Author's Notes: Ciaossu~ Shara Sherenia here! Seperti yang sudah dibilang, saya yang mulai permainan kali ini. Untu permainan lainnya silahkan dilanjutkan orang lian :3 Mudah-mudahan kalian bisa mengerti tata caranya...dan siapapun yang kena tag harus ikhlas ngerjain! MWAHAHAHA-*dilempar sendal butut*

Disclaimer: Semua karakter di sini saya culik dari Amano-sensei...mwahaha-*dilempar kamus*

\o/o\o/o\o/o\o/o\o/

Suatu hari yang cerah di Namimori...terjadi kepanikan di kediaman Sawada. Kepanikan yang tumben-tumbennya membuat Gokudera Hayato mengkopi reaksi Jyuudaime-nya: mangap dengan mata melebar dan mematung di tempat. Reaksi itu juga berlaku bagi beberapa Sugosha lainnya, seperti Lambo dan Ryohei. Sugosha yang tersisa, Yamamoto, Hibari, dan Chrome bersikap biasa saja.

Kalau kata mereka sih...'nggak usah selebay itu kali'.

Tapi, apa yang membuat 4 Sugosha yang disebutkan di atas bertingkah abnormal sesaat begitu?

Jawabannya karena saat ini, di hadapan mereka berdiri seorang pria tampan tapi sangar mengenakan fedora dan pakaian serba hitam. Seekor bunglon kecil bertengger di pundaknya. Jemarinya yang panjang dan lentik namun terlatih untuk cepat tepat membidik musuh dengan pistol bergerak memainkan cambang melingkarnya yang, kata orang 'sih, menawan. Seulas seringai mengerikan menghiasi wajahnya seraya ia berkata,

"Ciaossu, Dame Tsuna. Cukup menyenangkan rasanya melihatmu dengan tinggi asliku."

…hening.

…masih hening.

…hening sepanjang Nusantara (hah?).

…hening, sampai pada akhirnya…

"HIIIIIIIIII? R-REBORN? KE-KENAPA TIBA-TIBA KAU BERTAMBAH TINGGI?"

"Mengagetkan! Membuat jantungku berdegup kencang secara ekstrim!"

"L-Lambo-san tidak mengenali Reborn lagi! Huaaaaaaaaa!"

"L-Lambo-chan, jangan menangis…"

"Ahaha! Reaksi kalian semua menarik, deh!"

"Diam kau, Yakyuu Baka! Memangnya kau tidak kaget, hah?"

"Kalian semua…diam atau kamikorosu."

Hening.

Seringai Reborn melebar melihat bocah-bocah di hadapannya terdiam karena takut akan aura membunuh yang dikeluarkan Hibari. Ia tahu apa yang dipikirkan sang prefek saat ini.

"Tidak sekarang, Hibari. Akan kulayani setelah kalian menyelesaikan permainan yang dirancang olehku dan Arcobaleno lainnya."

Tsuna mengerjap. "Eeh? Permainan yang dirancang oleh Arcobaleno? Jadi…Colonnello-san dan yang lainnya juga ikut merancang permainan itu?"

"Tentu saja," Reborn mengelus Leon yang masih setia bertengger di pundaknya. "Kalau kalian tertarik, datanglah ke Namimori Chuu malam ini, pukul sepuluh. Dan tentu saja, agar kalian lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti permainan ini, kami sudah menyiapkan hadiah: jika kalian berhasil menamatkan permainan ini, kami akan memberikan kalian hadiah sesuai keinginan kalian masing-masing."

Ketujuh Vongola Guardians yang hadir di sana terhenyak. Hadiah yang sangat menggiurkan. Mengetahui kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki oleh ketujuh Arcobaleno tampaknya mudah saja mengabulkan segala keinginan mereka. Dari yang paling mudah seperti rikues duel satu lawan satu, sampai yang tingkat kesulitannya maha dewa tapi tetap bisa dilakukan seperti membebaskan Mukuro dari Vindice Prison.

Setelah memberikan pengumuman itu, Reborn diam-diam melenggang keluar dari kediaman Sawada. Kelihatannya, 'sih, ke coffee shop. Setibanya di sana, ia melihat enam orang yang kelihatannya sedang ber-cosplay ria duduk berhimpit-himpitan mengitari salah satu meja di sudut toko itu. Ia segera menghampiri mereka.

