Sasuke's Is Mine
Naruto By Masashi Kishimoto
Pair: NaruSasu NejiGaa, dan pair-pair tak terduga lainnya...
Warning: BL/Yaoi/Sho-ai, OOC, AU. Don't like don't read.
.
.
.
Hai, aku Uchiha Sasuke, usia 16 tahun, dan sekarang aku menjadi salah satu pelajar di Konoha High school. Hari ini adalah hari senin, hari yang mungkin bagi sebagian orang adalah hari yang menyebalkan, dan aku juga benci hari senin. Bukan apa-apa, karena tiap hari senin, aku bertemu dengan dia, 'sesuatu' yang sangat kubenci. Yah, aku benci 'padanya', dan sekarang aku harus berhadapan dengannya sekaligus sebagai pertarungan hidup dan matiku. Hidup jika aku bisa mengalahkannya dan mati jika dia mengalahkanku. Dan sekarang ini, sosoknya sedang berada dihadapanku, mereka menatapku dengan tatapan dingin sekaligus menyepelehkanku.
'Kau pikir aku takut padamu? Tidak! Aku tidak akan kalah padamu!' setelah bertekat seperti itu, aku balik menatap tajam ke arahnya, dan detik berikutnya, aku mengambil sebuah bulpen, memejamkan mata sejenak kemudian berseru lantang dalam hati, 'AKU PASTI BISA MENGALAHKANMU SOAL FISIKAAA!' aku mengepalkan tanganku sebelum mengerjakan soal-soal dari pelajaran yang kubenci. Yah, pelajaran fisika yang membuat kepalaku pusing dan berdenyut setiap memikirkan hal itu. Tsk, dan sekarang aku tidak boleh gagal dan aku harus bisa memcahkan soal-soal nista itu walau hanya satu biji. Huh, sejujurnya aku tidak menyukai pelajaran ini karena aku tidak pernah bisa menyelesaikan soal ini satupun, dan demi hal itu kemarin malam aku rela tidak tidur untuk belajar materi-materi soal. Dan, kegagalan kali ini tidak akan dimaafkan. Yosh, semangat Sasuke.
._._. X ._._.
"AKU BENCI PELAJARAN FISIKAAAA!" aku berteriak frustasi sambil mengacak rambutku begitu Kurenai-sensei keluar dari kelas kami begitu ulangan berakhir.
"Kenapa sih, Sasuke? Aku yakin kau pasti bisa mengerjakan soal-soal itu!" Suigetsu teman sebangkuku mencoba menghibur.
Aku menoleh ke arahnya, menatap tajam wajah Suigetsu lalu mencengkram kerah bLazenya, "KAU TIDAK TAU SEPERTI APA PERASAANKU, SUI.. FISIKA ITU MUSUHKU, TIAP HARI DIA MENGERJAIKU DENGAN SOAL-SOAL YANG MEMBUATKU STRES..." raungku hiperbola.
Sementara Suigetsu menatap heran ke arahku. "Ne, kau baik-baik saja 'Suke? Kau sepertinya kurang enak badan?" Suigetsu menautkan alis heran pada sikapmu yang terlalu OOC menurutnya. Dan aku hanya dapat berdecak saja sambil memajukan bibirku.
"Tenang saja 'Suke, aku yakin kalau kau tidak akan dapat nilai F lagi, karena kemarin kau sudah belajarkan?" Suigetsu mengacak-acak rambutku. "Lagipula, aku akan memberimu 'hiburan' supaya kau tidak stres," bujuknya.
Dan karena perkataannya itulah aku sukses menoleh ke arahnya, "Menghiburku? Apa maksudmu?" tanyaku sambil menautkan alis.
Suigetsu tertawa renyah sebelum menjawab, "Menghiburmu dengan memberimu ciuman, lalu setelah kau mabuk karena ciumanku, kau pasti akan memintaku untuk melakukan lebih," wajahku langsung memerah. Yah, mungkin sudah semerah red rose sekarang, ow.. sayang tidak ada kaca di depanku.
