A/N: saya saranin bagi yang udah punya lagu one year later dengerin lagu itu deh pas baca chapter ini. Dan bagi yang belom punya bisa download kok. hehehe…

The Wizards

Naruto © Masashi Kishimoto

You're Beautiful Is Not Mine

One Year Later by Jessica SNSD (Girl's Generation) feat Onew SHINee

Warning: OOC, AU, Typo mungkin, gaje, aneh dan sebangsanya.

Pairing: SasuSaku

Let's Enjoy The Last Chapter Of This Fict ^^

.

.

Chapter sebelumnya…

Sakura menatap mata Gaara. "Aku gak mau membuatmu lebih terluka. Lupakan aku, Gaara. Karena aku tidak mungkin bisa mencintaimu. Maaf…" Sakura membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Gaara sendiri.

Gaara berdiri mematung melihat kepergian Sakura. Kali ini sudah tidak ada harapan dan kesempatan untuk memasuki relung hati Sakura.

"Aku ditolak lagi. Seharusnya aku sudah terbiasa tapi, hatiku tetap merasa sakit," ucapnya pelan sambil meremas kemeja tepat di depan dadanya.

Chapter 14

Suara cicitan burung membangunkan Sakura dari tidurnya. Hari ini dia akan kembali lagi ke Konoha bersama Gaara. Ketika dia mengingat Gaara, kejadian semalam berputar dengan jelas di ingatannya. Dia benar-benar tidak menyangka jika selama ini gadis yang sering Gaara ceritakan padanya adalah dirinya sendiri.

Sakura teringat dengan sikapnya selama ini pada Gaara. Selama ini Sakura terus menyakiti Gaara secara tidak langsung, bahkan Sakura mengatakan bahwa dia menyukai pria lain dan pastinya Gaara merasa sakit hati, tapi selama ini Gaara masih terus bersikap baik padanya. Dan semalam, Sakura benar-benar menghancurkan hati Gaara.

Sakura menghembuskan napasnya dan perlahan bangkit dari posisi tidurnya untuk mandi dan menyiapkan barang-barangnya untuk kembali pulang ke Konoha.

Gaara sudah terbangun sejak lima belas menit yang lalu. Dia tidak langsung pergi mandi, dia justru memandang ke luar jendela kamarnya, menatap langit biru dengan awan putih yang berarak beriringan dihembus oleh si tuan angin.

"Perlahan, aku pasti bisa melupakannya seperti awan yang bergerak ditiup oleh angin," gumam Gaara dan mencoba tersenyum walau terlihat sangat pilu.

Gaara merapikan pakaiannya dan memasukkannya ke dalam koper kecil berwarna cokelat. Dia mengambil handuk dan lekas menuju kamar mandi.

Sakura berjalan sambil menunduk dengan handuk yang mengalungi lehernya. Sampai di depan kamar mandi, dia hendak memegang kenop pintu namun pintu dibuka dari dalam.

"Gaara." Sakura sedikit terlonjak kaget melihat Gaara.

Gaara tersenyum menatap Sakura. "Ohayo, Sakura," sapa Gaara hangat dan mengacak pelan rambut Sakura.

"Hah? Ah… o-ohayo," jawab Sakura dengan canggung.

Gaara menaikkan alisnya mendengar suara Sakura yang sedikit terbata. "Sakura, cepat mandi. Kita harus cepat kembali ke Konoha karena harus latihan untuk konser nanti."

"Hah? I-iya," sahut Sakura. Gaara tersenyum dan berjalan meninggalkan Sakura. Sakura berbalik dan melihat Gaara yang berjalan.

"Gaara!" panggilnya. Gaara menghentikan langkahnya dan berbalik memandang Sakura.

Sakura menunduk. "Maafkan aku," ucapnya penuh penyesalan.

Gaara tersenyum tulus. "Ah… bagaimana ya? Kalau aku gak mau memaafkanmu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Gaara.

"Hah?" Sakura mengangkat kepalanya, memandang Gaara dengan tatapan terkejut.

Gaara terkekeh geli melihat respon Sakura, pantas Sasuke sering menggodanya. Sakura memandang bingung Gaara.

"Aku sudah terlatih dengan penolakanmu, Sakura. Jadi aku sudah terbiasa dan kau gak usah khawatir." Gaara menatap iris emerald Sakura dan tersenyum tulus.

"Maaf… tapi kita masih bisa berteman 'kan?" tanya Sakura dengan penuh harap.

"Tentu saja." Gaara mengedipkan sebelah matanya. "ya sudah, cepat mandi sana. Kau mau kalau nanti kita dimarahi Sasuke karena telat datang latihan?" Gaara mengayunkan tangannya menyuruh Sakura cepat masuk ke dalam kamar mandi.

"Ah… ya!" jawab Sakura dengan ceria.

~THE WIZARDS~

Karin sedang duduk sambil menghafalkan dialog untuk shootingnya nanti. Di sekitarnya ada beberapa wanita dan "setengah wanita" yang sedang meriasnya ataupun menata rambutnya. Ketika Karin sedang berkonsentrasi menghafalkan dialog, dia mendengar suara yang berisik yang berasal dari TV yang ada di ruangan make up tersebut.

Karin mendengar namanya dan Sasuke disebut-sebut dalam acara TV tersebut, sepertinya itu acara infotainment. Gosip seputar putusnya dia dan Sasuke memang langsung menyebar dengan cepat seperti virus yang dibawa oleh udara.

Sekarang Karin harus menghadapi berbagai pertanyaan dari orang-orang disekitarnya yang menanyakan perihal gosip tersebut benar atau tidak. Karin tidak mau menjawab karena dia tidak mau hal itu terjadi, yaitu putusnya dia dan Sasuke, tapi toh semua itu adalah kenyataan.

"Aaaarggh! bisakah kalian semua diam?" teriak Karin dan membuat orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya menjadi diam.

Belum reda kemarahan Karin, dia melihat gosip antara Gaara dan Sakura di infotainment tersebut dan hal itu membuat Karin menggeram kesal. Kenapa dia harus kesal? Tentu saja karena selama ini Sasuke lebih memerhatikan Sakura daripada dia, sekarang Sakura malah digosipkan dengan Gaara. Seharusnya gosip itu ada saat dia dan Sasuke masih bersama, kenapa malah muncul saat dia dan Sasuke sudah putus?

Karin melempar skrip yang dia baca tadi. Tiba-tiba muncul seseorang dengan rambut perak, dia mengambil skrip yang Karin lempar dan menyodorkannya pada Karin. Karin memandang orang itu dengan tatapan tidak suka.

"Aigoo~ sudah baik aku mau mengambilkan skrip ini untukmu," kata orang itu dengan kesal.

"Aku gak nyuruh kamu ngambil skrip itu!" jawab Karin ketus.

Orang itu menghela napas singkat, lalu memegang tangan Karin dan meletakkan skrip itu di genggaman tangan Karin. Karin menaikkan sebelah alisnya.

"Aku mengerti perasaanmu. Aku bersedia menggantikan posisi Sasuke jika kau mau." Orang itu tersenyum sehingga menampilkan deretan giginya yang tajam.

"Aku gak sudi, Sui! Pergi sana!" Karin mengusir Suigetsu dengan kasar.

