Ternyata sekarang tamat. Padahal gue waktu itu bilang a few chapter near its end. Harusnya last chapter before the last chapter (?)

Well, here is the last chapter! Dan sekarang akhirya jelas siapakah pairingnya! Terima kasih atas segala dukungannya sampai saat ini yaaa!

Maaf kalo endingnya ga memuaskan u_u


Warning : OOC, genre dipertanyakan, AU tapi ga AU juga (?), nista, de el el.

.

Orange Butler

By : ariadneLacie

.

Disclaimer

BLEACH by Tite Kubo

Kuroshitsuji by Yana Toboso

Insert song : 'Kakegae no Nai Uta by Mihimaru GT'


Last Chapter

"End of The Drama."


Sudah sebulan sejak Toushiro pergi. Hidup Rukia dan Ichigo kembali lagi ke saat ketika insiden-insiden aneh ini belum muncul. Hidup mereka kembali menjadi tenang, layaknya seorang butler dan tuannya.

"Ichigo, apakah kau pikir Toushiro benar-benar akan kembali lagi?" tanya Rukia pada Ichigo.

"Tentu saja, percayalah padanya, nona," jawab Ichigo.

Rukia pun kembali memandang langit biru yang bersih, tanpa awan. Menerawang jauh seakan mencari-cari sesuatu. Angin sepoi-sepoi perlahan menerpa wajahnya, lalu ia pun berbalik, menyandarkan punggungnya pada pagar balkon.


Flashback

Sedari tadi Rukia hanya terdiam. Orihime yang berada di sebelahnya juga hanya terdiam. Berada di dunia putih ini rasanya membuat Rukia frustasi. Tetapi tiba-tiba Orihime bangkit.

"Ada apa?" tanya Rukia.

"Sudah saatnya pergi..." kata Orihime.

"Eh?" Rukia menatap Orihime bingung.

"Semoga kau bisa selamat sampai ke tempat yang menjadi takdirmu, Rukia-san," kata Orihime sambil tersenyum.

Lalu Rukia pun merasakan pandangannya mulai mengabur, dan Orihime perlahan menghilang.

.

.

Rukia kembali berada di medan pertempuran. Sekarang ia berada di pelukan Ichigo. Lalu ia melihat ke sekeliling.

Ada beberapa orang yang menggunakan kimono berwarna hitam mengelilingnya. Bahkan nii-sama juga ada. Dan ia sudah tidak dapat melihat sosok Aizen. Kurasa mereka berhasil mengalahkannya.

Dan soal Toushiro, Toushiro ada disana. Ia menatap sendu ke arah Rukia, tetapi bibirnya tersenyum. Tetapi Toushiro tampak... transparan.

"Sekarang aku sudah harus meninggalkan dunia ini," kata Toushiro. "Aku sudah menjadi arwah sekarang. Dan sekarang aku akan pergi bersama dengan shinigami ini."

Rukia tidak menjawab apa-apa. Ia hanya mengangguk sekali. Dan berkata, "ya."

"Aku akan kembali setelah aku menjadi shinigami," kata Toushiro.

Lalu Renji memunculkan sebuah pintu. Pintu tersebut perlahan membuka, dan memperlihatkan cahaya putih menyilaukan dari dalamnya. Lalu mereka pun masuk ke dalam cahaya tersebut.

"Sampai jumpa," kata Toushiro. Lalu ia berbalik mengikuti rombongan shinigami tersebut. Rukia mengangguk lagi. "Ya, sampai jumpa."

Dan pintu tersebut pun menghilang. Meninggalkan Ichigo dan Rukia. Tetapi Rukia sama sekali tidak menangis kali ini.

End of Flashback


"Hei Ichigo, sudah lama berlalu sejak aku kembali menjadi iblis sepenuhnya," kata Rukia. Ichigo hanya terdiam dan mendengarkan dengan seksama. "Kapankah kontrak kita berakhir?"

Ichigo agak tersentak mendengar pertanyaan Rukia. Ia tahu suatu saat Rukia akan menanyakan tentang kejelasan kontrak mereka. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Rukia akan menanyakannya sekarang.