"Lalu, kau pasti akan berkata, 'Sentuh aku, Suigetsu... sentuh aku..', sambil mendesah dan dengan wajah memerah. Dan, kau tau, aku tidak akan bisa menolakmu karena wajahmu yang merona terlihat manis," jelasnya dengan wajah berseri-seri. "Kemudian kau-.."
"Cukup! Kenapa sih kau mengatakan hal yang menjijikan begitu!" ucapku menahan malu. "Lagipula, aku kan tidak pernah melakukan 'itu' dengamu!".
"Haha, kau manis sekali 'Suke"
"Urusai urusai urusai!" koarku.
"Kita ke kantin yuk, aku lapar!" ajak Suigetsu.
Aku menggeleng, "Tidak, aku mau tidur saja, kau taukan, semalam aku begadang untuk menyiapkan diri," balasku.
"Kau mau nitip sesuatu, 'Suke?" Suigetsu bangun dari duduknya.
"Jus tomat seperti biasa!" jawabku.
"Oke, Sasu-koi!" Suigetsu mengacak-acak rambutku. Lalu, ia pun pergi keluar.
'Fuuh,' aku menghela nafas panjang, sebelum melipat kedua tanganku di meja dan merebahkan kepalaku diatasnya. Akupun mulai tertidur.
Normal POV
._._. X ._._.
Seorang pemuda berambut pirang dengan bola mata seindah batu safir sedang berlari menuju kelas Sasuke.
"Sasuke!" Naruto, nama si pemuda berambut pirang itu segera mengedarkan padangannya sambil mencari sosok yang baru saja disebut namanya. Setelah beberapa detik mencari, akhirnya ia menemukan sosok pemuda berambut raven sedang tertidur. Narutopun berjalan ke arahnya, iris birunya membulat sempurna saat melihat wajah manis Sasuke yang sedang tidur. Sambil menyeringai, ia mengambil tempat duduk di depan bangku Sasuke dengan posisi menghadapnya. Ia merendahkan kepalanya untuk melihat ekspresi yang jarang ia lihat. Begitu manis, dan damai. Sasuke tidur dengan menggunakan kedua lengannya sebagai bantal, sementara mata kirinya tertutup oleh poni. Bibir mungilnya sedikit terbuka, punggungnya naik turun seirama dengan deru nafasnya.
Glek
Naruto menelan ludah, melihat Sasuke seperti itu membuatnya ingin memakan bocah Uchiha itu utuh-utuh.
'Apa yang kau pikirkan, Naruto!' pemuda Namikaze itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan ia kembali ingat pada misinya mencari Sasuke. Meski sedikit tidak tega, mau tidak mau ia harus membangunkan Sasuke, walau ia tau jika Sasuke baru beberapa menit yang lalu tertidur. Tapi mau bagaiman lagi 'kan?.
Dengan jemarinya, ia mengusap pipi kanan Sasuke dengan lembut, "Sasuke.. bangun.." kata Naruto yang terdengar seperti bisikkan. Karena tidak ada reaksi, Narutopun mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke dan meniupkan udara di wajah pemuda itu.
Merasa ada sesuatu yang berhembus di wajahnya, Sasuke mulai menggerak-gerakkan alisnya, "ennng...".
"Sasuke... ketua OSIS memanggilmu, ada rapat mendadak katanya," ujar Naruto setelah Sasuke membuka matanya. Sasuke memandang Naruto, lalu dengan langkah gontai ia berjalan keluar, menuju ruang osis. Sedangkan Naruto hanya dapat mengernyit melihat sikapnya itu. Naruto tau benar, jika Sasuke adalah tipe yang sangat suka tidur, sebelum kantuknya hilang sempurna ia tidak akan bangun. Dan jika ada yang menganggu tidurnya, efeknya adalah Sasuke akan terlihat seperti orang yang mengigau karena separuh jiwanya masih teringgal di alam mimpi.
.
.
.
"Lho, Sasuke mau kemana?" tanya Suigetsu yang tidak yang tidak sengaja berpapasan dengan Sasuke.
"Ke ruang OSIS, ada rapat..." jawab Sasuke seadanya.
Suigetsu mengangguk paham, "Oh ya udah,". Setelah sosok Sasuke menghilang di balik tikungan, Suigetsu bergegegas ke kelas.