Blam!

Itu adalah suara pintu yang ditutup paksa oleh Karin untuk mengusir Suigetsu, pria yang tadi menyatakan cintanya secara tidak langsung kepada Karin namun langsung ditolak mentah-mentah. Suigetsu masih berdiri di depan pintu sambil menghembuskan napas panjang.

"Karin… Karin… You drive me crazy." Begitu ucapnya dengan pelan dan tersenyum lebar.

~THE WIZARDS~

Sakura dan Gaara sedang memasukkan koper-koper mereka ke dalam bagasi mobil Audi TT RS putih milik Gaara. Sedangkan Tsunade memerhatikan mereka berdua, sekarang kondisinya sudah membaik dan dia tidak perlu tidur berlama-lama di kasurnya lagi. Sebenarnya penyakitnya memang tidak begitu parah, yang menyebabkan dia menjadi tidak bertenaga karena rasa rindunya pada si cucu tersayang.

Sakura berjalan menghampiri neneknya untuk berpamitan, raut wajahnya berubah menjadi sedih karena tidak akan bertemu dengan neneknya untuk waktu yang lama, mengingat kesibukannya sebagai mahasiswi dan juga jadwal manggungnya dengan The Wizards yang mulai padat.

"Aku pamit, baasan," ucap Sakura dengan sedih.

Tsunade meraih kedua pipi Sakura dan tersenyum menatapnya. "Jangan sedih begitu, aku pasti baik-baik saja. Kau di sana harus menjaga dirimu dengan baik ya!"

"Ya!" Sakura mengangguk mantap dan tersenyum, lalu mereka berdua berpelukan.

Sakura berjalan menuju mobil Gaara, di sana sudah berdiri Gaara yang siap membukakan pintu mobilnya untuk Sakura. Sakura membalikkan badan dan membungkukkan badannya untuk berpamitan dengan sang nenek, begitu pula dengan Gaara. Tsunade tersenyum lembut melihatnya.

Gaara membukakan pintu mobil dan Sakura masuk ke dalam mobil, kemudian dia memutari moncong mobil dan masuk ke dalam mobil. Gaara mengemudikan mobilnya perlahan meninggalkan rumah Tsunade, Tsunade melambaikan tangannya mengantar kepulangan cucunya beserta Gaara ke Konoha.

~THE WIZARDS~

Sasuke sedang duduk di balkon mansion. Dia sedang merenungi kejadian semalam, saat dia melihat Gaara memeluk Sakura. Sejujurnya perasaannya sangat sakit dan terluka. Dia sangat kecewa dengan Gaara, terutama Sakura. Tapi, dia juga sudah mengetahui dari dulu kalau Gaara menyukai Sakura, dan bodohnya dia membiarkan Sakura selalu bersama-sama Gaara.

Sasuke mengerucutkan bibirnya ketika mengingat bahwa selama Sakura sedih, dia jarang ada di sisinya, selalu saja ada Gaara yang rela melakukan apa saja agar Sakura tidak kembali sedih. Sasuke sadar jika yang terluka bukan hanya dia, tapi Gaara juga.

Merenungi hal itu tidak lantas membuat ego Uchiha yang satu ini runtuh. Dia kembali mengingat kejadian semalam atau saat-saat kedekatan Gaara dan Sakura. Jangan-jangan hati Sakura sudah berpindah kepada Gaara, sehingga Sakura membawa Gaara ke rumah neneknya dan mereka bertemu dengan kakaknya Gaara di sebuah restoran.

Pikiran-pikiran negatif tentang Sakura terus berputar di otak Sasuke. Sudahlah, dia tidak mau tahu lagi tentang Sakura. Memikirkannya membuat hatinya sakit dan membuat pusing kepalanya. Sasuke menenggak bir sebanyak-banyaknya untuk bisa menghapus bayang-bayang Sakura di otaknya.

Suara mesin mobil terdengar semakin mendekati mansion, Sasuke melongok melihat mobil siapa itu, dan ternyata itu adalah mobil Gaara. Sasuke terus memerhatikan mobil itu sampai Sakura dan Gaara keluar dari dalam mobil.

Gaara mengeluarkan koper yang ada di dalam bagasi, Sakura ikut membantunya. Ketika Sakura menyeret kopernya, dia melihat Sasuke sedang memerhatikannya dari atas balkon. Sakura tersenyum melihat Sasuke, namun yang dia dapat adalah sikap dingin dari Sasuke dengan sorotan mata tajam seolah-olah dia sangat membenci Sakura.

Sakura bingung melihat sikap Sasuke, sehingga membuatnya mematung melihat Sasuke dan senyumnya pun pudar. Gaara yang menyadari bahwa Sakura tidak juga berjalan masuk ke dalam mansion mencoba melihat apa yang sedang Sakura lihat. Ketika dia mengangkat kepalanya melihat ke balkon, dia mendapatkan Sasuke yang sedang menatap Sakura dengan tatapan tajam.

Sekilas mata Gaara dan Sasuke bertemu, Gaara dapat merasakan betapa besar kemarahan Sasuke. Sasuke segera membalikkan badannya dan masuk ke dalam mansion.

Gaara menepuk kepala Sakura pelan, membuat Sakura tersadar dari kebisuannya. "Sakura, ayo kita masuk," ucapnya dengan tersenyum mencoba menenangkan Sakura. Sakura pun menggangguk dan tersenyum mengikuti Gaara masuk ke dalam mansion.

Di dalam mansion mereka langsung disambut meriah oleh Naruto, Kakashi dan Shizune. Sakura dan Gaara bingung memandang mereka bertiga.

"Selamat ya atas hubungan kalian!" seru Naruto ceria dan memeluk Sakura juga Gaara.

"Kalian ini! Masa mau nikah gak cerita-cerita sama kita dulu sih!" Shizune bicara sambil memainkan rambutnya.

"Menikah?" tanya Sakura dan Gaara bersamaan dengan kaget.

"Aigo, aigoo~, kenapa kalian terkejut sekali seperti itu? Waktu aku melihat berita tentang kalian berdua juga sangat terkejut. Ternyata memang benar kalian berdua ini saling mencintai," tutur Kakashi membuat Sakura dan Gaara membulatkan matanya.

"Kalian bicara apa? Tidak mungkin kami menikah karena Sakura mencintai orang lain, bukan aku." Gaara menjelaskan setelah melihat wajah panik Sakura. Sekarang dia mengerti kenapa semalam Sasuke datang ke rumah neneknya Sakura, dan bodohnya dia malah melakukan hal yang fatal sehingga membuat Sasuke menatapnya dan Sakura dengan tatapan benci.

"Jadi semua itu cuma gosip?" tanya Kakashi.

"Aku bilang juga apa, Kakashi-nii! Semua itu cuma gosip!" omel Naruto.

"Aigoo~ aku kira itu bukan gosip. Berarti selama ini aku salah menilai ya?" tanya Kakashi sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Dasar baka Kakashi!" Shizune menjitak kepala Kakashi, "lalu siapa orang yang dicintai Sakura?" tanya Shizune sambil memandang Sakura.