"Kenapa anda tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?" tanya Ichigo.

"Tentu saja, karena aku mulai memikirkan apakah sebenarnya tujuanmu membuat kontrak denganku," kata Rukia. "Lagipula sekarang semuanya sudah kembali menjadi damai, bahkan aku sudah tidak salah paham soal nii-sama lagi. Berarti aku sepertinya tidak akan memiliki permintaan spesifik untukmu."

Ichigo menatap Rukia nanar. Perasaannya sudah tidak karuan sekarang. Haruskah ia jujur? Atau tidak? Apakah sekarang waktu yang tepat? Tapi, akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri semua sandiwara ini.

"Bagaimana jika kita pergi berjalan-jalan di kota dulu sebelum saya menjawab?" tawar Ichigo. Sebelah alis Rukia naik begitu mendengar hal ini.

"Apakah ini adalah hal seperti 'kuberikan-kau-waktu-sehari-sebelum-meninggalkan-dunia-ini?'" tanya Rukia. Ichigo hanya tertawa.

"Haha... tentu saja tidak. Dan untuk saat ini, izinkanlah saya untuk tidak menjadi seorang butler bagi anda. Anggaplah saya hanya sebagai Kurosaki Ichigo, teman anda," kata Ichigo. Rukia semakin heran mendengar permintaan butler-nya ini.

"Ya... baiklah."


Rukia memandang dirinya di cermin. Ia mengenakan baju terusan selutut berwarna putih, dipadukan dengan jaket jeans berwarna biru tua. Ia menggerak-gerakkan kakinya yang memakai sepatu kets berwarna biru tua dan tersenyum puas. Kedua matanya menggunakan kontak lens berwarna violet, untuk menyembunyikan warna matanya yang sudah berubah menjadi merah pekat. Dan ia menyemprotkan parfum beraroma vanilla sebagai sentuhan terakhirnya.

"Hmm, apakah ini yang namanya kencan?" gumamnya. "Atau bentuk perpisahan?"

Setelah merapikan rambutnya sedikit, Rukia pun berjalan ke arah kasurnya, menyambar tas selempang berwarna hitam dan bergegas keluar kamar.

Begitu sampai di ruang tamu, Ichigo sudah menunggunya. Ichigo terlihat sangat berbeda kali ini. Ichigo yang biasanya menggunakan pakaian formal layaknya seorang butler kini tampil seperti pemuda biasa. Ia mengenakan kaus abu-abu dengan jaket hitam yang lengannya dilipat sampai siku, dipadu dengan celana jeans dan sepatu kets hitam. "Sudah siap, Rukia?"

Rukia merasakan sesuatu yang aneh disaat Ichigo mengatakan 'Rukia'. Mungkin karena biasanya Ichigo memanggilnya dengan sebutan 'nona'. Tetapi Rukia juga merasakan bahwa rasanya akan lebih menyenangkan jika Ichigo seperti ini. Akan lebih menyenangkan jika Ichigo memang hanya temannya saja. "Ya... mau kemana kita sekarang?"


Meskipun sudah menjadi iblis sepenuhnya, tetapi Rukia masih tetap menyukai makanan manusia. Selama mereka berjalan-jalan, ia tidak henti-hentinya mampir ke berbagai cafe hanya untuk mencicipi makanannya sedikit saja. Sementara Ichigo hanya geleng-geleng setiap mendengar berbagai permintaan Rukia. Dia mau dibelikan apalah, mau kemanalah, yang pasti ia akan menghabiskan seharian ini bersama Rukia.

"Ichigo, kenapa kau juga tidak makan?" tanya Rukia. "Meskipun kita ini sudah tidak perlu makan makanan manusia lagi, tapi menurutku tetap saja enak kok!"

"Ya, ya… kau mau aku makan apa?" kata Ichigo menyerah, sambil melihat jejeran makanan manis di depan mereka. Ini sudah café ke-5 yang mereka masuki. Dan lagi-lagi Rukia memesan makanan yang tidak kira-kira jumlahnya, dan juga harganya.

