
Japan hanya manggut-manggut mendengar deklarasi Hungary, menjejalkan tissue entah yang keberapa ke hidung mungilnya. Tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di pikirannya. Tengah berusaha mentransformasi sekeping foto itu menjadi berlembar-lembar komik strip yang berpotensi merusak ke-inosen-an kawula muda, mungkin juga.
"Da-daripada judul, rasanya lebih mirip kronologi…" Taiwan telah mengikuti jejak Japan, menjejalkan tissue ke hidungnya yang mulai banjir bak Niagara di perbatasan America dengan… dengan… ah, pokoknya sebuah negara. Penulis tidak bisa mengingatnya. Mari kita lanjutkan saja.
"Eits. Ini belum semua, lho. Masih ada satu pairing lagi, pairing yang cukup jarang di fandom kita. Bahkan di fandom bahasa Indonesia pun baru ada sebiji lho, seenggaknya yang keluar kalau di search pakai karakter sih… Ehehe… Ada yang bisa nebak~?" Hungary mengedip jahil.
Para anggota pun langsung memeras pikiran.
"Hmm. ScotlandxEngland?" Belgium mengusulkan.
"Ck, bukan. Mereka sudah ada berbiji-biji, tahu. Semuanya terimakasih kepada salah satu author ffn Indo yang telah berjasa memelopori salah satu pair incest paling hot yang bernamapena Ha-" Dan Hungary pun digebuk bungkus katana oleh Japan sebelum bisa melewati batas disclaimer.
"Kalau begitu…PortugalxSpain?"
"Mmm…memang bener sih pairing absurd itu baru ada sebiji bikinan seorang author nggak kalah absurd yang waktu itu lagi nganggur nungguin jemuran kering… hei, kenapa jadi OOT gini! Intinya, jawabannya bukan itu. Ayo, adakah yang masih mau menebak?"
"FritzxMaria Theresa?"
"Buset, belum ada yang cukup gila untuk bikin pair itu sayangnya. Penulis memang sih pernah kepikiran bikin waktu lagi ngubek-ubek sejarah Prussia nyari inspirasi buat Germancest, tapi berhubung banyak essay mengantri… tunggu, kenapa aku jadi dipakai author buat ajang curhat gini sih!" Ups. Maaf Hungary, yang barusan itu secuil jeritan hati.
"HUH! Daripada yang muncul nanti pair absurd macam Kakek RomexSealand yang bahkan sudah beda dimensi dan generasi, mending sekarang kalian lihat sendiri!"
PIP.
Dan banjir yang melanda Sri Lanka pun bukan apa-apa dibandingkan banjir darah yang melanda para fujoshi kelebihan hormon ini. Bahkan penulis pun kesulitan mengekspresikan komentar para peserta karena rata-rata mereka cuma sanggup mangap seperti paus terdampar di lepas pantai Alexandria.
"Eksotis, bukan? Waktu ambil ini aku bahkan mimisan nggak berhenti, lho." Hungary berkata bangga, memandang hasil karyanya layaknya seorang Michelangelo menatap Pieta.
"Su-subarashii, Hangari-san." Lagi-lagi, hanya seorang Japan yang cukup kuat menahan hormon yang membanjiri sistemnya untuk melontarkan komentar. "Latar yang indah. Komposisi pencahayaan yang mantap. Posisi dan ekspresi yang tiada tara. Tema yang… erotis namun tetap eksotis. Dan juga… pasangan yang sangat tidak terduga. Ahh, Puroisen dan Roshia, siapa yang akan menyangka?"
Hungary tersenyum lebar mendengar pujian yang dilontarkan satu-satunya fudanshi di dalam ruangan. Benar, review positif dari seorang Japan memang tidak pernah gagal membuat jiwa fujoshinya berbinar-binar.
"Saya suka bagaimana Russia memposisikan dirinya. Terkesan liar, tapi pada saat yang bersamaan tetap penuh keanggunan. Sedangkan Prussia… ah, ekspresinya sungguh tak ternilai harganya. Rasanya saya bisa membaca ratusan ekspresi tercampur baur di sana. Takut. Tak sabar. Ngeri. Namun di saat yang bersamaan menikmati. Oh. Dan kontrasnya rantai hitam itu di kulit pucat Puroisen-san... Saya dari dulu sudah tahu Roshia-san memang terkenal sadis, tapi kalau sampai dibawa jadi fetish…"
Japan menggeleng-gelengkan kepalanya, menjejalkan tissue entah yang keberapa ke hidungnya. "…sudah diputuskan. Karya terbaik dalam pemeran fotografi kali ini adalah RussiaxPrussia dari Hunga-"
"Tu-tunggu sebentar!"
