Haaaaiiiiii! hahahahahahahaha *semangat masa muda* akhirnyaa, dipublish juga fic collab kedua. readers udah pada nungguin? *readers: kegeeran!* yasud, kembali ke laptop! (?)

Sebelumnya ini fic di post ulang karna readers gak suka pake bahasa gaul. Kesannya jadi aneh deh ficnya, hahahahaha...

Tema Fanz: Fic ini seharusnya buat ultah Naru, tapi udah keburu lewat gak jadi dech. Hihihihi... sorry deh Naru, buat ultahmu udah banyak juga kok fic-fic dari author fanfiction!

Naru: Bilang aja gak punya duit buat beli kado! miskin banget!

Tema Fanz: *pundung di pojokan sambil bawa-bawa lampion buat meratapi nasib* hikshikshiks, teganya teganya teganya...

Fidy: Lupakan author satu itu! *nunjuk-nunjuk Tema Fanz yang udah bawa tali buat gantung diri* mulai aja dah critanya! kalo ngurusin author satu itu ntar critanya gak mulai-mulai!

Naru: Lets begin the story! ^^


Summary: Sakura Haruno, seorang malaikat cupid yang ditugaskan turun ke bumi bersama teman-temannya, Ino dan Hinata untuk menyatukan pasangan. Suatu hari, ia tersesat di bumi dan ditolong seorang manusia bumi, lalu perlahan Sakura menyukainya. Namun, seorang malaikat tidak boleh jatuh cinta pada manusia karena peraturan di negri khayangan yang membuatnya menderita.


Story by: Temari Fanz & Fidy Discrimination

Genre : General

Disclaimer: Masashi Kishimoto Sensei *ditulis bener-bener, takut digorok MK ntar*

Inspired by: Komunitas Bumi Surga

Pairing: NaruSaku, ShikaIno, SuiKarin, KibaHina slight SasuHina (SasuHina hanya muncul di ending)

Warning: Deskripsinya masih sedikit, OOC, Jelek, Ancur, Mungkin banyak typo. DON'T LIKE DON'T READ!

Heaven and Earth Story: When Angel and Human Fall in Love

x0x0x0x

Negri Khayangan Kumo dengan langit yang membentang luas secerah warna pelangi, yah... jelas-jelas itu tempat para malaikat tinggal, tempat para peri melangsungkan kehidupannya. Yang pasti tak ada manusia satu pun yang bisa hidup di sana. Karena apa? Semuanya pasti tahu kan, dimana-mana yang namanya malaikat itu tidak satu dunia dengan manusia.

Biasanya bagi anak kecil mereka menyebutnya negri dongeng. Mungkin di sini dengan di pikiran anak-anak itu jauh beda. Lain dari yang lain. Cukup susah untuk dideskripsikan tentang keindahannya tempatnya itu.

Oke-lah kalau Kumo masih satu ruang lingkup dalam dunia. Namun negri ini letaknya di atas awan. Tidak di daratan seperti manusia. Ada yang merasa aneh? tidak juga karena semua hal itu bisa aja terjadi apa pun dan kapan pun itu.

Tidak ada keributan di sana. Tidak ada perselisihan atau kesalahpahaman. namanya juga tempat malaikat. Tempat yang jelas-jelas indah dan tenang. Yang sudah di buat khusus oleh Tuhan untuk makhluknya yang bernama malaikat itu.

Seorang malaikat cupid berambut pink duduk termenung memandangi bumi dari permukaan awan putih itu. Well, yang namanya malaikat tentu saja bisa menapakki awan. Terbang saja mereka bisa.

Nama gadis itu Sakura Haruno, malaikat wanita yang manis, cantik, anggun, bersih seperti hal namanya. Memang orangtuanya cocok sekali memberi nama itu. Seperti bunga Sakura yang mekar di musim semi.

