Hohoho. . . .
Tahun baru fic baru,

Fic ini aku persembahkan buat mybeloved emak, Cui'Pz cherry..

Bong : Emak, kulo tresno karo koe!

Cui : Ndak sudi punya anak macem lu!

Bong : Jaat. . .

Tobi : Tobi anak baik

Bong : Sebodo, ayo mulai!

Disclimer : Mbah Kishimoto
Pair : Sasuhina
Rate : T
Genre : Romance
WARNING : AU, OOC, TYPO{parah}, GAJE, ide pasaran.

Chapter 1

Pemuda tampan itu duduk di bawah ring basket sambil menenggak air mineral yang sengaja di bawanya dari rumah. Ia meluruskan kedua kakinya yang baru saja di gunakan untuk bermain basket sendirian selama satu jam lebih.

Angin sore berembus pelan membuat rambut raven biru gelap milik pemuda itu sedikit berantakan. Perlahan tangan kiri pemuda itu mengacak-acak rambutnya hingga makin terlihat berantakan. Pemuda itu mengenakan kaus warna putih polos dan celana hitam selutut senada dengan warna sepatu sportnya yang berwarna hitam pekat.

Mata onyx pemuda itu memandang ke sekeliling lapangan basket yang di apit oleh berbagai tanaman rindang. Sejenak pemuda itu memejamkan kedua matanya untuk merasakan ketenangan serta kesejukan udara sore hari di taman yang sudah dipakainya untuk bermain basket sejak kecil. Taman yang selalu tenang ini terletak tak jauh dari rumah si pemuda sehingga tak heran jika hampir setiap hari dia datang ke taman ini untuk bermain basket. Bermain sendirian? Tidak. Biasanya pemuda itu bermain basket dengan gadis itu. Ya, gadis yang merupakan mahasiswi tingkat tiga di fakultas pendidikan di universitas yang sama dengan dirinya yang merupakan mahasiswa tingkat tiga fakultas kedokteran.

Pemuda itu melirik bola basket hitamnya yang tergeletak tak berdaya di sisi kiri lapangan. Pemuda itu bangkit dari duduknya kemudian melangkah pelan untuk mengambil bola. Pemuda itu men-dribble bola menuju garis threepoints, sejenak dia menggerak-gerakkan pergelangan tangan yang terasa kaku, kemudian memantulkan bola ke lapangan lalu sedikit melompat untuk melakukan threepoints dan bola itu masuk dengan sempurna.

Sekilas pemuda itu menyeringai kecil, kemudian di pungutnya bola yang telah berada di pinggir lapangan. Pemuda itu men-dribble kembali menuju garis threepoints. Dengan gerakan cepat dia berlari ke bawah ring lalu memasukkan bola dengan sempurna.

"Nice shoot," kata seseorang dari pinggir lapangan. Pemuda itu menoleh sejenak memerhatikan gadis yang tengah berdiri di pinggir lapangan. Rok putih selutut dan kemeja violet polos longgar membungkus tubuh indah gadis itu. Dan yang membuat pemuda itu tersenyum tipis adalah gadis itu menguncir kuda rambut indigo panjangnya menggunakan renda berwarna violet yang di berikannya bulan lalu.

"Ada apa?" pemuda itu sesegera mungkin menunjukan image dinginnya untuk menutupi kenyataan bahwa dia merindukan gadis itu.

"Lusa-" gadis itu sengaja menggantung kalimatnya. Dia memungut bola yang menggelinding tak jauh dari tempatnya berdiri. Kemudian dia melangkah sambil men-dribble bola menghampiri pemuda raven yang masih menatapnya dengan tatapan dingin, "- Dia pulang!"

Pemuda di hadapan gadis itu mendengus kesal sambil membuang muka bosan.

"Jika masih menyangkut hal itu lebih baik kau pergi, Hinata!" ucap pemuda itu dingin kemudian merebut bola yang di pegang si gadis lalu menembaknya dari garis threepoints. Masuk.

"Kau keras kepala, Sasuke," gadis bernama Hinata itu tersenyum kemudian berlari kecil menghampiri Sasuke yang tengah men-dribble bola lalu merebut bola itu dan menembaknya dari bawah ring. Gadis bermata lavender itu sejenak menoleh ke arah si pemuda raven, "Seharusnya kau tahu apa mau ku." Hinata berkata dengan nada penuh sindiran membuat pemuda yang memiliki mata onyx memikat itu mendengus kecil.

