Disclaimer : Cerita, seluruh karakter dan segala unsur yang ada di fic ini hanyalah milik Masashi Kishimoto. Ini hanyalah fiksi belaka tanpa maksud komersial apapun.

| SasuSaku |

| AU | OOC | Typo |

| Romance | Humor |

| T |

| musuko-kun |

.

Have a nice read!

.


Pacar Sewaan


Terlihat di depan pintu gerbang sebuah rumah ada dua orang yang sedang berdebat, padahal hari sudah larut malam.

"Ini," kata Sasuke sembari menyodorkan beberapa lembar uang.

"Hah? Cuma segini?"

"Jadi maumu berapa, hah? Bukankah di selembaran tertera berapa bayaran untuk sewa satu malam," jelas Sasuke tak mau kalah.

"Heh! Kau harus membayar lebih karena membuatku kerepotan tadi. Cepat!" seru Sakura.

"Oke oke, ini! Sekarang kau puas?" balas Sasuke sambil memberi beberapa lembar uang lagi.

Wajahnya tampak gusar dibuat Sakura. Sedangkan Sakura tertawa kecil. Sakura lalu menggerakkan kakinya untuk pulang ke rumah.

"Dasar mata duitan!" sindir Sasuke. Sakura yang hanya baru melangkah beberapa langkah, mendengar sindiran Sasuke.

"Ap-apa yang kau bilang? Aku ini bukan mata duitan, ya! Aku hanya menginginkan hakku!" lantang Sakura sembari mendorong Sasuke sedikit.

"Sudahlah! Aku mengalah! Sudah, pergi sana! Masa kontrak kita sudah habis," ucap Sasuke yang membuat Sakura kesal.

"Dasar! lihat saja nanti! Aku jera menjadi pacar sewaanmu!" kesal Sakura.

"Ya sudah, aku tak membutuhkan kamu lagi kok!" balas Sasuke mengejek.

Tapi Sakura tak ingin masalah ini semakin rumit. Jadi ia memutuskan untuk pergi dari rumah Sasuke.

.

Esoknya

Malam itupun berlalu juga. Kegelisahan Sasuke seakan lenyap sudah, sekarang ia bisa bernafas lega lagi. Kemudian, pagi yang cerah datang menghampiri. Ia membuka mata dan beranjak menuju kamar mandi. Entah mengapa pagi ini ia seakan bersemangat untuk memulai hari. Mungkin ini dikarenakan ia dapat berkumpul sejenak bersama keluarga, walaupun tidak lengkap karena tak ada kakaknya Itachi. Tapi, baginya ini sudah cukup. Setelah mandi, ia bersemangat menuju dapur untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

"Sasuke, kamu persiapkan diri untuk nanti malam ya?" pinta ibunya saat mereka sedang sarapan.

"Persiapan apa, ma?"

"Mama akan mengajakmu untuk pergi ke pesta dansa kawan mama. Di sana kamu bisa lebih akrab lagi dengan teman-teman kerja mama dan ayah, jadi kamu bisa mulai belajar membisnis," balas ibundanya.

"Hah? Ha-haruskah? Bukankah mama dan ayah akan berangkat ke Tokyo lagi?" ucap Sasuke malas dan memberhentikan makannya.

"Tidak, yang pergi hanyalah ayahmu. Mama akan tinggal di sini. Mama sengaja melakukannya, karena mama ingin lebih dekat lagi dengan anak mama yang jarang menghabiskan waktu dengannya. Lihat saja kakakmu, dia jarang balik ke rumah kita. Dia lebih nyaman tinggal di New York, itu semua karena dia tak dekat dengan mama dan ayah. Mama sangat menyesal! Mama tak ingin kau juga seperti itu," kata mamanya sedih.

Sasuke yang mendengarnya menjadi murung. Ya, selama ini ia memang sudah jarang bertemu dengan kakak tersayangnya yaitu Itachi Uchiha. Kakaknya bukan kabur dari rumah, melainkan bekerja disebuah perusahaan terkenal di New York. Kakaknya sama seperti dia, yaitu kurang kasih sayang dari orangtua. Itulah yang membuat kakaknya jarang pulang, entah karena sibuk atau memang menganggap keluarganya biasa saja.

