"Cinta ada karena biasa"

Katekyo Hitman Reborn! Fanfiction

Written By Gokudera J. Vie

Disclaimer : KHR © Amano Akira

Pair : 59 x Fem!27 / Gokudera x Fem!Tsuna

Warning : OOC, AU, aneh, gaje, typo, dsb. Don't Like? Don't Read!

# # #

Sawada Tsunahime, gadis bermata caramel ini hanya bisa membuka dan menutup mulutnya secara bergantian, membuatnya tampak mirip dengan seekor ikan. Ibunya, Sawada Nana, terus sibuk memasak sambil bersenandung, sama sekali tampak tidak ambil peduli pada situasi yang tengah terjadi di belakangnya. Sementara Iemitsu, ayah Tsuna, sedang tersenyum lebar sambil 'memamerkan' seorang anak lelaki seumur Tsuna yang bermuka masam.

"Tunggu, ini serius? Maksudku, ayah serius?" akhirnya Tsuna bisa mengeluarkan suara setelah berhasil mengatasi perasaan shocknya.

Dengan bangga, ditambah pose menepuk dada, Iemitsu berkata, "Tentu saja."

Oh, Tuhan! Tsuna tak habis pikir kenapa dia bisa mempunyai ayah seperti ini. Otak gadis berumur 15 tahun itu mulai berpikir, akan berubah seperti apa hidupnya dengan kedatangan remaja bernama Gokudera Hayato ini, semakin baikkah? Atau semakin burukkah? Yang Tuhan dan masa depan yang mengetahui jawabannya.

# # #

Lebih dari sekali Tsuna mencuri lirikan ke arah pemuda berambut silver yang sedang berjalan berdampingan dengannya menuju Nanimori High School. Gokudera Hayato, berumur 15 tahun, rambutnya berwarna silver, dan matanya berwarna hijau. Hanya itu yang diketahui Tsuna tentang pemuda tak jelas asal-usulnya yang kemarin dibawa ayahnya pulang ini.

"Bersikap baik dan ramahlah pada Hayato ya, Tsuna-chan," perkataan Iemitsu malam kemarin berputar kembali dalam pikiran Tsuna. Ada masalah dengan itu? Bagi Tsuna sama sekali tidak ada masalah sama sekali, bersikap ramah pada pemuda ini sama sekali bukan masalah. Yang jadi masalah adalah, bahwa Gokudera Hayato-lah yang TIDAK MAU BERSIKAP RAMAH padanya. Ugh, pria itu sama sekali tak berbicara semenjak pertemuan mereka kemarin. Belum lagi, setelahnya Iemitsu langsung pergi lagi tanpa penjelasan lebih lanjut. Pekerjaan, begitu alasannya. "Basi," batin Tsuna tak percaya.

"Hoi!" seruan Gokudera menyadarkan Tsuna dari lamunannya. Gadis berambut coklat sebahu itu menoleh secara spontan ke belakang, tempat Gokudera berdiri , tentunya setelah gadis ini berhasil mengatasi perasaan kagetnya karena tiba-tiba mendengar suara Gokudera.

"A-ada apa, Gokudera-kun?" Tanya Tsuna dengan gugup dan sedikit menunduk, tapi matanya tetap mencoba menatap Gokudera.

Sebagai jawaban, Gokudera menunjuk bangunan disampingnya dengan ibu jari tangan kanannya, membuat Tsuna mengikuti arah ibu jari itu menunjuk. Dan kemudian dilihatnya sebuah bangunan besar bertingkat dengan halaman luas dan sebuah papan nama bertuliskan 'Nanimori High School' di depannya.

Gulp! Tsuna menelan ludah. "Ah, ma-maaf Gokudera-kun. Gara-gara aku melamun, jadi tidak memperhatikan jalan. Syukurlah, Gokudera-kun menyadarinya ya," ujar Tsuna gelagapan. "Duh, aku benar-benar minta maaf Gokudera-kun!" kali ini Tsuna membungkuk-bungkukkan badannya.

Di luar dugaan, atau malah sangat sesuai dengan dugaan, Gokudera bersikap cuek. Dia hanya berkata, "Antarkan saja aku ke ruang kepala sekolah sekarang." Membuat Tsuna segera berjalan memasuki gerbang sekolah, diikuti Gokudera dua langkah di belakangnya.

