My Way

.
Naruto © Masashi Kishimoto
By Miho Yulatha

.
Warning !
OOC, Au, gaje, lemon (nanti)
-multichapter-

Angin sepoi-sepoi menerpa tubuh mungilku malam ini. Namaku Sakura, Haruno Sakura. Sekarang ini aku kelas 5 sd. Aku bersekolah di konoha elementary school. Untuk menghabiskan liburan tahun baru ini ayah dan ibu mengajak ku berlibur ke Suna dan menginap di salah satu hotel di sana. Kami mengunjungi wisata pantai terkenal di sana, namanya pantai Moore. Pantai yang indah, air lautnya jernih, tapi sayangnya malam ini ombak sedang besar dan menyebabkan laut menjadi pasang.

.

.

"Hai anakku cantik, ayo bangun. Ini sudah jam 7 pagi. Tidak mau jalan-jalan menelusuri panti ?" Bisik sang ibu sambil memeluk sakura. "ini masih pagi kaa san, ini liburan." Jawab sakura malas. "hei maka dari itu, ini liburan, kalo mau tidur ya tak usah liburan sayang." Bantah sang ibu. "Baiklah, aku akan mandi." Setelah sakura masuk ke kamar mandi, Miho—ibu sakura— beranjak ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk kouhei —ayah sakura— dan sakura. 20 menit kemudian sakura sudah duduk di meja makan hotel. "hai sayang, selalu bangun siang ya?" Canda sang ayah lalu mengecup pucuk rambut pink sakura. "ayah ! tidak lucu tahu, aku ini kan mengantuk." Jawab sakura. "hahahaha yasudah sekarang ayo kita sarapan dulu." Perintah sang ibu.

.

.

Sekarang ayah, ibu dan aku berjalan menyusuri pinggiran pantai. Ayah dan ibu seperti lupa pada ku, aku dibiarkan jalan sendiri, 'uh menyebalkan' bisikku. "ayah, ibu, aku mau berenang." Rengekku pada mereka. "jangan di sini ya sayang, nanti kamu kebawa ombak. Di kolam renang saja ya." Setelah ibu menjawab rengekkanku, ayah menggendongku lalu kami kembali ke kamar hotel. Ibu dan aku segera mengganti pakaian kami menjadi pakaian renang.
5 menit kemudian kami selesai lalu membawa anduk di tas kecil. "ayah, aku menemani sakura-chan berenang dulu ya. Nanti menyusul ya, tau kan sakura kalo berenang pasti lama sekali." setelah kami berpamitan dan ayah memberi tanda 'ok' kepada kami, kami turun menuju kolam renang. Sesampainya kami di kolam renang, ternyata sudah ada beberapa anak seumurku yang berenang. Setelah ibu meletakkan tas kecil, kami langsung mulai salah satu olahraga kegemaran ku ini. Ketika aku berenang, ada 2 anak laki-laki memasuki kolam, yang satu sepertinya sepantaran dengan ku. Yang satunya terlihat lebih tua, mungkin kakaknya. 'yang sepantaran dengan ku imut sekali, siapa ya namanya ?' gumamku dalam hati. "Sasuke-kun ! Itachi-nii ! sini-sini !" tiba-tiba anak perempuan berambut merah di sampingku berteriak memanggil keduanya. Aku melanjutkan acara berenangku ini. Tanpa sadar entah mangapa aku memperhatikan mereka terus. Setelah 20 menit mengamati, sekarang aku tahu siapa nama mereka. Anak perempuan berambut merah itu namanya karin. Anak laki-laki yang entah dari mana, tapi kalo di lihat dari rambut merahnya, dia adalah kakaknya Karin. Namanya Sasori. Anak laki-laki yang menurutku imut itu namanya Sasuke, karin lengket sekali dengan dia. Dan yang berambut panjang itu Itachi, sepertinya kakaknya sasuke. "sakura-chan, ayo balapan renang sama ayah." Ajak ayah kepada ku. "ayo, siapa takut ?" jawab ku.

.

.

