"Kau sekarang milik kami! Jangan membantah dan turuti saja permainan ini!"
Chapter 1:Be Mine!
By:Himawari Ichinomiya
Disclaimer: Bleach©Tite Kubo
Gendre: Shonen-ai, Yaoi, Romance, Humor, Drama
Pairing: GrimmHitsu, IchiHitsu. (dan sewaktu-waktu yang muncul hanya salah satu pairing)
Rated: M
Summary: Ichigo dan Grimmjow adalah rival, baik dalam berkelahi maupun dalam membuat keonaran di sekolah. Suatu hari mereka sepakat bertanding untuk memperebutkan hati Toshirou! Apakah ini akan menjadi keeruntungan atau kesialan bagi Toushirou?
Warning!: Dalam fic ini akan terdapat banyak unsur OOC, YAOI, Typo(s) dan banyak hal GeJe lainnya. Bagi anak di bawah umur dan pembenci yaoi ataupun LEMON, tolong segera keluar dari fic ini, sebelum punya pikiran untuk nge-Flame saia. So, Dun like? Dun read!
Tetap nekad baca? Gak tanggung kalo nantinya jadi fujoshi atau fudanshi, ya~?
~Happy Reading!~
\(o_o\)~oo0oo~(/o_o)/
Pada hari yang indah di Karakura High School matahari bersinar begitu cerah dan hangat, tidak ada tanda-tanda akan munculnya hujan di langit, hiruk-pikuk murid di sekolah itu begitu terlihat di koridor dan kantin sekolah, menunjukkan bahwa saat ini adalah waktunya para siswa dan siswi untuk makan siang. Walaupun begitu, ada sebagian murid yang tidak ke kantin karena harus menyalin tugas di kelas atau membantu guru membereskan hasil pekerjaan di lab. Hitsugaya Toushirou sepertinya termasuk salah satu dari sebagian siswa yang saat ini tidak beranjak pergi ke kantin sekolah.
Saat ini pria bertubuh mungil a.k.a Hitsugaya itu sedang belajar di sebuah ruang yang banyak bukunya, atau bahasa gaulnya perpustakaan. Hitsugaya berdecak sebal di dalam ruangan itu. Bagaimana tidak? Walaupun ruangan itu 'perpustakaan' yang notabene tempat orang harusnya membaca buku, malah digunakan oleh sebagian besar siswa dan siswi sekolah itu untuk pacaran!(nasib perpus di sekolah saia)
"Sayang… Habis gini anterin aku ke Shibuya, ya~?" ucap si wanita.
"Oke, untuk kamu apa sih yang enggak…?"Jawab si pria sambil memeluk pundak si wanita.
Ukh! Hitsugaya menahan muntah mendengar percakapan basi dari salah satu pasangan yang sedang bermesraan di ruangan itu. Bukannya, sebel karena belum punya pacar… Tapi, karena saat ini pria berrambut perak itu sedang belajar di ruangan itu. Bagaimana bisa konsen bila ada pasangan yang jumblahnya bejibun di dalam sana sedang bermesraan?
'Sial! Kalau begini kapan aku bisa belajar?' batin Hitsugaya . Akhir-akhir ini nilai pemuda imut itu sedang menurun drastis! Dari yang biasanya peringkat satu seangkatan sampai menjadi peringkat sepuluh! Itu karena salahsatu sahabat karibnya Rangiku Matsumoto dan Rukia Kuchiki senang mengajak Hitsugaya Hang out ke shibuya, game center dan tempat-tempat main lainnya, alhasil beginilah sekarang! Sial bagi Hitsugaya, tidak ada satu-pun tempat yang nyaman untuknya belajar. Kenapa tidak dirumah saja? Karena bila Hitsugaya belajar di rumah, pasti saudara sepupunya, Hinamori Momo merecokinya belajar. Dengan kesal Hitsugaya berdiri dari tempat duduknya semula, mengambil buku pelajarannya lalu pergi keluar dari perpustakaan.