"Oh ya Sasuke, kamu juga jangan lupa membawa Sakura, ya?" sahut ibunya. Spontan Sasuke terkejut.

"Hah? Apa itu juga harus ma?" kejut Sasuke. Ia mulai khawatir, karena masa sewa Sakura sudah berakhir.

"Iya dong Sasuke! Mama juga ingin memperkenalkan calon istrimu kepada teman-teman mama," jawab mamanya. Sasuke tambah terkejut dan terceguk.

"HAH? T-tapi Sakura hanya pacarku, ma! Bukan calon!" seru Sasuke mencoba mengubah fikiran mamanya.

"Iya Sasuke, tapi mama tak ingin kau lama-lama menikah. Jangan seperti kakakmu, dia gila berbisnis. Hingga lupa untuk menikah," jelas mamanya.

"T-tapi, mama belum mengenalnya lebih jauh!" ungkap Sasuke.

"Mama tahu! Maka dari itu mama ingin lebih mengenalnya dengan acara pesta dansa ini!" balas mamanya. Sasuke sangat tak menerimanya, tapi apa daya, ia tak dapat menyela mamanya. Kalau seperti ini, ia mesti menyewa Sakura lagi.

.

Di Sekolah

"Hai Sasuke, bagaimana dengan pacar sewaanmu, sukses?" Tanya Naruto yang menghampiri bangku pria bermata onyx itu.

"Hn,"

"Hahahaha… pasti seru! Oh ya, apa dia cantik? Tanya Naruto. Sasuke menatap datar, ia sangat malas membahas gadis yang bernama Sakura itu.

"Apa? Cantik? Dia sangat tomboy, kasar pula padaku!" kesal Sasuke. Naruto tertawa kecil melihat temannya itu kesal sendiri.

"Tapi, aku harus menyewanya lagi. Karena mamaku menginginkan aku dan dia untuk datang ke pesta dansa nanti malam," susul Sasuke dengan nada malas.

"Kalau seperti itu, kau harus cepat. Sebelum pacar sewaanmu itu disewa orang lain," ucap Naruto. Sasuke berfikir, perkataan Naruto ada benarnya juga.

.

Teng… teng… teng…

Setelah menjalani beberapa mata pelajaran yang membosankan, tak terasa waktu cepat berlalu, bel pulang sudah terdengar, Sasuke langsung berkemas dan mencoba menelfon jasa pacar sewaan.

"Halo? Dengan layanan pacar sewaan. Bisa saya bantu, ini dengan siapa?"

"Ini dengan Sasuke, saya ingin menyewa gadis yang bernama Sakura," jelas Sasuke.

"Maaf, tapi yang bernama Sakura telah berpesan kepada saya, bahwa ia tak mau lagi menerima pelanggan yang bernama Sasuke,"

"Hah? Apa? Ti-tidak boleh! Saya pokoknya ingin menyewanya lagi. Berapapun akan saya bayar, saya sedang membutuhkannya!" teriak Sasuke. Ia mulai gelisah, sepertinya Sakura benar-benar marah soal kejadian malam itu.

"Hhmm… tapi bagaimana ya? Kami juga harus memberikan hak kepada anggota kami. Bagaimana kalau saya akan memberitahukan alamat rumah dan sekolahnya, agar anda sendiri yang memintanya,"

"Bo-boleh! Cepat beritahu saya!" seru Sasuke.

.

Disebuah Sekolah

Terlihat sebuah mobil keren berwarna putih berhenti di depan gerbang SMA Harapan Konoha. Pintu mobil itu terbuka, dan menurunkan seorang pangeran tampan yaitu Sasuke. Berdasarkan info yang ia dapat, Sakura bersekolah di sini. Dan ia harap Sakura belum pulang.

Lama ia menunggu, bahkan sampai mengantuk. Tapi akhirnya gadis berambut pink itu tampak berjalan keluar gerbang. Gadis ini tak sadar kalau ada Sasuke, mungkin karena Sasuke berusaha menyembunyikan diri dulu. Saat Sakura keluar, tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh Sasuke dan dimasukkan ke dalam mobil Sasuke. Mobil itupun berjalan cepat menjauhi sekolah.

