Sasuke's Is Mine

Naruto By Masashi Kishimoto, Dan beberapa nama tokoh yang muncul disini juga bukan punya Fu kok.

Pair: NaruSasu NejiGaa, dan pair-pair tak terduga lainnya...

Warning: BL/Yaoi/Sho-ai, OOC, AU. Don't like don't read.

.

.

.

Kau bukan Light Yagami yang dapat seenaknya menulis nama orang yang tidak kau sukai di dalam buku Death Note. Juga bukan Yoichi Hiruma yang dengan entengnya mengancam seseorang yang dianggap menganggu untuk menjahui orang yang kau suka. Atau Kyouya Hibari yang dengan santai menghunuskan tonfa sambil berkata "Kamikorosu" dan membuat musuhmu langsung mati seketika. Tapi kau bukan siapa-siapa. Kau hanya Hyuuga Neji. Ketua osis dari SMA Konoha yang meski sejenius Light, Hiruma atau Kyouya, tapi tidak dapat melakukan apa-apa agar, seseorang yang tidak kau sukai dan sudah kau anggap musuh yang menganggu hubungan percintaanmu lenyap dan berhenti mengompor-ngomporimu. Yah, kau sangat berharap orang yang berdiri di depanmu, pria bernama Namikaze Naruto itu lenyap di telan bumi. Masuk ke lautan api Hell Door yang terkenal itu atau ikut menghilang seperti kota Atlantis. Yang pasti kau sangat ingin pemuda yang juga teman sekelasmu itu menghilang.

Bagaimana kau tidak marah, saat ini pria berisik itu sedang mengelus rambut halus milik orang yang kau sukai. Mencubit pipi tembem yang ingin sekali kau gigit seperti bakpao. Dan, menggelitiki lekukan tubuh si raven yang kau kenal sebagai Uchiha Sasuke. Oh, seandainya kau bisa menukar arwahmu, kau pasti ingin sekali berada dalam raga bocah pirang itu. Jika saja kau putus dengan kekasihmu yang sedang menatap curiga -tapi kau pura-pura tidak peduli- padamu, dan kau lebih dulu menyatakan cinta pada si manis dari klan Uchiha itu, ou.. betapa bahagia dan sempurnanya hidupmu, Hyuuga. Namun sekali lagi, kau harus ingat. Saat ini kau masih resmi milik Sabaku Gaara, kekasihmu yang juga teman satu bangku saat di kelas. Dan bocah raven yang duduk dua meter dari mejamu juga masih sah sebagai milik sahabatmu dari kecil, Namikaze Naruto. Dan bila kau mengingat kenyataan pahit itu, rasanya kau ingin berteriak sekuat tenaga, berlari sekencang-kencangnya atau melempar meja kerjamu ke segala arah. Apapun asal kau puas. Hanya saja, sebagai seorang Hyuuga yang selalu bersikap cool dan berwajah stoick, dunia bisa speecless karena kau bertindak diluar karaktermu yang sesungguhnya. Lagipula kau juga tidak ingin melakukan hal bodoh seperti itu bukan? Maka dari itu, kau hanya dapat berteriak kencang dalam hati, karena cemburu pada si pirang yang begitu dekat dengan si raven. Tapi kau masih saja berharap, jika death glare yang kau kirim pada si pirang dapat membunuh pemuda itu. Hanya saja, itu hanya angan-anganmu.

"Sasu-koi.." kau terhentak dari lamunan berlebihanmu saat mendengar suara serak milik si pirang memanggil nama orang yang kau suka.

"Hn.."

"Malam minggu besok, kita ke pantai yuk, sudah lama aku tidak kesana?" tawarnya.

Si raven terlihat berpikir akan mengiyakan atau menolak ajakan Naruto. Dan kau hampir meleleh saat melihat raut mukanya yang sedang menimba-nimba itu terlihat manis di matamu.

"Boleh juga.. aku juga sudah lama tidak ke pantai," Naruto bersorak riang mendengar jawaban Sasuke.

"Kalian juga ikut ya!" Naruto menatapmu dan Gaara bergantian. Kau bersorak, 'Yah.. aku mau.. karena jarang-jarang aku bisa liburan dengan Sasuke' kau ingin sekali berujar seperti itu, tapi ntah mengapa kata-kata itu seperti menyangkut di kerongkonganmu, dan yang berhasil kau ucap hanya kata, "Terserah Gaara saja," ucapmu.

