Mohon baca:

Gomen minna... fic ini sudah 1 setengah bulan lebih gak update. Bukannya gak mau bertanggung jawab atau apa, tapi Mecha bener-bener gak punya kesempatan buat ngetik. Minggu pertama setelah ngupdate, Mecha cuma nyantai-nyantai, ngetiknya dikit-dikit #plak# Setelah 2 minggu dihajar ulangan umum, Mecha musti masuk RS 2 minggu gara-gara kecelakaan motor T_T . Tangan kiri sama lutut kanan Mecha agak retak, gak bisa digerakkin. Selama di RS, Mecha dah berusaha ngetik di laptop, tapi karena ngetiknya cuma 1 tangan, jadinya lama banget =_=.

Setelah keluar RS, Mecha cuma punya waktu sedikit lebih buat ngerjain 2 fic, fic Love Story at School sama Uzumaki-Namikaze Naruto. Ini juga "alasan telat ngupdate"nya tinggal di copy-paste saking kepepetnya waktu ngetik *jduak*. Sebenarnya, fic ini udah kelar dari beberapa hari yang lalu, tapi karena ada insiden "author geblek lupa password sendiri", jadi... telat #Duagh#

Mecha semangat ngetik karena review kalian semua. Walau tangan Mecha sakit karena di paksain buat gerak, Mecha tetap senang karena dapat dukungan dari banyak orang. Makasih banyak buat reviewers, readers dan semua teman-teman Mecha yang udah ngingatin (neror) *jduak* Mecha buat ngetik lewat pm, fb, maupun sms. Fic ini kupersembahkan buat kalian semua ^_^

Hampir lupa, Mecha dah baca semua fic-fic SasuNaru segala rate dan genre yang publish sejak tanggal 12 desember 2010 sampai sekarang yang statusnya complete, yang in-proses baru sebagian, ternyata jumlah fujo/fudanshi semakin banyak #lompat-lompat# tapi… gomen buat para authornya (kalau ada yang baca fic ini), Mecha gak review fic yang udah complete… *Di rajam para author* . sekali lagi gomen… m(-_-)m Mecha bacanya ngebut, seminggu penuh baru selesai baca 170 lebih fic complete dan in-progress, sisanya masih menanti. Tapi, fic kalian keren semua V^_^V

Balasan anonim:

Himanohime: Arigato reviewnya ^_^. jiakakak, sebenarnya gak ada yang bisa ngejar Sena, sekalipun itu Hiruma, soalnya Sena larinya cepat banget. Mohon reviewnya lagi kalau gak keberatan ya…

UzuKaze Yui-chan: Arigato reviewnya. Hm, Sasunarunya mulai sedikit-sedikit Mecha munculin. Minato sama Kushina pisah waktu Naru sama Kyuu umur 1 tahun *ada di summary*. Sebenarnya Tsunade gak lupa sama Naruto *ada di chapter 2, waktu dia natap Naruto*. Mohon reviewnya lagi kalau gak keberatan ya…

Tsukiyomi Hikari: Arigato reviewnya. Ahaha, Kiba di sini sengaja Mecha buat jadi orang yang panikkan dan gampang syok, ini berguna buat kelanjutan cerita nanti. Hehehe, Naruto emang gampang dipengaruhi, makanya dia jadi tertarik yaoi juga. Mohon reviewnya lagi kalau gak keberatan ya…

Nora Yagami: Arigato reviewnya. Kyuubi malu-maluin? Benar banget *JDUAK* ya… abisnya gak tau apa-apa tentang eyeshield malah ikut-ikutan ngasih komen (someone: kamu yang buat dia jadi begitu. Mecha: *pura-pura gak dengar*). Mohon reviewnya lagi kalau gak keberatan ya…

Arigato buat semuanya yang udah ngebaca, ngereview, ngalert bahkan sampai ada yang ngevave cerita ini beserta authornya juga T_T *terharu* Macha bakal berusaha supaya jadi lebih baik lagi supaya gak ngecewain semuanya. ^_^

Yosh! Ayo mulai!