Sekian pasang mata dalam berbagai warna menoleh ke arah gadis kecil yang mengangkat tangannya dengan malu-malu itu, tampak gemetar menjadi pusat perhatian mendadak.
"Sa-sa-saya…saya juga… mau menyumbang foto…" Liechtenstein berkata dengan suara kecilnya, gugup ditatap begitu banyak orang. "Ummm. Ta-tapi…saya tidak tahu kalau formatnya digital, jadi saya bawa versi cetakannya. Bo-bolehkah…?"
Para fujoshi bertukar pandangan, mengangkat bahu, kemudian tersenyum cerah. Sungguh tidak etis untuk tidak menghargai hasil kerja keras anggota baru ini, kan?
Liechtenstein pun mengubek-ubek tas tangannya, mengeluarkan tiga lembar foto yang diserahkannya ke tangan Belgium yang duduk paling dekat dengannya, sebelum kembali mengerut di kursinya. Belgium menatap ketiga lembar foto itu, rekan-rekan sejawatnya berkumpul mengelilingnya kecuali Japan dan Hungary yang masih berada di atas panggung.
"KKKYYYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAA!"
Tidak untuk waktu yang lama.
"Apa? Kenapa? Ada apa?" Hungary berteriak penasaran, melempar mic-nya begitu saja untuk bergabung dengan rekan-rekan seperjuangannya yang sudah mulai berteriak-teriak layaknya mendapat foto skandal seorang Irfan Bachdim dengan… yah, anda bisa bayangkan situasinya seperti apa.
"Demi jemuran nggak kering-kering di musim dingin! Ya ampun, nggak nyangka mereka berdua bisa sepanas ini! Skandal terbaru abad ini!"
"Ga-gawat… habis konferensi kayaknya harus ke palang merah minta suplai darah…"
"Tapi cocok juga sih, satu negara yang terkenal teratas di bidang 'itu', sementara satunya yang terkenal terbawah…"
Di titik ini, seorang Japan sudah mulai merasakan firasat buruk menghampiri.
"Eh, eh, Liechtenstein. Ceritain dong. Gimana sih, caramu dapet foto skandal GreecexJapan yang se-hot ini?"
Dan jantung seorang Japan pun sempat terhenti.
"Ap- Apa yang…"
Bahkan mukanya pun jadi semerah stroberi. Tinggal cat rambutnya jadi hijau, kasih totol-totol hitam untuk melengkapi, diapun dijamin siap dijual setengah harga di pasar Beppu Eki.
…mulai ngelantur. Lanjutkan.
"Ohh! Yang ini juga lumayan manis! Jarang-jarang lihat seorang England blushing tanpa hawa-hawa tsundere-nya nih! Kyaa senyum gentleman seorang England!"
"A… a…"
Kasihan Japan. Bahkan affair nya dengan personifikasi mantan kerajaan terkuat yang pernah mengembat kakak-beradik Iberia di masa kejayaannya itu pun terbongkar sudah di tangan seorang gadis kecil (yang sekilas tampak) tak berdosa.
"Aduhh! Yang ini seme-nya yang mana? Lemah aku sama yang kayak gini! Kyaaa!"
"Hmm. Dari segi usia, jelas-jelas China. Dari maskulinitas… hmm dilema. Suara sih, lebih manly Japan. Tinggi badan…? Hei Japan, kamu sama China lebih tinggi siapa?"
Amaterasu-sama. Bahkan affair incest terlarangnya pun dibongkar dengan begitu lihainya. Selamat tinggal, dunia yang kejam dan penuh pengkhianatan. Maaf sungguh maaf, hanya beberapa hari setelah reshuffle kabinetnya, seorang Japan sudah harus meninggalkan dunia fana…
"…eh? Si Japan kenapa?"
Taiwan berjalan mendekati Japan, menoel-noel pipinya. "Pingsan. Saking malunya. Aduh. Sekarang gimana dong, konferensinya?"