Kau memandang Gaara, Gaarapun balik melihatmu, kau sangat tau Gaara tidak suka keramaian, jadi kau pasti berpikir jika Gaara akan berkata 'tidak', namun..

"Aku ikut!" jawaban singkat itu lagi-lagi mampu membuat berteriak hiperbola. Seakan jutaan kelopak bunga ikut menari senang di belakangmu.

"YAIII, PASTI SERU SEKALI!" raung Naruto. Kau tersenyum tipis, begitu juga Gaara.

"Naruto-senpai, aku boleh ajak Sai dan Sui 'kan? Biar tambah rame," Sasuke berujar.

"Yup! Apapun asal kita bisa pergi bersama-sama.." si Namikaze memeluk pundak orang yang kau sukai, membuat perasaan happy-mu mendadak lenyap ntah kemana.

'Cih, kuso!' umpatmu. Lagi-lagi kau ingin mengambil boneka Fudu dari rumah tetanggamu, dan menusuk jarum pada bonek yang sudah ditempeli foto Naruto. Tanpa sadar kau tersenyum setan, sampai akhirnya...

"Neji, kau sakit? Wajahmu aneh," celetuk Gaara.

"Ah? Masa? Cuma perasaanmu saja Gaara," kau tertawa hambar sambil garuk-garuk kepala, menjadikanmu makin terlihat bodoh. Kau tau kekasihmu sedang menatap curiga padamu, hanya saja kau mencoba untuk mengacuhkan tatapan itu.

Lupakan itu, karena kau harus menyiapkan mental agar kau tidak salah tingkah saat hari sabtu nanti tiba. Yah, itu adalah ide yang bagus, menurutmu.

._._. X ._._.

Mini bus yang membawa 3 pasang anak manusia tengah melaju dengan kecepatan rata-rata. Pasangan pertama adalah NaruSasu, Naruto sedang mengemudikan mobil dan sesekali bergurau dengan Sasuke yang sedang duduk di jok sebelahnya. Di belakang keduanya, pasangan SaiSui sedang menikmati waktu perjalan mereka dengan membaca buku atau mendengarkan musik lewat Ipod masing-masing. Sedangkan di tempat duduk paling belakang, Neji sedang mencuri-curi pandang pada Sasuke, walau yang terlihat hanya rambut hitam bermodel pantat ayamnya saja. Dan Gaara, meski memanipulasi diri dengan berpura-pura membaca novel, tapi ia tau jika pacarnya itu sedang memperhatikan seseorang yang ia yakini adalah Sasuke adik kelasnya.

.

.

.

Gaara POV

"PANTAAAAAAIIIII..." Naruto, Sasuke, Sai dan Suigetsu berteriak heboh sambil berlari menuju bibir pantai. Aku dapat merasakan seperti apa luapan kebahagiaan mereka saat melihat laut biru terbentang luas di hadapannya. Aku tersenyum simpul melihat pola kekanakan mereka, begitu lucu.

"Kau tidak berenang juga Gaara?" aku tersadar dari pikiranku sendiri saat sosok pemuda tampan disebelahku berkata sesuatu.

"Tidak.." jawabku lemah. Ntah mengapa aku sangat tidak bertenaga saat ini, tubuhku begitu lelah.

"Kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat lebih pucat?" sudut bibirku sedikit terangkat saat bola mata seagreen milikku melihat raut cemas di wajah tampan Neji.

"Aku hanya sedikit pusing.." sahutku. Tak lama kemudian, aku merasa nyaman saat telapak tangan Neji mengusap lembut pipiku.

"Kalau begitu kau harus istirahat.." kudengar ia berkata begitu sebelum memberikan kecupan singkat di bibirku yang hangat. Seperti biasa dengan senang hati aku menyambut permainannya, hingga tanpa sadar kedua lenganku sudah kukalungkan dileher jenjangnya.

"mmmph.." aku mendesah tertahan saat jemarinya yang dingin menyusup ke dalam kaosku, mengusap-usap punggungku tanpa melepas pagutan bibir kami.

