Moshi-moshi Minna….
Yeeiii…saia kembali datang dengan fic gaje nan tidak penting, kali ini saya mau buat yang multichap, ato mungkin twoshot, ato threeshot *buakkk**dihajar sekampung karena kajol-kagak jolas-*kira-kira bisa ga ya?*duak!* Yah, saya masih amat sangat baru, jadi semuanya…mohon bantuannya ya..^_^
Para senpai juga…mohon bimbingannya…*nunduk-nunduk*
Disclaimer : Yang punya chara dari Naruto ya Forever Mas Ashi Kishimoto* kalau saya yang punya mah, sudah saya boyong Sasuke dari dulu jadi suami saya…^_^a**timpuked all*
Tapi LNOFP punya saia…*bangga**dilempar panci ma tetangga*
Pairing : Sasusaku, GaaSaku, ShikaIno*bisa berubah(?)ada request?* *ga jelas amat nih author!*
Warning : gaje, abal, typo*mungkin*,maybe OOC, tata bahasa aneh, pokoke kekurangan yang lainnya lah…don't like don't read. Just klik 'BACK" key,okay?^^
Summary : Terkadang kebiasaan menjadi suatu keharusan. Saat kebiasaan itu hilang, mungkin akan ada yang tidak terbiasa dan kehilangan. Tapi, apakah MENYEBALKAN bagi seseorang juga termasuk kebiasaan? Kalau sifat itu hilang, ada jugakah yang kehilangan? Baca aja ya…*ga bisa buat summary*
Nanti tolong ripiuw ya, flame juga mungkin dipertimbangkan..*saia memang baik hati, hohoho**ditampar ma readers*
Okelah daripada saia semakin ngalor ngidul ga tentu, monggo..
~^^happy reading^^~
Love Not Only From Pink
Teng..Teng..Teng
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Seluruh siswa di kelas 2-1 IPA tempat Sakura bersekolah segera saja membereskan barang-barang mereka, bersiap-siap untuk pulang.
"Jidat, ayo pulang" Ino sibuk memasukkan buku-buku dan alat-alat kosmetik miliknya kedalam tas pink berbulu dengan bentuk 'pig' ditangannya.
"kau duluan saja Ino Pig. Aku masih harus membersihkan halaman belakang" sahut Sakura sambil tersenyum. Ino menatap Sakura sebentar. "hukuman dari Kabuto-sensei" sahut Sakura menjawab pandangan Ino. "ya ampun Sakura! Jangan bilang kau tidak mengerjakan tugas Kimia kemarin" seru Ino dengan tatapan tak percaya. " jangan berlebihan Ino. Aku memang benci Kimia" sahut Sakura santai. Ino menggeleng-gelengkan kepalanya. "justru kurasa kau yang keterlaluan" seru Ino. "walaupun kau tidak suka, bukan berarti kau tidak mengerjakannya kan. Padahal Kabuto-sensei keren begitu."
Sakura menghela nafas. Ia bangkit dari tempat duduknya. Kelas sudah sepi. Tanpa mereka sadari yang lain sudah pulang meninggalkan mereka berdua. "sudah..sudah…kau pulang saja. Tak ada hubungannya ama guru yang ngajar Ino."Sakura berjalan memutari dan mendorong punggung Ino. Sakura malas sekali kalau Ino sudah memulai untuk menasehatinya soal kebenciannya pada Kimia.