"Semua persiapannya sudah dimatangkan?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Tanyakan pada Verde, kora. Daritadi dia tidak mau menjawab kami," gerutu salah seorang anggota tim cosplay—yang belakangan diketahui bahwa mereka adalah tujuh Arcobaleno yang sudah dikembalikan ke dalam wujud dewasa mereka—yaitu Colonnello.

Reborn memutar bola matanya dan menatap Verde. Pria berambut hijau dan berkacamata itu asyik berkutat dengan notebook-nya tercinta. Di sebelahnya, Viper tampak komat-kamit menghitung uang muka yang dibayarkan kepadanya karena ia sudah menerima pekerjaan untuk membantu kelancaran permainan konyol ini. Lalu ada juga Fon, yang baru saja selesai menyikut pelan lengan Skull, yang tadinya sedang asyik menatap seseorang, karena saat ini Reborn sedang mendelik ke arahnya karena memandangi bos mereka dengan begitu intens.

Yap, entah bagaimana caranya, bos Arcobaleno dan pemegang Orange Pacifier berada di tengah-tengah mereka, menuangkan espresso ke cangkir kosong dan menyodorkannya ke arah Reborn sambil tersenyum hangat.

"Duduk sini dan nikmati espressonya, Reborn."

"Grazie, Luche," balas Reborn singkat seraya menyeret salah satu kursi agar bisa bergabung dengan kawan-kawannya. Untungnya meja itu lumayan besar.

"Jadi? Apa kau sudah mengundang mereka untuk mengikuti permainan ini, Reborn?" tanya Fon begitu sang hitman kelas dunia menyesap minumannya.

"Sudah. Bagaimana dengan dua pemain lainnya, Viper?"

"Muu…setelah bersusah payah, ya, mereka setuju. Aku menuntut uang tambahan dan uang asuransi kalau-kalau mereka bernafsu membunuhku setelah ini."

Luche tertawa kecil. "Baiklah, kalau begitu persiapan sudah matang. Kita tinggal menunggu Verde menyempurnakan permainan ini, kemudian memasangnya di area yang telah ditentukan. Untuk sementara, kita manfaatkan waktu yang tersisa ini untuk bersantai. Capisco?"

"Sì."

\o/o\o/o\o/o\o/o\o/

Maka malam itu, para Vongola Guardians berkumpul di depan gerbang Namimori Chuu. Meski dikatakan begitu, kenyataannya yang muncul hanyalah Tsuna, Gokudera, Hibari, dan...Mukuro (katanya sih, dia menggantikan Chrome karena "Chrome-ku yang manis harus tidur lebih awal supaya tidak sakit"). Dua orang yang disebutkan terakhir nyaris mengulang duel mereka yang terakhir kali jika saja Reborn tidak muncul untuk menghentikan mereka.

"Akurlah untuk kali ini saja, karena kalau kalian tidak bisa bekerja sama, kemungkinan kalian tidak akan bisa menyelesaikan permainan ini," keluh Reborn sembari membimbing mereka menuju suatu tempat di dalam pekarangan Namimori Chuu.

"Ah...ng...kami tidak mengajak Lambo karena dia tertidur. Yamamoto dan Oniisan juga sepertinya tertidur," jelas Tsuna meskipun tidak ada yang bertanya mengenai absennya tiga orang Shugosha-nya.

"Tidak masalah."

Setibanya di tempat yang dituju, rombongan itu disambut oleh Colonnello dan Fon, yang ditugasi untuk mengamankan Alaude, Fran, Lal Mirch, dan Squalo Superbi. Tunggu, apa yang terjadi? Kenapa dua orang personil Varia jauh-jauh meninggalkan Itali untuk datang ke sini? Pertanyaan yang sama ditujukan kepada Lal. Dan untuk Alaude, bagaimana caranya dia bisa bermaterialisasi dan keluar dari gelang milik Hibari?

"Semua pemain sudah lengkap, kora!" Colonnello menyeringai senang.