"Itu…" ucap Sakura, lalu dia melihat Sasuke turun dari tangga di dekat ruang tengah. Mata mereka bertemu, namun Sasuke segera membuang muka dan berjalan menuju dapur. Sakura menunduk melihat apa yang Sasuke lakukan. Kini Sakura mengerti mengapa Sasuke tadi menatapnya dengan tatapan tajam. Semua karena gosip itu.

Gaara melihat Sasuke turun dari tangga dan dia memerhatikan bagaimana Sasuke membuang muka ketika mata Sasuke dan Sakura bertemu. Gaara memerhatikan Sakura yang menunduk dan menhela napas berat. Sepertinya Sakura sangat sedih dan itu semua karena kesalahannya. Apa yang harus dia lakukan?

Naruto, Kakashi dan Shizune yang melihat Sakura menunduk jadi merasa khawatir dan bersalah. Apa mereka membuat kesalahan ya sehingga menyebabkan Sakura menjadi sedih seperti itu? Mereka juga belum mengetahui siapa sebenarnya pria yang disukai Sakura. Semua ini seperti menjadi sebuah teka-teki untuk mereka.

~THE WIZARDS~

The Wizards sekarang berada di KME untuk latihan menjelang konser tunggal mereka yang tinggal lima hari lagi di Korea Selatan, tepatnya di kota Seoul. Berkali-kali Sakura mencoba bicara empat mata dengan Sasuke, tapi Sasuke selalu menghindarinya, bahkan terkesan bahwa Sasuke tidak menganggap Sakura ada.

Gaara juga tidak tinggal diam saja, dia mencoba bicara pada Sasuke tapi Sasuke justru mengabaikannya. Gaara tidak tahu lagi harus bagaimana, dia benar-benar tidak enak dengan Sakura.

Gaara, Naruto dan Sakura berdiri memandang kepergian Sasuke setelah latihan di studio KME. Sakura menunduk memandang tuts-tuts keyboardnya, sedangkan Gaara terus memerhatikan Sakura dengan gitar yang di sampirkan pada pundaknya. Naruto juga merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan Sasuke, Sakura dan Gaara.

Naruto berdiri sambil membawa stick drumnya untuk menghampiri Gaara. Naruto benar-benar tidak menyukai kecanggungan di antara mereka semua. Dia memang tidak tahu apa-apa, namun semua itu berdampak pada dirinya. Ya, dia tahu Sasuke memang orang yang dingin dan ketus, namun ini jauh lebih buruk dari Sasuke yang dia kenal sebelumnya.

"Gaara, apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan suara pelan sambil sesekali melirik Sakura.

Gaara melirik Naruto sekilas, lalu dia menghela napas berat dan memerhatikan Sakura lagi. Melihat Gaara yang menghembuskan napas seperti itu, Naruto yakin masalah mereka pastilah berat.

"Ceritakan padaku, aku tidak tahu apa-apa saat ini. Mungkin kalau kau menceritakannya aku bisa membantu," tawar Naruto. Gaara menatap Naruto dan dia dapat melihat keseriusan di mata yang sewarna dengan air laut itu.

Gaara menggedikkan kepala ke arah pintu studio yang berarti, kita-bicarakan-ini-di-luar-saja. Naruto mengangguk dan keluar dari studio latihan bersama Gaara meninggalkan Sakura sendirian di sana dengan masih menunduk menatap keyboardnya.

~THE WIZARDS~

Gaara dan Naruto bicara di balkon KME. Naruto berdiri di belakang Gaara, dia menunggu apa yang akan disampaikan oleh Gaara. Gaara membalikkan badannya menatap Naruto yang terlihat cemas.

"Naruto, semua ini salahku." Pernyataan Gaara membuat Naruto menautkan alisnya dan menatap Gaara tidak mengerti.

"Maksudmu?"

Gaara menatap langit yang terlihat mendung. "Orang yang dicintai Sakura adalah Sasuke," Naruto terbelalak mendengarnya. "dan Sasuke juga mencintai Sakura," lanjut Gaara.

"Lalu apa hubungannya denganmu?" tanya Naruto, dia benar-benar bingung dan tidak mengerti.

Gaara menarik napas dalam sebelum mengatakan, "Aku juga mencintai Sakura. Kau pasti mengerti, Naruto."

Mata Naruto kali ini benar-benar membulat. Jadi akar permasalahan mereka selama ini adalah cinta segitiga antara Sasuke, Sakura dan Gaara.

"Kau sudah coba bicara dengan Sasuke?" tanya Naruto.

"Sudah, dan dia selalu mengabaikan apa yang aku katakan." Gaara menghembuskan napas berat.

Naruto mengerti mengapa Sasuke seperti itu. Naruto menghela napas lalu menepuk pundak Gaara. "Tenang saja, akan kubantu bicara dengan Sasuke."

"Terima kasih," ucap Gaara dan mencoba tersenyum. Naruto membalas senyumnya.

~THE WIZARDS~

Sakura memencet tuts-tuts piano dengan asal. Dia benar-benar pusing dengan masalah antara dia dan Sasuke. Lagi-lagi dia membuat masalah dan membuat Sasuke marah. Dia benar-benar merasa tidak berguna.

Sakura berjalan menuju tempat gitar Sasuke yang disandarkan. Dia menyentuh gitar itu dengan tatapan sedih. Dia benar-benar menyesal atas semua kesalahannya.

"Sasuke-kun, maafkan aku. Aku selalu membuatmu marah," ucapnya sambil meneteskan air mata.

Sakura benar-benar rindu bicara dengan Sasuke. Tidak apalah jika Sasuke memarahinya seperti waktu dulu daripada didiamkan seperti sekarang ini, itu membuatnya tersiksa. Kalau terus seperti ini yang ada Sakura hanya merepotkan banyak pihak.

Karena masalahnya dengan Sasuke, Gaara dan Naruto juga ikut didiamkan oleh Sasuke, begitu juga dengan Kakashi dan Shizune. Semua orang jadi terlibat dalam masalahnya. Satu-satunya jalan keluar dari masalah ini adalah dengan mengundurkan dirinya dari The Wizards.

Sakura membulatkan tekadnya, setelah konser tunggal nanti dia harus keluar dari The Wizards. Ya, harus.

~THE WIZARDS~

Naruto dan Gaara tetap berusaha bicara dengan Sasuke tapi hasilnya nihil, hingga akhirnya konser tunggal yang mereka nanti-nanti akan segera tiba. Apakah mereka akan tetap seperti perang dingin begini saat mereka konser nanti? Tidak ada yang tahu.

Dua hari sebelum konser, Sakura menemui Kakashi di KME. Lima belas menit Sakura menunggu Kakashi di balkon KME, akhirnya Kakashi muncul juga.

"Yo! Sakura! Ada apa kau ingin bertemu denganku?" tanya Kakashi dengan tersenyum, terlihat dari matanya yang menyipit.

"Ada yang ingin kubicarakan, Kakashi-nii." Sakura menatap Kakashi dengan serius.

"Ada apa? Kelihatannya serius sekali? Kau gugup ya soal konser nanti?" tanya Kakashi sambil mendudukkan dirinya di sebelah Sakura. Sakura menggelengkan kepalanya.

"Lalu ada apa?" tanya Kakashi penasaran.

"Setelah konser nanti…" Sakura memberi jeda agak lama, "…aku ingin keluar dari The Wizards."