"akhh.." aku merintih kesakitan saat kepalaku terasa nyeri.

"Gaara!" serunya, ia menatapku khawatir, tapi aku suka ekpresinya itu, karena hal itu membuktikan jika ia masih peduli padaku.

"Aku antar kau ke kamar ya," lagi-lagi aku hanya menggeleng, untuk menolak tawarannya.

"Tapi.."

"Aku baik-baik saja Neji, aku hanya sudah lama tidak naik mobil, mungkin aku mabuk kendaraan.." jawabku sekenanya. Aku merengkuh pinggangnya, dan dia membalas pelukanku. Mataku terpejam. Angin laut yang hangat rupanya tak dapat menandingi kehangatan dekapan Neji. Aku membenamkan wajahku di dadanya, kubiarkan jemarinya membelai rambut merahku penuh kasih. Karena aku suka perlakuannya itu. Perlakuan dan perhatian yang kupikir akan segera berakhir, mengingat sikap Neji yang mulai berubah sejak ia mengenal bocah Uchiha itu.

.

.

.

Neji menuntunku untuk istirahat di atas single bed yang tersedia di kamar hotel, kepalaku memang sudah tidak pusing lagi, dan aku juga mulai ingin diving bersama teman-teman yang lain, tapi Neji melarangku. Ia tidak ingin terjadi sesuatu padaku.

"Tidurlah, aku akan tetap disni sampai kau bangun.." aku memejamkan mata, kurasakan telapak tangannya mengusap-usap puncak kepalaku dengan lembut, sementara tangannya yang bebas sedang kugenggam erat.

"Tidak apa, kau pergi menyelam saja dengan mereka, aku tau kau menginginkannya..."

Dia menatap tajam ke arahku, bukan tatapan benci, itu hanya tatapan tidak suka pada pendapatku barusan. Aku tau dia mencemaskanku, tapi sungguh aku hanya pusing biasa, tidur sejenak pasti akan membuat rasa pening ini hilang. Tapi ia tetap bersih keras untuk menemaniku, dan hal itu mampu membuatku tersipu.

'Aku beruntung memilikmu Neji' gumamku dalam hati. Perlahan-lahan, aku mulai tertidur, dengan Neji di sampingku.

Normal POV

._._. X ._._.

Neji mengecup poni Gaara sebelum beranjak dan berjalan menuju cendela. Pemuda itu mendudukkan diri di kusen cendela sambil menikmati angin yang berhembus lembut menerpa rambut coklatnya. Sesekali ia mendengus, ia kecewa karena tidak dapat menikmati liburan ini dengan berkumpul bersama rekan-rekannya yang sedang bermain air di luar sana. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat menginginkan hadir diantara teman-temannya, ralat ia sangat ingin melihat raut kebahagiaan Sasuke. Ia sangat menginginkannya. Tapi begitu bola mata lavendernya menangkap sosok pemuda yang sedang tertidur di atas ranjang itu, ntah kenapa keinginannya untuk bersama si Uchiha yang menarik perhatianmu selama ini, lenyap seketika.

Neji menghela nafas, ia kembali mendekati Gaara, rasa sesal terselip di dadanya. Ia memandang iba pada kekasihnya yang sah.

"Maafkan aku Gaara.. maaf.." desis Neji sambil mengecupi punggung tangan Gaara.

._._. X ._._.

Malam harinya, di restoran... Naruto, Sasuke, Sai, Suigetsu, Gaara dan Neji sudah berkumpul...

"Gaara, bagaimana keadaanmu?" tanya Naruto sambil menatap cemas ke arah pemuda berwajah stoic itu.

"Aku sudah baikan kok, maaf merepotkan.." katanya dengan nada penuh sesal.

Neji yang duduk di sampingnya berujar, "Tidak.. kau tidak merepotkan kami kok," lelaki itu mengusap-usap rambut Gaara. Membuat wajah si Sabaku merona.

"Ya sudah.. ayo kita makan, nanti makannya keburu dingin.." komando Sai.

Dan tak butuh waktu lama bagi mereka berenam untuk menghabiskan makanan mewah yang tersaji di atas meja.

.

.

.

"Huuh.. kenyang-kenyang.." Naruto mengelus-elus perutnya yang mendadak buncit.