#*#*#* ~(^_^)~ #*#*#*

Desclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : sasunaru

Genre : humor, friendship, romance

Warning : OOC over dosis, AU, YAOI, incest (maybe), pairing dan genre bisa berubah, begitu pula rate. Alur sangat lambat (entah kenapa saya sangat suka buat alur lambat)

#*#*#* ~(^_^)~ #*#*#*

Matahari sudah mulai condong ke arah barat saat dua remaja sebaya bercirikan rambut pirang kemerahan dan kuning cerah, mata merah darah dan biru langit, yang memakai jubah seragam KHS keluar dari gedung sekolah megah dengan tulisan KHS besar di gerbangnya.

Remaja yang berambut pirang yang bernama Naruto terus saja memperhatikan remaja yang satunya lagi yang bernama Kyuubi. Pikirannya menerawang pada kejadiain beberapa saat yang lalu, saat di mana dia bia bertemu dan akhirnya pulang bersama Kyuubi seperti ini.

Otaknya menyusun kembali rangkaian peristiwa itu. Peristiwa di mana dia duduk di kelas sementara Kyuubi berlari menghindar dari para cewek yang mengiranya seorang Fudanshi dan parahnya menjodohkannya dengan seorang yang bernama Sasuke yang Naruto tidak tahu siapa, lalu pada kejadian saat dia mengantar Kiba ke UKS dan saat kembali menuju kelas, seseorang menariknya masuk ke dalam toilet pria.

Orang yang menarik Naruto yang Naruto kira adalah setan penunggu sekolah yang akan menghantui murid yang sedang berjalan sendirian ternyata adalah Kyuubi. Rupanya Kyuubi sejak tadi bersembunyi di toilet pria, karena menurutnya para cewek fujoshi yang mengejarnya tidak akan segila itu untuk masuk ke toilet cowok hanya untuk meneriakinya 'Uke'.

Kyuubi meminta Naruto yang saat itu menyamar jadi Nakami untuk menemaninya di toilet sampai jam pelajaran berakhir. Naruto tidak keberatan, karena memang jam pelajaran akan berakhir dtidak lama lagi.

Dan akhirnya di sinilah dia, pulang sekolah bersama Kyuubi.

"Mi… ami… Nakami…" panggil Kyuubi pada Naruto a.k.a Nakami.

"Eh? Ada apa?"

"Kau itu yang ada apa? Dari tadi aku panggil-panggil juga. Apa sih yang kau pikirkan?" Kata Kyuubi kesal.

"Eemm, maaf."

"Hhh, ya sudahlah. Kau jadi ikut pergi ke rumah sakit bersamaku?" tanya Kyuubi lagi.

"Eh, tentu saja! Hampir saja aku lupa, untung kau mengingatkan." jawab Nakami semangat.

"Kalau begitu, ayo! Jalannya ke arah sini." Kyuubi lalu menarik tangan Nakami agar mengikutinya menyeberangi jalan saat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Hei! Aku bisa jalan sendiri!" berontak Nakami sambil menarik tangannya yang berada dalam genggaman Kyuubi. Digandeng seperti itu membuatnya merasa jadi anak kecil.

Kyuubi tidak memperdulikan protes dari Nakami. Dia terus saja menarik-narik Nakami melewati banyaknya orang yang sepertinya baru pulang bekerja atau sekedar berjalan-jalan sore saja.

Setelah berjalan sekitar 15 menit, kedua remaja sebaya itu akhirnya tiba di tempat tujuan mereka, Rumah Sakit Konoha. Nakami kembali ditarik oleh Kyuubi memasuki area Rumah Sakit. Tapi, belum lagi Kyuubi dan Nakami melangkah jauh, mereka berdua ditubruk oleh seseorang yang berlari sangt kencang.

Nakami jatuh terduduk sementara Kyuubi jatuh tengkurap di aspal. Sepertinya orang itu sedang sangat terburu-buru, sampai lupa minta maaf pada kedua orang yang baru ditabraknya.