Kakashi terlonjak kaget mendengar pernyataan Sakura. 'Ini pasti mimpi!' batinnya sambil menepuk-nepuk pipinya. Kakashi merasa pipinya sakit karena ditampar olehnya sendiri. Kakashi menatap Sakura dan Sakura masih menatap Kakashi dengan serius.

"Kau pasti bercanda 'kan? Hahaha…" Kakashi tertawa.

"Aku serius, Kakashi-nii!" kata Sakura dengan tegas.

Kakashi menatap Sakura tidak percaya. "Kenapa, Sakura? Apa alasannya?"

"Aku gak mau menyusahkan kalian lagi. Sudah cukup aku membuat masalah," ucap Sakura dan bangkit dari duduknya, "tolong sampaikan surat pengunduran diriku ini pada Yamato-sama setelah konser nanti. Arigatou gozaimasu!" Sakura membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Kakashi yang terdiam mematung memandang kepergian Sakura.

Kakashi mengambil surat dengan amplop putih yang ditinggalkan sakura di atas meja tadi. Matanya berkaca-kaca melihat amplop itu. Dia sangat menyayangkan pengunduran diri Sakura, padahal Sakura adalah gadis yang multitalenta dan sangat baik.

"Sakura, kenapa kau keluar dari The Wizards?" tanya Kakashi dengan suara parau sambil menyeka air mata yang menetes dengan lengannya.

~THE WIZARDS~

The Wizards sudah terbang menuju Korea Selatan tepat sehari sebelum konser mereka. Mereka menempati kelas eksklusif di pesawat yang mereka tumpangi. Sakura duduk di belakang Sasuke, sedangkan Gaara di samping Kiri Sakura dan Naruto di depan Sakura.

Sakura terus memandang ke luar jendela pesawat, ini adalah saat-saat terakhir dia bersama The Wizards. Sakura memandang Sasuke yang jaraknya diagonal dari kursinya. Sakura menghela napas berat saat memerhatikan Sasuke yang sedang memandang ke luar jendela. Gaara memerhatikan Sakura yang terus menatap Sasuke.

'Sasuke-kun, mulai besok aku gak akan menyusahkanmu lagi dan aku gak akan membuatmu marah lagi. Maafkan aku, Sasuke-kun,' batin Sakura sambil terus memandang Sasuke walaupun hanya tubuh bagian kanannya saja yang terlihat.

Gaara mengepalkan tangannya saat melihat ekspresi sedih Sakura. Dia mengalihkan pandangannya menatap kursi di depannya.

Sasuke terus menatap ke luar jendela, dia memandangi awan putih yang terlihat lembut. Tiba-tiba sebuah awan membentuk wajah Sakura. Raut wajah Sasuke berubah menjadi pilu. Selama hampir dua minggu ini dia tidak bicara dengan Sakura dan itu dia akui mampu membuatnya tersiksa.

Setiap Sakura mencegatnya keluar dari studio latihan dan mengajaknya bicara empat mata selalu Sasuke abaikan. Setiap Sakura mencoba mengajaknya bicara di mansion, selalu tak dianggap olehnya. Sejujurnya dia ingin sekali bicara dengan Sakura dan entah mengapa yang dilakukan oleh tubuhnya justru kebalikan dari isi hatinya.

Sasuke merutuki dirinya sendiri yang terlampau egois. Naruto dan Gaara sering bicara mengenai masalahnya dengan Sakura namun tak pernah digubrisnya. Gaara minta maaf padanya dan menjelaskan semuanya dari awal sampai sedetail-detailnya pun Sasuke tidak mau mendengarkannya. Sebenarnya maksud kedua temannya itu sangat baik, tapi dengan ego yang dimiliki oleh Sasuke, Sasuke tidak mau memedulikannya.

Sekarang Sasuke bingung harus berbuat apa. Diam-diam dia sering memerhatikan Sakura yang terlihat sedih dan tidak pernah tersenyum semenjak terjadi masalah antara dia, Sakura dan Gaara. Ingin sekali Sasuke membuat Sakura tersenyum, namun entah mengapa rasanya begitu berat membuka mulut untuk bicara dengan Sakura atau melangkahkan kakinya mendekati Sakura.

Sasuke lebih memilih menjauhi Sakura karena dia tidak ingin membuat Sakura sakit hati lebih dari ini. Dia tidak sanggup melihat Sakura sedih lebih dari ini.

Sasuke menolehkan kepalanya sedikit ke kursi Sakura. Dia melihat Sakura sedang memandang ke luar jendela pesawat. 'Sakura…' panggilnya lirih dalam hati.

~THE WIZARDS~

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, akhirnya The Wizards sampai di hotel tempat mereka menginap. Mereka berempat langsung menuju kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Besok adalah konser yang penting bagi mereka.

Di tempat lain…

Karin sedang berjalan dengan dikawal asistennya menuju salah satu hotel berbintang lima yang diketahui adalah hotel tempat The Wizards menginap. Jika kita lihat, di belakang para asisten Karin ternyata masih ada satu orang lagi yang berjalan dengan santainya sambil membawa koper hitam miliknya.

Karin menghentikan langkahnya secara tiba-tiba sehingga membuat para asistennya terkejut dan menghentikan langkah mereka. Seseorang yang berjalan paling belakang pun menabrak para asisten Karin yang berhenti mendadak.

"Aduh!" ucap orang itu.

Karin membalikkan badannya, para asisten Karin buru-buru menepi sehingga membuka jalan untuk Karin. Karin menatap kesal orang yang terjatuh karena menabrak tadi.

"Kenapa kau mengikutiku, Suigetsu baka?" tanya Karin kesal.

Suigetsu melihat Karin sambil nyengir lebar, dia pun berdiri. "Aku gak mengikutimu. Kebetulan saja aku ingin menonton konser The Wizards seperti yang akan kau lakukan."

Tiga sudut siku tercetak di jidat Karin. Tapi setelah dia ingat-ingat lagi kata-kata Suigetsu yang terakhir yang menyatakan bahwa dia akan menonton konser The Wizards, Karin pun mempunyai sebuah ide.

"Oh begitu… baiklah, bagaimana kalau nanti kita nonton bersama saja?" tawarnya. Tentu saja tawaran itu membuat Suigetsu terlonjak senang.

Dengan cengiran yang lebar Suigetsu menjawab, "Tentu saja!"

Karin yang mendengar jawaban Suigetsu segera membalikkan badan untuk meneruskan perjalanannya menuju lobi hotel sambil menyeringai. "Lihat saja Sasuke-kun, aku akan membalasmu," ucapnya dengan pelan sambil menyeringai.

~THE WIZARDS~

Sakura menyibak gorden di kamarnya membiarkan cahaya mentari menghangatkannya. Sakura memandang kota Seoul dipagi hari dari lantai tujuh itu. Tidak ubahnya seperti ibu kota di setiap Negara, jalan raya Seoul dipagi hari sudah sangat ramai. Mobil-mobil di jalan raya terlihat seperti semut-semut yang sedang berjalan.

Sakura memandang langit yang terlihat cerah dan salju-salju mulai meleleh karena terkena hangatnya cahaya matahari. Sakura tersenyum lalu dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Ketiga anggota The Wizards yang lain juga sudah bangun dan bersiap-siap untuk membersihkan diri mereka. Jadwal mereka sangat padat dimulai dari pagi ini pukul 09.00 waktu Korea Selatan, untuk konferensi pers.