"Apa saja yang kau suka! Tapi menurutku chocolate cheesecake sepertinya enak juga…" kata Rukia sambil menyambar piring yang berisi chocolate cheesecake dan mulai melahapnya. Seketika matanya berbinar. "E-ENAK!" serunya. Agak norak, sih. Tapi sepertinya Rukia benar-benar menikmatinya.

Ichigo semakin geleng-geleng melihat kelakuan Rukia. Lalu ia pun mengambil piring berisi kue chocolate volcano, kue coklat yang jika dibelah maka akan terdapat coklat cair di dalamnya. Lalu ia pun membelahnya, dan coklat cair yang berada di dalamnya meleber keluar.

"Wah? Apa itu?" tanya Rukia.

"Chocolate Volcano, mau coba?" tanya Ichigo.

"Tentu!" kata Rukia. Lalu ia mengambil sendoknya dan bersiap untuk memotong kue tersebut, tetapi Ichigo menahannya dan mengetukan sendok berisi potongan kue tersebut ke bibir Rukia.

"Aaam…" kata Ichigo sambil nyengir. Rukia pun nurut saja dan membuka mulutnya untuk melahap kue tersebut. Kali ini ekspresi Rukia bukanlah mata yang berbinar, melainkan rona merah muncul di kedua pipinya.

"Manis…" gumamnya.


Langit sudah berubah warna menjadi jingga sekarang. Rukia menikmati pemandangan tersebut sambil duduk di atas pasir putih yang halus, ditemani dengan suara deburan ombak dan angin laut yang menerpa wajahnya. Ya, sebagai tempat terakhir Ichigo mengajaknya untuk pergi ke pantai, dan melihat sunset bersama-sama. Tetapi dari tadi Ichigo hanya terdiam di sebelahnya, menerawang ke arah langit.

Rukia memeluk kedua lututnya, dan memejamkan matanya. Mencoba menghayati kesunyiannya yang hanya ditemani oleh suara deburan ombak. Tetapi perlahan-lahan ada suara lain yang muncul. Sebuah lagu…

If you are surrounded by darkness
I will become your eyes
If you are so sad that you cannot say
I will sing this song and let it convey
If you realize it, never forget that innocent smile
In difficult times, just being with you is enough

Be by my side, be by my side, be by my side
The one and only you
Because you are irreplaceable
Believe it, believe it, believe it
The message from you
No matter how far apart, it will reach me, I'll be there for you

The old walls covered with graffiti
They holds the blueprints of unfulfilled dreams
Those leftover pieces are now the support of my innocence

Time goes by so quickly
All by myself and nothing has changed
I just want to be an adult soon
We parted after just a childish quarrel
The treasure map we drew together
Where is it now inside the messy drawer

Don't cry, don't cry, don't cry
No matter how many setbacks are there
Don't lose your dream
You might stumble, stumble, stumble
Even if you lose sight of your way
Just walk on bravely and everything will be fine

Through the familiar streets
I am running, searching for your face
Although we can sense each other's difference
Miracles still happen in this perfect world
Seeing your tears was an uneasiness
That made me decide to become stronger
For the countless years after
I will keep calling out your name

Even if there's no more moonlight in the night, as long as you are here with me
There's nothing to fear
The road I have walked on with you is my irreplaceable proud

Be by my side, be by my side, be by my side
The one and only you
Because you are irreplaceable
Believe it, believe it, believe it
The message from you
No matter how far apart, it will reach me, I'll be there for you

Don't cry, don't cry, don't cry
No matter how many setbacks are there
Don't lose your dream
You might stumble, stumble, stumble
Even if you lose sight of your way
Just walk on bravely and everything will be fine

Even if you are so sad that you cannot say
I will sing this song and let it convey

Lagu tersebut pun berhenti. Rukia menatap heran ke arah Ichigo. "Apa maksudmu memperdengarkan lagu itu?" tanyanya.

"Entahlah, aku suka saja lagu itu," jawab Ichigo. "Kau suka tidak?"

"Hah? Yah, meskipun baru pertama kali mendengar, aku juga suka kok," kata Rukia sambil tersenyum. Lalu ia mengambil ipod Ichigo dan memutar lagi lagu tersebut.