._._. X ._._.
Pintu ruangan OSIS pun terbuka, dari luar muncul sosok Sasuke yang berjalan gontai dan langsung duduk di sebelah sang ketua, Hyuuga Neji.
"Kau lama sekali?" bisik Neji pada Sasuke yang terlihat aneh dimatanya. Bagaimana tidak, Sasuke tidak seceria biasanya, onyx miliknya sedikit terhalangi karena kelopak matanya tertutup separo.
"Hn," balas Sasuke.
Neji menghela nafas panjang, lalu mengambil beberapa lembar kertas untuk dibagikan kepada anggotanya yang juga heran pada sikap Sasuke, "Nah, rapat OSIS kali ini membahas tentang ekstra kulikuler tambahan, dan kertas yang kalian bawa itu terdapat beberapa pilihan exskul baru dimana siswa sendirilah yang telah mengajukan hal itu... bla bla bla..." Neji berkoar dan saling bertukar pendapat dengan anggotanya. Sementara Sasuke yang seharusnya bersikap bijak sebagai seorang wakil ketua malah mati-matian menahan kepalanya agar tidak jatuh ke meja dengan kedua tangan. Sumpah, saat ini Sasuke tidak bisa menahan virus HIB (Hasrat Ingin Bobo').
Sejam kemudian, Nejipun mengakhiri rapat OSIS ini, dan begitu satu persatu anggotanya keluar meninggalkan ruangan, Sasuke langsung menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Dan detik berikutnya, ia sudah mencapai alam mimpi yang sempat ditinggalkannya. Bola mata lavender milik Neji melirik ke arah pemuda itu, ia menepuk punggung Sasuke berusaha membangunkannya, tapi Sasuke malah mendengkur sebagai reaksi atas gerakan Neji.
"Dasar.." Neji mendengus, ia meraih tangan kanan Sasuke yang terkulai, lalu ia mengalungkan lengan putih Sasuke di lehernya. Sementara lengan kanannya diselipkan diantara lutut Sasuke, dan dalam satu gerakan, Neji mengangkat tubuh Sasuke dan menggendongnya ala bridal style. Dengan hati-hati ia merebahkan tubuh Sasuke diatas sofa yang berada di ruangan itu.
"Unnnghh..." Sasuke melenguh pelan.
Ntah setan apa yang merasuki Neji, tiba-tiba saja Neji merangkak naik ke atas tubuh Sasuke yang sedang lelap. Ia merendahkan kepalanya sambil mengangkat dagu Sasuke. Kemudian, ia memangut bibir Sasuke dalam ciuman yang sedikit kasar. Ia mengigit dan menjilat bibir mungil pria dibawahnya. Dimana lelaki itu jugalah yang membuat Neji sering mimpi basah. Ia melumat bibir Sasuke, dan dengan mudahnya ia menginvasi rongga lembab milik Sasuke, karena kau tau, Sasuke bisa menjadi seperti orang mati kalau sedang tidur.
"ennnh..." Sasuke mengerang tertahan dan mengeser-geserkan kepalanya, menyadari hal tersebut Neji segera mengakhir ciumannya dan menjauh dari tempat Sasuke.
'Gawat... Sasuke...' dari jarak yang cukup aman Neji memperhatikan Sasuke yang sedikit mengeliat. Mengetahui jika Sasuke tidak menyadari apa yang baru saja ia lakukan padanya, Nejipun menghembuskan nafas lega.
'Maafkan aku.. Gaara.. aku menyukainya...' umpat Neji dalam hati. Ia tau kali ini ia sedang berhubungan dengan Gaara. Tapi ia tidak memungkiri perasaannya sendiri, dimana ia mulai mencintai wakilnya, mencintai seorang Uchiha Sasuke yang juga menjadi milik seorang Namikaze Naruto.
._._. X ._._.
"Hoaaah..." Sasuke menguap lebar sambil merengangkan ototnya.
"Nyenyak tidurnya?" tanya Naruto yang kini sedang berjalan beriringan dengan Sasuke setelah menjemput si pemuda dari ruang OSIS.
