Kali ini korbanku adalah para saint di abad 18.. Cerita ini mungkin akan terjadi banyak siksaan dan permainan kata-kata. Kalian bisa juga jawab teka-teki ini. Kalo ceritanya nggak nyambung, saiia minta maaf yang sebesar-besarnya.. Tolong di review ya...

Astarea: Regulus. Tolong bacain disclaimer-nya.

Regulus: Enak aja! Baca sendiri sana!

*plak*

Astarea: Beraninya kamu membantah seniormu ini?

Regulus(sambil megang pipinya yang panas): Iya deh.. Aku bacain.. SS bukan punya dia. Tapi punyanya om Kurumada. Kalo punyanya dia, semua saint pasti udah babak belur kayak gini..

Astarea: RREGGUULLUUSS!

Regulus: Cabut...!


Matahari mulai menampakkan dari balik cakrawala. Cahayanya yang lembut memancar ke segala penjuru. Dan mulai memasuki kuil para Goldies melalui jendela kuil mereka seakan memanggil mereka dan mengatakan bahwa hari sudah pagi. Dan hari itu adalah hari di mana para Goldies kita baru saja pulang dari acara reuni dengan para inkarnasi mereka. Dan sepertinya mereka baru saja belajar mengenai teknologi pada zaman inkarnasi mereka. Sehingga mereka tidak gaptek layaknya Shaka. Dan sekarang, para Goldies kita sedang mengutak-atik oleh-oleh yang mereka dapat di kuil mereka masing-masing. Semua kecuali Shion dan Dohko. Mereka mendapat titah dari Athena. Jadi nggak bisa "pulang kampung".

Di kuil Scorpio...

"Akhirnya nyambung juga internetnya...", sahut Regulus. "Untung aku datang ke sini. Kalau tidak, mungkin modemnya udah rusak gara-gara kamu tancapkan secara paksa..", ujarnya lagi dengan nada "sedikit" meledek.

"Macam kau tak tahu diriku saja..", dengan tenangnya Kardia menjawab seperti itu. Dasar kalajengking bejat!, ujar Regulus dalam hati.

Krik.. krik.. krik.. krik..

ZING

JEPT

"Ya ampun, Kardia! Sampai jangkrik pun kau begitu kan?"

"Habisnya... Nganggu mulu dari tadi..."

"Sadis bener kamu!"

Kardia tidak mendengarkan ucapan Regulus dan bersiul-siul ria.

"Ampun deh.. cecunguk satu ini..", gumam Regulus.

"Apa kamu bilang?". Maklumilah telinga Kardia sangatlah sensitif.

"Nggak.. nggak apa-apa. Udah lanjutin aja main internetnya". Regulus tidak menghiraukan tatapan Kardia yang dapat dibilang cukup mengancam.

Baru beberapa menit mereka main game online, tiba-tiba..

PET

Laptop mereka "mati" tanpa sebab yang pasti.

"Sialan! Baru aja main.. Eh, mati secara tiba-tiba..". "Oi! Nyala oi!", berang Kardia sambil mengguncang-guncang laptop pemberian Milo tersebut..

"Sabar ,Kardia", ujar Regulus sambil memegangi tangan Kardia yang hampir membanting laptop itu.

PONG

"Akhirnya! Nyala juga loe!"

Regulus hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan senoirnya yang satu ini.

Mata mereka langsung terpaku ke layar laptop. Setelah internetnya nyambung lagi, mereka cepat-cepat membuka IE. Namun, belum sempat mereka meng-klik ikon tersebut, terdengar bunyi dari laptop tersebut.

"Bunyi apa'an itu?"

"Yo! Messenger".

"Ooo.."

Ketika pesan itu muncul, mata Regulus langsung terbelalak.

"Dari siapa?", tanya Kardia.

"Nggak tau.. Nggak ada nama pengirimnya".

"Isinya?"

"Kosong".

"Yang bener?"

"Iya. Kalo nggak percaya, lihat aja sendiri".

Kardia pun mendekat ke arah Regulus dengan mata yang tertuju pada laptop.

"Kok bisa ya? Katanya Milo kalo chatting, pasti muncul nama pengirimnya dan..."

"Isinya", sambung Regulus.

TRING

"Ada pesan masuk lagi". "Dan kali ini ada tulisannya".

"Coba aku lihat".

...

...

...

Leo Regulus

Scorpio Kardia

...

...

...

"Hanya itu saja?"

"Kurasa tidak".

"Kenapa?"

TRING

Pertanyaan Kardia terjawab dengan bunyi yang cukup familier itu.

...

...

...

Aku memerintahkan kalian untuk mengumpulkan para Gold Saint lainnya di tempat ini.

...

...

...

Regulus dan Kardia saling berpandangan sesaat. Mereka bingung mau menjawab apa. Sampai pada akhirnya, Regulus mengetikkan sesuatu.

'Siapa kamu? Beraninya kamu memerintahkan kami seperti itu!'

BING

Pesan itu pun terkirim. Beberapa saat kemudian..

TRING

...

...

...

Saya adalah sebuah patung ukiran yang diberi cat yang bewarna coklat. Dan patung ukiran itu berbentuk seekor binatang yang termasuk binatang yang cukup kuat. Sekarang panggilkan teman-teman kalian!

...

...

...

Gigi regulus bergemeretak karena sang pengirim misterius itu tidak mau menybutkan namanya.

"Sudahlah.. Lebih baik, kita turuti saja perkataan bedebah satu ini".

"Tumben sabar... Biasanya?". Sebuah tanda tanya besar muncul di atas kepala Regulus.

"Emangnya aku harus selalu sadis seperti yang kalian katakan?". Senyum tipis menghiasi wajah sang Saint Scorpio itu.

"Ya.. Nggak juga sih...", jawab Regulus dengan senyum usil bercampur dengan senyum meledek. Sambil tertawa kecil.

"Awas kamu!"

DUAK

Kardia memukul kepala Regulus.

"Oi! Sakit!"

"Udahlah anak mami... Kita panggil yang lain", ujar Kardia sambil berlalu.


~BERSAMBUNG~

chapter II: The First Clue