A/N: Halooo! Kenalin! Saya BTL, saudara kembarnya BCL! (Masa? Boong banget) Ini fanfic pertama saya! Hehe. Tolong dibaca dan direview ya!


Siapa yang bilang Naruto suka membaca? Naruto sama sekali tidak suka membaca; kecuali kalau itu adalah bacaan yang menurutnya menarik, bacaan spesifik seperti novel petualangan, fanfiction, doujinshi, dan komik Jump kesukaannya.

Bacaan yang paling Naruto benci adalah koran. Dia selalu merasa heran sendiri ketika melihat orang membaca satu pak kertas besar yang penuh tulisan itu. Bagian yang tidak ia benci hanyalah komik strip di bagian belakang koran.

Tapi kenapa? Kenapa sekarang dia ada di markas/rumah/kantor—pilih yang mana kalian suka—Mading KonoHigh? Kenapaaaa?


A NaruHina fanfic

~by Banci Taman Lawang~

Naruto copyrighted to uncle Kishiiii :D

KOLOM DUP! Dari; Untuk; Pesan;

Chapter 1: Message From Snowy-chan


KORAN SAMA AJA KAYAK MADING KAN? Pemuda berambut pirang itu mulai frustasi. Naruto berfikir lagi. Kenapa sekarang dia ada di tempat yang dipenuhi oleh tulisan? Kenapaaaa?

Oh iya, Tsunade-baa-chan—sang kepala sekolah yang terlalu bijak dan keseringan mabuk itu—menghukumnya untuk membantu Klub Mading KonoHigh karena pemuda berambut pirang ini "tidak sengaja" memecahkan kaca jendela ruang kepala sekolah dengan bola baseball yang dipukulnya dengan tenaga dalam. Sasuke mencibirnya sepanjang hari karena ini. Sial.

"Baa-chan seharusnya tau aku ga suka hal kayak gini! Dia benar-benar mau menyiksaku ya?" Gumam Naruto tidak memperhatikan sekelilingnya. Ia mengemut Lollipop-Cinnamon-Flavor-nya dengan tidak sabar. Headphone berwarna jingga cerah, yang berfungsi layaknya bando yang menahan poni-pirang-nya turun, bergerak ke belakang seraya Naruto men-shuffle playmode lagu di Ipod Nano-nya.

PLAKK! Kamus saku sekecil kaset dan setebal kotak susu melayang. Headphone Naruto merosot ke lehernya.

"AWW! Sakura-chan! Kenapa nyambit?" Kata Naruto memegangi bagian belakang kepalanya; berusaha memijat-mijat bagian yang terkena sambitan kamus saku tadi.

Sekarang, satu ruangan menatap Naruto dan Sakura. Disana hanya ada tujuh orang; termasuk Sakura dan Naruto. Naruto tidak mengenal gadis berkacamata di pojok ruangan, tapi ia bisa mengenal Shino, Sai, Hinata dan pemuda berambut panjang di pojok ruangan; kalau tidak salah namanya Aki, teman sekelasnya. Naruto mengembalikan pandangannya ke arah Sakura dan menyesali tindakannya.

"Karena! KALAU LO GAK DI SAMBIT PAKE BUKU, LO GAK BAKAL DENGER GUE MANGGIL LO DARI TADI. SEKARANG! Mau gue aduin ke Tsunade-shishou atau lo kerja?" Gadis berambut pink cerah yang tadi dipanggil Sakura menatap dengan tatapan tajam. Andaikan tatapan bisa membunuh…

"Ummm… ada yang bisa… err… gue bantu?" Tanya Naruto cengengesan menjawab pertanyaan Sakura tadi. Ia tak punya banyak pilihan. Karena, dua pilihan yang diberikan Sakura berujung pada siksaan juga. Sama saja kalu dia kabur. Tapi dia memilih untuk tinggal, memilih penyiksaan yang sedikit lebih meringankan; membantu klub Mading KonoHigh.

"Lo bawa notebook lo?" Tanya Sakura pada si pirang.

"Engga." Jawab Naruto dengan segera. Naruto tidak mau notebook kesayangannya rusak. Di dalam harddisk notebook-nya (notebook: mini laptop) tersimpan berbagai macam lagu, anime, doujinshi dan manga kesayangannya (siapa tau di situ ada file porno juga).

"…" Sakura memberikan "Death glare" ke arah Naruto.

"Bawa deng. Haha, bercanda Sakura-chan!" Naruto sweatdropped.

"Cepet ambil dan bawa kesini."

"Kenapa?"

"Lo mau nulis aja?" Sakura tersenyum sadis.

