Tales Of Darkness And Light
By : Razux
.
.
.
.
Disclaimer : Gakuen alice belong to Higuchi Tachibana
PROLOGUE
Anak laki-laki berusia sekitar enam tahun itu berlari memasuki hutan. Dia terus berlari memasuki hutan. Bulan purnama yang menghiasi langit malam membuat dia dapat melihat sekelilingnya dengan baik. Bola matanya yang berwarna merah darah sama sekali tidak mempedulikan sekelilingnya. Seluruh tubuh anak itu dipenuhi dengan darah dan luka.
"Jangan mendekat….. Kau adalah pembawa kesialan.."
"Setan bermata merah… "
"Pembawa kematian…"
"Pembunuh…"
"Iblis…..
"Kegelapan… "
Kata-kata yang ditujukan kepadanya oleh orang-orang yang ditemuinya terus tergiang di dalam kepalanya. Kepalanya terasa sangat sakit, dia mengangkat kedua tangan menyusuri rambut hitamnya dan menekannya kuat-kuat, seakan-akan berharap sakit kepalanya akan menghilang.
Dia sama sekali tidak sadar telah berapa lama dia berlari dan seberapa dalam hutan ini telah dia masuki. Anak itu terus berlari sampai akhirnya dia menemukan sebuah danau. Anak itu berhenti berlari dan dengan napasnya yang tidak beraturan, dia berjalan dengan pelan menuju danau itu.
Bulan purnama yang terang di atas langit membuat dia bisa melihat dengan jelas bayangan dirinya yang terpantul di danau. Rambut berwarna hitam, bola mata berwarna merah dan darah merah melumuri wajahnya. Dia menggunakan tangannya yang penuh darah memukul air dan membuyarkan bayangan dirinya yang terpantul di danau.
Tiba-tiba dia mendengar suara nyanyian seseorang dan bunyi denting lonceng.
Anak laki-laki itu terkejut begitu mendengar suara tersebut, dia melihat sekelilingnya dan berusaha mencari sumber suara tersebut. Namun, dia sama sekali tidak menemukan apa-apa. Suara yang didengarnya begitu merdu, indah dan sangat lembut.
Tiba-tiba pandangan matanya tertuju ke tengah danau. Di tengah-tengah danau tersebut tiba-tiba tumbuh setangkai kuncup bunga besar berwarna putih. Diiringi suara nyanyian dan denting lonceng yang ada, kuncup bunga tersebut perlahan-lahan terbuka.
Anak laki-laki itu sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Saat kuncup bunga itu terbuka, anak laki-laki itu melihat seorang gadis kecil seusianya berada di dalamnya.
Rambut gadis kecil itu berwarna coklat panjang dengan kulit berwarna putih bersih. Cahaya bulan purnama membuat anak laki-laki itu bisa melihat dengan jelas wajah cantik gadis kecil tersebut. Mata gadis kecil itu perlahan-lahan terbuka, matanya yang berwarna coklat indah bersinar penuh dengan kehangatan dan kegembiraan menatap anak laki-laki itu. Saat mata mereka berdua bertemu, gadis kecil itu tersenyum kepada anak laki-laki itu