'Sekarang aku harus belajar dimana,ya?' Batinnya. Pria mungil itu sedang berpikir tempat mana lagi yang suasananya sepi dan pas untuk belajar. 'Aha! Taman belakang sekolah!'. Akhirnya Hitsugaya berlari menuju tempat yang dimaksud.
Tak lama kemudian Hitsugaya sampai pada taman belakang sekolah. Tapi, ada sesuatu yang aneh di sana… Hah! Ternyata dilihatnya dua orang siswa yang tak dikenalnya hendak menghajar pemuda malang di depannya.
"Huh! Ichigo, kenapa kau ingin menghajar dia juga?" Ucap salah salah satu pria yang berrambut biru muda salah satunya.
"Dia sudah mengadukan aku pada guru saat sedang melakukan 'itu' sama Innoue… Jadi aku diskors selama seminggu gara-gara itu! Kau sendiri kenapa, Grimmjow?" Jawab pria berrambut jabrik berwarna orange itu sebal.
"Dia melaporkanku saat aku sedang merokok di atap sekolah bersama gengku, jadi aku di hukum untuk mengikuti pelajaran tambahan, bila menolak atau bolos akan diskors selama tiga hari. Menyebalkan!" Jawab Grimmjow smbul mengenggam erat kerah baju pemuda berkacamata di depannya.
"Itu salah kalian sendiri! Lagi pula aku, sebagai ketua komite disiplin, harus melaporkan hal-hal seperti itu kepada para guru!" Jawab pemuda berkacamata itu tanpa gentar.
"Sialan kau, Ishida!" ucap Ichigo lalu memukul perut Ishida, pria yang di pukul itu mengerang kesakitan karena pukulan Ichigo mengenai perutnya telak, sedangkan pria berrambut biru muda di sebelah Ichigo menyeringai senang.
"Hei! Berikan aku bagian juga!" Ucap Grimmjow menghentikan kepalan tangan Ichigo yang hendak meninju wajah Ishida. Ichigo menghentikan gerakannya saat tangan Grimmjow mencengkram lengannya dengan kuat.
"Huh! Jangan mengganggu kesenanganku, Grimmjow!" dengus Ichigo kesal.
"Kau lupa kalau aku juga ambil bagian untuk ini, HAH?" tungkas Grimmjow kasar.
"Oke, jangan buat dia pingsan duluan! Aku juga belum puas menghajarnya!" ucap Ichigo. Grimmjow tersenyum senang mendengarnya kemudian mulai mengeluarkan seringai kejamnya di depan wajah Ishida.
Sebelum kedua pemuda berandal ini kembali melanjutkan kegiatannya yang tadi tertunda karena sedikit negosiasi, seorang pemuda mungil berrambut perak itu mengintrupsi kedua pemuda yang hendak menghajar wajah dan perut Ishida itu.
"Berhenti! Dasar pengecut! Beraninya main keroyokan!" teriak Hitsugaya tak gentar sambil membentangkan tangannya di depan Ishida, mencegah kedua orang senpainya menghajar pria berkacamata itu. Setelah itu, Hitsugaya berpaling menatap Ishida.
"Sana pergi! Disini biar aku yang urus!" Ucap Hitsugaya, berusaha menenangkan pemuda di belakangnya menunggu aba-aba lagi, Ishida segera berlari pergi dari tempat itu. Setelah melihat Ishida pergi, Hitsugaya kembali memandang kedua orang senpai yang ada di depannya.
"Apa maumu, cebol?" Tanya Grimmjow kasar.
Twitch! Twitch! Tanda berupa empat siku-siku muncul di dahi Hitsugaya. Dia paling benci bila di sebut kecil, cebol dan kata-kata yang sebangsanya.
