Chapter 6

Unlucky Star Always Folows Me

You give me love that shine on my heart

Always guide me through the night

-Arina Reniel-

A: Hari ini aku membawa seorang teman!

AA : Halo! Aku AA. Seperti yang sudah kalian ketahui, aku pacar Christopher, adik Arina.

A : Aku tidak dapat memberitahukan nama aslinya. Maaf…

AA : Kenapa kau memanggilku kesini Arina-chan?

A : Habis aku bingung mau manggil siapa lagi.

AA : Oh…Eh! Liburan kan udah tiba, kamu mau pergi kemana?

A : Gak tau. Kayaknya gak kemana-mana. Paling di rumah aja. Buka youtube nonton SHINee Hello Baby.

AA : Kamu shawol ya?

A : Sejenis itulah. Tapi nggak sampe freak kayak temenku Natashinee.

AA : Oh…Natashinee…Kapan2 undang dia ngobrol2 aja.

A : Boleh2.

AAA: Selamat membaca!


Pagi ini matahari bersinar cerah. Burung-burung berkicau menyambut datangnya pagi.

"Ughh..", Amu bangun dari tidurnya yang lelap.

"Aku rasa kemarin aku mimpi buruk. Sampai mimpi dicium Ikuto segala. Pasti gara2 koran gak jelas itu!"

"Sayangnya kurasa itu bukan mimpi.", terdengar suara dari balik pintu.

"IKUTO!", Teriak Amu. Burung-burung yang tadinya berkicau dengan riang di depan jendela kamar Amu dengan cepat terbang ke angkasa. Kamar kembali sunyi….

"Halo Amuchi. Mulai hari ini aku akan menginap di rumahmu dikarenakan orang tuaku yang pergi bekerja ke luar negeri. Kebetulan sekali orang tuaku kenal dengan orang tuamu sehingga aku dititipkan disini."

"Amu terdiam. Kurasa aku masih bermimpi. Kebetulan ini hari Sabtu jadi aku masih bisa tidur lagi untuk mendapatkan mimpi yang lebih baik", kata Amu tak lam kemudian.

Amu merebahkan diri di ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut lalu mulai berusaha untuk tidur lagi. Ikuto tertawa kecil. "Dasar cewek bodoh!", Ikuto berkata. Dia naik ke ranjang Amu dan menggelitiki Amu. Amu langsung terduduk di atas tempat tidurnya. Ikuto masih duduk disana.

"Aku rasa aku sudah memasuki alam kematian.", Amu bergumam.

"AMU-CHAN!", kali ini suara perempuan yang terdengar dari balik pintu. Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah seorang perempuan berambut panjang yang cantik.

"Utau?", gumam Amu.

Utau langsung menendang Ikuto untuk menyingkirkan Ikuto dari tempat tidur Amu. Ikuto jatuh ke tanah dan menimbulkan bunyi yang cukup keras Karena bunyi itu Amu jadi sadar total. Utau memeluk amu.

"Aku kangen banget sama kamu!" teriak Utau.

"Utau? kok kamu bisa ada disini?", tanya Amu kebingungan.

"Kamu lupa ya? Aku kan adik tiri Ikuto-chan. Jadinya aku ikut menginap disini. nanti aku akan tidur sekamar denganmu!", jawab Utau.

"Jadi kakak laki-lakimu yang kamu bilang baik hati, tampan dan pintar itu Ikuto?"

"Ya!"

Amu langsung pingsan di tempat.

"Lho…Amu-chan?", Utau menggelengkan kepala Amu beberapa kali. Tak ada hasil yang terlihat.

"Dia pingsan. tampaknya kaget dengan hubungan persaudaraan kita.", Ikuto menyela.

"Ya sudah. Biarkan saja dia tidur sebentar. Ikuto! Keluar! Seorang laki-laki tidak boleh ada di kamar perempuan tanpa izin orang tuanya! Hush!", Utau mengusir Ikuto.

"Kamu mengusirku seperti seekor kucing.", Ikuto mengomentari. Masih belum beranjak dari tempatnya yang sekarang.