"kau ini.." Ino kini menatap kesal pada Sakura. "terserahmu saja. Aku ada janji dengan Sai jam 4 sore. Maaf ya, aku tidak bisa menemanimu kali ini"
"iya..iya..tenang saja. Buruan sana. Dasar tukang kencan" sahut itu si gadis blonde hanya menyengir dengan wajah tak berdosa. "makanya kau juga, pacaran saja. Biar kita double date sekali-sekali. Pacaran itu menyenangkan lho, Sakura" ujar Ino sambil mengedipkan sebelah matanya. "dasar genit. Sudah, aku ga mau dengar suaramu lagi. Pulang sana" usir Sakura pura-pura marah. Ino tertawa kecil
"aku duluan ya" Ino melangkah menuju pintu. Sakura mengangguk tanpa suara. Semenit kemudian, suasana kelas menjadi sangat sepi. Sakura telah kembali duduk dikursinya yang berada tepat disamping jendela. Mata emeraldnya memandang langit yang mendung. 'ah, sepertinya akan hujan. Mana aku lupa bawa payung lagi' keluh Sakura pelan. "sebaiknya aku mulai mengerjakan halaman belakang" sambil berkata demikian, Sakura bangkit dari kursi, menyandang tasnya ke bahu, lalu melangkah meninggalkan kelas. Menuju halaman belakang.
Srek..Srek…
Sakura sibuk menyapu sampah yang bertebar sembarangan di sekitarnya. Tanpa terasa sudah 10 menit lebih ia memulai pekerjaannya. Beberapa telah dikumpulkan menjadi tumpukan yang lumayan banyak oleh Sakura. Ia ingin menyelesaikan pekerjaannya secepat yang ia bisa.
Syyyuuuuu….
Angin yang tiba-tiba menerbangkan tumpukan sampah menjadi kembali berantakan, membuat Sakura berkacak pinggang. "ahhh..menyebalkan!" teriak Sakura kesal.
"berisik"
Sakura terkesiap sebentar. 'sepertinya aku mendengar suara seseorang,tapi..siapa?' Sakura mencari dengan matanya. Tak ada siapa-siapa. Hanya daun-daun dari pohon –yang ntah apa namanya- yang bergoyang dan saling bergesekan. 'mungkin hanya perasaanku saja '
Walaupun kesal, Sakura kembali menyapu sampah-sampah yang sudah berserakan. Sambil menahan kesabarannya, berharap ia tidak didahului oleh hujan. Langit sudah semakin gelap saja.
Syyuuuuu….
Kembali angin bertiup kencang, membangkitkan kejengkelan gadis Haruno yang sepertinya memang pantas untuk kesal. "aaaahhhhhh….berhentilah bertiup wahai angin bodoh" teriaknya frustasi. "padahal aku sudah memaafkanmu sekali,"omel Sakura pada angin(?).
"'sudah kubilang berisik" suara bernada jengkel itu terdengar kembali. Sakura langsung memalingkan wajahnya. Masih sama seperti tadi, tak ada siapapun disekitarnya. Sakura yakin dia tidak salah dengar, yang tadi itu bukan suara dari dirinya, sama sekali bukan. Jadi suara siapa?
"siapa sih yang mengeluh berisik dari tadi?" ujar Sakura sedikit keras. Hampir berteriak.
"kau memang gadis berisik ya"
Srakk…. Daun-daun dari pohon dihadapannya berguguran ketanah. Sesosok manusia*lha? Memang apa lagi?* berambut raven muncul dari sana. Laki-laki yang sangat tampan. Kulitnya seputih susu namun tidak pucat. Bentuk wajahnya sempurna, hidungnya tidak terlalu mancung, sangat sesuai dengan wajahnya, ditambah lagi bibirnya yang tipis. Sakura terpelongo sebentar. Ia terpesona.
Onyxnya kini menatap emerald yang terlihat sedang kesal. Ekspresi wajah yang tak bisa dibaca. Kedua tangannya tersembunyi manis dalam saku celananya.
"jadi kau yang bilang berisik dari tadi ya" seru Sakura jengkel. "jangan sok keren begitu. Lihat, kau membuat pekerjaanku bertambah." Sakura menunjuk pada sampah dedaunan yang bertebar, banyak.
"bukan urusanku"sahut lelaki itu santai. Sakura menggeram. Kesan pertamanya tentang laki-laki ini, menyebalkan. Oke, selain amat sangat tampan tentunya.