"Hmmm… kurasa sekarang saatnya aku menjawab pertanyaanmu tadi pagi…" kata Ichigo. Pandangannya masih tetap menerawang, memandang langit. Sementara Rukia hanya memperhatikan Ichigo. Menunggu, dan menunggu.

"Kurasa ini adalah akhir dari sandiwaraku," kata Ichigo, memulai ceritanya. "Sejak kita bertemu pertama kali, sebenarnya itu bukan kebetulan. Aku memang harus bertemu denganmu setelah itu, aku diminta oleh Hisana-san."

Rukia tampak agak kaget mendengar hal itu, tetapi ia hanya diam dan membiarkan Ichigo melanjutkan ceritanya. Sementara ipod Ichigo sekarang mulai memainkan sebuah lagu instrumental berjudul Here to Stay oleh Shiro Sagisu.

"Dan tidak kusangka permintaanmu adalah agar aku menjadi seorang butler. Sebenarnya itu adalah permintaan yang cukup merepotkan bagiku… Haha. Bercanda. Jadi, sebenarnya kita tidak punya kontrak."

Lalu Ichigo pun terdiam. Rukia masih memperhatikan Ichigo, menunggu kelanjutan ceritanya. Tetapi Ichigo tidak kunjung melanjutkan ceritanya. "Lalu?" tanya Rukia.

"Lalu apa? Berarti kita memang tidak mempunyai kontrak. Kau bebas, dan aku bebas. Yah… seperti itulah kira-kira," kata Ichigo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dan kurasa setelah ini kau tidak akan mendengar aku memanggilmu dengan sebutan 'nona' lagi."

"Jadi artinya kau tidak akan memakanku?" tanya Rukia.

"Kau gila?" kata Ichigo sambil menengok ke arah Rukia. Ia agak terkejut ketika melihat ekspresi Rukia saat itu. "Rukia? Kau menangis?"

Rukia mulai merasakan bahwa ada tetesan air yang mengalir melalui pipinya. Kenapa ia menangis? Bukankah seharusnya ia senang? Berarti ia tidak akan mati kan? Dan berarti… berarti Ichigo akan pergi sekarang…

"Rukia? Hoy!" seru Ichigo. Tetapi air mata Rukia tidak bisa berhenti. Meskipun ia tidak mengeluarkan suara apapun, air matanya tetap tidak bisa berhenti. "Entahlah…" katanya.

Lalu keduanya terdiam, sampai matahari benar-benar terbenam. Langit pun berubah warna menjadi hitam, dan bintang mulai bermunculan di langit. "Rukia," panggil Ichigo.

"Jangan pergi," kata Rukia. Air matanya sudah berhenti mengalir. Dan sekarang ia memandang Ichigo lekat-lekat.

"Hah? Apa maksudmu?" tanya Ichigo. "Siapa yang akan pergi?"

Ekspresi Rukia berubah menjadi heran sekarang. "Bukankah kau bilang tadi, bahwa kau bebas dan aku bebas? Kita sudah tidak ada hubungan lagi? Bukankah berarti kau akan pergi dan mencari kontrak baru?"

Ichigo terdiam. Lalu tawanya meledak seketika. Rukia yang melihatnya semakin heran. "Kenapa?"

"Hahaha! Jadi kau menangis karena hal itu? Haha! Ternyata kau sedih juga jika kehilangan aku ya..." kata Ichigo di sela-sela tawanya. Matanya sampai berair. Muka Rukia jadi semerah kepiting rebus sekarang.

"Jadi... jadi tadi hanya aku yang salah kaprah?" serunya kesal. "Hei! Berhenti tertawa! Dasar jeruk menyebalkan! Aku tidak peduli lagi!"

Rukia pun bangkit dan berjalan cepat meninggalkan Ichigo yang masih terpingkal-pingkal. Ichigo yang melihat Rukia pergi segera mengejarnya.

"Hei! Rukia! Jangan marah dong, klimaks-nya belum nih!" seru Ichigo.