"Apa katamu? Dasar sial!" umpat remaja berambut perak itu. Tangan kanannya dikepalkan dan berusaha meninju wajah Grimmjow. Sayangnya, gerakan itu dihentikan oleh Ichigo dari belakang. Hitsugaya belum menyerah, digerakkan kakinya berusaha menendang selangkangan Grimmjow. Tapi, sial lagi bagi Hitsugaya, karena tendangan itu di hentikan oleh Grimmjow, bahkan hanya dengan menggunakan satu tangan!
"Dasar keras kepala!" bentakGrimmjow sambil menunduk menatap wajah Hitsugaya yang memang lebih pendek darinya, sedangkan yang di tatap malah membuang muka ke arah lain. Dasar tak mengerti situasi! Hitsugaya masih tetap bersikap tenang dan keras kepala, padahal Ichigo sudah menahan kedua tangannya sehingga tak dapat bergerak lagi dan jarak wajah Grimmjow dengan wajahnya hanya sepuluh senti. Bukankah saat ini adalah situasi yang terburuk dalam hidupnya?
"Kau… kalau dilihat-lihat… ternyata manis juga…" ucap Grimmjow sambil mengeluarkan seringai kejamnya.
"Yah… aku juga berpikir begitu sedari tadi…" sahut Ichigo ikut menyetujui rivalnya ini.
"Menurutmu, bagaimana cara yang bagus untuk menghukum orang yang sudah mengganggu kesenangan kita, Ichigo?"
"Bagaimana kalau melakukan 'itu' saja?" jawab Ichigo sekaligus menanyakan pendapat dengan serigaian tajam di wajahya menatap Grimmjow.
"Boleh juga…"Ucap Grimmjow lalu menatap pria mungil yang tangannya masih di tahan oleh Ichigo.
"Apa maksud kalian, HAH? Lepaskan aku!" teriak Hitsugaya meronta-ronta. Walaupun tenaganya sudah mulai habis dan dadanya naik-turun karena terengah-engah. Melihat keadaan Hitsugaya yang mulai melemah, Ichigo merebahkan tubuh mungil itu ke tanah dan memegang kedua tangan Hitsugaya dengan tangan kirinya, sedangkan Grimmjow menduduki kedua kaki Hitsugaya, agar kakinya tidak meronta-ronta.
"Menyingkir kalian! Cepat lepaskan aku!" bentak Hitsugaya yang masih merasa tak gentar dengan dua pemuda lebih tua dihadapannya.
"Diam dan nikmati saja!" Ucap Grimmjow dengan seringaian yang tak juga hilang dari wajahnya. "Ayo kita mulai!" lanjut Grimmjow kepada rivalnya yang berambut orange. Tak menunggu aba-aba dari Grimmjow lagi, Ichigo segera membuka kancing seragam Hitsugaya satu-persatu. Sedangkan Grimmjow, dia mulai membuka lesreting celana Hitsugaya. Remaja malang itu masih meronta-ronta. Tapi, apa daya bila semua bagian tubuhnya sudah terkunci rapat dengan tangan Ichigo dan tubuh Grimmjow. Ichigo mulai mendekatkan wajahnya ke depan wajah Hitsugaya dan mulai mencium bibir ranum pemuda mungil berrambut silver itu dengan penuh nafsu. Dia menjilat, menghisap dan mengigit-gigit kecil bibir mungil itu hingga menjadi bengkak dan kemerahan. Tak puas sampai di situ saja, Ichigo menyusupkan lidahnya kedalam rongga mulut itu, membuat pemiliknya mengerang tertahan.
"Hmmmmhh…mmmhh…"Sela Hitsugaya di tengah ciumannya. Ciuman panas itu membuat siliva-siliva kecil entah milik siapa keluar dari perpotongan antara dua bibir yang saling bertautan itu. Karena kedua orang ini masih membutuhkan oksigen, maka Ichigo dengan perasaan berat hati melepaskan ciumannya. Hitsugaya terengah-engah, dadanya naik turun dan nafasnya tidak teratur begitu Ichigo melepas ciumannya.