"AW!" Nakami mengaduh pelan saat berusaha berdiri. Pantatnya terasa nyeri, karenanya dia mengusap-usap bagian belakang tubuhnya yang sempat bertemu dengan aspal.

"Hoi! Hati-hati kalau jalan! Sialan kau!" teriak Kyuubi marah pada orang yang menabraknya tadi yang sudah berada agak jauh. Hidung Kyuubi terlihat memerah, sepertinya terbentur aspal.

"MAAFFF!" kata orang itu dari jauh lalu kembali menabrak orang dan meneriakkan kata 'Maaf' berkali-kali. Kyuubi sempat sweatdrop melihat tingkah orang aneh itu. Dia menoleh ke samping dan melihat Nakami juga sedang memandangi sosok orang yang menabrak mereka tadi yang semakin menjauh dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

"Kenapa kau?" tanya Kyuubi sambil mengernyit heran saat Nakami menoleh ke arahnya dengan tatapan yang sangat aneh menurut Kyuubi.

"Ne~ bukannya yang tadi itu…" Nakami tidak jadi melanjutkan pembicaraannya dan kembali memandang ke arah orang tadi yang tentu sudah tidak kelihatan.

"Apa?"

"Hanya perasaanku atau orang tadi memang benar-benar Neji-san?" kata Nakami sambil menunjuk arah orang yang diduganya adalah Neji tadi berlari.

"Ah. Hanya perasaanmu. Neji tidak mungkin bertingkah aneh seperti itu."

"Tidak mungkin? Tapi orang tadi berambut coklat panjang dan memakai baju putih longgar dan celana panjang warna putih dengan kain coklat di pinggangnya."

"Aa. Tetap saja tidak mungkin. Walaupun Neji itu musuhku, aku selalu memperhatikannya. Dia itu orangnya tenang, berwibawa dan selalu bersikap dewasa. Tidak mungkin kalau orang yang berlari seperti dikejar setan tadi adalah Neji. Kemungkinannya 1000: 0,001" kata Kyuubi yakin sambil mengangguk.

"Be-begitu ya…" kata Nakami sweatdrop memikirkan hasil banding antara seribu dengan 0,001 yang disebutkan Kyuubi.

"Ah. Sudahlah. Ayo kita masuk. Aku tidak suka berlama-lama di sini."

Kyuubi berjalan di depan sementara Nakami mengikuti langkah Kyuubi sambil sesekali meoleh ke kiri dan ke kanan untuk melihat-lihat pemandangan di area RS.

Nakami sangat mengagumi taman bunga di RS itu. Banyak sekali bunga mawar putih di sana. Ada juga beberapa bunga jenis lain seperti beugenvill dan tulip, tapi warna putih dari mawar yang ditanam menyebar itu seperti mendominasi dan menghilangkan keindahan bunga-bunga lain di sekitarnya.

Saat masuk ke dalam pun Nakami dibuat terkagum-kagum dengan keindahan arsitektur RS yang terkesan simple tapi mewah. Dinding rumah sakit yang dicat dengan warna hijau daun dan sedikit aksen putih, di bagian bawahnya diukir beberapa ukiran sederhana berbentuk spiral yang sangat indah.

Nakami yang terlalu asik memperhatikan sekeliling tidak memperhatikan jalannya sampai dia menabrak punggung Kyuubi yang sedang berdiri di meja resepsionis yang di seberangnya ada seorang wanita cantik sedang membolak-balik buku catatannya.

Nakami nyengir salah tingkah saat Kyuubi menatapnya dengan pandangan 'Kau-ini-kenapa?'.

"Ini dia. Tuan Uchiha Sasuke ada di kamar nomor 202 di lantai 3. Silahkan lewat situ dan belok ke kanan. Ada lift di situ." nona resepsionis itu tersenyum ramah sambil menunjuk arah kiri Kyuubi.

"Terima kasih." Kyuubi kembali menarik Nakami.

"Sama-sama." Kata resepsionis itu.