Kegiatan demi kegiatan telah The Wizards lewati hingga tak terasa mereka sudah menyelesaikan geladi di panggung besar yang akan mereka gunakan. Para fans mereka pun terlihat sudah ada yang datang di sekitar halaman gedung yang memang biasa digunakan untuk berbagai macam konser atau acara besar lainnya.

The Wizards diberikan waktu istirahat selama dua jam sebelum pentas. Ini mereka manfaatkan untuk menyiapkan diri mereka dari rasa gugup dan merias diri mereka.

Shizune telah siap untuk merias keempat anggota The Wizards itu. Yang pertama kali dia rias adalah Sakura, sedangkan yang lainnya sedang dirias oleh para penata rias yang lainnya.

Sasuke terkadang melirik melihat Sakura yang sedang dirias oleh Shizune. Tanpa sengaja, Gaara menolehkan kepalanya ke arah Sakura lalu matanya dan mata Sasuke pun bertemu. Sasuke terkejut lalu buru-buru dia membuang muka. Gaara tersenyum kecil melihat Sasuke yang tertangkap basah olehnya sedang memerhatikan Sakura.

Gaara mengembalikkan posisi kepalanya kembali memandang cermin sambil tersenyum kecil. Karena cermin itu sangat panjang, maka Naruto bisa melihat ekspresi Gaara tersebut.

"Ada hal yang menggembirakanmu ya?" tanya Naruto.

Gaara tersenyum, "Sepertinya begitu," jawabnya.

Setelah Sakura selesai dirias, Shizune menyuruh Sakura untuk memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Shizune. Sakura mengangguk dan langsung menuju toilet untuk mengganti baju karena ruang ganti sangat penuh oleh orang-orang yang menata pakaian-pakaian yang akan The Wizards pakai untuk tampil nanti. Shizune melanjutkan kegiatannya dengan menyempurnakan make up anggota The Wizards yang lainnya

Saat Sakura berjalan mencari toilet di luar ruang make up, yang lagi-lagi toilet di ruang make up sedang digunakan oleh orang lain, dia melihat pemandangan di luar gedung dari dinding yang terbuat dari kaca. Sakura berdecak kagum melihat pemandangan pohon yang ditutupi salju di bawah sana.

"Sayang sekali aku hanya bisa melihatnya sekali, tapi aku bersyukur walaupun hanya sekali. Semua ini karena The Wizards," gumamnya sambil terus memandang pemandangan yang indah itu dan dia melanjutkan perjalanannya mencari toilet.

Sakura akan memakai kaos putih dilapisi blazer hitam yang panjangnya sampai siku dengan kerah asimetris. Sakura juga nanti akan memakai celana hitam ketat dengan boots putih dan sebuah topi Fedora putih. Rambut Sakura dibuat keriting dibagian bawah.

Satu jam telah berlalu dan The Wizards sudah selesai di rias dan memakai kostum mereka, dan sudah selama itu pula Sakura belum kembali ke ruang make up.

Sasuke memakai kaos putih yang dilapisi oleh blazer hitam. Sasuke juga memakai celana hitam ketat dan sepatu kets putih sampai mata kaki. Dia juga memakai topi Fedora bulat dengan warna hitam.

Gaara memakai kaos putih dengan dipadu blazer hitam yang panjangnya hanya sampai bawah siku. Dia juga memakai celana hitam ketat dengan sepatu yang sama dengan Sasuke.

Naruto memakai kaos hijau tua dengan dilapisi rompi hitam, lengan kaosnya dia gulung sedikit. Dia juga memakai celana hitam ketat dan sepatu kets putih.

Sasuke memutuskan untuk keluar dari ruang make up dan berjalan-jalan sebentar mencari ketenangan. Gaara dan Naruto memilih untuk duduk saja di ruang make up.

Kakashi masuk ke dalam ruang make up dan yang terlihat hanyalah Gaara, Naruto, Shizune dan beberapa orang lainnya. Kakashi langsung mengambil tempat duduk di dekat Gaara.

Kakashi menghembuskan napasnya dengan berat membuat Gaara, Naruto dan Shizune menatapnya.

"Ada apa, Kakashi? Jangan bilang ada masalah," tanya Shizune.

Kakashi memandang Shizune yang berdiri di depannya, lalu dia menghembuskan napasnya lagi. "Haaaah… ini masalah yang sangat besar." Gaara, Naruto dan Shizune langsung memandang Kakashi dengan serius.

"Sakura akan keluar dari The Wizards setelah konser ini selesai dan ini surat pengunduran dirinya." Kakashi meletakan amplop putih yang berisi surat pengunduran diri Sakura di atas meja di depannya.

Naruto langsung mengambil amplop itu dan membaca tulisan di depan amplop, itu memang benar amplop yang berisi surat pengunduran diri Sakura.

"Ini benar surat pengunduran diri Sakura-chan. Lalu kita harus bagaimana? Aku gak mau Sakura-chan keluar dari The Wizards," kata Naruto sambil menatap ketiga orang di sekitarnya.

"Kita harus bicara dengan Sasuke." Gaara berdiri dan pergi dari ruangan disusul oleh Naruto.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Shizune pada Kakashi.

"Aku juga gak tahu. Sebaiknya kita mencari Sakura." Kakashi berdiri lalu pergi dari ruangan make up diikuti Shizune.

~THE WIZARDS~

Sasuke sedang berjalan-jalan karena bosan menunggu waktu tampilnya yang masih lama. Di tengah perjalanannya dia bertemu dua makhluk yang menurutnya sangat mengganggu.

"Sasuke, kita bertemu di sini rupanya?" kata seorang wanita berambut merah. Laki-laki yang berdiri di sampingnya menyunggingkan senyum pada Sasuke. Sasuke menanggapinya dengan ekspresi datar.

"Gak heran kita bertemu di sini karena kau ada di sini pasti ingin menonton konser The Wizards," jawab Sasuke datar. Ternyata basa-basi Karin tidak berguna untuk Sasuke.

"Sasuke! Dengar ya, aku ke sini bukan untuk menontonmu, tapi The Wizards! Aku juga datang bersama pacar baruku!" seru Karin sambil melirik Suigetsu.

Suigetsu membungkukkan badannya sedikit, "Namaku, Suigetsu. Salam kenal, Sasuke-san."

Sasuke menganggukan kepalanya sedikit pada Suigetsu, lalu melirik Karin sambil berkata. "Siapa yang bilang kau ke sini untuk menontonku?" Sasuke berjalan melewati kedua orang itu membuat urat-urat kemarahan di dahi Karin muncul. Sedangkan Suigetsu menahan tawa melihat Karin yang kata-katanya selalu dibalikkan Sasuke.

~THE WIZARDS~

Naruto berpencar dengan Gaara untuk mencari Sasuke. Dia melewati beberapa ruangan dan menemukan Sasuke yang sedang berjalan di depannya. Naruto langsung berlari sambil meneriakkan nama Sasuke.

"Sasuke, berhenti!"