"Kau gi- Aaahh!" belum sempat pria berrambut silver itu memaki Ichigo, titik sensitive yang berada di antara kedua kakinya sedang dimainkan oleh Grimmjow mengunakan tangannya,di remasnya titik itu dengan keras kemudian mengocoknya menggunakan tempo yang cepat, membuat pria mungil yang menjadi sasarannya itu melenguh nikmat.
"Uuhhh… unnnhh… emmmhhh…" belum sempat tersadar dari kenikmatan yang didapatnya dari Grimmjow, Hitsugaya lagi-lagi tersentak dengan apa yang dilakukan oleh Ichigo. Pria berambut orange itu menjilat telinga Hitsugaya dengan lembut dan sesekali Ichigo mendesah sexy di telinganya, membuat Hitsugaya lupa bahwa hal ini adalah pemaksaan dan membuatnya ingin mendapatkan sesuatu yang lebih. Grimmjowpun tidak diam, dengan segera diraupnya kejantanan Hitsugaya yang sudah menegang itu kedalam mulutnya. Awalnya Grimmjow menjilat ujung kejantanan yang mulai mengeluarkan cairan pra-sperma itu, menjilat dari ujung kepalanya lalu menghisapnya sebentar setelah itu dia masukan semua bagian kejantanan Hitsugaya ke dalam mulutnya, membuat pria mugil itu merasa nikmat.
"Ahhh~~! Ahhhhnn… aaahhh… ah!" Hitsugaya memejamkan matanya dan mengigit bibir bawahnya, sebisa mungkin menahan desahan nikmat meluncur dari bibir mungilnya, mengakibatkan bibir mungil kemerahan miliknya menjadi berdarah karena terlalu kuat digigit. Ichigo yang melihat kejadian itu jadi mendekatkan wajahnya sekali lagi ke dekat wajah Hitsugaya.
"Jangan tahan desahanmu, mungil! Keluarkanlah semuanya." Ucap Ichigo sambil menjilat sudut bibir Hitsugaya dengan lembut, berusaha menghilangkan darah dari sudut bibir pemuda berambut keperakkan itu. Hitsugaya merasa agak kesal karena disebut 'mugil' tapi otaknya sudah tak mampu mencerna lagi hal-hal yang lain karena kini tubuhnya begitu dimanjakan oleh kakak kelasnya yang bernama Grimmjow dan Ichigi ini. Ichigo kembali mencumbu bibir Hitsugaya dengan bibirnya, sedangkan tangannya memilin-milin kedua titik sensitive di dada Hitsugaya. Sedangkan Grimmjow masih melumat kejantanan Hitsugaya dan tanganya asyik bergerilya di lubang kenikmatan pemuda mungil itu. Tak berapa lama kemudian tubuh Hitsugaya mengejang, dirasakannya sesuatu begitu ingin keluar dari ujung kejantananya.
"Uuwaaa, UWAAAHHHH!" Hitsugaya melenguh nikmat seraya mengeluarkan cairan putih kental ke dalam mulut Grimmjow. "Hah..Hah..Haah…" Hitsugaya begitu terengah-engah setelah ejakulasinya yang pertama, dadanya naik-turun dan wajahnya begitu memerah, walaupun dia sudah mencapai klimaks, tak dapat dipungkiri bila pemuda mungil itu merasa masih ingin melakukan hal yang lebih.