Entah karena apa dia merenung sendiri, tangannya bebas memain-mainkan helaian rambutnya yang teterpa oleh hembusan angin hangat. Kilau matahari sore membuat rambut pinknya bertambah cahayanya. Pipinya yang merah bertambah merah karena terpaan Aurora dari langit. Memang setiap sore terkadang Aurora itu keluar, dan manusia hanya sesekali saja melihatnya. beruntunglah yang jadi malaikat, karena mereka bisa melihatnya setiap sore. Sungguh dunia yang indahnya luar biasa.

Entah mengapa tiba-tiba pikirannya melayang ke masa lalu, masa-masa indah saat ia bertugas ke bumi. Masa-masa yang hanya ia dapatkan sekali.

Sejenak ia memejamkan matanya. Mencoba mengingat kembali apa yang sudah dirasakannya waktu itu. Seulas senyum tipis ia tarik perlahan walaupun ia tak menyadarinya, senyum malaikat tak ada dosa yang sangat manis yang bisa buat manusia pingsan di tempat kalau melihatnya.

Tapi tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya. Padahalkan ia lagi ingin sendirian. Kenapa sih selalu ada yang menganggu disaat orang lagi ingin sendiri? Oh God!

"Sakura, kamu mau ikut kami gak?" Sakura merasakan tepukkan di pundaknya bersamaan dengan suara itu, walaupun ia tak menoleh ia yakin orang yang menepuknya adalah temannya. Teman seperjuangannya. Teman yang selalu berada di sisinya baik suka maupun duka.

Refleks Sakura membuka matanya kembali secara terkejut. Kilauan Emerald matanya berada dalam cahaya sore yang gemerlap terang seperti pelangi. Sungguh malaikat wanita yang sempurna. Well, hanya itu sebutan yang cocok untuk si pink ini.

"Ino? memangnya kamu mau ke mana?" jawab Sakura. Perlahan gadis itu memutar kepalanya menatap lawan bicaranya.

"Hihihi, ada deh. Kamu mau ikut gak?"

Sakura menggeleng malas. "Aku sedang tidak semangat untuk jalan-jalan Ino, lagipula kamu mau kemana?"

"Sa-Sakura-san, ka-kami mau turun ke bumi. Mau ikut tidak?" Suara halus terdengar menengahi mereka, tentu saja suara itu adalah suara malaikat cantik bernama Hinata Hyuga yang kalem memiliki hati yang bersih. Bahkan dosa seperti debu pun tidak ada yang hinggap di hatinya. Ehm... mereka berdua bisa dibilang adalah malaikat cupid sahabat Sakura. Malaikat itu juga punya sahabat loh, bukan manusia saja.

"Ka-kalian turun ke bumi?" mendadak Sakura tergagap seperti Hinata. "Bukannya tugas kita sudah selesai?" ia mulai terlihat bersemangat mendengar teman-temannya akan turun ke bumi, entah mengapa jantungnya menjadi berdebar. Yah... tentu saja pasti ada sebab dan akibatnya lah Sakura tergagap dan itu bakal diceritakan nanti.

"Yup, walau tugas kita selesai tapi kami belum puas main ke bumi. Ayolah Sakura, bukannya kamu juga akhir-akhir ini tidak bersemangat setelah berpisah dengan 'dia'?" Ino menekankan kata-kata 'dia' pada katanya. "Kami sengaja membohongi ayahmu agar bisa bertemu manusia bumi kenalan kami." Ino mengedipkan sebelah matanya genit. Tidak tahu deh setan apa yang merasukinya. Padahal kan dia malaikat, tapi tidak tahu deh kenapa dia kayak gitu. Sudah dari bawaan lahir kali.

"Se-sekarang Sakura-san mau ikut tidak?" sahut Hinata tergagap. Tak heran lagi bagi kedua temannya ini kalau melihat Hinata tergagap. Yah... sama seperti Ino, sudah bawaan dari lahir kali.