"Keluar sekarang atau kulakukan dengan paksa.", ancam Utau.

Ikuto masih bergeming. dengan sigap Utau menendang Ikuto sekali lagi. Meleset. Tapi bukan Utau namanya kalau segitu saja sudah berhenti. Kakinya yang satu lagi menendang kaki Ikuto hingga Ikuto terjatuh dengan bunyi BRUK ke tanah. Lalu Utau dengan mudahnya menyeret Ikuto keluar dari kamar Amu dan kemudian menutup dan mengunci pintu kamar Amu.

"Beres.", Utau berkata kepada dirinya sendiri dengan bangga.

Beberapa saat kemudian, Amu tersadar dari pingsannya.

"Utau?", gumamnya.

"Aku disini!", jawab Utau dengan semangat.

"Aku mendapat mimpi buruk bahwa kamu adalah adik Ikuto."

"Memang benar."

Mata Amu terbelalak dengan suksesnya.

"Jadi tadi bukan mimpi?"

"Bukan."

Amu hampir jatuh pingsan (lagi) . Tetapi niatnya itu hilang setelah dia melihat jam di atas meja belajarnya. Jam 8 pagi.

"Aku telat!"

"Ini hari Minggu.", Utau berusaha menenangkan Amu.

Amu berpikir untuk pingsan lagi tetapi mengurungkan niatnya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi. Utau menunggu dengan sabar di atas ranjang Amu sembari mendengarkan lagu dari Ipod nya. Beberapa lama kemudian, Amu keluar dari kamar mandi, menyisisr rambutnya, dan langsung berajaln keluar kamar.

"Lho! Amu. Mau kemana?"

"Disini aku bisa gila.", jawab Amu singkat.

Amu menuruni tangga da melihat ke arah ruang makan. Ikuto sedang duduk disana dengan santainya dan mengobrol dengan kedua orang tuanya. Melihat Amu, Ikuto berhanti berbicara.

"Halo putri tidur? Ingin kemana pagi-pagi begini?", tanya Ikuto sambil menahan tawa.

"Bukan urusanmu." jawab Amu.

"Kamu tidak mau sarapan dulu Amu?", tanya ibunya dengan penuh kasih sayang.

"Tidak. Aku ada janji dengan seorang temanku."

"Siapa?", tanya ayahnya.

"Teman sekelas."

"Tadase?", sambar Ikuto.

Amu menatap Ikuto dengan sinis dan menjawab dengan singkat, padat, dan jelas.

"Iya. Apa kamu cemburu?"

"Oh! Aku rasa tidak karena berita yang ada di koran itu sudah menyebar ke seluruh sekolah dan sekarang semua siswa mengganggap kau dan aku pacaran. Jangan pernah berharap.", Amu menjawab pertanyaannya sendiri.

Amu keluar diikuti Utau yang sudah mendapat izin darinya untuk menemaninya. Maksud Amu adalah agar jika Ikuto muncul, Utau dapat membantu melindunginya.

Tadase sudah menunggu dengan abar di dekat sebuah taman.

"Maaf lama.", wajah Amu berubah menjadi merah.

"Aku juga baru datang.", Tadase tersenyum.

Mereka berjalan-jalan mengelilingi kota. Utau tersu berjaga dengan jarak beberapa meter dari mereka untuk memastikan Ikuto tidak mengganggu acara jalan-jalan Tadase dan Amu.

Benar saja dugaan Amu! Saat dia da Tadase sedang duduk sambil mengobrol di sebuah bangku di tengah taman, Ikuto muncul.

"Halo Tadase. Sedang apa kau berduaan dengan pacarku disini?", ucapnya

HAAAAA? teriak Amu dalam hati.

Ini gawat! Jangan sampai Ikuto melakukan hal yang sama seperti apa yang pernah ia lakukan beberapa tahun yang lalu!, teriak Utau di dasar hati yang paling dalam.


A: Bagaimana kelanjutan ceritanya? Kita lihat saja nanti!