"Yup, tapi sekarang aku lapar!" balas Sasuke.
Mendengar perkataan Sasuke, iris biru Naruto terlihat berbinar-binar, "Hey, bagaimana kalau kita makan ramen?" ajak Naruto dengan nada berapi-api.
"Boleh, tapi kau harus mentraktirku?" tawar Sasuke pada lelaki yang baru beberapa minggu dipacarinya.
"Uum..." Naruto diam berpikir. "Boleh deh, tapi kali ini saja?" kata Naruto kemudian.
"Oke, kita berangkat!". Naruto segera menarik lengan Sasuke dan mengajaknya ke parkiran untuk mengambil motornya. Dengan buru-buru ia menyuruh Sasuke memakai helm dan Narutopun melakukan hal yang sama, ia tidar sabar untuk segera makan ramen.
"Cepat, Teme!" Naruto yang sudah duduk di atas motor menyuruh Sasuke segera naik.
"Iya, Dobe-senpai!" balas Sasuke yang berusaha naik ke atas motor Naruto. Dan tak butuh waktu lama untuk si pirang melajukan motornya begitu si Uchiha bungsu telah merapatkan pelukan dipinggannya, dan dengan cepat ia segera meninggalkan kawasan SMA.
.
.
.
.
Sementara itu, diruang OSIS, terlihat Gaara dan Neji sedang mengamati dua orang itu, yah Sasuke dan Naruto.
"Mereka serasi ya?" desah Gaara sambil menatap nanar ke luar jendela.
Neji melingkarkan kedua lengannya dipinganggnya, "Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?" tanya Neji sambil menyandarkan dagunya di bahu Gaara yang beberapa senti lebih pendeka darinya.
"Aku iri pada hubungan mereka yang begitu hangat," ucap Gaara sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Neji.
Neji sempat terkejut dengan perkataan Gaara barusan, tapi ia tetap bersikap normal, "Jadi menurutmu, hubungan kita tidak seakrab itu?" tanya Neji.
Gaara memejamkan matanya, "Kau tidak pernah bersikap romantis padaku," jawab Gaara sekenanya.
Neji melepaskan pelukannya, memutar tubuh Gaara menjadi menghadapnya. Pemuda Hyuuga itu merendahkan kepalanya, kemudian ia mencium bibir Gaara dengan lembut, dan Gaarapun membalasnya meski tak seantusias biasanya ia sangat menikmati permainan Neji. Dan tanpa sadar ia memejamkan matanya.
"mmph... Neji.." Gaara mendesah saat lidah Neji menjilat cuping telinganya.
"Lanjut?" tanya Neji.
Iris seagreen Gaara menatap lekat-lekat mata perak Neji sebelum mengangguk mantap. Dan hal itu membuat Neji menyeringai, "Aku kubuktikan kalau aku bisa romatis padamu Gaara," bisik Neji.
Dan menit berikutnya, yang terdengar adalah suara desah dan erangan-erangan Gaara dari ruangan tersebut.
._._. X ._._.
Naruto dan Sasuke sampai juga di Ichiraku ramen langgangan Naruto. Tapi sayang, tanpa di duga hujan turun dengan derasnya. Meski tidak seluruh tubuh mereka basah kuyup, hujan mampu membuat Sasuke yang tidak tahan dingin sedikit menggigil.
"Hatchiii..." Sasuke memeluk tubuhnya dengan kedua lengannya. Sementara Naruto sibuk memesan 5 porsi ramen, 1 untuk Sasuke dan 4 untuknya, juga dua teh panas untuk menghangatkan tubuh mereka.
"Kau kedinginan ya?" Naruto yang baru saja sampai langsung melepas jaket kulitnya dan membalutkannya di tubuh Sasuke yang agak bergetar.
"Hn," jawab Sasuke singkat.
Melihat wajah pucat Sasuke, ingin sekali Naruto memeluknya, tapi karena pesanannya datang, Narutopun menghentikan niatnya itu. "Cepat makan, setelah itu kita pulang," Naruto menepuk-nepuk rambut raven Sasuke yang agak lembab.