"Kau ingin sesuatu yang lebih, bukan?" ucap Grimmjow seakan mengerti yang di inginkan oleh pemuda yang ditindihnya itu. "Baiklah… ayo kita lakukan pertunjukan puncaknya, Ichigo!" lanjut Grimmjow. Ichigo yang mengerti maksudnya langsung membalik posisi tubuh Hitsugaya menjadi menungging membelakangi Grimmjow. Pemuda berambut orange dan biru muda itu sama-sama menurunkan celananya hingga sebatas lutut, membuat sesuatu yang sudah mengeras sedari tadi keluar dari sarangnya. Grimmjow memasukan satu jarinya ke dalam lubang Hitsugaya dan mengerak-gerakannya di dalam sana. Lalu menyusul jari kedua yang membuat Hitsugaya membelalakan matanya dan ingin berteriak. "AH-hmpphh!" teriakan pemuda berambut perak itu tertahan karena mulutnya yang mungil disumpal oleh kejantanan Ichigo. Awalnya pemuda mungil itu menolak melumat kejantanan Ichigo, tetapi, karena tubuh bagian bawahnya terasa sangat sakit gara-gara Grimmjow yang mulai memasukan jari ketiganya, akhirnya, Hitsugaya mau saja melumat kejantanan itu. Dijilatnya kejantanan Ichigo yang besar dan panjang itu, dari ujungnya keluar cairan bening yang membuat kejantanan itu semakin menggiurkan. Diisapnya ujung kejantanan Ichigo, lalu dijilatnya cairan bening itu, merasa ketagihan dengan rasanya, dimasukannya kejantanan Ichigo kedalam mulutnya walaupun tak bisa masuk semua, dikarenakan ukurannya yang kelewat besar.
"Ssshh… bagus. Begitu terus!" ucap Ichigo sambil berdesis nikmat karena perlakuan Hitsugaya.
Sedangkan Grimmjow, kini sudah mulai memasukkan kejantanannya yang juga sudah menegak sempurna kedalam lubang kemerahan Hitsugaya.
"Uggh… lu-lubangmu.. sempit sekali…!" Ucap Grimmjow seraya berusaha memasukan kejantanannya yang juga berukuran besar ke dalam lubang Hitsugaya. Grimmjow menghembuskan nafasnya sebentar lalu mulai memasukkan kejantanannya dengan sekali hentak.
"Ummmppphhh!" Hitsugaya mengerang kesakitan, tapi teriakkannya teredam oleh kejantanan Ichigo yang menyumpal mulutnya. Setelah memberikan waktu sebentar agar tubuh Hitsugaya beradaptasi dengan kejantanannya, Grimmjow mulai bergerak, dikeluarkan kejantanannya hingga hanya tersisa kepalanya saja, lalu dihujamkannya dengan kasar menuju prospat Hitsugaya.
"Iiiittttaaiii~~~i!" Teriak Hisugaya begitu Ichigo meluarkan kejantanannya dari mulut pemuda mungil itu. Sepertinya Ichigo tidak mau terburu-buru ejakulasi. Tanpa memperdulikan teriakan Hitsugaya yang membahana di tempat itu, Grimmjow tetap melakukan kegiatan mengeluar-masukkan kejantanannya malah semakin lama semakin cepat dan beringas. Lama-lama erangan sakit mulai tergantikan dengan desahan nikmat yang meluncur dari pemuda berambut perak itu.
"Uh! Ah~! Ahn..ah! More harder! Faster!" tanpa sadar ucapan seperti inilah yang keluar dari mulut mungil itu, membuat Grimmjow menyeringai nakal dan terus menusukan kejantanannya pada sweet spot Hitsugaya. Sampai pada batasnya Hitsugaya merasa tubuhnya menegang sempurna, pandangannya memburam dan tiba-tiba keluarlah cairan putih kental tanda kenikmatan dari kejantanan Hitsugaya.
"Hyaaaaahhhh!" teriak Hitsugaya nikmat. Setelah itu recktum Hitsugaya berkontraksi dan meremas kejantanan Grimmjow dengan keras, membuat pemuda berambut biru muda itu juga mengalami ejakulasi di saat yang hampir bersamaan. Grimmjow mengeluarkan kejantanannya dari tubuh Hitsugaya dan akhirnay Grimmjow terduduk di tanah, tubuhnya terasa sangat lelah, banyak peluh keluar dari sana, napasnyapun menjadi terengah-engah dan matanya masih terpejam, merasakan ejakulasinya. Keadaan Hitsugaya-pun tak jauh beda dengan Grimmjow, malah remaja berambut perak itu terlihat lebih lelah dari pada Grimmjow.