'Hoam...' "Sakura-chan, kalo menguap di tutup dong sayang." Ayahku mengingatkan. "..." jujur, berenang selama 4 jam tadi membuat ku lelah dan mengantuk, apa lagi aku merasa kurang tidur. "ayah, ibu, aku ngantuk. Mau tidur dulu ya." Setelah mengatakan itu, aku segera ke kamar tidur dan masuk ke alam mimpi.

.

.

'bruum...' "ha ? ada apa ? aku di culik ? kenapa aku ada di dalam mobil ?" teriak ku panik setengah sadar. "Sayang, ini kami, ayah dan ibu. Kita akan pulang sekarang, ayah mendapat telfon mendadak bahwa besok ada meeting." Jawab ibuku. Setelah mendengarnya, aku sdikit kecewa karena aku gak mungkin ketemu sama anak itu lagi. Padahal aku ingin berteman dengan mereka.

.

.

6 Tahun kemudian

"Sakura-chan, sudah siang ! Hari ini kan masih ulangan ! Nanti kau ikut ulangan susulan loh !" teriak Miho dari dapur berharap anaknya yang sulit bangun itu sadar dari alam mimpinya. "I-iya bu ! aku sudah bangun dan mandi kok !" jawab sakura dari kamarnya. Hari ini hari terakhir aku ulangan umum, bahagia sekali rasanya. Berarti minggu depan aku sudah libur ! 'Yeay !' gumamku dalam hati. Setelah selesai berpakaian, aku segera ke meja makan dan berangkat sekolah. Kulangkahkan kaki keluar rumah setelah berpamitan dengan ayah dan ibu. Benar saja, ino sudah menunggu dengan honda jazznya di depan rumah. Ino adalah sahabat terdekat ku, setiap pagi dia selalu menjemputku walau aku tidak memintanya.
"hei forehead ! ayo berangkat !" ajaknya padaku. Setelah 20 menit berlalu, aku dan ino sampai di konoha gold senior high school. Ini adalah sekolah terbaik di konoha. Bersyukur aku bisa masuk di sekolah ini. Sekarang umurku 17 tahun, dan sudah kelas 11. Bukan lagi Haruno Sakura yang cengeng dan suka merengek. Setelah memarkir mobilnya, ino dan aku beranjak ke kelas kami. Di kelas sudah tampak Hinata dan Tenten sudah melambaikan tangan. "pagi sakura-chan" sapa naruto. "pagi naruto" sapa ku balik. Ia adalah salah satu murid laki laki di kelas ku. Katanya ada gosip dia suka sama aku, dan sahabatku Hinata menyukainya sejak kelas 10. Setelah menaruh tas dan mengambil buku FISIKA, aku melesat ke tempat duduk Hinata dan Tenten tadi. "Ino kemana Sakura-chan ?" tanya Hinata lembut. "Biasalah Ino sama Sai, Hinata-chan" jawabku dengan senyuman. Waktu tinggal ½ jam, kami pun menggunakannya untuk belajar bersama, bertukar pikiran.

.

.

Sekarang sudah pukul 10. Ulangan terakhir dengan mata pelajaran FISIKA, sudah kami tuntaskan. Tiba-tiba Ino mengajak aku, Hinata, Tenten, Naruto, Neji, shikamaru dan Sai berkumpul di kantin. "Ada apa sebenarnya Ino-chan ?" tanya Hinata. "Begini, kita kan udah selesai midsemester dan minggu depan sudah libur, bagaimana kalo kita berlibur ke Suna ? di sana Ayahku punya 2 kamar di hotel SUMMER. Kalian tau pantai terkenalnya kan ? pantai Moore." Setelah ino mengutarakan pemikirannya. Aku, Tenten dan Hinata setuju hanya saja harus ijin dahulu. Anak laki-laki setuju-setuju aja. Dan kami menetapkan tanggalnya, rabu besok tanggal 28 desember. "ah teman-teman ayah sudah menjemputku, aku duluan ya. Jaa..."

.