Hungary mengelap tetesan darah terakhir dari hidungnya sebelum mengembalikan foto-foto itu ke sang empunya. "Sumbangan yang hebat, Liechtenstein. Dirimu anggota baru yang menjanjikan." Gadis berambut coklat itu menoleh memandang rekan-rekan sejawatnya, yang semuanya menatapnya dengan pandangan penuh ekspektasi. Wajar saja, kan ketua mereka baru saja pingsan dengan tidak elitnya.
"Hmm. Ya sudah. Kalau begitu kita langsung saja ke segmen berikutnya. 'Taruhan berani mati'."
Seharusnya para peserta sudah menyadari, seringai seorang Hungary itu bukan pertanda baik. Sama sekali.
"…bisa minta penjelasan dalam bahasa yang kita semua mengerti?" Vietnam menyuarakan apa yang ada di pikiran para peserta konferensi.
Masih tersenyum misterius, Hungary mulai menjelaskan.
"Nggak ribet kok. Intinya cuma kita secara bergiliran mengajukan pairing pada rekan kita untuk dibawa di konferensi berikutnya. Dan pairingnya nggak boleh sama dengan yang sudah disuguhkan hari ini. Semakin crack dan semakin nyeleneh, semakin bagus. Cuma satu syaratnya, harus dalam tahap memungkinkan, entah dalam segi geografis atau historis. Jangan mengajukan Kakek RomexSealand, yang jelas-jelas beda generasi. Atau IcelandxNewZealand yang letaknya hampir di masing-masing ujung bumi. Atau NepalxMadagascar, yang jelas-jelas belum dimunculkan. Sudah, begitu saja. Simpel, kan? Apa coba yang dari tadi kalian takutkan?"
Keheningan mengikuti pidato singkat sang wakil ketua, sebelum Seychelles—yang secara ajaib sudah sembuh seperti sedia kala—memutuskan untuk mengangkat tangannya.
"Err lalu…maksudnya 'berani mati' itu apa?"
"Oh…itu mah, cuma supaya berima saja. Tidak tahukah anda?" Dan sebelum para peserta rebutan merajamnya, Hungary buru-buru menambahkan. "Bercanda! Hmm. Ini semacam batsu game gitu deh. Peserta yang gagal mendapatkan foto pairing yang diajukan, akan mendapat hukuman… harus mendapatkan foto France sebagai uke, entah pasangannya siapa. Bagaimana pun caranya."
Para peserta pun menelan ludah. Mendapatkan foto seorang universal seme dalam posisi uke? Sampai seorang Sealand menyemei seorang England pun kayaknya angan-angan itu nggak akan kesampaian.
"Ka-kalau itu juga gagal?" Ukraine bertanya, entah kenapa takut mendengarkan jawabannya. Apakah mereka akan didepak dari dunia fujoshi selamanya?
"Hmm. Kalau itu gagal juga—oh tenang, tidak ada acara depak-depakan kok—peserta yang gagal diharuskan untuk…membayari hutang Portugal dan Spain ke Uni Eropa. Sampai lunas semua."
Ruangan konferensi langsung meledak dalam teriakan-teriakan galau para peserta. Yang rata-rata meneriakkan "kejaaammm!" dan "pemerasaaaaaan!" dengan volume yang ajaibnya tidak juga membuat seorang Japan tersadar.
Sementara nun jauh di Iberia peninsula, dua bersaudara yang tengah tiduran di tempat tidur sambil mengemut termometer bersin bersama dengan kompaknya.
"…Kakak. Ada yang ngomongin kita nih, kayaknya."
"Cih. Mentang-mentang sekarang ekonomi kita terpuruk begini jadi digosipin di mana-mana. Lihat saja, suatu saat ekonomi kita akan melebihi bahkan China dan America, lihat saja!"
Dan dua personifikasi negara besar yang mendominasi dua benua yang tepat berseberangan itupun bersin di saat yang bersamaan. Memang benar rumor yang beredar, virus influenza itu cepat sekali menyebar.
Mari kita kembali ke ruang konferensi.
"Baiklah. Jadi, kita mulai dari aku ya." Hungary berkata tenang sambil menimang frying pan-nya. Senjata rahasia yang begitu dikeluarkan langsung membuat seisi ruangan bungkam. Hungary menatap Belgium, yang langsung menelan ludah dengan gugupnya.