"Itu karena kau terlalu rakus, Dobe-Senpai.." sahut Sasuke.

"Kau saja yang malu-malu tadi, coba kalau tidak di depan orang banyak, pasti kau sudah memakan jatah sup tomat kami.." ucapan Naruto barusan kontan membuat wajah Sasuke memerah.

"Itu karena aku masih punya har-" belum selesai bicara, lengannya ditarik oleh Naruto, membuat Sasuke yang sedang berdiri di tepi ranjang, jatuh tepat ke atas tubuh Naruto yang sedang rebahan.

"na..Naruto-senpai.." Sasuke mulai gugup saat telapak tangan Naruto mendorong kepalanya agar wajah mereka semakin berdekatan. Dan.. tak butuh otak pintar untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.

.

.

.

Berbeda dengan pasangan Naruto dan Sasuke yang menghabiskan malam dengan bercinta. Gaara yang masih terjaga terlihat sedang memikirkan sesuatu. Matanya menatap deburan ombak dimalam hari dengan tatapan kosong. Ia termenung di pinggir balkon cukup lama, tidak peduli pada angin malam yang dapat membuatnya sakit kapan saja. Sampai lamunannya dihentikan oleh sepasangan lengan yang dikalungkan ke pinggangnya.

"Kau bisa sakit kalau ada disini terus.." suara lembut milik sang Hyuuga mampu membuat perasaan gundahnya menghilang entah kemana.

"Neji.." Gaara memutar tubuhnya agar dapat bertemu pandang dengan Hyuuga yang 5cm lebih tinggi darinya. "Kenapa kau bangun?".

"Kau sendiri, kenapa masih belum tidur? Kau sedang memikirkan sesuatu ya?" Neji menyapu lekuk wajah Gaara, jemari telunjuknya mengelus pipi porselen Gaara.

'Yah.. aku hanya ingin tau kenapa sikapmu sedikit berubah Neji,' ingin sekali ia menyerukan kata-kata yang sudah beberapa hari ini menjadi beban pikirannya.

"Gaara..."

"hn.. ah, aku.. tidak memikirkan apa-apa kok, aku hanya belum mengantuk..." sambil tersenyum palsu, bungsu Sabaku itu coba menenangkan Neji yang sedang menatap khawatir ke arahnya.

"Kau harus tidur.. aku tidak suka melihat mata indahmu itu dipenuhi oleh lingkar hitam.." Neji mengecup lembut kening Gaara. Turun ke kedua sisi kelopak mata Gaara, hidung, dan berakhir di bibir mungilnya. Berpagutan untuk waktu lebih dari lima menit. Saling menjelajah satu sama lain, tidak ada niat untuk mendominasi. Membagi kehangatan dan menyalurkan perasaan cinta lewat kedua lidah yang saling bergulat di dalam rongga hangat nan lembab itu.

.

.

.

Neji mengecupi puncak kepala Gaara saat pemuda itu bergelung dalam hangat pelukannya. Ia mengusap pundak Gaara yang tak terhalangi sehelai kain pun, sama polosnya dengan tubuhnya saat ini.

Hidung mancungnya terus menghirup aroma Gaara, berusaha keras agar aroma mint khas Sasuke tergantikan oleh aroma Gaara.

"Ennnhh.." Gaara menggerakkan kepalanya, makin merapatkan kepada Neji. Melihat wajah manis Gaara yang sedang pulas, membuat senyum Neji merekah.

"Maaf, aku sudah hampir mengkhianatimu Gaara... Tapi, aku berjanji, aku akan melupakannya.. Aku kuhapus wajahnya dari ingatanku, akan kubuang rasa kagumku padanya, untuk terus memujamu.. walau sesulit apapun itu..." bisik Neji. Yah, setelah melihat keadaan Gaara yang sedikit tidak baik, membuatnya bertekad untuk melupakan Sasuke. Mengenyahkan semua tentang si raven menjadi sosok Gaara, sama seperti tiga tahun yang lalu, saat pertama kali ia berjumpa dengannya. Kini Neji sadar, jika ia tidak boleh mencintai Uchiha Sasuke.