Sakura menyunggingkan senyum sekedarnya. "Yeahhh! terimakasih, Ino, Hinata!" Sakura memeluk kedua temannya dengan sangat erat. Kedua temannya itu hanya bisa cengo saja. Hinata melemparkan sepotong senyum masam kepada Sakura. Ino pun melemparkan senyum permintaan untuk dilepaskan pelukkannya pada Sakura. Ukh... bisa-bisa habislah napas mereka kalau dipeluk begitu. Senang sih boleh tapi tidak seperti ini juga kali caranya.

Masih dalam memeluk temannya. Dalam memorinya teringat kembali tentang pertemuannya. Sebuah pertemuannya dengan manusia bumi yang pertama kali membuatnya jatuh cinta. Namun mereka terpaksa berpisah hanya karena perbedaan mereka.

Apalagi Jiraiya, ayahnya Sakura yang notabene seorang malaikat senior sekaligus petinggi di negri khayangan tidak mungkin setuju anaknya bersama manusia bumi.

Flashback

.

.

.

"Sakura, kau siap? kita akan menjalankan misi pertama kita di bumi sebagai malaikat cupid!" Ino berteriak memanggil sahabatnya riang. Ia menghampiri Sakura yang berada di hadapannya.

"Ya, kau lihat Hinata tidak?" jawab Sakura sekedarnya. Sebenarnya ia sangat malas hari ini untuk beraktifitas. Tapi hal itu tak bisa lagi ditinggalkannya.

"Dia sudah duluan pergi ke bumi, ayo kita susul dia!"

Perlahan kedua malaikat itu kemudian terbang menuju ke bumi, melewati jalur yang sudah disediakan sebelumnya. Tidak jauh dari rumah mereka, namun cukup sulit memasukkinya.

Sayap yang semula disembunyikan. Dilepaskan seketika. Sayap mereka yang keperakan mengkilat terkena cahaya matahari. Mereka terus terbang menuruni langit sampai bertemu sahabat mereka, Hinata.

.

.

.

"Akhirnya kalian datang, t-teman-teman," ujar Hinata saat matanya menangkap dua sosok temannya itu. "I-itu klien kita!" tambah Hinata saat kedua temannya menginjakkan kaki kecil mereka ke tanah Taman pusat kota itu. Di sini lah mereka berjanji untuk beretemu di bumi. Taman kota yang terletek di sudut ibu kota Konoha. Orang-orang tidak bisa melihat ketiga malaikat ini sampai mereka melepaskan segel yang bisa membuat manusia dapat melihatnya. Dan sore ini para pengunjung taman lagi sepi. Hanya beberapa orang saja yang terlihat. Banyak pohon-pohon yang ditanami di sana. Warna-warni bunga lengkap menghiasinya.

Mobil-mobil di jalan raya pun hanya sesekali lewat. Dan itu sangat mendukung kesejukkan udara di area taman tersebut.

Hinata menunjuk seorang gadis berkacamata dan berambut merah tergerai panjang. Terlihat jelas dari raut mukanya ia tampak kesal, dan sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Gadis itu duduk sendirian di bangku taman. Sesekali ia melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kanannya.

"Cih, lama sekali Suigetsu!" ujar gadis itu seraya merapatkan jaket kuningnya, mungkin ia merasa agak dingin sekarang. "Kalau sebentar lagi dia tidak datang aku akan minta putus dengannya hari ini!" terdengar gumaman kesal dari bibir merahnya.

Beberapa saat kemudian seorang pemuda berambut putih memasukki area taman ini dengan tenang. Ia datang dan langsung duduk di sebelah si merah ini tanpa basa-basi lagi. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celana hitamnya.

"Kau marah padaku Karin?" katanya tanpa menoleh ke wanita merah yang disapanya dengan sebutan Karin. Mungkin itu namanya. Ia menoleh menatap sosok merah tersebut dengan pandangan minta maaf. Tapi, tak ada respon dari si gadis. Ia masih memandang ke arah depan menatap pepohonan. Seolah ia mendengarkan pohon itu berbicara.