"kau bantu aku! "
"tidak"
"apa? Kau sudah menambah pekerjaanku tahu! Dan kau mau lari begitu saja?" Sakura memandangnya dengan kesal. Lelaki hanya mengangkat bahunya sedikit. "bukan urusanku kan?" pernyataannya barusan membuat Sakura bertambah kesal. " ya sudah, kalau kau tidak mau bantu. Sebaiknya kau pergi saja. Mengganggu." Sakura kembali melanjutkan pekerjaannya. 'Daripada aku tambah kesal, lebih baik lelaki itu pergi saja, lagipula aku ga tau namanya'
Sakura seperti pernah melihat wajah lelaki disuatu tempat, tetapi ia lupa kapan dan dimana. 'ah, itu tidak penting, yang penting segera selesaikan ini lalu pulang. Ibu bisa marah jika aku pulang lebih lama dari ini' Sakura kembali fokus. Membayangkan ibunya mengomel saja, Sakura sudah manyun. Itu menyebalkan, simpulnya. Sementara lelaki tadi tetap berdiri ditempatnya, memandangi Sakura yang terus saja menyapu tanpa memperdulikan kehadirannya. Sepertinya ia tidak terbiasa dicuekin oleh orang lain.
2 menit. Masih begitu.
3 menit. Sakura mulai merasakan ada sesuatu yang tidak nyaman menggerayangi punggungnya. Seperti diawasi seseorang. Sontak Sakura menoleh. "apa yang kau lakukan?" sentaknya kesal. Lelaki itu berada 5 meter dibelakangnya dari tadi. Masih diposisi yang sebelumnya. 'What? Sedang apa dia disitu, berdiri seperti orang bodoh saja!'
"gadis Pinky aneh" ujar lelaki yang tidak Sakura tahu namanya itu pelan. Ia lalu berjalan dan melewati Sakura begitu saja. Tanpa menoleh sedikitpun. Tetapi telinga Sakura ternyata mampu untuk mendengar dua kata yang baru saja keluar. Ia benci dibilang gadis pinky. Walaupun benar, rambutnya yang pink itu lain daripada yang lain, bisa dibilang bagian dari dirinya yang tidak akan bisa hilang. Sakura menggeram(?) kesal. Sakura berbalik dan menghadap punggung lelaki itu.
Tanpa perhitungan sedikitpun, Sakura mengayunkan gagang sapu ditangannya kearah kepala si rambut raven . 'rasakan ini, pantat ayam'
Tap.
Gagang sapu yang niatnya hendak mendarat mulus(?) dikepala malah berada dalam genggaman tangan si rambut raven. 'ha?'Sakura tampak terkejut.
Sambil memutar kepalanya 30 derajat, lelaki itu menyeringai, wajahnya tak terlihat jelas tapi Sakura yakin ia memang menyeringai. "berani juga kau. Menarik." Ia melanjutkan langkahnya setelah melepas genggamannya pada gagang sapu yang juga dipegang Sakura, meninggalkan Sakura yang masih cengo dengan peristiwa barusan.
'dia..bisa tau aku mau memukulnya..' batin Sakura. Ada sedikit ketakutan dalam hatinya. 'Sepertinya dia bukan orang biasa…menyebalkan'
Saat Sakura menatap kearah lelaki itu pergi, lelaki itu sudah hilang. Hanya ada Sakura, sampah yang masih bertebaran, serta hembusan angin pelan yang tertinggal dihalaman belakang sekolah.
~23NYU31~
Suasana kelas sedikit ramai. Kakashi-sensei yang seharusnya berada 15 menit yang lalu untuk mengajarkan matematika belum juga muncul. Naruto yang satu kelas dengan Sakura dan juga duduk disamping bangku kosong dibelakangnya pun mengulah, melakukan lelucon aneh bersama Kiba dan Shikamaru. Sedangkan Gaara, yang hanya duduk melihat tanpa ekspresi.
"Siaall' gerutu Sakura kesal. Wajahnya kini mendarat dipermukaan meja. Aura sekelilingnya suram. Ino yang sibuk membolak-balik majalah fashion terbaru yang baru dibelinya kemarin, memalingkan kepalanya sedikit. Ia membalikkan kursinya yang membelakangi Sakura, agar dapat berhadapan langsung dengan Sakura.