"Tolong!" teriak Sakura.

"Hei! Diamlah, ini aku!" seru Sasuke sambil menunjukkan wajahnya. Sakura kelihatan terkejut.

"A-apa kamu lagi? Turunkan aku cepat! Kau ingin menculikku, hah?" panik Sakura. Sasuke lalu memberhentikan mobilnya, lalu Sakura langsung keluar. Mereka berhenti disebuah taman kota.

"Tunggu Sakura! Aku tak bermaksud menculikmu! Aku hanya ingin kau menjadi pacar sewaanku lagi!" teriak Sasuke sembari berjalan mengejar Sakura.

"Apa? Aku sudah tak mau lagi menjadi pacar sewaanmu. Kau begitu sombong!" balas Sakura sambil memberhentikan langkahnya.

"Apa? Aku sombong? Aku tak sombong, tapi aku memang sedikit pendiam dan sedikit emosional. Maafkan aku soal kejadian malam itu. Aku benar-benar membutuhkanmu sekarang!" mohon Sasuke. Sakura kelihatan memikir-mikirnya lagi, apakah ia menerima Sasuke atau tidak.

"Begitu ya? Kau sangat membutuhkanku. Oke kalau begitu, tapi aku punya suatu persyaratan sebelum menyetujuinya, dan kau harus menurutinya," ucap Sakura. Sasuke hanya mengangguk agar semua ini cepat selesai.

"Pertama, jangan ejek atau menghina aku lagi. Kedua, saat aku menjelma menjadi pacarmu, kau harus memperlakukan aku selayaknya pacar sungguhan," ujar Sakura.

"Baiklah, kalau itu aku akan menurutinya," balas Sasuke enteng.

"Eits, jangan senang dulu, masih ada yang ketiga,"

"Apa?" Tanya Sasuke. Sakura mengeluarkan senyum jahat.

"Kau harus bersujud meminta aku untuk menjadi pacar sewaanmu lagi. Dan meneriakkan kalau kau ingin jadi pacarku," jelas Sakura. Sasuke terkejut, persyaratan ketiga itu sangatlah berat.

"Ap-apakah harus?"

"Ya, agar cowok sepertimu tak meremehkan seorang pacar sewaan!"

"Bi-bisakah kau memberikan syarat yang lebih mudah lagi?"

"Tidak! Tapi kalau kau tak mau ya sudah. Aku tak ingin menjadi pacar sewaanmu lagi. Dah!" balas Sakura sembari membalikkan badan dan ingin beranjak pergi, juga tak lupa melambaikan tangan.

"Tu-tunggu! Baiklah! Aku akan melakukannya!" kata Sasuke sambil mendudukkan dirinya, lalu bersujud kepada Sakura.

Sakura lalu memberhentikan langkahnya, dan memutar balik untuk menatap cowok berambut buntut ayam itu. Sebenarnya Sasuke tak sepenuhnya bersujud, ia hanya terduduk dan merundukkan kepalanya.

"Sa-Sakura aku…"

"Yang kuat!"

"Sakura, aku menginginkan kau…"

"Lebih kuat!"

"SAKURA! AKU INGIN KAU MENJADI PACARKU! MAUKAH KAU?" teriak Sasuke kencang.

Alhasil, seluruh orang yang berada didekat mereka, langsung menoleh melihat Sasuke dan Sakura. Sasuke harus menahan malunya.

"Hahahaha! Baiklah, ternyata kau berani juga ya. Kufikir cowok kaya sepertimu tak mau. Baiklah, aku mau menjadi pacar sewaanmu lagi!" jelas Sakura dengan perasaan puas.

"Cih, lihat saja kau!" batin Sasuke kesal.

"Oke, kalau seperti itu, aku akan menjemputmu malam ini di sini. Dan jangan lupa untuk mengenakan gaun malam," ujar Sasuke sembari berdiri.

"Gaun? Untuk apa?" Tanya Sakura bingung. Sasuke menghela nafas.