"Kalau begitu, apa kita mulai jelaskan alasan kita membawa mereka ke sini? Sepertinya keempat orang yang kita tahan ini siap meledak amarahnya..." Fon mengerling ke arah empat orang yang dimaksudnya.

Reborn mengangguk. "Baiklah, dengarkan baik-baik, kalian semua. Tentunya, kalian tahu bahwa kalian berada di sini karena kalian akan mengikuti permainan yang dirancang oleh kami, para Arcobaleno, dan kami yakin kalian memenuhi undangan kami karena kalian ingin agar permohonan kalian dipenuhi setelah permainan ini selesai."

"Vooi, jangan bertele-tele! Katakan saja apa yang harus kami lakukan!" seru Squalo kesal. Mammon bilang padanya bahwa dalam permainan ini akan ada banyak musuh kuat yang akan mencoba mengalahkan mereka, maka dari itu ia setuju untuk datang ke sini.

"Bersabarlah, Superbi Squalo. Kami akan segera menjelaskannya," hardik Fon sambil tersenyum lembut. Semua orang yang ada di sana langsung merinding disko. Siapa suruh wajahnya begitu mirip dengan Kumo no Sugosha generasi sekarang?

Setelah semuanya diam mendengarkan, Reborn melanjutkan, "Kerja sama antara kalian berdelapan diperlukan untuk menyelesaikan permainan ini, karena dalam permainan ini, kalian harus menemukan dan menyelamatkan orang-orang yang kalian sayangi."

Kontan kedelapan orang peserta membelalakan mata mereka. Orang-orang yang disayangi?

"Tu-tunggu, apa maksud—"

"Reborn, semuanya sudah siap."

Verde melangkah keluar dari bayangan pohon besar tak jauh dari lokasi mereka berada. Ia membawa semacam remote kendali yang lumayan besar. Tsuna, dengan insting hiper warisan buyutnya, langsung mengetahui bahwa mengikuti permainan itu merupakan ide buruk sekaligus membawa keberuntungan. Yah, meski presentase keberuntungannya hanya kecil.

"Tunggu sebentar," Reborn kembali mengalihkan perhatiannya untuk memberikan penjelasan kepada para partisipan. "Dalam permainan nanti masing-masing kalian akan diberikan peran. Orang-orang yang kalian sayangi juga akan diberikan peran sebagai pasangan dari peran kalian tersebut, sehingga kalian tidak akan susah menemukan mereka. Kami, Arcobaleno, bertindak sebagai pengawas dan akan muncul jika kalian ingin menanyakan sesuatu. Apa kalian sudah mengerti?"

"Hei, Reborn! Kenapa aku tidak diikutsertakan sebagai pengawas, malah diajak menjadi peserta begini, hah?" protes Lal tidak terima.

"Karena kami bertujuh sudah cukup untuk menangani hal ini. Bukan bermaksud untuk menyinggung, lho, Lal."

Sang Corrupted Arcobaleno menggerutukan beberapa kalimat yang tidak koheren, yang tidak bisa dimengerti orang lain. Keempat Arcobaleno lainnya yang berada di sana hanya bisa tersenyum masam.

"Baiklah...apa semuanya sudah siap?"

Rombongan Tsuna ditambah Squalo mengangguk. Alaude, Fran, dan Lal memutuskan untuk tetap diam. Toh mau tidak mau Reborn pasti akan memaksa mereka untuk mengikuti permainan ini. Fon memberi isyarat kepada Verde sementara Reborn dan Colonnello berjalan mundur, mengamati dari jauh proses dimulainya permainan gila yang mereka rancang.

"Siap? Satu, dua, tiga."

Verde menekan salah satu tombol pada remote kendalinya, dan dalam sekejap, cahaya menyilaukan melingkupi kedelapan peserta, memaksa para Arcobaleno yang berada di sana untuk menutup mata mereka. Begitu cahaya itu hilang, para pemain ikut menghilang. Mereka semua sukses dipindahkan ke alam permainan yang diciptakan sang Arcobaleno Tuono.

"Sudah dikirim ke sana?"

Keempat lelaki yang pernah berubah menjadi balita menoleh ke asal suara dan melihat Luche muncul bersama Skull dan Viper.

"Sudah," Reborn membetulkan fedora-nya. "Apa kita juga menuju ke sana sekarang?"