Masih tidak ada reaksi sama sekali dari gadis itu. Cukup lama keduanya terdiam membisu tanpa sepatah katapun. Hanya suara mesin mobil yang menyelimuti mereka.

Tanpa bicara apa-apa lagi Karin langsung pergi meniggalkan Suigetsu. Ia merasa ia sudah malas duduk di sana. Tak ada gunanya lagi pikirnya.

"Karin?" ia memegang tangan kekasihnya refleks sebelum gadis itu hendak melangkah jauh.

"Huh!" Karin hanya mendengus kesal.

"Karin, memangnya apa salahku?"

"Masih nanya? Memang kamu belum sadar kesalahanmu apa?"

Suigetsu tampak mengingat-ingat kejadian kemarin. Kemudian ia menepuk dahinya. "Oh my God, kenapa aku bisa lupa?" batinnya.

"Bagaimana? Kau sudah ingat kesalahanmu?" ujar Karin datar dengan nada sedikit marah, tapi pandangan matanya sudah berani dialihkannya ke pria ini.

"Oh itu ya, maaf aku tidak sengaja memakan kue jatahmu di kantin, hahaha masa karena itu saja marah?"

BUAGHHH!

Sebuah bogem mentah mengenai kepala putih Suigetsu. "BUKAN ITU BAKAAAA! MASA KAMU LUPA KENCAN DENGANKU KEMARIN?" terik Karin tak sabaran. Ia tidak peduli ada anak kecil berusia 5 tahun sedang melihat ia berteriak. Bocah itu ketakutan lalu berlari ke luar taman. Well, Karin tak peduli saja ternyata.

"Astaga, aku benar-benar tidak ingat! damn it! Gomen, ke-kemarin itu..."

"APA? KAMU MEMANG TEGA! MENINGGALKANKU SENDIRI SAMPAI JAM 11 MALAM HAH! KAMU KEMANA SAJA KEMARIN?"

Yep, kali ini otaknya harus memutar untuk mencari alasan. Sel-sel otaknya tak tahu kenapa secara mendadak jadi berhenti berfungsi. Come on, hanya untuk kali ini aja Tuhan. Beri pria ini kekuatan untuk mencari alasan yang pasti. Kasihan nasibnya.

Seingatnya kemarin dia hanya bermain game Audition di warnet sampai sore lalu mengantar Jugo sahabatnya pulang ke rumah, tapi setelah itu dia benar-benar lupa. Mungkin sedikit cuci otak perlu dilakukannya.

"Apa alasanmu hah?"

"Ngg... ituu..." otaknya harus berpikir lebih cepat lagi. Kalau tidak sudah pasti Karin akan segera memutuskannya. "Ah iya, kemarin aku pergi mengantar adikku." jawabnya asal.

"Mengantar adikmu? Setahuku kamu tidak punya adik, saudara saja tidak punya!"

"I-itu adik sepupu... ya, adik sepupuku."

"Hn, kalau begitu kemana kamu mengantar adikmu hah? Masa sampai malam kamu tidak datang?"

Kali ini ia bingung harus berkata apa lagi. Hell no!

Yah, kekasihnya yang satu ini memang pintar bicara atau lebih tepatnya adu mulut.

Karin mengangkat sebelah alisnya sinis. "Ayo jawab!" tampak Karin memelototinya.

Tak tahu kenapa Suigetsu jadi merinding setengah mati seakan ditelan hidup-hidup gara-gara melihat mata Karin. Keringat dingin bercucuran sampai ia tak bisa berkata apa-apa. This is really a bad sign!

"..."

"MULAI HARI INI KITA PUTUS!"