"kenapa? Kabuto-sensei menghukummu lagi?"
"bukan. Lebih buruk." Wajah Sakura bertambah suram.
"lebih buruk?" Ino mengernyit heran.
"aku disuruh les kimia, kalau tidak dia yang akan mengajariku."
"he? Kau serius? Bukannya itu hebat? Kabuto-sensei mau mengajarimu. Kau beruntung Sakura." seru Ino tak percaya. Kabuto-sensei keren, menurutnya.
Sakura bangkit. "hebat apanya? Itu buruk." Suara Sakura seperti kehilangan nyawa. Ia tahu ini akan menjadi buruk. Dan ia punya alasan untuk itu. Sakura mengalihkan pandangannya kearah jendela. Huff…langit masih saja mendung, dan anehnya kemarin tak jadi hujan. 'syukur juga sih, eh..kemarin?' Sakura sedikit tersentak. Teringat kejadian kemarin. Ia manyun sebentar. 'Lelaki menyebalkan itu, semoga aku tidak bertemu dengan dia lagi.'doa Sakura dalam hati.
Tiba-tiba Kakashi-sensei muncul didepan kelas. "mohon perhatiannya sebentar. Ada pemberitahuan sedikit"
"sensei telaaattt" koor semua siswa minus Sakura, ia masih menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Melamun.
"maaf, tadi ada keperluan sebentar."sahut sensei berambut perak itu sambil tersenyum dari balik maskernya.*readers: "sok tahu deh" author: "anggap sajalah begitu!"*
"hhuuuuu" sorak semuanya, minus Sakura-lagi(?)
"sudah…sudah…saya ada pengumuman sedikit. Kita punya teman baru. Uchiha-san, silahkan masuk" Kakashi-sensei mempersilahkan seseorang diluar pintu. Sekejap saja orang satu kelas ribut.
"Uchiha katanya?"
"Uchiha yang pemilik perusahaan bertaraf Internasional Uchiha Corp itu?"
"pasti bercanda kan? Ga mungkin orang sehebat itu mau bersekolah disini?"
Sesosok pemuda berambut raven kini berdiri didepan kelas. Sontak semua anak cewek dikelas menjerit, termasuk Ino, minus Sakura-lagi(?)*woooiii, Sakura! Kau kebanyakan melamun!*, sedangkan yang cowok, sebagian mendengus kesal dan yang lain menatap kagum.
"kakkkkooooiiii.." seru Ino penuh semangat '45. Matanya berbinar seterang lampu 1000 watt(?). gadis yang lain tak jauh berbeda.
"sulit dipercaya, dia…sempurna!" bisik yang lain yang disahut dengan anggukan.
"baik, silahkan perkenalkan dirimu pada teman-temanmu"
Sasuke mengedarkankan matanya keseluruh penjuru kelas. Pandangannya berhenti sejenak pada rambut pink didekat jendela. Ternyata dia disini, batin Sasuke pelan.
"Sasuke Uchiha" Sasuke menundukkan kepalanya sedikit. Setelah menegakkan kepalanya, Sasuke menoleh kearah Kakashi. "tempat duduk?" nada suaranya bertanya.
"Hanya itu?" Tanya Kakashi. Sasuke mengangguk. Kakashi menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"ya sudah, sepertinya teman baru kita tidak ingin bicara lebih banyak. Silahkan pilih bangku anda Uchiha-san," ujar Kakashi mempersilahkan.
"Uchiha-san, disini saja. Disebelahku kosong." Lee mengacungkan jempolnya kearah Sasuke.
"tidak, Uchiha, disebelahku saja. Disini lebih menyenangkan." Bantah yang lain.
"tidak, disebelahku saja"
"disebelahku saja"
"disebelahku saja!"
Semua heboh memanggil bocah Uchiha itu agar duduk disamping mereka.