Sang Bos mengangguk. Pacifier-nya bercahaya, kemudian diikuti oleh Pacifier Fon dan yang lainnya. Seraya cahaya menyelubungi tubuh mereka, ia berbisik, "Ayo pergi."

Dan mereka menghilang.

(berasa kayak salah satu kalimat di opening Avatar: The Last Airbender…)

\o/o\o/o\o/o\o/o\o/

Sementara itu, Tsuna dan kawan-kawan menemukan diri mereka berdiri di sebuah padang bunga yang maha luas. Sebagai hitman berpengalaman, tindakan pertama mereka adalah mengamati keadaan sekitar, kalau-kalau ada musuh. Setelah yakin bahwa tidak ada aura-aura berbahaya selain yang dipancarkan oleh Hibari Kyouya, yang nampaknya kesal karena disuruh berkerumun dengan herbivore-herbivora itu, mereka menghadap satu sama lain.

"Baiklah, jadi kita sudah di sini...lalu apa yang harus kita lakukan? Keluar dari padang bunga ini?" tanya Tsuna bingung.

"Memang ada hal lain yang bisa kita lakukan?" cecar Lal ketus. Rupanya ia masih kesal karena teman-temannya seperti memingitnya tadi.

"Che. Ya sudah...kalau begitu tunggu apalagi? Ayo kita tinggalkan tempat tidak jelas ini!" Squalo langsung melangkah pergi. Tapi belum sempat ia melangkah lima kali, kakinya sudah terserimpet oleh rok gaunnya yang panjang, membuatnya jatuh terjerembab.

...tunggu sebentar.

Rok gaun?

"Taichou, berjalanlah dengan anggun kalau kau memakai sepatu hak tinggi dan gaun berkelas begitu," cemooh Fran.

"VOOOOOOOOOOIIII! SIAPA YANG MEMBUATKU MEMAKAI PAKAIAN TERKUTUK INI, HAAAH?"

"Sepertinya...bukan hanya Squalo saja yang pakaiannya ditukar dengan gaun," bisik Alaude sembari menunduk menatap pakaiannya yang tiba-tiba disulap menjadi gaun berwarna keemasan.

Keenam orang lainnya akhirnya menyadari bahwa pakaian mereka sudah berubah menjadi gaun. Semuanya menggerutu dan mencaci maki para Arcobaleno yang dengan seenak jidat menukarkan baju mereka tanpa izin. Di tengah hiruk pikuk cemooh dan hujatan, Mukuro menyadari sesuatu hal.

"Oya...kurasa aku tahu peran apa yang dimaksud oleh Arcobaleno Sole itu..."

"Peran apa yang kau maksud, kepala nanas? Tidak usah sok misterius!" gertak Gokudera, tidak sabaran.

Mukuro menyeringai. Bola matanya yang berwarna merah seakan berkilat. "Kufufu…tidak lain dan tidak bukan adalah…Disney Princesses."

...hening.

...masih hening.

...terus hening, hingga...

"UAPAAAAAAAAHHH!"

\o/o\o/o\o/o\o/o\o/

Author's Notes: gaje sekali otak saya... =_=; ga tau ntar bagaimana hasilnya di tangan para author sekalian…saya juga belum kepikiran XD Jangan tanya kenapa saya pilih kedelapan orang gaje di atas untuk jadi pesertanya. Habisnya mereka banyak banget pairnya, nyaris bikin pro dan kontra di sana-sini t.t

Dan...untuk permainan ini, maaf, saya Cuma mengikutsertakan separuh dari jumlah total anggota Fujoshi of Clams. Emang situ mau fic ini sampai 30 chapter? Bisa bertahun-tahun kelarnya tuh =w=a

I choose you, Rouvrir Fleur! Kerjakan, ya…mumpung hiatusnya masih bulan Februari XD

Tag to go (choose random):

ArisuAlice / Cielo di Vaniglia / ciocarlie / Gokudera J. Vie / Ileyra / m0echan-dh3NextSE'sCEO / Mayumi del Procella / Mocha MintCocoa / Nakyo Hibasawa / Penguin Hikikomori / RachanYuuHi / RiikuAyaKaitani / Suzuru Seiyo / Tsukiharu Magi