Sepanjang perjalanan menuju ruang kepala sekolah, entah kenapa banyak pandangan mulai berpusat pada sosok Gokudera. Dan itu, membuat Gokudera jadi risih, terlihat jelas dari raut wajahnya. Akhirnya mereka berdua berhenti berjalan begitu berada di depan pintu yang diatasnya tertulis 'ruang kepala sekolah'.

"Gokudera-kun, mulai dari sini akan kutinggal," kata Tsuna menjelaskan.

Tanpa mengiyakan, Gokudera membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruang kepala sekolah. Setelah suara pintu tertutup terdengar, Tsuna hanya bisa menghela nafas lega. Jujur, berada di dekat Gokudera Hayato membuatnya gugup dan sedikit tertekan, kadang malah membuatnya sesak dan sakit kepala.

"Dame Tsuna!" tiba-tiba seseorang memanggilnya sambil menubruknya dari belakang.

"Uwaaah, M.M!" ujar Tsuna sambil berusaha menyeimbangkan tubuhnya. "Kau membuatku hampir jatuh!" protesnya.

M.M melingkarkan tangannya ke leher Tsuna. "Hei, sejak kapan kau kenal cowok setampan itu, he?" tanyanya menyeramkan. "Kau tak mau mengenalkan teman barumu itu padaku, hm?" goda M.M

Tsuna memasang raut kesal, M.M membuatnya sesak. "Lepaskan tanganmu, M.M," pinta Tsuna nyaris merengek. "Nanti akan kukenalkan deh!"

"Cih," M.M melepaskan tangannya sambil berdecih. "Kau sekarang jadi sama menyebalkannya dengan gadis bodoh itu, yang bisanya hanya mengganggu Mukuro-chan! Tidak seru!" katanya kesal sambil berkacak pinggang.

"Jangan bicara begitu tentang Chrome, atau Mukuro bisa saja mengurungmu di gudang seperti saat itu," ucap Tsuna membalas perlakuan M.M, dan berhasil membuat M.M membuang muka untuk menyembunyikan raut ketakutannya. "Sudahlah, kita ke kelas saja sebelum Hibari-senpai menemukan kita!"

# # #

"Bagaimana bisa Gokudera-kun masuk kelas yang sama denganku? Kebetulan kah? Kesengajaankah? Bagaimana pun peluangnya Cuma 1 banding 7," batin Tsuna dengan wajah pucat. Di depannya, tepatnya di depan kelas, seorang Gokudera Hayato sedang diperkenalkan oleh Lal Mirch, wali kelas Tsuna –yang sadis, tambahkan itu-.

"Jadi, Gokudera, kau akan duduk di,…" Lal memotong kalimatnya sebentar untuk memandang ke seluruh penjuru kelas. Setelah menemukan apa yangdia cari, dia melanjutkan, "Kau akan duduk di belakang Sawada. Dan dia juga yang akan mengantarmu berkeliling sekolah," sukses membuat Tsuna bangkit dari kursinya, dan memprotes.

"Tunggu, Lal-sensei! Itu bukannya tugas Fran selaku ketua kelas?" dan langsung dihadiahi lemparan kapur oleh Lal Mirch.

"Kerjakan saja apa yang kukatakan!" kata Lal dengan aura menyeramkan, membuat Tsuna ciut seketika. "Gokudera, segera tempati bangkumu!" kali ini Lal memerintah Gokudera. Walaupun sedikit kaget melihat perilaku wali kelasnya, Gokudera diam saja dan berjalan menuju bangku di belakang Tsuna. Sementara itu si ketua kelas yang tadi sempat dibicarakan hanya bersikap cuek sambil membaca komik di mejanya, oh-sangat-Fran-sekali.

# # #

"Gila," semenjak bertemu Gokudera, dia, Tsuna, jadi semakin sering membatin. "Belum ada sehari dia pindah ke Nanimori, sekarang Gokudera-kun sudah membuat masalah dengan Hibari-san! Ah, benar-benar gila!" pikiran Tsuna semakin kalut.

Situasi saat ini dimulai setelah Tsuna mengantar Gokudera melihat lantai dua. Dia lantai tiga, mereka berpapasan dengan Hibari, sang ketua komite disiplin Nanimori. Gara-gara melupakan satu orang ini, Tsuna tak sempat memperingatkan Gokudera untuk memperbaiki cara berpakaiannya yang macam anak berandalan itu.