"Hei! Jangan kau anggap permainan ini sudah selesai, mungil!" ucap Ichigo kesal . "Kau masih belum memberiku service pada milikku yang di bawah sini." Lanjutnya dengan menunjuk kejantanannya yang masih berdiri. Tanpa ba-bi-bu lagi, Ichigo mengangkat tubuh Hitsugaya yang sudah lemas, mengarahkan lubangnya tepat di kejantanannya yang sudah menegang sedari tadi. Karena tadi lubang Hitsugaya sudah dimasuki oleh kejantanan Grimmjow, membuat Ichigo tak perlu bersusah payah membuka lubang Hitsugaya lagi. Setelah kejantanannya masuk dengan sempurna dalam tubuh Hitsugaya, Ichigo mengangkat tubuh mungil itu naik-turun dan semakin lama semakin cepat.
"Ahn…Ah! Ah! Emmhh!" mau tak mau, Hitsugaya kembali mendesah. Dirasakanya Ichigo makin mempercepat tenaganya menaik-turunkan tubuh Hitsugaya. Sweet spotnya dihujam berkali-kali oleh kejantanan Ichigo dengan keras dan beringas, membuat desahan dan erangan muncul dari bibir keduanya.
"Uhh..Ka-kau, benar-benar sempit." Ucap Ichigo sambil mendesis karena lubang Hitsugaya yang memanjanya. Setelah beberapa sodokkan lagi, tubuh Hitsugaya mengejang, menandakan pria berambut perak itu akan segera mencapai Klimaksnya yang sudah kesekian kali.
""Huwaaaaahhhh!" Teriakan Hitsugaya menandakan bahwa tubuhnya sudah mencapai batas terakhir permainan antara ketiga orang itu dan setelah itu Ichigo-pun ikut mengeluarkan klimaksnya di dalam tubuh Hitsugaya, kini tubuh pria mungil itu berisi cairan milik Grimmjow dan Ichigo. Setelah puas mencicipi tubuh Hitsugaya, kedua pemuda itu kembali mengenakan seragam mereka, didengarnya suara sayup-sayup langkah kaki mendekat ke tempat merka berada. Hitsugaya yang juga menyadarinya, cepat-cepat menggunakan pakaiannya kembali dengan susah payah. Tak lama kemudian munculah guru BP, yaitu Tetsuzaemon Sensei beserta Ishida di sampingnya.
"Jeagerjaques! Kurosaki! Apa lagi yang kalian lakukan kali ini? Menyerang dan mengeroyok adik kelas!" Ucap Tetsuzaemon sensei. "Kalian berdua ikut aku ke ruang konseling! Dan kau Ishida dan siapa itu disebelahmu?"
"Hitsugaya, sensei.." jawab Hitsugaya lemah.
"ya, kalian berdua cepat kembali di kelas! Pelajaran sudah dimulai sedari tadi!" ucap guru berkumis tipis dan berkacamata hitam itu.
"Hai', sensei!" jawab Ishida dan Hitsugaya.
"sedangkan kalian berdua, aku punya hukuman tersendiri untuk kalian!" kedua siswa bermasalah itu-pun mengikuti guru BP mereka menuju ruang bimbingan konseling.
.
.
.
.
"Toushirou-kun? Kemana saja kau?" Tanya Rangiku berbisik-bisik pada Hitsugaya yang baru saja memasuki kelas dan saat ini Mayuri sensei, guru biologi sedang asyik menerangkan bab genetika yang sangat di sukainya.
"Terlibat masalah." Jawab Hitsugaya singkat dan tentu saja dengan suara yang juga berbisik.
"Dengan siapa?" Tanya Rangiku masih penasaran dengan jawaban Hitsugaya yang menurutnya masih tidak jelas.