JELEGAR! Suigetsu ngerasa ada petir mendadak yang menyambar kepalanya setelah itu Gempa yang berskala dahsyat dan disusul Tsunami bergelombang tinggi yang bisa menelan satu negara. And unfortunately it did not really happen.

Sontak Suigetsu merasa kaget sampai mulutnya menganga terkejut, rahangnya agak terbuka sulit sekali dikatupkan seperti ada bola basket yang masuk ke dalam mulutnya. Rasanya seperti ribuan pedang menghujam kedalam dirinya. Sakit... perkataan Karin serasa begitu menusuk. Dan mengejutkan.

"Ke-kenapa?" lirih Suigetsu.

"Yah, aku tahu Suigetsu. Kau itu tidak pintar berbohong! Tampak dari raut mukamu yang ketakutan!"

"Ma.. maksudmu?"

"Sudahlah, jangan beralasan lagi. Bilang saja kamu lupa terus meninggalkanku sampai larut malam! Dasar kau itu memang tidak peka!"

Memang salahnya kalau Karin sampai memutuskannya. Tapi tetap saja ia tidak bisa menerimanya. Ia tidak ingin melepasnya. Terlalu egois kah Karin? Atau Suigetsu yang tidak bisa mengerti orang? Dan hal ini semuanya ingin benar!

Suara bisik-bisik terdengar. Yah... suara ketiga malaikat yang mengintai mereka tadi. Bukan ngegosip seperti ibu-ibu. Tapi sedang membicarakan kedua pasangan yang sedang bertengkar tersebut.

"Kini giliran kita beraksi." seru Sakura.

"Biar aku saja!" Ino mengedipkan sebelah matanya lagi. Entah kenapa malaikat satu ini tidak bisa menghilangkan kebiasaan genitnya itu. Sakura dan Hinata mengangguk bersamaan. Dalam hati mereka sebenarnya mau sweatdrop.

.

.

.

"Kariiiiin, tunggu dulu!" Suigetsu tampak terengah-engah mengejar kekasihnya yang satu ini. Ia malas sekali kalau masalahnya udah sampai tingkat terendah dalam artian lain sedang terancam, "Sial, cepat juga larinya!"

"Jangan ikuti aku lagi!"

Dan kini Suigetsu mampu menggapai pergelangan lengan Karin. Di cengkramnya tangan tersebut secara paksa agar wanita ini dapat menatapnya.

PLAKKKK

Bekas tamparan menghiasi wajah Suigetsu. Karin segera melepaskan cengkraman tangan Suigetsu paksa, ia pergi meninggalkannya yang berdiri lemas di taman. Tapi sebelum itu ia sempat menatap Suigetsu dengan pandangan kecewa. Yah... ia kecewa sangat kecewa, sebal, kesal, marah dan penat! Kenapa jadi begini sih!

Gara-gara Karin menamparnya lidah dan kaki pria ini terlalu lemah untuk mencegahnya pergi dan mengatakan maaf. Hah, maaf aja gak cukup untuk Karin. Bukan maaf yang dibutuhkannya tapi sebuah bukti. Bukti kalau Suigetsu benar-benar serius padanya! Selama ini Karin selalu merasa Suigetsu selali main-main!

Ino mulai beraksi. Sakura dan Hinata memberi aba-aba dari kejauhan.

"Sekarang!"

Ino berubah wujud menjadi manusia dengan melepaskan segelnya. Tepatnya berubah menjadi Suigetsu pria yang lumayan tampan yang mempunyai rambut putih mirip uban itu. Ino atau Suigetsu berlari mengejar Karin yang berjalan tergesa-gesa. Dan sampailah tangannya mencengkram tangan gadis itu. Sontak Karin berbalik mengahadap orang yang menahannya ini.

"Mau apa lagi kamu hah?" ujar Karin dengan wajah menahan tangis. Ia ingin menangis tapi ia tak mampu untuk memperlihatkannya. Ia akan merasa rendah kalau ia harus menjatuhkan setitik air mata saja.