"Ahaha, ga usah dipikirin. Gue ambil sekarang." Dan Naruto keluar ruangan klub Mading KonoHigh secepat kilat; berusaha memperpanjang waktu hidupnya.

#x#x#

"Kerjain ini," Kata Sakura menaruh satu box kecil berisi amplop-amplop kecil beragam warna di atas meja di depan Naruto yang tengah men-turn-on notebook-nya.

"Apaan?" Tanya Naruto tidak tahu apa yang bisa dilakukannya dengan notebook dan se-box amplop.

"Surat-surat untuk kolom DUP. Tolong lo sortir semua surat yang bukan surat spam, terus ketik." Jawab Sakura sambil menarik setumpuk kertas yang keluar dari mesin fax di sebelahnya.

"HAH?" Naruto memajang wajah cengok.

"Kolom DUP." Ulang Sakura agak kesal.

"Apaan tuh?"

"Hufft…" Sakura menghela nafasnya, menyadari kalau Naruto memang tidak pernah membaca mading selama sebelas tahun di bangku sekolah. "Shino," Kata Sakura. Shino mengangguk dan melempar segulung karton yang kemudian ditangkap Sakura.

"…?" Naruto menatap Sakura merebahkan karton yang tergulung agar terbuka. Terpampang judul Mading dan motto-nya, nomor edisi, kemudian berbagai macam info, komik strip (ada komik strip juga!), dan cerpen.

"Kolom DUP itu begini," Ucap Sakura menunjuk salah satu bagian bawah karton. Naruto membaca kolom itu dengan pelan.

"Kepanjangan dari DUP apaan sih?" Tanya Naruto penasaran.

"Dari, Untuk, Pesan."

"OOOOHHH…"

"Kalo ada yang gak lo mengerti lagi, tanya sama Shino atau Hinata. Ok?" Kata Sakura mengambil tasnya, setengah mengganggu Naruto yang sedang membaca.

"Ng. EHH—lo mau kemana Sakura?" Tanya Naruto, mengangkat kepalanya.

"Balik ke ruang UKS." Jawab Sakura memakai sepatunya.

Naruto berfikir sebentar. "EHH? IYAYA! Pantesan gue merasa ada yang aneh! Sakura-chan di hukum juga ya?"

PLAKK! Kamus saku yang setengah jam lalu menjadi alat penganiyayaan kini melayang lagi.

#x#x#

2 menit kemudian, setelah Sakura menjelaskan bahwa dirinya adalah manager klub Mading dan bergegas meninggalkan ruang klub menuju ruang UKS untuk abesn anggota PMR, Naruto yang setengah babak belur melanjutkan kegiatannya membaca kolom DUP.

KOLOM DUP!

DUP 1

D: SasukeFC

U: Sasuke-kun *Kyaaaaa*

P: WE LOVE YOU KONOHIGH PRINCE!

DUP 2

D: Si Manis

U: Akito-kun XI-C

P: BALIKIN HATI GUE WOY!

DUP 3

D: R_

U: Kakashi-Sensei

P: Tolong jangan membuat anak-anak SMA ini

tercemar otaknya berkat buku mesum-mu.

DUP 4

D: siapa aja boleh

U: siapa aja boleh

P: follow twitter gue dong! (a)xxxxxx

"Errr…" Naruto tidak bisa mengeluarkan komentarnya. Baginya kolom ini cukup menarik, tapi... no comment. 'Sakura bakal membunuhku kalau dia tahu apa yang kupikirkan' Naruto lanjut membaca sisa lima belas pesan di edisi ke 21 tahun 20xx bulan Maret minggu ke 3. Dia agak kesal karena sebagian kolom DUP "diembat" oleh anggota SasukeFC.

"N-Naruto-kun," Suara lembut dari belakang mengagetkan Naruto. Naruto memutar kepalanya, melihat wajah Hinata yang dihiasi rona merah di pipi.

"Oh! Hinata! Ada apa?" Naruto tersenyum, memajang cengiran khasnya.

"N-N-Naruto-kun, Kapan… Naruto-kun mulai m-menyortir surat-surat untuk kolom D-D-DUP ini? Naruto-kun harus menyortir 300 pesan untuk 5 edisi kedepan… "

"EHHH? SEBANYAK ITU?" Naruto kaget.

"I-iya."

"Ow, shoot…" Naruto garuk-garuk kepala. "Ada cara cepat untuk menyortir ini gak ya?"

"Ummm… B-bagaimana kalau Naruto-k-kun mengambil amplop-nya s-s-secara acak?" Saran Hinata tersenyum, Naruto memandangnya sebentar. Tatapan mata Naruto membuat rona merah di wajah Hinata bertambah gelap, menandakan darah yang naik ke wajahnya makin banyak.