Kyuubi lalu berjalan sesuai instruksi dari resepsionis tadi dan benar saja, saat mereka berbelok ke kanan mereka menemukan lift dan masuk ke dalam. Mereka menunggu beberapa saat sampai seorang nenek tua masuk. Dan setelah yakin tidak ada orang yang akan masuk lagi, Kyuubi menekan angka 3 pada tombol di dekat pintu lift dan pintu perlahan menutup.

Saat pintu sedikit lagi benar-benar tertutup, ada seseorang yang berteriak dari luar meminta agar salah satu dari Nakami atau Kyuubi menahan pintu lift sebentar, tapi saat Nakami maju untuk menahan pintu, Kyuubi mencegahnya.

"Hei!"

"Jangan! Biar saja! Sepertinya itu orang yang menabrak kita tadi. Ini balasan untuknya." Nakami akhirnya diam saja, walaupun dalam hati dia kasian juga pada orang tadi.

Sementara itu, seseorang yang tadi berada di luar lift hanya bisa merutuki keterlambatannya. Saat melihat tangga di samping lift, orang itu tanpa pikir panjang langsung berlari menaiki tangga.

'Harus cepat! Harus cepat! Harus cepat!' begitulah kira-kira yang ada di pikiran seseorang berambut coklat panjang itu yang kini sedang menaiki tangga menuju lantai 3.

Saking cepatnya orang itu berlari, dia sampai di lantai 3 bersamaan dengan terbukanya pintu lift yang mmembawa Nakami dan Kyuubi. Dengan letak lift yang berada di samping tangga, juga mereka bertiga yang tidak menyadari kehadiran masing-masing, terjadilah tabrakan kedua.

BRUK!

"Hwa~ wa!" akibat tabrakan itu, Kyuubi oleng dan akhirnya terdorong kembali masuk ke dalam lift tepat saat nenek yang masih berada dalam lift tadi menekan angka 13 pada tombol di dekat pintu lift dan pintu menutup tepat saat Kyuubi bangun dari jatuh terduduknya di dalam lift. Dan…

Ting

Pintu menutup dan lift bergerak naik ke lantai tigabelas

"He? Hoi! Aku mau keluar!" kata Kyuubi pada nenek di depannya.

"Mm? kau mau permen anak muda? Ini." Kata nenek itu sambil memberikan permen lolipop berwarna merah pada Kyuubi.

"Are?" tanya Kyuubi bingung tapi tetap menerima lolipop itu.

"Tidak kusangka anak muda yang tampan sepertimu ternyata suka permen lolipop." Kata nenek itu lagi sambil tersenyum memamerkan dua gigi depannya yang tonggos. "Tapi kau jangan banyak makan permen ya, lihat. Kau tidak mau gigimu jadi seperti nenek kan?" katanya lagi.

"Nani? Aku tidak suka permen lolipop aku mau keluar!" kata Kyuubi emosi sambil meraih tangan sang nenek dan mengembalikan permen tadi

"Kau ini anak muda yang tidak tahu terima kasih. Sudah dikasih lolipop strawberi gratis masih minta yang macam-macam. Nenek tidak punya permen jeruk. Hanya ada itu. Sudah makan saja." Nenek itu kembali menaruh permen lolipop strawberi di tangan Kyuubi yang sedang menunduk. Poninya yang agak panjang menutup matanya. Badannya bergetar pelan.

"Dasar…" gumam Kyuubi pelan

"Hei, nak?" panggil sang nenek.

"DASAR NENEK TULI! AKU BILANG KELUAR! BUKAN LOLIPOP!" terika Kyuubi dengan muka merah karena malu sejak tadi dianggap anak kecil yang suka permen dan juga karena terlalu memaksakan pita suaranya untuk berteriak.

DUAK!

Nenek tadi memukul kepala Kyuubi dengan tas besarnya sampai Kyuubi kembali jatuh terduduk.

"Dasar tidak sopan! Kalau mau keluar kan tinggal bilang saja! Lagipula aku tidak tuli." Kata nenek itu lalu keluar dari lift setelah pintu lift terbuka.

"Dasar nenek tuli." gerutu Kyuubi sambil berdiri dan mengusap-usap kepalanya dan menekan angka 3 pada tombol di dekat pintu.