."ayah , ibu, bagaimana ? boleh nggak ?" rengek sakura. "..." "oh ayolah ayah, ibu, aku gak nakal kok, aku udah lama gak pergi kan ?" Sakura memohon. "baiklah, ayah juga dapat telfon, bahwa harus datang ke suna tanggal 30 untuk bisnis. Dan kami di undang ke hotel SUMMER tempat kita dulu menginap." Ayahnya menegaskan. "ah ya ? aku juga di hotel itu kok yah, ayah tenang saja, kita ketemu tanggal 29nya." Jawab sakura semangat. "baiklah." Jawab ayahnya. Setelah mendapat ijin dari ayah dan ibu, aku menelfon Ino dan memberi kabar bahwa aku di ijinkan. Dan Ino juga mengabarkan bahwa Tenten dan Hinata juga telah mendpat ijin.

.

.

28 Desember

'Tin-tin' seseorang membunyikan klaksonnya di depan Haruno mansion. "menjemput sakura-chan, ibiki-san" lapor naruto—yang mengendarai— kepada ibiki-san—salah satu penjaga manison Haruno—. Ibiki-san membukakan pintu gerbang dan X-trail milik naruto melesat masuk dan berenti di pintu mansion Haruno. Ayo kita turun ino, hinata. Ternyata Naruto tidak sendiri menjemput sakura, melainkan sudah ada ino dan hinata di dalamnya. 'ting-tong' Ino membunyikan bell mansion yang tidak kalah besar dari mansion Hyuuga.
"ayah, ibu, sakura berangkat ya." Setelah pamit dan mengecup pipi kanan dan kiri kedua orang tuanya sakura menggeret kopernya dan keluar mansion itu di iringi kedua orang tuanya. Sakura pun berangkat dan duduk di kursi samping Naruto. Koper miliknya sudah di ikat di atas mobil beserta koper yang lainnya. "kami pergi dulu yah, bu. dadah" ucap sakura sambil melambaikan tangannya. Mobil itu melesat keluar gerbang mansion Haruno dan menuju kediaman keluarga Tenten. Entah mengapa hati Miho Haruno sedikit berat melepas anaknya tunggalnya.

.

.

Mobil Terrano milik Neji sudah terparkir di depan rumah kediaman keluarga Tenten.
Dengan segera Ino dan Sakura turun dari mobil dan memencet bell rumah itu. Tak lama Tenten keluar bersama ibunya. Hal yang sama seperti sakura, Tenten juga melambaikan tangannya pada ibunya. Setelah semuanya lengkap, mereka melesat kearah Suna lebih tepatnya ke Hotel SUMMER.

.

.

Setelah 5 jam berlalu, mereka telah sampai di Hotel SUMMER. Ino dan Sakura segera ke Lobby Hotel untuk check in. Setelah mendapatkan 2 kunci kamar, Ino memberikan kunci kamar 6630 pada Sai. Dan 6631 untuk anak-anak perempuan. Setelah mencari parkir terdekat pada gedung itu, mereka menurunkan bawaan yang mereka bawa dan melesat ke lantai 6 dan mulai mencari kamar 6630 dan 6631.

.

.

"Hei ombaknya sedang besar dan lautnya sedang pasang. Kita jadi gak bisa main di pantai." Keluh Tenten. "ah iya, sayang sekali padahal aku sudah bawa kamera untuk di pantai nanti." tambah ino. "hei bagaimana kalo kita berenang saja dulu, mungkin besok akan surut ?" sakura menyarankan. "i-iya sakura-chan betul. Tapi aku juga p-percuma sih aku lagi halangan, jadi gak bisa berenang." Kata Hinata. "Yaudah yuk renang dulu aja." Ajak Tenten.

.

.

Setelah mengganti pakaian, Sakura, Hinata, Tenten dan Ino turun ke arah kolam renang. Tak menunggu lama, Sakura, Tenten dan Ino mulai acara berenang mereka. Sedangkan Hinata hanya duduk di bangku tepi kolam renang sambil menjaga barang-barang yang ketiga kawannya bawa.

"Hei Ino dan yang lainnya berenang, gabung yuk dengan mereka." Ajak Sai sambil menunjuk yang ia maksudkan. "Apa Sakura-chan juga ?" tanya Naruto, ya siapa lagi kecuali dia. "Yaudah yuk daripada ngantuk diem aja begini." Sahut Shikamaru. Tak lama kemudian mereka sudah bergabung di kolam renang. Karena liburan tentu saja kolam renang hari itu ramai, apa lagi laut sedang pasang, apa lagi yang akan di lakukan selain berenang di kolam renang ? lagi-lagi dengan tega anak laki-laki itu menitipkan barangnya pada hinata. Bagaikan tempat penitipan barang.