Saat Hibari menegur Gokudera, Gokudera malah balik menantang Hibari. Dan jadilah situasi seperti sekarang. Gokudera sedang berdiri tenang sambil mengirimkan tatapan menantang pada Hibari Kyoya. Cukup lama keduanya bertatapan, tepatnya saling mengadu tatapan kematian, sampai akhirnya Tsuna menyela diantara keduanya.

"Hibari-san, tolong maafkan Gokudera-kun!" katanya sambil membungkuk. "A-aku akan menerima hukuman menggantikan Gokudera-kun, bagaimana pun Gokudera-kun masih baru disini," katanya memohon.

Sesosok perempuan tiba-tiba saja muncul dari tengah-tengah kerumunan para murid yang sedang asyik menyaksikan konfrontasi Gokudera-Tsuna vs Hibari, seorang gadis berwajah chinesse dan berkepang dua. "Disini kau rupanya Hibari-san, aku mencarimu dari tadi," kata perempuan itu sambil berjalan mendekati Hibari.

I-pin, nama gadis itu. Murid perempuan Nanimori High School kelas tiga, sekelas dengan Hibari. Semua murid sesekolah juga tahu kalau Hibari tak pernah mau bertarung di depan gadis chinesse ini, tapi kalau di belakangnya, jangan ditanya kesadisan seorang Hibari Kyoya. Ah, dan lagi, I-pin juga dapat membuat Hibari berhenti bertarung dengan Mukuro, musuh bebuyutan Hibari.

Hibari menatap I-pin dengan tajam sebelum menghela nafas dan berkata, "Sepertinya aku harus menunda konfrontasi ini." Lalu berbalik, membuat gakurannya sedikit terkibas. "Kita lanjutkan saja lain kali, Gokudera Hayato," katanya sambil berjalan pergi. "Ayo pergi, I-pin!"

"Hai," kata I-pin sambil mengikuti Hibari. Tapi sebelumnya, dia menoleh dulu ke arah Tsuna kemudian tersenyum sambil mengedip.

Setelah Hibari dan I-pin tak lagi terlihat, Tsuna menghampiri Gokudera. "Gokudera-kun, kau baik-baik saja?" Tanyanya.

"Eh?" Gokudera menoleh ke bawah, menatap Tsuna yang memang lebih pendek darinya. "Iya, aku baik-baik saja," jawabnya singkat dengan raut wajah datar. "Sekarang, jauh-jauh dariku!" katanya sambil mendorong Tsuna menjauh, membuat gadis itu bertanya-tanya apakah seorang Gokudera Hayato sebenarnya membencinya.

"Ah,apa peduliku," batin Tsuna tiba-tiba, sambil memandang Gokudera yang berjalan disampingnya. Keduanya dalam perjalanan kembali ke kelas. "Dia membenciku juga bukan masalah," kali ini Tsuna kembali mengalihkan pandangannya ke depan, mengalihkan tatapannya dari wajah Gokudera Hayato yang selalu masam.

# # #

"Tadaima," ucap Gokudera dan Tsuna bersamaan.

"Okaeri," seruan balasan berasal dari dua orang. Yang satu adalah ibu Tsuna, Sawada Nana, sementara yang satu lagi adalah dari seorang wanita asing berambut pink.

Tiba-tiba Gokudera membatu di depan pintu masuk, begitu si wanita asing berambut pink itu menampakkan diri. Sungguh membuat Tsuna heran.

"Tsuna-chan," panggil Nana yang ikut melongok dari dapur. "Kita kedatangan tamu hari ini," katanya ceria. "Ini kakaknya Gokudera lho, namanya Bianchi."

Tsuna membulatkan matanya. Lagi-lagi terjadi hal yang mengejutkan dalam hidupnya, padahal belum dua puluh empat jam lamanya Gokudera Hayato memasuki lingkaran hidupnya. "Eh? Kakaknya Gokudera-kun? Kok tidak mirip?" Tanya Tsuna spontan dengan bodohnya.

Tiba-tiba patung Gokudera bergeming. "Dia bukan kakakku!" katanya keras, membuat Tsuna dan ibunya menelengkan kepala heran.