"IDE BAGUS HINATA!" Seru Naruto meraih tangan Hinata dan segera menggenggamnya erat-erat. "Ehehehe! Terima kasih ya!"

"S-s-sama-sama Naruto-kun." Jawab Hinata, wajahnya makin memerah seperti tomat. Ia merasa dirinya ingin pingsan... 'Tidak! tidak! jangan sekarang!' batin Hinata melawan hasratnya yang sangat menginginkan keberadaannya untuk tenggelam dari permukaan bumi

"Ehehehe!" Naruto masih menyengir ke arah Hinata, tidak menyadari kalau dia terus menggenggam erat tangan Hinata.

"N-Naruto-kun… aku mengambil minum, N-Naruto-kun mau sesuatu? Kalau teh atau kopi b-b-biar aku buatkan!" Hinata masih merasa nervous, sehingga ia tak bia menghilangkan kegagapannya.

"Ah, ummm… tak usah repot-repot Hinata, kalau ini sudah selesai, nanti aku mau mampir ke selev. Oh! Gimana kalau kamu ikut?"

"O….O-OH! A-aku ikut!" Seru Hinata gugup tapi senang.

"Yay!"

"T-t-tapi Naruto-kun, tolong…umm tanganm-m-mu." Kata Hinata memandang tangan mereka yang saling menggenggam.

"Oh! Sori! Hehe!" Kata Naruto masih nyengir melepaskan genggaman tangannya dari tangan Hinata.

"Permisi dulu…"

"Oke! hehe" Ucap Naruto memandang Hinata berbalik meninggalkan ruangan. Tangannya masih merasakan kehangatan yang tak dimengertinya. Naruto diam, masih agak linglung dengan apa yang terjadi.

"Kalau mau mesra-mesraan jangan disini." Kata seseorang jelas-jelas menghancurkan sisa suasana yang perfect bagi Naruto.

"Apaan sih, Shino." Kata Naruto dengan wajah memerah sedikit. Di belakang Shino, Naruto bisa mendengar Aki, Sai, dan seorang lagi menahan tawa.

"Cepat kerjakan tugas mu sebelum Sakura balik," Jawab Shino simpel berusaha membuat Naruto fokus ke pekerjaannya.

#x#x#

"Hey Naruto! Lo udah ngetik berapa surat?" Tanya Sakura dari mejanya di ujung ruangan, berkutat dengan satu-satunya komputer di ruangan itu.

"'Lapan belas" Jawab Naruto bosan. "Jangan nyalahin gue kalo gue muntah ngeliat semua surat isinya pernyataan cinta sama Sasucakes-kun"

"Kalo lo muntah disini…"

"Gue cuma bercanda. Oke?" Kata Naruto tidak sabar, meraih box yang berisi amplop beragam warna. Ia masih bisa mendengar Sakura bergumam mengumpat, berkutat dengan tugasnya sendiri; menyortir info Mading.

Mata Naruto terkunci pada satu-satunya amplop berwarna jingga di dalam box. Naruto membuka amplop itu dan membacanya.

Redaksi Kolom DUP! Mading KonoHigh

D: Lavender Snow

U: Naruto-kun

P: Ganbatte!

Naruto membatu. Dari empat lusin surat yang disortirnya, ini adalah satu dari empat puluh delapan surat yang tertuju hanya padanya. "'Lavender Snow' Siapa?" Gumam Naruto.

"Ada apa Naruto?" Tanya Shino di balik hoodie-nya. Yang lain ikut menatap Naruto.

"Ah, enggak." Naruto mulai mengetik surat dari amplop jingga yang digenggamnya itu kedalam notebook-nya. Mulai berfikir, siapa yang sering memanggilnya "Naruto-kun"? Beberapa adik kelas sering memanggilnya dengan embel-embel "kun", Hinata juga… huh? Engga… Hinata gak mungkin; Mungkin ini semacam lelucon dan becandaan dari teman-temannya. Mungkin.

Naruto tidak perlu bersusah payah meraih box amplop; dia mengisi DUP terakhir.

DUP 20

D: Naruto

U: Lavender Snow

P: Thanks 8D

Siapa itu Lavender Snow?

_To_be_continued_


Authoress's Notes: Thanks udah baca chapter pertama. Memang belum ada hints pairing lain karena emang rahasia! HAHAHAHA! Kecuali kalo di review mungkin… saya akan menambahkan sedikit sesi buat pairing lain (majang muka sadis).

HEHE… Tolong direview ya biar saya tau apa yang perlu diperbaiki dengan review kritikan, komentar dan lain-lain. Terima kasih.