"Dengan senpai yang bernama Ichigo Kurosaki dan Grimmjow Jeagerjaques."Ucap Hitsugaya dengan kesal, karena mengingat kembali kejadian yang dialaminya di taman belakang sekolah tadi. Tubuh bagian bawahnya-pun hingga kini masih terasa sakit saat duduk di bangku, membuat pemuda berambut perak itu semakin kesal.
"Hah? Gawat banget, tuh!" ucap Rangiku hiperbolis.
"Kenapa?" Tanya Hitsugaya cuek.
"Kau tidak tau? Kurosaki senpai adalah pemimpin geng yakuza bernama shinigami, geng itu berkuasa di bagian barat kota Karakura, sedangkan Jeagerjaques senpai adalah pemimpin geng yakuza bernama espada, geng itu berkuasa di bagian timur kota Karakura. Mereka terkenal akan sifatnya yang kejam dan tak pernah ampun dalam menyiksa mangsanya!" ucap Rangiku, sedikit pamer kemampuan gosipnya.
"Lalu? Kenapa mereka berdua bisa sekolah di sini?" Tanya Hitsugaya, mengingat reputasi sekolahnya adalah termasuk sekolah unggulan. Dan sekolah unggulan, Kok bisa menerima siswa bermasalah seperti Ichigo dan Grimmjow?
"Itu karena, paman Ichigo adalah pemilik yayasan sekolah ini, sedangkan orangtua Grimmjow adalah pemegang saham terbesar sekolah ini!" Jelas Rangiku serius. Karena asyik membicarakan kedua senpai itu, membuat Hitsugaya dan Rangiku lupa bahwa saat ini sedang pelajaran dan sukses mendapat hadiah death glare geratis dari Mayuri sensei. Hitsugaya sendiri jadi tidak bisa konsen dengan pelajaran karena pembicaraan dengan Rangiku tadi. 'Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi lagi.' Doa Hitsugaya dalam hati.
.
.
.
Di ruang konseling a.k.a BP
"Lagi-lagi kalian mencari masalah dengan siswa lain…"Ucap Ukitake Sensei sembari melihat pemuda berambut orange dan berambut biru muda yang duduk di depannya. Dia melihat kedua pemuda itu bergantian lalu menghela nafas. "Tunggu di sini, aku akan mengambil buiku laporan pelanggaran untuk kalian." Lanjutnya, setelah itu mulai berjalan keluar ruangan. Ruangan kini hanya berisi kedua remaja bermasalah tu.
"Grimmjow."ucap Ichigo memanggil rivalnya tanpa menoleh menatap pria yang dipanggilnya sedikitpun.
"Apa?"Jawabnya juga tanpa menoleh untuk menatap Ichigo.
"Si mungil itu, maksudku Hitsugaya… Dia orang yang menarik, bukan?" Tanya Ichigo, seringai muncul di wajahnya ketika menyebut remaja berambut perak dan bertubuh mungil itu.
"Huh…" Grimmjow enggan menjawab, karena perkataan yang diucapkan Ichigo memang tepat, Hitsugaya menarik perhatiannya. Sikap Hitsugaya yang bertolak belakang dengan semua orang yang berada di sekitar mereka, biasanya semua orang yang ada di sekitar Ichigo dan Grimmjow lebih memilih bersikap tunduk dan patuh pada merka, sedangkan Hitsugaya malah bersikap sebaliknya, sungguh pemuda yang menarik."Lalu?" lanjut Grimmjow.
"Bagaimana… kalau kita melakukan permainan yang seru?" Tanya Ichigo memancing, seringaian tak juga hilang dari wajahnya.
"Maksudmu?" Ucap Grimmjow menuntut penjelasan.
"Pemuda yang bernama Hitsgaya itu… bagaimana bila kita bertanding untuk mendapatkannya?"
"Berani juga kau menantangku." Ucap Grimmjow, seringai juga mulai muncul di wajahnya.