Sasuke mendengar seseorang berteriak memanggilnya dan dia tahu betul suara cempreng siapa itu kalau bukan Naruto. Sasuke menghentikan langkahnya menunggu Naruto menghampirinya.

Naruto terengah-engah berlari mengejar Sasuke. Dia mengatur napasnya dulu sebelum bicara dengan Sasuke.

"Teme, aku mau tanya satu hal padamu." Naruto menatap serius Sasuke, membuat Sasuke menaikkan sebelah alisnya.

"Kalau bukan hal yang penting sebaiknya gak usah bertanya," sahut Sasuke ketus.

Naruto menghela napas kesal. "Ini sangat penting, teme! Menyangkut keutuhan band kita!" teriak Naruto membuat Sasuke kesal.

"Hn?"

"Apa kau masih mencintai Sakura-chan?" tanya Naruto.

Pertanyaan Naruto tadi membuat Sasuke sedikit salah tingkah. Dia bingung mau menjawab apa, sebenarnya dia masih mencintai Sakura tapi dia takut kalau akan menyakiti Sakura lagi. Jadi Sasuke lebih memilih melengos pergi, meninggalkan Naruto tanpa jawaban apapun dan itu membuat Naruto menggeram kesal.

"Oy, teme! Jangan bohongi perasaanmu sendiri!" teriak Naruto dan mampu menghentikan langkah Sasuke sejenak.

"Membohongi perasaan? Tch." Sasuke mendengus dan melanjutkan langkahnya. Naruto berdiri memandang langkah Sasuke yang makin jauh.

~THE WIZARDS~

Sakura berjalan cepat mencari ruang make up The Wizards namun belum juga ketemu, sepertinya dia tersesat. Saat Sakura sedang berjalan sambil mencari-cari ruang make up, dia berpapasan dengan Sasuke. Mereka berdua terdiam dan saling memandang dalam diam. Tidak dapat dipungkiri tatapan mereka berdua adalah tatapan rindu yang dalam, tapi mereka mencoba mengubur itu semua.

Sasuke berjalan melewati Sakura yang masih terdiam mematung di tempatnya. Sakura memejamkan matanya merasakan hembusan angin ketika Sasuke berjalan melewatinya. Sungguh rasanya sesak sekali dada Sakura.

Sakura membuka matanya dan dia tahu Sasuke sudah pergi jauh, oleh karena itu Sakura berlari mencari tempat yang ia tuju sejak tadi. Tanpa Sakura tahu, Sasuke berdiri dibalik tembok sambil mengamati Sakura. Sasuke meremas kaos yang dia pakai sambil menggertakan giginya karena kesal pada dirinya sendiri.

Sasuke melangkahkan kakinya menuju toilet. Dia masuk ke dalam toilet dan memandang dirinya di depan cermin. Sasuke mencengkeram westafel di depannya. Tiba-tiba pintu toilet terbuka dan muncul Gaara yang sedikit terkejut juga lega karena menemukan Sasuke.

Sasuke yang melihat kehadiran Gaara mencoba untuk pergi menghindarinya. "Sakura akan keluar dari The Wizards setelah konser nanti."

Ucapan Gaara membuat Sasuke terkejut dan segera membalikkan badannya memandang Gaara.

"Jika kau benar-benar mencintainya, kejarlah dia. Jangan kau lepaskan sebelum dia memintamu melepaskannya," kata Gaara dengan menatap onyx Sasuke.

"Tahu apa kau tentangku?" tanya Sasuke dengan dingin.

"Ya, aku memang tidak tahu banyak tentangmu. Tapi setidaknya aku lebih baik darimu, aku menyerah dan melepaskan Sakura karena dia bilang kalau dia hanya mencintaimu. Sekarang silakan kau ambil jalanmu sendiri, apa kau akan mempertahankan dirimu dengan sikap aroganmu atau kau mengejar Sakura. Semua terserah padamu, Tuan Uchiha." Gaara bicara dengan tegas lalu meninggalkan Sasuke sendirian di toilet.

Sasuke terdiam dengan kata-kata Gaara. Ya benar, selama ini dia terlalu angkuh hingga mengorbankan Sakura seperti ini. Lalu apa yang akan dia lakukan selanjutnya?

Sasuke segera keluar dari toilet dan memanggil Gaara yang berjalan tidak jauh dari toilet. "Gaara!"

Gaara menghentikan langkahnya tanpa memandang Sasuke. Sasuke berjalan menghampiri Gaara lalu menepuk bahunya pelan.

"Aku butuh bantuanmu," ucap Sasuke. Gaara tersenyum tipis mendengarnya.

~THE WIZARDS~

Waktu konser telah tiba. Naruto, Gaara dan Sakura sedang berdiri di belakang panggung. Kaki Sakura terasa bergetar karena gugup, Naruto pun juga sama.

"Aigoo~ aku gugup sekali!" seru Naruto dengan memegang erat kedua stick drumnya.

"Aku juga, Naruto. Lihat saja penontonnya sampai memenuhi gedung. Kata Kakashi-nii tiketnya sold out semua." Sakura menggenggam tangannya sendiri saking gugupnya.

"Kalian berdua jangan gugup begitu, nanti berpengaruh terhadap penampilan kalian nanti. Coba kalian mengambil napas pelan dan membuangnya pelan-pelan," saran Gaara dengan tersenyum.

Naruto dan Sakura mencoba melakukan apa yang disarankan Gaara. Tiba-tiba Yamato, Kakashi dan Shizune menghampiri mereka.

"Di mana Sasuke?" tanya Yamato.

Naruto mengangkat bahunya tidak tahu. Sakura memilih diam. Gaara juga diam atau malah berpura-pura diam.

"Aigoo~! Bagaimana ini?" tanya Yamato dengan panik.

"Aku punya ide," ucap Gaara dan menarik perhatian semua yang ada disekitarnya. "Bagaimana kalau Sakura dan aku mengisi panggung duluan sambil menunggu kedatangan Sasuke?" mata Sakura terbelalak mendengar ide Gaara.

"Ah! Ide bagus! Kalian akan berduet. Kakashi, cepat beritahu operator tentang duet Gaara dan Sakura!" perintah Yamato. Kakashi mengangguk lalu segera pergi mencari operator diikuti Shizune.

"Ta-tapi kita belum latihan." Sakura terlihat panik.

"Tenang saja. Anggap saja kita sedang karaoke," Gaara menepuk kepala Sakura pelan. "Aku akan menyusul Kakashi-nii, kita akan menyanyikan lagu one year later. Kau tahu lagu itu 'kan?" lanjutnya.

Sakura dengan ragu mengangguk. Gaara langsung pergi meninggalkan Sakura bersama Naruto dan Yamato.

"Tenang saja, Sakura. Kau pasti bisa!" seru Yamato sambil mengepalkan tangannya menyemangati Sakura.

"Yosh! Sakura-chan, ganbatte!" Naruto ikutan mengepalkan tangannya. Sakura menghembuskan napasnya dan menunduk pasrah.

~THE WIZARDS~

Lampu panggung sengaja diredupkan oleh operator. Sakura dengan kaki gemetar berjalan memasuki panggung dan berdiri di tengah-tengah panggung. Sakura memegang erat mikrofon dengan kedua tangannya sambil menunggu alunan musik.