"Begini, nanti malam aku dan keluarga ada acara pesta dansa. Jadi aku harus membawamu,"

"Hah? T-tapi aku tak punya gaun! Lagipula aku belum pernah berdansa sebelumnya!" jelas Sakura.

"Sudahlah! Ini uang untuk membeli gaun!" kata Sasuke sambil menyodorkan uang dalam jumlah lumayan besar.

"T-tapi…" belum lagi gadis bermata emerald ini siap berbicara, tiba-tiba ada yang memotong pembicaraannya.

Tit…! Tit…! Tit…!

"Halo? Oh mama! Ada apa? Oh, ya ya!" cakap Sasuke saat menerima telepon dari mamanya.

"Aku tinggal dulu ya! Aku ada urusan dulu! Dadah! Sampai jumpa nanti malam!" sahut Sasuke sembari berlalu pergi meninggalkan Sakura. Sedangkan Sakura masih kelihatan bingung. Gadis tomboy seperti dia belum pernah berdansa sebelumnya.

Waktu terus berjalan tanpa henti. Tak terasa malampun tiba. Ini saatnya Sasuke dan Sakura harus melakukan drama cinta mereka lagi.

Tampak sebuah mobil keren yang terlihat mahal datang melewati sebuah taman kota. Di dalam mobil tersebut ada seorang pangeran tampan yaitu Sasuke, ia sedang mencari dimana Sakura berada. Dan berharap Sakura tepat waktu.

Setelah lama mencari, ia menemukan gadis pink itu duduk di bangku taman sendirian, hanya ditemani oleh cahaya lampu.

Sasuke turun dari mobilnya dan menuju Sakura. Sasuke kelihatan sangat keren sekali. Pria ini berpakaian kemeja hitam dengan pita merah yang mungil melingkar di lehernya. Rambutnya sangat rapi, tapi bentuk buntut ayamnya tak hilang.

Sedangkan dilain pihak, Sakura kelihatan sangat anggun sekali. Gadis yang terkesan tomboy ini, bisa juga berpenampilan cantik juga. Ia mengenakan gaun putih dengan ukiran bunga sakura di gaunnya, dan rambutnya di hiasi oleh pita bunga Sakura. Rambutnya tampak di salonkan, karena terlihat rapi dan lurus. Sakura tersenyum kepada Sasuke yang datang menghampirinya.

"Gadis itu, ternyata bisa berpenampilan menarik juga. Ia tampak berbeda, dia terlihat cantik. Ap-apa? Apa yang kau katakan, hah? Dia hanyalah pacar sewaan, jangan sampai kau tertarik Sasuke!" batin Sasuke dengan perasaan campur aduk.

"Ayo," kata Sasuke sembari mengulurkan tangannya ke Sakura. Sakura lalu bangkit dari tempat duduknya dan meraih tangan Sasuke. Entah kenapa Sakura terlihat menurut saja. Mereka memasuki mobil dan bersiap pergi ke gedung pesta yang dituju.

Setelah melewati beberapa jalan dan tikungan, sampailah mereka di gedung putih nan megah. Sakura yang melihatnya tertegun, selama hidupnya gedung megah itu belum pernah ia lihat dan belum pernah ia masuki. Hanya kaum bangsawan dan orang kaya yang dapat memasukinya.

Mereka berdua keluar, Sakura menggandeng tangan Sasuke. Mereka berjalan perlahan memasuki gedung, mereka terlihat seperti sepasang pengantin yang menuju peghulu.

"Ingat! Kau harus bersikap normal, jangan buat aku malu!" bisik Sasuke.

"Kau tenang saja, aku sudah terbiasa disewa oleh orang kaya. Jadi hal seperti ini biasa untukku," bisik Sakura yang mencari alasan, padahal ia berbohong.

Saat mereka sudah berada di dalam gedung, tiba-tiba mereka dihampiri oleh seorang wanita dengan gaun malam berwarna biru yang sangat mewah sekali, dengan pernak-pernik yang menumpuk di gaunnya.

"Hai Sasuke!" sapa gadis itu. Mereka berdua menghentikan langkahnya. Sasuke seperti melihat malas, dan Sakura menatap sinis.