Atmosfir di ruangan itu berubah menjadi berat, suasana pun menjadi canggung dan menegangkan. Sampai akhirnya tangan Bianchi jatuh pada pundak Tsuna.

"Tsunahime, aku titip Hayato ya selama aku tak ada," katanya dengan pandangan memohon. Walaupun tanpa tatapan seperti itu pun rasanya Tsuna tak akan menolak kok, dia adalah orang yang paling tidak bisa mengatakan 'tidak' di seluruh dunia, mungkin. "Dia agak keras kepala, jadi yang sabar saja ya menghadapinya." Kali ini Bianchi memberikan saran.

"Jangan bicara yang aneh-aneh, Aneki!" sela Gokudera marah. "Lagi pula, mana mau sih aku berdekatan dengan cewek itu!" lanjut Gokudera, sukses menghujam hati Tsuna dengan panah, sayangnya bukan panah cinta. "Seperti kau tidak tahu keadaanku saja," ujarnya, kali ini dengan suara pelan dan sambil membuang muka.

Tsuna menolehkan kepalanya ke arah Bianchi. Dari ekspresi muka saja sudah ketahuan bahwa Tsuna penasaran dengan apa yang terjadi, kenapa semua orang memintanya untuk bersikap ramah dan menjaga Gokudera? Bagaimana pun, Tsuna kan bukan ibunya. Lagi pula, Gokudera sendiri mengatakan dengan gamblang bahwa dia membenci Tsuna. Jadi,… mana bisa dia berdekatan dengan orang yang sendirinya tak mau berdekatan dengannya.

"Berjuanglah, Tsuna! Taklukan adikku yang menyebalkan dan keras kepala ini!" permintaan Bianchi semakin menjadi-jadi. Sementara di mata Tsuna, rasanya dia melihat api amarah di belakang punggung Gokudera. Ah, rasanya beberapa barang akan pecah.

# # #

"Jadi, perkenalkan sekali lagi, namaku Bianchi, kakak perempuan Gokudera," kata Bianchi di tengah acara makan malam di rumah Tsuna, dengan Tsuna, Nana, Gokudera, dan Bianchi yang menghuni ruangan. "Aku mewakili Hayato meminta maaf karena sudah merepotkan juga membuat keributan tadi siang."

Gokudera malah membuang muka sambil berdecih pelan.

Nana tersenyum ramah, sepertinya tak melihat perilaku Gokudera. "Tak apa, tak usah dipikirkan. Lagi pula sekarang Gokudera sudah menjadi tanggung jawab keluarga ini selama setahun," katanya sambil memiringkan kepalanya feminine.

Tsuna menghela nafas. Inilah yang membuatnya bertingkah laku seperti orang cacat mental kemarin malam. Siapa yang tidak kaget kalau tahu-tahu ayahmu membawa pulang seorang anak lelaki lalu mengatakan dia akan tinggal di rumahmu selama setahun penuh. Ah, kemana Iemitsu sekarang disaat dibutuhkan? Tsuna butuh penjelasan pastinya.

"Oh ya, Tsuna, bagaimana perilaku Hayato di sekolah? Kuharap dia tak membuat masalah," ujar Bianchi.

Tsuna takut-takut melirik Gokudera yang tetap tampak terganggu dan memutuskan tidak peduli pada kehadiran kakaknya yang tidak dibutuhkan. Dengan sekali tarikan nafas panjang, Tsuna akhirnya berkata, "Gokudera tak membuat masalah kok, semuanya baik-baik saja." Oke, untuk apa Tsuna berbohong? Entahlah.

"Baguslah kalau begitu. Sejak kecil Hayato memang nakal dan berandal," kata Bianchi sambil mengerling jahil ke arah Gokudera.

Penasaran juga Tsuna jadinya dengan masalah keluarga Gokudera. Bianchi tampaknya sangat sayang pada Gokudera, tapi kenapa Gokudera membenci Bianchi? Mungkin bila Tsuna dan Gokudera bisa menjadi sedikit lebih akrab, dia bisa menanyakan hal itu pada Gokudera. Toh, waktu setahun itu panjang.

= Tsuzuku =

A/N : Terima kasih pada yang sudah sekedar melihat, mampir, membaca, dan bahkan bila mereview.

Mohon maaf kalau ada salah apa saja yang membuat kurang sreg.

Kritik dan sarannya? Silahkan klik tulisan review di bawah ini!