"Belgium… kalau nggak salah tadi kamu menyajikan SpaMano, ya?"
"I-Iya."
"Hmm. Kalau begitu tantangan untuk dirimu: SpainxDenmark. Mau dibolak-balik terserah, pokoknya dua orang itu."
Belgium pun mangap.
"Hah? Dari sintatik, fonologik, sama ekspresi konservatif mananya dua orang gaje itu bisa disambungin?" Belgium tampaknya ketularan galaunya author yang sudah berjam-jam melototin materi presentasi dan tetep aja nggak hapal-hapal ini.
"Mereka kan sama-sama di Eropa. Sejarahnya juga pasti pernah nyambung kok. Riset dikit lah. Dan lagi, dua-duanya punya kapak. Lumayan nyambung kok, dua orang itu. Atau kalau menurutmu itu terlalu berat, ada pilihan kedua nih. SpainxNetherlands."
Mata Belgium pun dari keruh bertransformasi jadi berbinar-binar. Ohh, pair itu mah, gampang… Selain pernah ketemu di final, di strip Christmas Bloodbath juga ada hint-nya…
"…dengan catatan, Spain harus jadi semenya."
Dan mulut Belgium pun jatuh untuk yang kedua kalinya. Mustahilllll! Begitu jeritnya dalam hati. Namun tidak ada pilihan lain selain mengikuti.
"Baiklah, tantangan diterima? Bagus. Belgium, pilihlah siapa 'korban'mu." Hungary tersenyum manis, menekankan pada kata 'korban'.
Belgium menatap galau pada rekan-rekan sejawatnya, mata hijaunya berhenti pada seseorang. Ohh. Sudah lama dia ingin coba mengerjai dia…
"Belarus. Tadi, dirimu menyajikan PolLiet, ya?"
"Hm." Begitu saja jawaban sang gadis berambut platinum.
"Tantanganku nggak susah kok. NorwayxFinland. Cukup jinak, kan?"
Belarus hanya menatap tanpa ekspresi sebelum akhirnya mengangguk, jemarinya membelai belati. Dan tiba-tiba Belgium merasa bersimpati pada kedua uke yang baru saja dilibatkannya dalam taruhan gila ini.
"Seychelles." Belarus mendadak berkata, nada suaranya dingin seperti biasa.
"Hiiy! I-Iya?"
"…kamu yang tadi menyuguhkan TurkeyxGreece, kan?"
Seychelles hanya menjawab dengan anggukan, berusaha menerka tantangan seperti apa yang kiranya bakal diberikan kepadanya. CameroonxEgypt? YemenxDubai? Oh, tapi tadi Hungary bilang jangan negara yang belum ofisial, jadi coret yang barusan…
"…kalau begitu tantanganku: FrancexUK. Alternatifnya, PrussiaxUK. Sudah, itu saja."
Seychelles dan Belgium pun mangap. Belgium karena "Kok kegampangan sihhh!" sedangkan Seychelles karena "Kok dua-duanya di Eropa sihhh! Habis duit buat hotel nihhh!" namun tentu saja, yang berani protes akan berisiko menghadapi bahaya mutilasi. Seychelles akhirnya hanya berdeham dan mencari 'korban'nya sendiri.
"Mmmm… Vietnam. Tadi… yang kamu sajikan itu USUK, kan?"
Vietnam mengangguk, berdoa dalam hati semoga dia tidak mendapat CubaxCanada atau semacamnya. Sudah habis duitnya untuk akomodasi selagi memata-matai OTP-nya yang notabene beda benua dengannya.
"Kalau begitu nggak susah kok. Tantangan dariku, minta foto dua kakak beradik yang sangat 'akur' dari regionmu: MalaysiaxIndonesia. Alternatifnya, ThailandxIndonesia atau ThailandxMalaysia. Yang mana saja boleh lah."
Dan Vietnam pun cengok. "Hah? Katanya nggak boleh pakai negara yang belum ofisial?"
"Pengecualian buat Indonesia dan Malaysia. Toh, di fandom Hetalia Indonesia mereka sudah sering ditulis di mana-mana dan berasa cukup ofisial. Oh. Dan di sini mereka cowok, ya." Hungary dengan entengnya melanggar peraturannya sendiri, meninggalkan Vietnam yang hampir mencabuti rambutnya karena frustrasi.