"Huuuuft… aku pasti bisa!" ucapnya dan tidak lama kemudian alunan musik terdengar dan sorotan lampu panggung langsung mengarah padanya. Sakura menutup matanya dan mulai menyanyikan lagunya.

Sakura: Hanchameul ggumeul ggun geot gata

Handongan hemaego hemaeta

Sakura membuka matanya dan memberanikan diri memandang penonton yang tadinya bersorak, tiba-tiba menjadi diam mendengarkan Sakura menyanyi. Sakura mencoba fokus mengatur suaranya agar tidak terdengar fals dan mencoba menghayati lagu.

Sakura: Machi yaksogirado handeut naekyejeoreul keoseulleo

Keu nacheoreom maju seoineun uri

Di belakang panggung Gaara, Naruto, Kakashi, Shizune dan Yamato memerhatikan Sakura yang sedang bernyanyi dengan tempat yang berbeda.

Shizune menggenggam tangannya sendiri sambil menikmati nyanyian Sakura, Kakashi mengambil kesempatan menyenderkan kepalanya di bahu Shizune tapi kepalanya langsung dipukul Shizune. Yamato tersenyum bangga, sedangkan Naruto memandang Sakura dengan mata yang berbinar-binar.

Gaara berdiri sendiri sambil terus tersenyum memerhatikan Sakura, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Gaara dan Gaara langsung menolehkan kepalanya sedikit melihat orang itu, lalu dia tersenyum menyambut kedatangan orang yang telah ia tunggu.

Sakura: Keu ddae uriga sseonaeryeogadeon areumdaweodeon iyagi

Keu ddae uriga gidohasseodeon yeonwon hajadeon yaksodeul

Hanashik ddeollda nauigaseumi keyondaji mothalgeol algie

Nesaenkage ggukgguk chamasseo

Neoui il nyeoneun ddo eoddaesseoni

Sakura menurunkan tangan kanannya yang tadi memegang mikrofon, dia menunggu kemunculan Gaara untuk berduet dengannya.

Tak lama kemudian terdengar suara seseorang yang Sakura yakin itu bukan suara Gaara. Sakura langsung menengokkan kepalanya mencari sosok orang itu dan dia sangat terkejut melihat Sasuke yang keluar dari balik panggung, begitu juga dengan Naruto, Kakashi, Shizune dan Yamato.

Sasuke: Hanchameul ijeun chae saraji

Handongan kawaenchanh deut haesseo

Sasuke berjalan mendekat ke Sakura. Dia bernyanyi dengan begitu menghayati. Tatapan mata itu, ya tatapan mata itu yang tadi menunjukkan betapa rindunya dirinya dengan sang pujaan hati.

Sasuke: Hajiman shigani heureumyeon ggaedara gago isseo

Neo obsineun an dwoedaneun geol

Sasuke tepat berdiri di depan Sakura sambil menatap tepat di iris mata Sakura. Dia mencoba menunjukkannya sekarang, mencoba mengejar Sakura yang perlahan melangkah pergi meninggalkannya.

Sasuke: Keu ddae uriga aju jogeumman eoreunseuwodeoramyeon

Keu ddae uriga micheo molladeon jigeumeul aradeoramyeon

Ggeuchi obneun huhwoeman dwoe nwoeidaga igyeonael jashini obseoseo

Keu got majeo ggukgguk chamasseo

Keureohge il nyeoni heullawasseo

Sasuke menggenggam tangan kiri Sakura yang kosong, terasa dingin, mungkin karena Sakura gugup. Maka dari itu, Sasuke menggenggamnya dengan erat dan mengajaknya berjalan maju ke depan panggung, menunjukkan kepada semua fans mereka bahwa mereka begitu dekat.

Sakura: Hokshi neodo nae mam gateulgga

Sakura membalas genggaman Sasuke, dia juga tidak ingin Sasuke pergi darinya. Dia ingin tidak hanya di panggung ini Sasuke menggenggam tangannya, menatap lembut matanya, namun di luar dari ini semua, dia menginginkan Sasuke melakukan itu semua untuknya.

Sasuke: Dashi han beonman gihwoereul jugeni

Sasuke bicara lewat sorotan matanya seakan mengatakan, 'Aku tidak akan meninggalkanmu.' Sakura menghadap Sasuke, sehingga mereka berdua berhadapan di depan hampir seribu penonton.

SasuSaku: Ijen ara jeoldaero urineun heeojil su obseo

Saranghago ddo saranghaneun hansaram (Sakura: ooooh~)

Mereka saling menatap, ini bukanlah acting di atas panggung untuk menghayati lagu, namun ekspresi mereka begitu nyata. Para penonton pun dapat merasakannya. Gaara, Naruto, Kakashi, Shizune dan Yamato berdecak kagum meonton duet mereka.

Sasuke: Uri johadeon cheoeum keu ddaero dashi toragasseumyeon hae

Sakura: Areumdawogo (Sasuke: Areumdawago) haengbokhaesseodeon (Sasuke: haengbokhaesseodeon) sarangieodeon naldeulro

Sasuke: Gaseum apeun yaegideul (Sakura: aaa~) heotdwoen datumdeul

Sakura melepaskan tangannya yang di genggam Sasuke. Sakura meletakkan tangannya di depan dada Sasuke dan menatap sendu Sasuke, kemudian dia menunduk.

Sakura: Ijen modu damudeo dugo

Dashin ggeonaeji malgiro hae

Kyejeori ddo heullo

Sasuke menggenggam tangan Sakura yang menyentuh dada bidangnya, mengarahkannya ke depan jantung Sasuke, berharap Sakura dapat merasakan detak jantungnya yang bertalu begitu cepat karena berhadapan dengannya. Bukan karena dia gugup di depan penonton yang begitu banyak, dia sudah terbiasa, bahkan dia pernah tampil di depan penonton yang lebih banyak dari ini.

Jantungnya berdetak cepat karena dia senang berkomunikasi dengan Sakura walaupun dengan cara begini dan dia juga takut kehilangan Sakura.

Sasuke: Myeotnyeoni jinado

Sakura mengangkat wajahnya dan menatap Sasuke. Dia merasakan jantung Sasuke berdetak dengan sangat cepat.

Sakura: Oneul gadeun mamman

SasuSaku: Dashin obge…

Sakura dan Sasuke saling bertatapan dengan posisi yang sama, yaitu tangan kiri Sakura menyentuh dada kiri Sasuke, merasakan detak jantung Sasuke, dan Sasuke masih menggenggam tangan Sakura.

Alunan musik berhenti dan riuh tepukan tangan dan jeritan penonton memenuhi gedung serba guna itu. Gaara sudah kembali bersama Naruto, Kakashi, Shizune dan Yamato. Mereka berlima masih menonton Sasuke dan Sakura yang bertahan berdiri di depan panggung. Mereka semua bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Sasuke.

Gaara kembali mengingat kejadian belum sampai satu jam yang lalu dimana Sasuke meminta pertolongan Gaara untuk membuatnya berduet dengan Sakura. Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Sasuke?

Sasuke mengarahkan mikrofonnya ke depan mulutnya dan tetap menatap lembut Sakura. "Sakura, dengarkan aku."

Suara Sasuke membuat riuh sorakan penonton menjadi hening, mereka semua termasuk orang-orang di belakang panggung langsung memerhatikan kedua insan tersebut dengan penasaran.