"Anu, aku cuma mau memberi ini..." Ino yang berwujud Suigetsu menyodorkan bingkisan pada Karin. Entahlah darimana ia mendapatkan bingkisan itu. Yang terpenting bingkisan tersebut sudah ada di tangannya.

"Apa ini?" tanya Karin dengan nada marah, sebenarnya dari dalam lubuk hatinya sedikit luluh melihat bingkisan tersebut. Selama ini Suigetsu belum pernah memeberi apa-apa padanya. Cewek mana saja pasti senang kan diberi bingkisan dari pacarnya atau mantan pacarnya. Tapi tentu saja bukan karena sogokkan atau rayuan.

"Ini hadiah yang kubuat semalam. Maaf karena membuat hadiah ini aku jadi batal kencan." Mata Karin yang tadinya melotot memandang Suigetsu akhirnya menatap biasa karena mendengar ucapan Suigetsu. Ia tersentuh dengan kata-katanya. Walau singkat tapi mampu menghapus sedikit amarah di hatinya yang tadinya sedang meletus-letus.

Tangan Karin terulur untuk menyambut bingkisan itu walau ragu-ragu. Perlahan ia membuka bingkisannya. Hatinya lumayan terkejut saat tahu apa isinya. Dan tentu aja ekspresi keterkejutannya itu disembunyikannya dengan rapat.

Tiba-tiba Karin memeluk Suigetsu palsu itu. "Makasih, a-aku sama sekali tidak tahu." Karin menangis dalam pelukannya. Akhirnya pertahanan yang dibangun karena tidak boleh menangis runtuh juga. "Kau mau pacaran lagi denganku?" Suigetsu palsu itu nyengir dan yang pasti tidak terlihat Karin. Suigetsu palsu mengangguk tanda setuju. Tangannya membalas pelukkan Karin mesra. Dan Karin semakin mengeratkan pelukkannya pada pria 'palsu' ini.

"Cepat kembali, ada Suigetsu yang asli!" Ujar Sakura pada Ino berbisik dari kejauhan yang pasti tidak diketahui oleh Karin. Ino menganguk mengerti. Perlahan Ino atau Suigetsu itu melepas pelukannya dan meninggalkan Karin. Tentu aja dengan alasan yang pasti yang dapat dilontarkannya pada si merah.

"Hebat, kau berhasil!" Sakura dan Hinata menepuk pundak sahabatnya itu saat Ino menghampiri mereka. Ino (lagi-lagi) mengedip genit. When would the removal of the habit? =-=

"Siapa dulu dong! sekarang klien kita ada di rumah kos tua itu." Ino menunjuk rumah kos tua dekat taman tempat mereka berdiri. Tak jauh dari sana memang ada rumah tua yang katanya tempat kos itu. Lumayan tua karena bangunannya model tahun 90-an. Belum lagi pohon-pohon yang menutupinya dari keramaian. Dan warna atapnya yang gelap itu. Persis seperti rumah hantu.

Sementara Ino dan Hinata sudah pergi, Sakura masih diam di tempat dan sepertinya belum sadar kalau kedua temannya itu sudah pergi. Dia masih asyik melihat Suigetsu dan Karin yang sedang berbincang. Entah apa yang mereka bicarakan yang pasti sekarang bukan waktunya untuk mengurusi mereka berdua lagi. Karena waktu buat mereka sudah habis. Ah, mereka sudah baikan lagi. Emang si Ino itu paling hebat.

So, time for another customer!

"Hah! Ino, Hinata, kalian dimana?" gumam Sakura sendiri, ia baru sadar kalau sedari tadi ia ditinggal kedua temannya. Dari tadi ia bengong terus sih!

"..."

"Ino, Hinata?"

"..."

Tak ada jawaban, mereka berdua sudah pergi ke tempat klien mereka yang baru sementara Sakura masih diam di tempat. Ia masih bingung dengan tempat ini apalagi sendirian. Belum lagi tempat ini sangat asing baginya.