Tiba-tiba, "OOOOIIII SASUKE, DISINI SAJA!" suara cempreng cowok pirang jabrik sontak menghentikan keributan untuk sejenak. Tangannya dengan liar menunjuk kursi kosong disampingnya. Siapa lagi kalau bukan Naruto. Shikamaru menggelengkan kepalanya, Kiba tersenyum, sedangkan Gaara tetap diam tanpa ekspresi.
Ternyata suara Naruto barusan juga sukses menyita perhatian Sasuke. 'si berisik lagi' batinnya. Sasuke pun berjalan mendekati bangku yang ditawarkan Naruto dan langsung duduk. Semua tampak terkejut.
'mungkin seharusnya kita meniru Naruto tadi ' bisik mereka. Sementara Naruto memamerkan cengirannya yangmenyilaukan(?), Sasuke menatap Naruto enggan. Sepertinya ia risih. "Dobe" ujarnya pelan. Cengiran diwajah Naruto mendadak hilang.
"apa kau bilang?"
"kau, Dobe!" tegas Sasuke tanpa perasaan. Naruto memandang Sasuke. Murka.
"namaku Naruto, Teme!" teriaknya kesal. Kedua lengannya kini ditahan oleh Kiba dan Shikamaru yang tidak ingin terjadi keributan.
Kelas mendadak ikutan ribut. Semua memperhatikan Naruto dan Sasuke. Kakashi kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal menyaksikan mereka berdua.
"hn..Dobe" Sasuke tak perduli.
"KAUU IINNIII" suara Naruto penuh penekanan. Tanda persimpangan bertengger indah dikening dan kepalan tangannya sekarang. " sudah Naruto" sela Gaara, pelan, tapi sejenak membuat Naruto berhenti. "dia keterlaluan Gaara" bantah Naruto kesal.
"biarkan saja"
"mana bisa begitu?" Naruto tetap tidak terima. "dia mengej-.."
"sudah!" suara Gaara terdengar berat. Cowok bertato 'ai'dikeningnya itu kini memandang tajam Naruto, membuatnya terdiam.
Saat itulah, Sakura yang telah berkelana mengelilingi galaksi(?) kembali kedunia nyata. Mungkin dia juga ga tahan dengan jeritan-jeritan yang terdengar tepat dibelakang telinganya. Sakura memalingkan wajahnya kebelakang, melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Emerald Sakura melotot.
"k-kau..?" telunjuknya mengarah ke cowok yang kini duduk tepat duduk dibelakangnya. Onyx itu pun kini menoleh.
"ke-kenapa k-kau ada disini?" Sakura bingung luar biasa. Naruto dan yang lainnya sweatdrop melihat reaksi Sakura.
"kau sudah kenal Sasuke ya Sakura?" Kakashi bertanya dengan wajah herannya. Tangannya diletakkan dibawah dagu, pose yang menggelikan. Sakura tak menjawab, Sasuke menyeringai.
"wah, kau sampai gugup ya… Pinky!" Sasuke menyambut telunjuk yang diarahkan Sakura kearahnya dengan telunjuknya sendiri. "kau merindukanku?"
OMG, what the hell is going on?
Padahal aku baru saja kembali dari mengantar doaku supaya tidak bertemu manusia menyebalkan yang satu ini, tapi…tapi…KENAAAPPPAAAA?
~TSUDZUKU~
Horayyy…horrayyy…*lempar-lempar potongan kertas* chap pertama selesai sudah…*menghela nafas lega* gimana? Gimana? aneh ya? Pantas ga ya, fic ini nangkring di FFN…?*aura pesimis mode on* Haruskah dilanjutkan? Atau…?
Okeh..silahkan ripiuw yang mau ripiuw…kalo ga mau ripiuw juga ga apa-apa sih, ripiuw aja juga boleh(?)*sama aja kaleee*
Yosh! Mohon ripiuw nya…^^
Jaa ne..
~Natsuno Yurie Uchiha~