"Bodo!" seru Rukia tanpa berbalik.

Daarr...

Rukia berhenti dan memalingkan wajahnya. Ia melihat sesuatu yang bersinar melayang ke arah langit. Dan sesuatu itu meledak di langit, menimbulkan percikan-percikan cahaya berwarna yang sangat indah. "Kembang api?"

"Ah, syukurlah sudah mulai. Aku khawatir kalau kau keburu pergi sebelum kembang apinya mulai," kata Ichigo yang sudah berada di samping Rukia sekarang.

"Kembang api?" komentar Rukia.

"Ya, biasanya pada malam hari disini ada kembang api," kata Ichigo. "Bagaimana? Indah kan?"

"Mmm..." jawab Rukia sambil mengangguk. Ia pun terdiam dan memandang kembang api tersebut dengan pandangan yang seperti terhipnotis. Kembang api tersebut memang sangat indah, bersinar dengan berbagai warna di langit yang sudah berwarna hitam pekat. Tetapi tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh tangannya.

"Jika kita bukan tuan dan butler lagi… bagaimana jika kita berganti status?" kata Ichigo. Tangannya menggenggam tangan Rukia.

"Maksudmu?" dengan hati yang berdebar-debar, Rukia membalas genggaman tangan Ichigo tersebut. Perlahan rona merah muncul di kedua pipinya.

"Aku ingin kita… menjadi sepasang kekasih."

Rukia pun terdiam. Di sela-sela suara kembang api yang menggelegar, Rukia dapat mendengar bahwa ipod Ichigo mulai memperdengarkan lagu Kakegae no Nai Uta lagi. "Aku juga menginginkan hal itu."

"Kau yakin? Bagaimana dengan Toushiro?" tanya Ichigo.

"Perasaanku terhadap Toushiro denganmu berbeda. Aku memang menyayangi Toushiro, tapi tidak seperti aku menyayangimu... entahlah, aku tidak bisa mendeskripsikannya, tapi masa kau tidak percaya pada pacarmu?" jelas Rukia panjang lebar.

"Pacar? Berarti sekarang kita resmi menjadi sepasang kekasih?"

"Atau kau mau lebih? Butler?"

"Well, if you wished it, my lady."


Sepasang mata emerald tersebut menyaksikan kembang api di hadapannya dengan tidak fokus, dan sesekali pandangannya beralih ke arah dua orang yang sedang bergandengan tangan di pantai tersebut. Ia pun tersenyum tipis dan berniat pergi.

"Taichou, kau tidak jadi menyapa mereka? Padahal kan kau ingin menyampaikan kabar gembira bahwa kau sudah menjadi taichou?" kata seorang shinigami berambut emas, yang tiba-tiba muncul di belakang orang bermata emerald tersebut.

"Sepertinya mereka sedang tidak bisa diganggu," jawab orang tersebut. "Ayo kita pergi, Matsumoto."

"Haaaah, aku masih ingin disini! Ayolah, Hitsugaya-taichou~" kata Rangiku, berusaha merayu Toushiro.

"Belikan aku sepuluh semangka jika kau masih ingin diam disini!" seru Toushiro galak. Rangiku sweatdrop.

"Taichou... ternyata kau seorang perut karet juga..."


Owari –

The End –


Aria : Fic multichapter kedua yang akhinya selesai!

Ichigo : wah, wah, akhirnya gue sama Rukia ya~ *ngapung

Rukia : akhirnya love triangle yang melelahkan ini selesai juga... pyuh...

Aria : tapi... sebelum kalian bebas, ayo kita... BALES REVIEW!

Hitsu : ehem, ehem. Gue orang galau mau bales review (?) dari Purple and Blue , hmm, nasib Rukia ya gitu. DIA JADI SAMA ICHIGO. GUE GA RELA. (kok marah2?)

Aria : sabar ya, Hitsu. Mendingan elo sama gue deh! #EH #APAINI

Readers & Hitsu FC : *buang author ke laut

Aria : *berhasil kembali ke darat pake kapal selam* wah, iya, semoga gue banyak inspirasi dan bisa keep writing ya XD

Ichigo : Next! Airin Aizawa ... ya Toushiro jadinya gitu. Iya nih, mungkin emang nasib si Toushiro aja gak bagus ya... jadi kan Rukia sama gue...