"Gawat, aku tersesat di bumi. Sendirian lagi!" Sakura merasa panik sendirian. Setelah 3 jam mencari dan berkeliling di sekitar taman ia belum menemukan kedua temannya juga. Ia ingin keluar mencari kedua temannya lebih jauh lagi, tapi ia takut.

Hari sudah keburu gelap, sudah hampir senja. Sebentar lagi matahari mulai istirahat dari aktifitasnya. Angin malam sudah berhembus keluar. Lampu-lampu jalan sudah mulai dihidupkan. Burung saja sudah pulang ke sarangnya.

Sakura terpaksa memakai wujud manusianya untuk menginap sementara di bumi. Ia juga bingung mau nginap dimana karena ia tidak tahu caranya, Yah, mau bagaimana lagi. Terpaksa dia menyamar sampai menemukan kedua temannya itu. Semoga saja dengan menyamar jadi manusia ada manusia lain yang mau membantunya. Kalau jadi malaikat terus kan tidak ada yang bisa melihatnya.

Tapi Sakura sama sekali belum pernah ke bumi. Alhasil ia malah semakin jauh dari tempatnya semula. Sakura lumayan cemas kalau tidak menemukan tempat tinggal sementara.

Tes

Airmata mengalir dari bola mata Emeraldnya. Dan sekarang yang bisa dilakukannya hanyalah menangis. Ia jatuh terduduk karena lelah. Bukan hanya manusia loh yang bisa lelah, malaikat juga bisa. Saat ia menangis, seseorang mendengar tangisannya.

"Hei, kamu!"

Seseorang menepuk pundaknya. Seorang pemuda berambut blondie dengan mata blue shappire cerah. "Kenapa nangis?" tanyanya ramah.

Sakura merasakan ada yang berbicara padanya, perlahan ia mendongakkan kepala dan menatap siapa yang berbicara itu. "A-aku tersesat..." jawab Sakura sekedarnya, ekspresi manja dan sedih muncul di mukanya, sifat manja anak raja lagi tersesat beginilah.

"Tersesat?"

Sakura mengangguk sambil menyeka air matanya. Ia memang selalu menangis kalau sedang kebingungan.

Pria itu agak sedikit kebingungan, "Rumahmu dimana?"

"Rumah? A-aku berasal dari kota lain, saat tiba disini aku terpisah dari saudari-saudariku."

Pria ini semakin bingung, ia bengong sebentar, "Kalau kamu tidak punya rumah disini, kamu bisa menginap di rumah kos dekat sini. Selama ini aku tinggal di rumah kos itu."

"Tapi aku tidak punya uang."

"Ehm..." Pria itu sesaat terlihat berfikir. "Biar aku yang bayar biaya kosnya, sekarang kau mau ikut aku?"

Sakura meng-iyakan, "Ka-kau terlalu baik." jawab Sakura sekedarnya. Matanya mulai berkaca-kaca melihat manusia di hadapannya ini. Dan sebenarnya ini lah yang dari tadi di nantikan oleh si pink ini.

And finally there are also people who will help him this.

Pemuda itu berbalik dan mulai berjalan mendahului Sakura, "Ayo." ajaknya santai.

Sakura berdiri dengan terpaksa lalu mengikuti pemuda itu ke rumah kosnya dengan langkah gontai karena ia sudah merasa kelelahan. "Paling tidak sampai bertemu Ino dan Hinata. Besok aku akan cari mereka." Gumamnya dalam hati. Mata Sakura memandangi si pria dari atas sampai bawah, kelihatannya ia pria baik-baik.

"Oh ya, siapa namamu?" jawab pemuda itu masih tetap melangkah berjalan memunggunginya. mereka berjalan di antara rumah-rumah orang dengan jalan yang tidak terlalu besar yang hanya beraspal semen putih.