Karena terlalu asik dengan acara berenangnya itu, sakura tidak sengaja menabrak seseorang yang ia yakin lawan jenisnya karena dari kacamata renangnya dia melihat orang yang tidak sengaja di tabraknya itu seorang laki-laki. Sakura segera berhenti dan melepas kacamata renangnya. "ah, maaf saya gak sengaja, karena ter..." kalimat sakura terpotong. Ia tertegun melihat sosok di depannya ini adalah seorang pemuda tampan berambut raven dan sangat mirip dengan sasu-channya dulu. "hei ? sepertinya aku pernah lihat kamu deh. Kapan ya ?" kata sasuke menyadarkan sakura dari lamunannya. "eh ? aku juga kayak pernah lihat kamu deh." Balas sakura.

Sakura POV
apa ? dia masih inget aku ? kok bisa ya ? aduh bego banget musti ngomong apa nih ?
gimana kalo dia bilang 'kamu anak perempuan yang dulu ngeliatin aku terus ya ?'
gimana nih nasib ku ?

End Sakura POV

"kamu anak perempuan berambut pink yang waktu err- sekitar 6 tahun lalu berenang sendirian di sini kan ? terus lomba renang sama err- mungkin ayahmu ?" sasuke menjelaskan. "ah, i-iya. Aku ingat sekarang ! kamu yang sama teman-teman rambut merah kan ? kok kamu bisa inget aku sih ?" tanya sakura. "aku kayaknya jarang nemuin orang rambutnya pink deh. hahahaha" sasuke menjawab asal. "ooh. Kamu sendirian ?" tanya sakura yang sekarang sudah duduk di kursi tepi kolam renang. "enggak, sama temen. Tuh anaknya" jawab sasuke sambil menunjuk seorang anak laki-laki berambut cokelat yang lagi ngobrol sama cewek. Gak kalah ganteng sama sasuke. Cuma sama berisiknya kayak naruto. Ya, ini penilaian sementara. "namanya inuzuka kiba, cewek itu pasti baru kenalan sama dia tuh. Aku heran, apa enaknya pacaran sama orang yang gak jekas asal usulnya ?" tuding sasuke kepada ku. "ah err itu... aku juga gak tau." Jawab sakura singkat. Selama ini memang ia belum pacaran. Orang tuanya belum mengijinkan. Kalau suka sih ada, tapi— ah yasudah lah lupakan. "begitu ya, em ngomong-ngomong udah ada pasangan belum untuk pesta besok ?" tanya sasuke yang sekarang duduk di samping ku. "pesta apa ? Ino tidak memberi tahu ku apa-apa." "siapa Ino ?" bukannya menjawab sasuke malah balik bertanya. "ah itu salah satu sahabat ku" sakura menjawabnya sambil menunjuk sahabat-sahabatnya yang sedang asik main voli di kolam renang. "oh begitu... ah iya, itu pesta mendekati tahun baru. Apa kamu tidak bawa apapun untuk itu ?" tanya sasuke. "i-iya, gimana ya ?" jawab sakura cemas. "kamu mau jadi pasangan ku ?" tanya sasuke. "bagaimana mau pergi ka—" "jawab saja! Mau atau tidak ?" kali ini sasuke serius, sakura tidak mengerti, bagaimana ia pergi kalau pakaian untuk ke pesta saja ia tak punya. "i-iya. tapi—" "nanti malam jam 7. Aku akan mengajak mu ke suatu tempat. Ah ya, kita belum saling mengenal. Bodoh sekali. Nama ku Sasuke. Uchiha Sasuke." Sasuke menjelaskan dan memberikan tangannya untuk berkenalan. "aku Sakura. Haruno Sakura. Mau kemana nanti malam memangnya ?" jawab sakura tak mengerti. "beli perlengkapanmu, kamar berapa ?" "err begitu ya... kamar 6631" jawab sakura. Baiklah, sampai di sini dulu ya Sakura, nanti malam aku jemput !" tak lama sosok Uchiha Sasuke sudah hilang masuk kedalam gedung hotel. "T-tidak mungkin ! A-aku kenalan sama Sasu-chan" gumam sakura pelan.