"Hai juga, Ino," sapa Sasuke malas.

"J-jadi, ini yang bernama Ino? Pacar Sasuke dulu?" batin Sakura.

"Jadi, ini pacarmu, hah? Dia kelihatan tak pantas untukmu," sindir Ino. "Kenapa dengannya? Menurutku dia biasa saja," jawab Sasuke. Sakura kelihatan geram melihat tingkah sombong gadis itu. Tapi apa dayanya, ia tak boleh tampak mencolok di sini.

"Jadi benar, dia yang menggantikan posisiku sebagai pacarmu? Tak pantas sekali! Dia kelihatan kampungan, terlihat jelas dari wajah dan caranya berjalan!" sindir Ino lagi. Sakura mencoba menahan amarahnya. Dia mencoba menahan dengan mengepalkan tangannya.

"Hei kau, bagaimana bisa cowok sekeren dan kalem seperti Sasuke bisa kau dapatkan, hah?" Tanya Ino sambil menyenggol dagu Sakura.

"Aku berhasil mendapatkannya karena cintaku yang tulus. Dan aku bukanlah gadis yang sombong," jelas Sakura yang sebenarnya menyindir Ino. Ino mulai kelihatan kesal dengan Sakura.

"Sudahlah Ino, jangan mengulang masa lalu. Kita sudah putus, jadi ikhlaskan. Sekarang aku bahagia dengan pacar baruku," susul Sasuke dan spontan membuat Sakura terkejut.

"Ap-apa? Aku tak berharap lagi kok! Aku sudah punya pacar kok! Aku pergi dulu! Cowokku menunggu!" kesal Ino mencoba mencari alasan dan berlalu pergi.

Ya, Ino adalah pacar Sasuke dulu. Dan sekarang berstatus mantan pacar. Kenapa mereka bisa putus? Itu dikarenakan Ino yang bertingkah laku sombong. Dan sepertinya, sampai sekarang Ino tak ikhlas melepaskan Sasuke.

"Tak kusangka kau pernah memacari wanita semacam dia! Kalau aku jadi lelaki, aku bahkan tak mau menjadi pacar sewaannya!" geram Sakura.

"Sudahlah! Akupun sudah sadar," jelas Sasuke. "Oh ya, terimakasih ucapan tadi," ucap Sakura.

"Hah? Jangan kau fikir itu serius! Kau fikir aku mau memacarimu," sindir Sasuke. "Apa? Akupun tak sudi!" balas Sakura kesal.

Mereka berdua lalu pergi untuk mengambil minum. Tetapi Sakura terkejut, melihat seorang cowok yang berada di pojok gedung.

"Sa-Sasuke!" kata Sakura gugup. "Ada apa?" Tanya Sasuke.

"Lihat di sana!" ujar Sakura. "Dimana?" Tanya Sasuke. "Di sana!" tunjuk Sakura kepada seorang cowok berkulit putih sekali.

"Oh, cowok itu! Dia anak teman ayahku! Namanya Sai! Sai!" sahut Sasuke kepada Sai. Itu membuat Sai menoleh.

"Dasar bodoh! Dia itu pernah menyewa aku menjadi pacar sewaannya! Jadi jangan panggil dia!" seru Sakura sembari menarik rambut Sasuke.

"Auww…! I-ini bisa gawat! Kalau dia bisa mengenalimu, dia bisa tahu kalau aku juga memakai jasa pacar sewaan! Dan ibuku bisa tahu!" bingung Sasuke tak karuan.

"Jadi bagaimana?"

.

.

.

To Be Continued


Wah, selesai juga chapter ke 2nya *sambil ngelirik ke atas*

Bagaimana menurut readers? *readers: jelek!*

Maaf ya apabila ada kesalahan dalam pengetikan, karena Musu hanyalah manusia biasa *readers: heleh, banyak cakap!*

Dan sebelumnya, Musu mengucapkan terima kasih banyak kepada readers semua yang sebelumnya mau mereview fic ini. :) #bow

At last, mind to review this chapter, minna? :O

Arigatou