Ntah Neji sadari atau tidak, sebenarnya saat itu Gaara masih terjaga. Pemuda itu masih mencoba untuk memejamkan mata ketika itu. Saat itu, keraguan yang selalu menyelubunginya mendadak musnah. Raut kekhawatiran jika Neji akan meninggalkannya hilang seketika. Ia tersenyum tipis mendengar kejujuran Neji. Ia senang karena Neji kembali seperti yang dulu. Kembali mencintainya, bukan bungsu Uchiha itu.

._._. X ._._.

Beberapa hari kemudian, disekolah..

"Naruto, kepala sekolah memanggilmu,"

Deg

Mendengar ucapan Lee, degup jantung Naruto berpacu tidak normal, tidak biasanya ayahnya memanggilnya saat seperti ini.

'Ada apa ya?' pikir Naruto.

"Woy, Naruto.. cepat sana!" Lee menyadarkan lamunan si blonde sambil menepuk nepuk kepalanya.

Naruto mendelik tidak suka pada Lee, "Aku tau Lee..." ujarnya.

.

.

.

Dan sekarang, Naruto sudah berdiri di depan pintu oak bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah', ia masih ragu untuk masuk atau tidak. Salah. Dia harus masuk. Siapa tau ayahnya membawa kabar baik.

Setelah lima menit berdiri disana, akhirnya, iapun membuka pintu...

Ckleek

Begitu ia masuk ke dalam, ia mendapati enam orang yang sudah berada dan duduk di sofa panjang di ruangan itu. Naruto memutar bola matanya untuk mengamati siapa saja mereka.

Orang pertama, wanita cantik berambut merah panjang, sangat ia kenal dan paling ia sayangi, siapa lagi kalau bukan ibunya, Namikaze Kushina yang duduk berdampingan dengan sang ayah, Namikaze Minato.

Dan tiga orang lagi seorang ibu-ibu merambut coklat muda, duduk berdampingan dengan seorang laki-laki, berambut coklat lebih gelap mengapit seorang anak muda yang sangat ia kenal, Sabaku Gaara. Yup, Gaara. Dia duduk ia antara kedua kakaknya Temari dan Kankurou, pemuda berambut coklat yang dimaksud tadi.

'Kenapa dia ada disini? Sasuke mana?' pikir Naruto.

"Duduk Naruto!" Minato mengintrupsi pemuda yang masih berdiri membatu di dekat pintu untuk duduk bersebelahan dengan sang ibu dan berhadapan dengan keluarga Gaara.

"Bu, apa yang terjadi?" bisik Naruto pada Kushina.

"Kau sudah besar ya Naru-chan.." Merasa dipanggil, Naruto memutar kepalanya, menghadap ibu-ibu di depannya, "Aku Karura, dan disampingku ini, Kankurou dan Temari.." jelas wanita itu.

Naruto menautkan alis bingung. Sedangkan Gaara yang tetap dengan wajah stoicnya juga sedikit heran dengan pertemuan ini.

"Sebenarnya, ada perlu apa ya?" tanya Naruto sesopan mungkin. Ia sudah penasaran dengan maksud mereka. Dan seakan setuju dengan pernyataan kawannya, Gaara hanya memejamkan kelopak matanya sebentar.

"Naruto, kami datang kemari untuk menentukan hari pernikahanmu..." kata Karura to the point.

Deg!

Naruto dan Gaara terjingkat kaget.

"Tu-tunggu.. menikah? Dengan siapa?" tanya Naruto.

"Kau dan Gaara Naruto.." sahut Minato.

Deg!

"Haha.. jangan bercanda 'Yah..." Naruto coba menetralisir rasa terkenjutnya dengan berujar seperti itu.

"Sebenarnya dari kecil kalian berdua sudah kami tunangkan, karena perjanjian turun temurun antara Sabaku dan Namikaze.." Karura menimpali.

Naruto dan Gaara langsung bungkam. "Dua minggu lagi, acaranya akan segera digelar, jadi kami ingin kalian bersiap-siap.." sahut Minato.

"APAAA?"

._._. X ._._.

TBC

._._. X ._._.

Fu tau ini pendek, tapi semoga semua suka.. Dan buat Gaa-kun, otanjobi omendetto... *peyuk Gaara*.. Minna, review ya..