Aria : *jambak Ichi* sekarang buat Syl the tWins , wah, kalo itu namanya bukan belum dibales dong ==' belum sempet dibales ==' ya udah deh, Hitsunya ga mati kok. Hehe. Gue ga tega bikin orang ganteng mati (?) Yosh! Next...

Rukia : dari Ai-chan Kobayashi , eh? lagi males review? Wah, tapi makasih anda tetep review meskipun lagi males yaa! XD

Aria : lalu... hime shiroyuki . Haha, tuh Hitsunya jadi shinigami. Tapi jadinya malah cacat abis dan diceritainnya dikit...

Hitsu : Dan kenapa scene akhirnya harus gitu?

Aria : Elo kan emang suka semangka?

Hitsu : blablabalabala!

Aria : blablabalalbalabalabala!

Renji : mari kita tinggalkan mereka yang lagi perang bala-bala. Hmm, selanjutnya dari Zanpaku nee ! Iya, malah sekarang tamat. Kasian ya, padahal gue baru muncul di satu chapter doang! AUTHOR JAHAT!

Aria : Loh? Ngapain kau disini, Ren? Bukannya tadi masih bersihin toilet?

Renji : asdfghjkl!##$#$%?

Aria : ... hah?

Ichigo : Romance Ichiruki? Wah, tapi si author ini masih agak takut buat bikin adegan yang agak gimana-gimana gitu deh. Padahal kalo gue sih mau aja (?)

Rukia : Iya... padahal rating-nya juga udah pas kok... *blush

Aria : Kalian diem aja deh ya. Hihihi... *bawa-bawa golok

Renji : gue kembali setelah selesai membersihkan toilet. Hebat kan, tadi gue baru aja bicara bahasa alien *nunjuk monitor* ehem, ehem. sekarang dari wu iya, tapi author ini salah nulis. Harusnya 324 loh, tapi ga ada yang nyadar (?) dan saya mewakili author bilang makasih karena udah bilang fic ini bagus XD

Hitsu : selanjutnya dari Riruzawa Hiru15 gue ga mati loh, buktinya gue sekarang masih ada kan?

Aria : Elo kan baru aja bangkit dari alam kubur (?)

Hitsu : *Ngebekuin author* makasih udah ga rela kalo gue ngilang ya! Gue emang banyak fans! WAHAHHA! *tawa laknat

Ichigo : dari Wulan-chan makasih ya, ini udah update dan sekarang udah the end^^

Hisana : dari Yuina Valkyrion pokoknya cara mikir mereka rumit banget. Jadinya gue ngendaliin mereka dari jarak jauh gitu loh. Keren kan?

Rukia : nee-san? Kenapa ada disini?

Aria : Yah, dan sesi membalas review habis disini! Ayo semua aktor, kita MAKAN RAMEN!

All : HORE!

Aria : Okeh, dadah semuaa! Sampai jumpa di cerita gue yang lain!

All : And... thanks for the reviews!


Thanks for all of your support until now!

Makasih yang udah review, baca, fave, alert, de el el. Bagi silent reader, ini udah chapter akhir loh. Ayo review, jangan menyesal di lain hari karena ga review #lebay

Gue tahu cerita ini abal banget. Sok romance. Sok action. Plin-plan lagi. Karena itu maafkan gue ya, readers. Gue hanyalah author amatiran yang belum berpengalaman. Dan ini ENDINGNYA NGGA BANGET. Gue maksa bikinnya sih, daripada nanti WB gue malah makin menjadi-jadi.

Maaf bagi para penggemar HitsuRuki , gue jadiin ni fic IchiRuki XD Bagi yang mau HitsuRuki , baca fic gue yang Sweet Vanilla gih :P

P.S. Bagi yang mau review, log-in ya. Soalnya karena ini chapter terakhir jadinya saya bales lewat PM.

Mind to review?


Jaa ne. Hope to see you again!