Tau Bleach? ya tau lah! Tau Kuroshitsuji alias Black Butler? Nah, ini tu Bleach versi Kuroshitsuji. Bukan Black Butler tapi 'Orang Butler' ahahah nista amat dah fic ini XD. Oke, dari Kuroshitsuji author cuma ngambil tema 'butler' doang, kok. Tapi ceritanya sih, author ngarang sendiri XD. Semoga gak ada yang mirip sama cerita yang lain, yak. Happy Reading!

Warning : AU, abal, nista, de el el.

Pairing : MUNGKIN, mungkin ya, IchiRuki. Karena nanti akan banyak tokoh lain yang menyusul XD


Orange Butler

Oleh : ariadneLacie

.

BLEACH

Oleh : Tite Kubo

.

Kuroshitsuji

Oleh : Yana Toboso


Prologue


TENG TENG TENG!

Bel tanda pelajaran sudah berakhir berbunyi. Seluruh murid di Karakura High School berhamburan keluar. Terkecuali si gadis mungil nan imut bernama Kuchiki Rukia ini.

Rukia tetap berada di kelasnya. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dan memandang keluar jendela, membelakangi pintu kelas. Mata violetnya bergerak-gerak. Seperti mencari seseorang di tengah kumpulan orang-orang yang baru saja keluar sekolah itu.

"Nona."

Rukia pun tersenyum tipis mendengar suara yang sangat ia kenal itu. Senyumannya itu langsung berubah menjadi sebuah senyuman jahil, dan ia segera berbalik, untuk menghadap si 'orang' yang memanggilnya dengan sebutan 'nona' itu. Dipandanginya si 'orang' itu dari atas sampai bawah.

Seorang pria tinggi dengan badan atletis. Rambut nyentrik berwarna oranye. Mata yang menatapnya dengan tajam berwarna coklat. Dan tailcoat panjang berwarna hitam, dengan dasi hitam, celana hitam, dan sepatu hitam. Semuanya berwarna hitam—kecuali kemejanya yang berwarna putih. Semuanya rapi dan sempurna. Kesempurnaannya ini selalu membuat Rukia kesal.

"Kau telat, Ichigo Kurosaki!" seru Rukia sambil berjalan melewati Ichigo.

"Maafkan saya, nona Rukia," kata Ichigo sambil membungkuk sedikit. Ia pun segera mengikuti Rukia di belakangnya.


"Bagaimana kabar perusahaan kita hari ini?" tanya Rukia pada Ichigo yang sedang serius menyetir mobil.

"Mungkin anda tidak perlu khawatir, nona," kata Ichigo santai, meskipun ia sedang menyetir dalam full speed.

"Huumm… oh ya, kalau kau bisa membawaku terbang, kenapa kau selalu menggunakan mobil untuk menjemputku?" tanya Rukia sambil memandang keluar jendela mobil. Menyaksikan mobil yang ke-10 yang sudah disalip Ichigo.

"Saya rasa itu akan terlalu mencolok, nona," kata Ichigo sambil tersenyum pada Rukia. Rukia hanya bisa tersenyum masam saja saat mendengar jawaban itu.

"Tidak apa-apa, kali. Lagipula rasanya lebih menyenangkan dan lebih cepat," kata Rukia.

"Lebih cepat? Jadi maksud anda ini kurang cepat?" tanya Ichigo.

"Eeh? A…tunggu! Ichigoo!"

"Bersiaplah, nona Rukia Kuchiki," Ichigo menyeringai dan menginjak gas lebih dalam lagi. Mobil mereka langsung melesat secepat kilat, membelah lalu lintas yang cukup ramai itu.

"AAAH! ICHIGOO!" jerit Rukia panik. "AWAAS! LAMPUNYA SUDAH KUNING!"

Ichigo hanya menyeringai nakal dan semakin mempercepat laju mobilnya. Pat! Lampu berubah merah tepat disaat mobil mereka sudah melewati lampu merah.

"Bodoh! Jangan membuatku kaget! Pelankan mobilnya, Ichigo! Ini perintah!" seru Rukia.

Ichigo memasang tampang agak kecewa, tetapi akhirnya ia merespons, "Yes, my lady."


Setelah melalui perjalanan yang cukup ekstrem—dengan Ichigo yang menyetir mobil secara gila-gilaan—akhirnya Rukia sampai di rumahnya.

Rumah Rukia adalah rumah yang sangat besar dan bagus. Di balik pagar besinya, terdapat taman yang tersusun rapi dengan berbagai macam bunga dan pohon tumbuh. Di belakang rumahnya terdapat kebun buah-buahan. Bagian luarnya saja sudah luas, tapi ternyata dalamnya lebih luas lagi. Rumahnya adalah rumah model eropa, dengan jumlah lantai sebanyak tiga tingkat.

Arsitekturnya sangat unik, jika kau tidak mengetahui rumah ini secara detail, kau bisa tersesat. Interiornya pun bagus dan menakjubkan. Terdapat banyak perabot antik dan juga modern. Dan tak ketinggalan, sebuah grand piano putih di tengah rumah.

"Cemilan kali ini apa, Ichigo?" tanya Rukia pada Ichigo yang masih tetap setia mengikutinya dari belakang.

"Cheesecake. Kesukaan anda," kata Ichigo.

"Buatanmu, kan?" tanya Rukia lagi, sambil membuka pintu kamarnya.

"Tentu," jawab Ichigo singkat.

"Baiklah," kata Rukia lalu masuk ke kamarnya. Ichigo berniat mengikutinya tapi— "Hey! Ini daerah privasiku, meskipun kau butler-ku, tetapi kau jangan seenaknya masuk!" seru Rukia mencegah Ichigo untuk masuk.

"Maaf, nona." Ichigo segera mundur selangkah. Membiarkan Rukia menutup pintu kamarnya. "Huh, dasar manusia," gumam Ichigo pelan. Dan ia pun segera menghilang dari depan pintu kamar Rukia.


Rukia's PoV

Apakah tidak apa-apa aku seperti ini? Memelihara iblis… meskipun sudah cukup lama—kira-kira sekitar 3 bulan lamanya—tapi aku tetap merasakan sesuatu yang aneh dengan si iblis bernama Ichigo Kurosaki itu. Meskipun ia sudah berjanji untuk menjadi butler setiaku, tidak akan membangkangi perintahku, akan selalu menemaniku sampai kontrak kita habis… tapi… aku tetap ragu. Tidak apa-apakah, mempercayai seorang iblis?

Yah, sudahlah. Lebih baik aku tidak memikirkan hal ini dulu. Yang penting sekarang adalah… belajar. Fiuh, ujian sekolah sebentar lagi. Coba saja aku bisa menyuruh si Ichigo itu untuk mengerjakan soal ujianku… tapi… tentu itu tidak mungkin, kan?

"Ayo semangat, Rukia!" seruku sambil meregangkan tubuh. Aku pun berjalan menuju meja belajarku. Dan, disaat aku duduk dan memandang keluar jendela, aku menyadari sesuatu yang aneh. Ada seseorang yang menatapku tajam dari seberang sana, di atas pohon itu. Meskipun tidak terlalu jelas, aku tahu. Aku tahu warna itu. Oranye. Ichigo? Kenapa tatapanmu seperti ingin memakanku begitu, hah?

End of Rukia's PoV


To Be Continued


Selesai, loh. Tubikontinyu, sih. Keep or Delete? ada typo ga?

Author udah disuruh tidur tuh haha. udahlah, segala kritik dan saran, review, please!

Once again, keep or delete?