"Huh… tentu saja..!" Ucap ichigo menoleh pada pemuda berambut biru di sebelahnya."Pertama, dia harus jadi milik kita berdua dulu, baru kita bisa bertanding." Lanjutnya.
"Tentu, saja. Kita buat si mungil itu jadi milik kita!" Ucap Grimmjow mengakhiri pembicaraan di antara mereka.
.
.
.
"Teng! Teng! Teng! Teng!" Bel pulang sekolah sudah berbunyi, murid-murid SMA Karakura menghela nafas ketika mendengarnya dan dengan segera membereskan barang-barang mereka yang berserakan di atas meja. Hitsugaya juga begitu , dengan tergesa-gesa dia membereskan barang-barangnya, karena perasaannya serasa tak enak sedari tadi. Tiba-tiba terdengar suara yang dikenalnya berteriak,"Apa ada anak yang bernama Hitsugaya?" ternyata itu adalah Ichigo! 'mati aku!' batin Hitsugaya yang mematung di tempat duduknya.
"Toushirou-kun! Kamu dicari tuh!" ucap Rangiku. Hitsugaya masih terdiam di tempatnya semula. Ichigo dan Grimmjow mengedarkan pandangan pada seisi kelas itu dan seketika kembali menyeringai kejam ketika menemukan Hitsugaya yang tak bergerak dari tempat duduknya.
"Ketemu juga, kau 'mungil'!" ucap Ichigo.
"Aku bukan 'mungil' dasar kepala orange!" bentak Hitsugaya ketus. Sementara siswa dan siswi kelas itu terperanjat dengan apa yang mereka dengar. 'Berani banget nge-bentak Kurosaki senpai!' batin mereka dalam hati. Ichigo dan Grimmjow masuk kedalam kelas dan mendekati Hitsugaya di bangkunya.
"Mau apa kalian kemari, HAH?" Tanya Hitsugaya yang sudah emosi, mengingat apa yang mereka berdua lakukan kepadanya. Bukannya menjawab pertanyaan Hitsugaya, Ichigo dan Grimmjow malah melakukan sesuatu yang lebih mengejutkan lagi.
"Dengarkan, kalian semua yang ada di kelas ini! Anak yang bernama Hitsugaya Toushirou ini adalah milik kami, Grimmjow Jeagerjaques dan Ichigo Kurosaki! Bagi siapa saja yang mendekatinya dan mengusiknya, akan berurusan dengan kami! Kalian dengar?" Teriak Grimmjow, seisi kelas hanya terdiam dan mengangguk ketika terkena tatapan kedua senpainya yang dingin. "Kalau kalian dengar! Cepat sebarkan hal ini ke seluruh penjuru sekolah agar mereka semua tau!" lanjut pemuda berambut biru muda itu, sedangkan Ichigo mengenggam tangan Hitsugaya agar pemuda itu tidak kabur.
"Hei! Apa maksud kalian berdua?" Tanya Hitsugaya yang merasa sedari tadi tak dianggap sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Ichigo. Sedangkan Ichigo menyeringai kejam, lalu menundukan badannya dan berbisik tepat di telinga Hitsugaya.
"Kau sekarang milik kami! Jangan membantah dan turuti saja permainan ini!"
~~~TBC~~~
Moshi-moshi minna-san!XD
Saia Himawari Ichinomiya author baru di fandom ini! (baru kok langsung bikin rated M?) sebenarnya sudah sejak lama saia ingin membuat cerita ini, tapi gak sempat-sempat…*sok sibuk* oke, maaf bila fic ini masih ada typo(s) dan OCC… karena saia sendiri masih belum seberapa bisa mendalami setiap karakter pada anime Bleach… jadi bisa dibilang ini adalah fic saia untuk belajar… Oke sekian dulu dari Hima, sampai jumpa pada chap 2, Jaa ne!
Mind give me review for my mistake in this chapter?