.

.

Jam menunjukan pukul 6.45 pm. sakura sudah mandi dan berpakaian rapi. Duduk di sofa sambil mengutak-atik handphone kesayangannya. "siapa tadi namanya sakura ? saske ? uchiha ? rasanya pernah mendengar marga itu. Entah dimana." Tanya Ino. "Namanya Sasuke Uchiha. Entahlah, aku juga rasanya pernah membaca marga Uchiha di ruang kantor ayahku. Lagi pula ia sasu chan ku hahaha" jawab sakura asal. "Hei forehead, bagaimana kalo dia bukan laki-laki baik-baik ? " pertanyaan Ino ini membuat sakura sedikit kaget. "aku yakin. Ia pemuda baik-baik Ino pig." 'ting-tong' Hinata yang berada paling dekat dengan pintu segera membuka pintu dan di depan pintu sudah berdiri pemuda tampan mengenakan kemeja putih dan celana jeans senada dengan rambutnya. "maaf, ada yang bernama Haruno Sakura ?" tanya pemuda itu yang Hinata yakin pasti Sasuke yang sejak 2 jam lalu Sakura bicarakan. "A-ada, sebentar ya." Hinata berlari kecil dan memberi tahu bahwa Sasuke ada di depan pintu. 5 menit kemudian Sakura pamit pergi pada Tenten.

.

.

"Hei Naruto, aku rasa tadi aku bertemu Sakura pergi bersama seorang pemuda. Tadinya aku kira Sai. Tapi pas deket ternyata bukan." Jelas Shikamaru. "Hah ? Serius ?" jawab Naaruto setengah kaget. "Kenapa gak tanya sama Ino aja ?" Sai menyarankan. "yaudah coba sms Sai." —5 menit kemudian— "kata Ino namanya Sasuke Uchiha, temen Sakura waktu masih kecil." Setelah menyampaikan itu. Yang lain hanya ber 'oh' ria. Walau di hati Naruto ada rasa tidak suka. Ya, cemburu namanya. Wajar kan ?

.

.

29 Desember , 07:00 pm

Malam ini tidak memandang umur, anak kecil, remaja, dan orang tua pengunjung hotel itu berkumpul di sekitar kolam renang untuk mengikuti pesta menuju tahun baru yang diadakan sampai 1 januari nanti. Tentunya selalu dimulai pukul 7 pm – 1 am. Setiap jam 12 nya akan di nyalakan kembang api dengan beragam bentuk nan indah. Di temani musik klasik dan deruan halus sang ombak tak lupa di temani angin sepoi-sepoi. Sudah cukup banyak pengunjung yang tiba di sana. Tapi belum terlihat Sakura dan yang lainnya, begitu pula Sasuke dan Kiba. Ah, itu dia Sai dan Ino baru keluar dari gedung hotel diiringi Neji dan Ten ten. Tak lama betapa mengejutkannya bahwa Inuzuka Kiba turun menggandeng Hyuuga Hinata. Mereka sudah bergabung dengan pengunjung hotel yang lain.

"Hei Sasuke-kun, aku merasa gaun ini berlebihan" ucap sakura cemas. " tidak kok. Kau dan gaun ini cantik." Blush... tampak rona merah di pipi sakura yang bermakeup tipis. "ayo turun" ajak sasuke.

.

.

Tak terasa malam semakin larut. Kini sudah menunjukan pukul 10 malam. Sasuke dan sakura duduk di meja bar yang entah kenapa setelah selesai lomba minum cocktail —yang menurut sakura aneh walau akhirnya dia ikut— malah melanjutkan memesan minuman beralkohol lain yang entah namanya apa. "sasuke, sudah cukup. Ah sudah berapa gelas ? 7 kah ? aku saja baru nambah 2 gelas sudah pusing." Sakura mencoba menasihatinya. Entah mengapa tiba-tiba Sasuke jatuh dari kursi bar dan Sakura langsung mencoba menyadarkannya. 'dia masih sadar' gumam Sakura. Sakura mencoba membuat sasuke berdiri. Dan berhasil, sasuke berdiri, lalu menaruh tangan kanannya di pundak Sakura. "6627" ucapnya pelan. 'ah mungkin nomer kamarnya' pikir Sakura.