"Keh, lalu kau?" tanya pemuda raven itu dengan nada dingin. "Apa kau juga tahu apa mau ku?" Sasuke perlahan melangkah menghampiri Hinata yang berdiri di bawah ring, lalu berkata tepat di telinga kanan gadis itu, "Lupakan keinginan bodohmu itu!"

"KAU TAK PEDULI PADAKU!" teriak Hinata sambil mendorong Sasuke menjauh darinya.

"Bukannya kau yang tak peduli padaku, eh? pada perasaanku!" bentak pemuda raven itu. Mata onyxnya menatap nanar mata lavender gadis yang sudah di kenalnya sejak kecil.

"Kumohon, Sasuke. Kau masih tetap kekasihnya," ucap gadis itu dengan suara lemah. Dia memandang penuh harap pada pemuda tampan di hadapannya, "Kau mencintainya, kan?"

"Itu dulu, sekarang aku mencintaimu!" jawab Sasuke dingin sambil menatap tajam mata lavender Hinata.

"Tapi kau kekasihnya."

"Aku tak peduli, sekarang kau kekasihku!"

"Bukan, aku bukan keka-"

"Kau mencintaiku, Hinata!" seru Sasuke sambil menghampiri Hinata, lalu mencoba untuk merengkuh gadis itu.

"JANGAN SENTUH AKU!" gadis itu berteriak sambil berusaha menjauh dari pemuda penuh karisma itu, "Kau salah, Sasuke. Aku tidak men-"

"Kau mencintaiku, Hyuuga Hinata!"

"Kau salah, aku-"

"Hinata, jangan paksa aku!" bentak Sasuke sambil mencengkeram kedua bahu Hinata, kemudian dia membenturkan dahinya ke dahi gadis itu. Hembusan nafas yang memburu milik Sasuke dapat Hinata rasakan saat ini. "Dengar. Jangan harap aku mau memutuskan hubungan kita hanya karena dia! Apapun yang terjadi KAU TE-TAP-MI-LIK-KU!" ucap Sasuke penuh penekanan, lalu dengan kasar pemuda itu mengecup bibir sang gadis singkat.

"Tapi kau miliknya." desis Hinata.

"Kumohon, hentikan Hinata."

"Lima tahun kalian pacaran tidak sebanding dengan hubungan kita yang baru sebulan. Sasuke, kumohon anggap hubungan kita ini tidak pernah ada. Aku tak mau menyakiti sahabatku sendiri-"

"Tapi kau menyakiti aku dan dirimu sendiri." geram Sasuke.

"Sasuke, kau dan dia sahabatku sejak kecil. Aku tahu kau mencintainya." bujuk Hinata dengan nada merajuk.

"Aku mencintaimu." tandas Sasuke.

"Itu hanya cinta sesaat pada sahabat sejak kecilmu. Di tambah lagi kau sudah setahun tak bertemu dengannya. Aku hanya pelampiasanmu, Sasuke. Kau tak benar-benar mencintaiku." ucap Hinata dengan mata yang mulai basah.

"AKU MENCINTAIMU, HINATA!" teriak Sasuke frustasi menghadapi gadis yang baru sebulan menjadi selingkuhannya. Tidak. Bukan hanya selingkuhan, namun juga gadis yang akan ia cintai seumur hidupnya. "Aku mencintaimu." Sasuke kembali mencoba merengkuh gadis itu.

"Kau brengsek!" Hinata berteriak sambil menangis. "Aku anggap kita putus detik ini juga." gadis itu menatap nanar sepasang onyx yang begitu mempesona.

"Keh, kapan dia pulang? Lusa? Baik aku akan putus dengannya saat itu juga dan bilang bahwa aku mencintaimu, kau puas?" Sasuke menggeram lalu mengambil bola dan berjalan pelan melewati Hinata.

"Jika kau berani melakukan itu," ucap Hinata yang membuat pemuda tampan itu menghentikan langkahnya tepat di sebelah kiri Hinata. "Aku akan bunuh diri."

~TBC~

Gimana? Gimana? Ancur kan?

Bong : Mak, Emak! Readers bilang ficnya ancur loh! *bangga*

Cui : Lu bego! Tapi tetep tresno karo koe. *cium-cium Bong*

Bong and Cui : See you next chapter!