"A.. aku Sakura. Sakura Haruno." jawab Sakura sekedarnya. ia hanya bisa menatap punggung laki-laki itu dengan pandangan biasa.

Pemuda itu berbalik dan tersenyum menatap Sakura sehingga sontak menghentikan langkah Sakura pula. "Nama yang indah."

Blush

Wajah Sakura memerah sesaat, baru kali ini seseorang memuji namanya, apalagi seorang pemuda yang tidak dikenalnya.

"Namaku Naruto, Uzumaki Naruto." Pemuda itu nyengir lalu ia berbalik lagi berjalan menuntun langkah Sakura ke tempat kosnya.

Flashback off ...

Sementara itu di Negri Khayangan Kumo, Sakura masih dalam keadaan memeluk 2 malaikat sahabatnya.

"Hei, lepaskan Sakura!" Ino meronta-ronta dalam pelukannya

"I... iya, maaf" Sakura buru-buru melepasnya

Malaikat pink itu duduk di permukaan awan lalu memejamkan matanya perlahan. Ia masih mengingat-ingat masa lalunya bersama pemuda itu. Pemuda yang menjadi cinta pertamanya...

.

.

.

Tbc

.

.

.


Tema fanz: Huaaaa... DJ, apa salahku! kenapa chap 1 hancur begini!

Fidy: Oh ya soal pendeskripsian Sakura sangat ku sempurnakan. yah, kalian tahu sendirikan saya tu sangat mengagumi sosoknya. Hurtnya juga gak ada. maunya sih humor tapi gaktw de. *ngelirik ke Tema* Salahmu banyak tuh, aku gak tanggung lho ficnya ancur gini!

Tema fanz: *tepar di lantai* Ngomong-ngomong, cape juga ngetik fic ini... *ngelap keringet*

Fidy: *duduk-duduk santai minum es cendol*

Tema fanz: Gyaaa es cendol, bagi dong!

Fidy: *nunjuk-nunjuk Tobi yang jadi tukang es cendol* beli aja sendiri!

Tobi: Cendolnya habis. Cendol yang terakhir buat Tobi aja ya, Tobi kan anak baek...

Tema fanz: Buat lu sih es jengkol aja!

Tobi: *nangis-nangis gaje* Tobi anak baek, Tobi anak baek mau cendol, huaaaaaaaa...

Tema n Fidy: *nutup kuping*

Fidy: Lupakan adegan gaje itu, ntar chapter depan Tobi bakal tampil kok! tapi perannya cuma sedikit, jadi tukang es krim.

Tobi: Horeeee, Tobi anak baek bakal tampil! tampil sedikit gakpapa yang penting Tobi muncul!

Tema fanz: Chap depan masih flashback lo, bakal jadi full NaruSaku! chap depan sepertinya bakal semi rate M juga, hohohoho... *ketawa laknat* buat readers skalian sebelum fic ini di post ulang banyak yang comment kalo Saku langsung in love sama Naru. Bukan gitu kok sbetulnya, mungkin readers salah sangka dengan kalimat terakhirnya. Chap depan juga bakal di ceritain NS semasa di bumi n sebab dia in love. Soal pairing-pairing lain belum muncul memang, khusus SasuHina cuma muncul di ending crita. Maap banget ya buat SasuHina fans! *dikeroyok SasuHina fc*

Tema fanz: *mampus dikeroyok SH fans, gyaaaa*

Fidy: hah! No comment! Kalo ada yang gak ngerti ceritanya ya udah ^^'

lalu soal deskripsi dan cara penulisannya lebih bagus gimana? pake bahasa gak baku atau yang biasa aja?

soal TYPO atau kesalahan lainnya mohon dimaklumi ya, soalnya kami terlalu sibuk untuk menyadarinya (bilang aja males XD) Thanks for reading yahhh *ngeloyor pergi takut digorok karena soksibukkkk*

-please give opinion-

-ft-