—10 menit kemudian—
'6627 ini dia kamarnya' tanpa berpikir lagi, sakura merogoh dompet sasuke dan mendapatkan kunci kamar itu. Ia buka pintu kamar itu lalu memapah sasuke ke kamar yang Sasuke tunjuk. 'Badannya sangat bau alkohol. Uh aku sangat tak tahan' keluh sakura dalam hati. Setelah menidurkan sasuke di ranjang kamar itu, sakura berniat menaruh dompet sasuke tadi di meja kecil di samping sasuke.

Sakura POV

Aku akan beranjak pergi kalau saja tidak ada tangan yang menahan ku. Aku langsung menoleh dan ku dapati Sasuke telah terduduk di ranjangnya. Nafasnya ngos-ngosan seperti orang habis berlari. Kesalahan terbesar ku adalah ketika aku kembali duduk di ranjang itu.

End Sakura POV

Tiba-tiba sasuke mencium sakura. Awalnya hanya ciuman biasa. Lama-lama menjadi ganas dan sekarang posisi sakura ada di bawah sasuke. Sasuke mencoba membuka mulut sakura, tapi sakura tetap megadu giginya agar tak terbuka. Sakura meronta-ronta dan mendorong sasuke. Tapi tidak menghasilkan apapun. Tiba tiba sasuke menelusupkan jarinya ke bawah gaun sakura. Di geseknya jari sasuke di vagina sakura yang masih tertutup celana dalam. Dan berhasil ! sakura membuka mulutnya. Ini kesempatan baginya dan ia mulai mengabsen gigi-gigi putih sakura yang masih meronta. Sasuke melepas ciumannya untuk beberapa saat tanpa melepas jarinya untuk menggesekan jarinya itu . 'engh..aaahhh...' tak henti hentinya sakura mendesah dan kini mulai menjambak rambut Sasuke. "mainkan terus melodinya sayang hahaha" masih setengah sadar Sasuke kini menjilat, lalu di gigitnya leher sakura di beberapa bagian di lehernya. Sehingga menimbulkan tanda kemerahan di sana.

.

.

"Lantai 6 nomer 6627. Ah, ini dia yah." Gumam seorang wanita paruh baya di ikuti laki-laki di belakangnya. Mereka menggunakan pakaian formal. "kenapa pintunya tidak di kunci ? ceroboh sekali anak itu." Tuding wanita tadi. Mereka melangkah masuk ke dalam kamar itu dan mendengar suara aneh dari salah satu kamar tidur. Mereka sangat terperangah bagai di tikam dari belakang dan depan saat itu juga. Mereka melihat seorang pemuda berambut raven tengah menindih seorang perempuan berambut pink yang sedang meronta dan mendesah.
Laki-laki yang jalan bersama pemuda paruh baya tadi —adalah suaminya— menarik tangan pemuda itu dan menamparnya hingga pemuda itu terhuyung jatuh ke ranjang. Perempuan yang berada di bawahnya —masih setengah sadar— ia segera mengambil selimut dan menutupi dirinya sambil terus menangis 'Kami- Sama, aku selamat' pikir perempuan itu. wanita paruh baya itu masih tak percaya atas apa yang di lihatnya. Ia mendekati perempuan yang tengah menangis itu. "S-siapa namamu nak ? apa yang t-terjadi ?" tanya wanita itu. "S-saya Haruno S-sakura. Hiks, hiks , d-dia... " jawab perempuan itu terbata-bata di sela tangisannya. "Haruno ? apa kamu berasal dari keluarga Haruno ? Kouhei haruno ?" tanya wanita itu lagi sambil memasang tampang tak percaya. "I-iya ny-nyonya" jwab sakura pasrah. Ia yakin wanita dan laki-laki ini adalah orang tua Sasuke karena laki-laki itu tadi menampar Sasuke. "UCHIHA SASUKE ! JELASKAN APA INI ?" Geram laki-laki itu.

TBC -_-

Ini fic pertama. Aku tau ini gak jelas, banyak misstypo. Banyak salah deh pokoknya.
gak review gak apa apa kok -_-v
emang jelek -_-