"TAIWAN!" jerit Vietnam nggak santai.
"I-Iya! Buset, tenang dulu mbak…"
"TANTANGAN BUATMU, SOUTH KOREA X HONG KONG! NGGAK MAU TAHU POKOKNYA HARUS DAPET! TITIK NGGAK PAKE KOMA!"
"I-Iya…" Taiwan tidak berani membantah dengan kondisi kejiwaan Vietnam yang sekarang.
"Err… Mbak Ukraine…" Dia pun asal random nyomot korban. "Tadi anda menyajikan SuFin, kan? Kalau begitu tantangan dari saya… Mmm… RussiaxAmerica?"
Dengan tanpa pikir panjang.
"BERANINYA KAMU MEMASANGKAN NIISAN DENGAN-!" Dan keliaran seorang Belarus pun berhasil ditekan dengan Ukraine yang menggetoknya dengan garpu ladang entah dari mana.
"Boleh. Tantangan diterima, nona Taiwan." Ukraine tersenyum manis. Kerasukan roh yandere dari mana ini orang? Yah bagaimana pun juga…
"Nona Monaco. Maukah anda menerima tantangan saya?"
"Hn. Ajukan saja."
"Mmm baiklah. Saya minta… GermanyxRomano. Apakah terlalu sulit untuk anda? Mau saya beri alternatifnya?"
"Ti-tidak usah." Monaco menjawab anggun, walaupun dalam hati ketar-ketir juga akan potensi menghadapi Italy dan Spain dalam mode yandere.
Bagaimanapun, sekarang target yang tersisa tinggal seorang saja.
"Nona Hungary. Jadi, tinggal anda ya."
"Begitulah."
"Kalau begitu tantangan saya…" Monaco berhenti sebentar. Petinggi fujoshi seperti Hungary, tentunya butuh kesulitan ekstra tinggi. "…PrussiaxGilbird."
Seisi ruangan terdiam mendengar pairing absurd yang terlontar. Bahkan Hungary pun menelan ludah.
"Hmm. Alternatifnya?"
Monaco mengangkat alis sedikit. "…AustriaxSwitzerland. Dibolak-balik terserah."
"Tantangan diterima." Hungary tersenyum, senyuman yang susah dibaca maknanya.
"Baiklah kawan-kawan sejawat tersayang, inilah akhir konferensi kita. Untuk Monaco, jangan lupa notulennya dikirim ke milis sebelum akhir pekan. Selamat berjuang dengan 'tugas' kita, teman-teman. Sampai jumpa bulan depan."
Dan para fujoshi itupun berpisah jalan. Memburu pasangan-pasangan (kurang) beruntung di luar sana, yang tengah menikmati hidup apa adanya tanpa tahu menahu akan datangnya bahaya…
-tbc
*Saya tepar. Dan powerpoint presentasi ini bahkan belum kelar. Tidaakkkk *frustrasisendiri*
*Untuk Lala Chastela-san yang menang kuis di Tale of Dawn and Dusk, RussPruss pesanan anda sudah tampil nih. Maaf lama *kluk*
*Ahem. Dan author yang memelopori ScotlandxEngland, saya yakin anda semua tahu siapa orangnya XD *dirajamyangbersangkutan*
*Dan saya baru sadar… keanekaragaman itu indah, ya XD Salah satu yang bikin saya kepincut fandom Hetalia; potensi pairing-nya nyaris tak terbatas. Bhinneka tunggal ika, layaknya slogan negara kita tercinta XD *mulaingelantur* *rajamsaja*
*Dan chapter berikutnya, mulai masuk ke 'petualangan' para fujoshi berburu foto skandal. Tapi mau mulai dari siapa saya belum memutuskan. Tergantung mood dan perasaan XD *authorgabener*
*Yosh. Saya mabuk ms word ngetik ini. Kalau ada yang berhasil survive baca sampai akhir, kalau berkenan meninggalkan kritik, saran, maupun komen lewat, anda akan bisa membuat jemari yang letih ini senang sekali sampai menari-nari *lebay* *plak*
Stay tuned for the next (albeit very slow) update :)
Regards,
Ryokiku