"Harusnya aku yang berkata begitu, Dobe-senpai," ucap Sasuke ketus.
"Hahaha," Naruto tertawa. "Itadakimasu," serunya beberapa detik kemudian.
.
.
.
Ditengah derasnya hujan, Naruto memacu motornya, ia sedikit menambah kecepatannya begitu merasakan jika Sasuke makin mengeratkan pelukan dipinggangnya. Naruto tau betul Sasukenya tidak tahan dengan udara dingin.
"Kita sampai Sasuke," Naruto memarkirkan motornya di depan rumahnya, yah saat ini rumah Narutolah yang paling dekat dari kedai ramen favoritnya, dan jika ia terus nekat menembus hujan, bisa-bisa Sasuke pingsan karena hipotermia.
"nnhhm..." Sasuke berjalan mengikuti Naruto yang berada di depannya. Tubuhnya mengigil, dan wajahnya lebih pucat dari biasanya.
"Kau tunggu disini sebentar ya! Aku mau ambil pakaian dulu," Naruto berbegas masuk ke dalam kamar setelah menyerahkan handuk tebal pada Sasuke yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.
Tak berapa lama kemudian, Naruto muncul...
"Ini pakailah, aku akan membuatkanmu coklat panas!" Naruto menyodorkan sebuah kaos pada Sasuke, dan lelaki itupun segera menerimanya. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung menuju kamar mandi dan berganti pakaian.
.
.
.
Naruto kini sedang duduk di sofa dengan di temani secangkir coklat panas. Iapun sudah selesai mengganti seragamnya yang basah menjadi kaos lengan panjang biasa. Saat sedang menyuruput minumannya Sasukepun keluar. Naruto nyaris tersendak melihat penampilan Sasuke. Dimana saat ini, kekasihnya sedang memakai sweeter yang ukurannya sangat kebesaran untuk tubuh Sasuke. Bayangkan saja, jemari lentik Sasuke bahkan tak terlihat karena lengan pakaian itu yang kepanjangan. Hanya saja, pakaian hangat itu hanya mampu menutupi bagian sampai duapuluh cm di atas lutut Sasuke, untungnya dia masih mengenakan hot pants saat ini.
"Haha, penampilanmu lucu sekali Teme!" Naruto tak bisa menahan tawanya melihat penampilan Sasuke, apalagi wajah cemberut Sasuke menambah kesan manis dimata Naruto.
"Dasar sialan!" umpat Sasuke yang merasa dipermainkan oleh pacar sekaligus kakak kelasnya itu. "Kenapa bajuku sebesar ini, ukuran bajuku itu L, bukan XXL!" Sasuke berjalan mendekati Naruto. "Kau mengerjaiku ya?".
"Hahaha, mana mungkin begitu, Sasu-koi. Aku memberimu baju kakek karena menurutku sweeter kakek dapat membuat tubuhmu hangat," iris biru Naruto terus memperhatikan Sasuke sampai pemuda itu duduk disebelahnya.
"Kuso!" umpatnya.
"Maaf deh, tapi sekarang kau hangatkan? Nah sekarang minum coklatmu," tangan tan milik Naruto menyodorkan secangkir coklat yang kini mulai hangat pada Sasuke. Meski sedikit jengkel, toh Sasuke tidak pernah menolak semua perhatian Naruto untuknya.
"Haaa..." Sasuke menghela nafas, lalu meletakkan cangkirnya di meja kaca yang terletak di depan mereka.
"Sini!" Naruto mengintrupsi Sasuke agar makin dekat dengannya. Sasuke menurut dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Naruto. Sasuke menyelipkan lengan kirinya di lengan Naruto, lalu menyandarkan sisi kiri tubuhnya di pundak Naruto. Si pirang itu membelai rambut raven kekasihnya dengan telapak tangannya. Ia mengelus rambut halus Sasuke hingga membuat pemiliknya merasa nyaman.
"Suki dayo, Sasuke-chan..." gumam Naruto sambil menyandarkan kepalanya di kepala Sasuke.
"Hn.." balas Sasuke. Dan Naruto tau betul arti 'hn' Sasuke.
.
.
.
TBC.
.
.
.
review please