Sakura hanya bisa menatap Sasuke. Dia tidak bisa menjawab karena tenggorokannya terasa tercekat.

"Aku akan sering mengatakan ini…" Sasuke memberi jeda membuat Sakura makin gugup, "…aku mencintaimu." Sasuke langsung mencium bibir Sakura membuat Sakura terbelalak.

Penonton yang melihat kejadian itupun terbelalak dan menganga. Naruto membulatkan matanya dan membuka mulut saking kagetnya. Gaara hanya terkejut sebentar, lalu dia tersenyum, begitu juga dengan Yamato. Yang paling heboh adalah Kakashi dan Shizune, mereka sampai menjerit histeris, dugaan mereka selama ini ternyata salah. Ah… ternyata Karin yang menonton di belakang panggung bersama Suigetsu pun menjadi kesal dan menendang apapun yang ada di depannya.

Sasuke melepaskan bibirnya yang mencium Sakura dan menatap Sakura dengan lembut. "Jadi, jangan pernah pergi dariku lagi." Sakura mengangguk sambil meneteskan air mata dan Sasuke merengkuh Sakura masuk ke dalam pelukannya diiringi riuhnya tepuk tangan yang ikut bahagia melihat mereka berdua.

~THE WIZARDS~

Sasuke dan Sakura sedang berdiri di balkon KME. Mereka sedang memandangi bintang yang tersebar begitu banyak di langit malam ini. Sakura terus tersenyum memandangi langit didampingi oleh Sasuke.

Sasuke mengalihkan perhatiannya yang tadinya memandang langit jadi memandang Sakura. "Kau senang?" tanyanya.

Sakura mengangguk dan menatap lembut Sasuke. "Ya, aku sangat senang. Akhirnya aku bisa bersama dengan bintangku lagi."

Sasuke tersenyum bangga mendengarnya. Sasuke mengepalkan tangannya tinggi-tinggi seolah sedang memetik sesuatu. "Hap!" Sasuke menatap Sakura, Sakura memasang mimik bingung.

"Ini bintang spesial untukmu." Sasuke menunjukkan sebuah kalung yang berliontinkan bintang pada Sakura.

Sakura tersenyum senang melihatnya, lalu dia menengadahkan tangannya sambil menerima kalung itu dari Sasuke.

"Ternyata kau sudah berubah banyak, Sasuke-kun. Kau benar-benar mencintaiku ya?" tanya Sakura sambil mengamati kalung yang diberikan Sasuke.

Sasuke menaikkan sebelah sudut atas bibirnya. "Sakura, kau jadi besar kepala rupanya?" kata Sasuke dengan ketus dan hendak merebut kalung itu dari Sakura. Sakura menahan kalung itu dalam genggamannya.

"Aku gak akan melepaskan bintangku lagi. Kapan kau membeli ini untukku?" Sakura meletakkan genggaman tangannya di belakang badannya.

"Itu rahasia, oleh karena itu jaga bintangmu baik-baik!" perintah Sasuke sambil menunjuk Sakura. Sakura mengangguk dengan semangat.

"Tentu saja!" jawab Sakura.

Sasuke tersenyum sambil memadang kembali bintang di langit. Sasuke melirik Sakura lalu tersenyum lebar. "Ah itu ada bintang jatuh!" serunya sambil menunjuk langit sehingga Sakura menengokkan kepalanya ke arah yang ditunjuk Sasuke.

Saat Sakura menolehkan kepalanya, dengan cepat Sasuke merangkul Sakura ke dalam pelukannya. Sakura sedikit kaget dan dia sedikit tertawa kecil.

"Apa ada yang lucu?" tanya Sasuke ketus.

"Gak ada kok, Sasuke-kun," jawab Sakura sambil menahan tawa.

"Apa kau berniat untuk keluar dari The Wizards lagi?" tanya Sasuke sambil melirik Sakura.

"Tentu saja tidak!" sahut Sakura sambil tersenyum bahagia. Sasuke pun ikut tersenyum.

Musim dingin tidak selalu sedingin kelihatannya. Dengan cinta yang tertanam di hati mereka berdua, musim dingin ini terasa hangat. Dengan kebersamaan mereka berdua, mereka mengalahkan hawa dingin itu dan tersenyum melihat badai salju di luar sana sambil berpegangan tangan.

FIN

A/N: Annyeong haseyo! Finally fict ini tamat juga. Hohoho… Gomapseumnida (terima kasih) buat Kurosaki Naruto-nichan yang udah memberi saran pada saya supaya ada duet antara SasuSaku dan saya membuatnya pas di ending. Fufufu… sengaja saya ambil beberapa adegan di ending ini yang agak sama dengan ending you're beautiful. Kamsa hamnida (terima kasih) buat readers dan reviewers yang setia membaca dan mereview fict saya dari chapter 1 sampe tamat, mian hamnida (maaf) gak bisa saya sebutin satu persatu, pokoknya thanks a bunch! Na neun nideul eul saranghae! (Aku sayang kalian semua!) Annyeong! (sampai jumpa!)

Saya bales review gak login:

Vvvv: Gak putus kok, vvvv ^^. Terima kasih ya buat reviewnya selama ini ^^. Bolehkah minta feedbacknya tentang akhir fic saya ini? Terima kasih ^^

Kazuma B'tomat: saya udah update kilat 'kan? Seminggu doing loh jaraknya. Terima kasih atas reviewnya ya. Bolehkan minta feedback for the last time? Makasih… ^o^

Keylan: nah, Keylan-ssi, chap ini full SasuSaku romance 'kan? Hehehe… makasih reviewnya ya ^^ bolehkan saya minta feedback untuk last chapter ini? Terima kasih ^o^

agnes BigBang: ini udah saya update kilat. Makasih reviewnya ya ^^ boleh minta feedback lagi? Gomapseumnida ^_^

Hikari Shinju: apa di chapter ini requestmu terpenuhi, Hikari-ssi? Saya kurang yakin juga sih. Hehehe xp. Makasih reviewnya ya dan makasih udah baca dari awal. Boleh minta review yg terakhir untuk chapter terakhir ini? Terima kasih ^^

Me: ini udah diupdate sekilat mungkin. Pake chidori soalnya. Loh? Makasih reviewnya ya! Review lagi? Terima kasih ^^

Uchiha vio-chan: ini udah diupate kilat. Makasih reviewnya ya! Review lagi? Makasih… ^^

Vitha and sasusaku: terima kasih banyak atas pujiannya. Tapi pasti masih ada kekurangannya -.- makasih ya udah review! Boleh minta review yg terakhir? Kamsa hamnida ^o^

Yang review login dichapter 13 kemaren: Black-wingked reaper, Violet-Yukko, Sky pea-chan, Putri Luna, Thia Shirayuki, Lady Spain, Kurosaki Naruto-nichan, 4ntk4-ch4n, ichiyama qalbi-neechan, blue sakuchan, Chousamori Aozora, Red Flower Iki-chan. Jeongmal kamsa hamnida! (benar-benar makasih banyak!)

Untuk terakhir kalinya, bolehkan saya minta tanggapan readers semua lewat review untuk fic ini? Kamsa hamnida ^O^