Nenek tadi yang sepertinya mendengar gerutuan Kyuubi berbalik dan menyeringai. Kyuubi menahan napas saat nenek tadi kembali berjalan ke arah lift. Dan berhenti di depan pintu lift tempat Kyuubi berada.

Kyuubi dan nenek itu berdiri berhadapan hanya diantarai pintu lift yang belum tertutup.

"Walaupun tadi kau mengatakan nenek sangat cantik, kau tetap tidak kumaafkan. Ternyata selain tidak sopan, kau juga mesum dan suka daun tua ya?" kata sang nenek santai lalu berbalik menjauh dari Kyuubi yang membatu cengok di dalam lift.

Kyuubi baru kembali dari cengoknya saat pintu lift telah tertutup dan lift kembali bergerak turun ke lantai 3. Kyuubi merinding saat mengingat kata-kata nenek tadi.

"Hiii! Nenek tua tuli! Pedofil! Sialan!"

#*#*#* ~(^_^)~ #*#*#*

Sementara itu di tempat Nakami saat Kyuubi terdorong ke dalam lift, Nakami juga terdorong. Nakami oleng ke arah tangga dan hampir saja jatuh kalau orang yang tadi menabraknya tidak memeluk pinggangnya dari belakang.

"Ka-kami-sama…" kata Nakami terbata sambil melihat ke bawah tangga yang hanya berjarak sejengkal dari tempatnya berdiri sekarang.

"Maaf! Kau tidak apa-apa!" kata orang di belakang Nakami.

"Ya. Tidak apa-apa. Eh?" Nakami melihat keperutnya dan ada sepasang tangan berkulit putih memeluknya. Dengan gerakkan patah-patah Nakami menolehkan kepalanya ke belakang dan menemukan wajah seorang pemuda berada sangat dekat sekali dengannya.

"WAAAA" Nakami segera melepaskan diri dan merapat ke tembok sambil menunjuk-nunjuk seseorang yang tadi memeluknya. Saking gugupnya, Nakami menunjuk orang tadi dengan jari tengahnya, bukan telunjuk.

"Ne-ne… Neji!"

"Hm? Kau anak yang tadi pagi mengatakan aku perempuan. Apa?" kata orang yang dipanggil Neji sambil menaikkan sedikit dagunya.

"Kau mengagetkanku tahu!" Nakami memejamkan matanya dan menaik-turunkan tangannya dengan jari tengah yang masih menunjuk Neji dengan cepat.

"Maaf, aku sedang terburu-buru." Neji menunduk untuk mengambil sebuah kantong yang berada di dekat kakinya. Kantong plastik besar yang dari dalamnya menyembul benda seperti pita berwarna-warni.

Nakami membuka mata dan melihat Neji menunduk untuk mengambil kantong yang menurutnya aneh jadi terus memperhatikan kantong itu.

"Neji, itu apa?"

"Bukan urusanmu!" Neji menyembunyikan kantung tadi di balik punggungnya, tapi ada sedikit semburat merah di pipinya dan Nakami sempat melihatnya. Neji berbalik dan bersiap pergi.

"O-oh… begitu ya…" Nakami menyengir salah tingkah.

"Hm. Lagipula…" Neji kembali menghadap Nakami

"Apa?"

"Apa maksud dari jari tengahmu itu? Jangan bertingkah yang aneh-aneh." Dengan itu Neji lalu pergi.

"Huh?" Nakami mengerjap beberapa kali lalu melihat tangannya sendiri dan mukanya jadi merah padam saat menyadari kalau jari tengahnya sejak tadi dia tudingkan pada Neji.

TING

Pintu lift terbuka dan Kyuubi keluar dari dalamnya. Kyuubi melihat Nakami di tembok sedang memperhatikan tangannya dengan muka merah.

Merasa diperhatikan, Nakami menoleh ke sampingnya dan menemukan Kyuubi sedang menatapnya serius. Nakami juga jadi ikut-ikutan menatap Kyuubi dengan alis mengernyit.

"Harusnya aku yang menunjuk seperti itu, bukan kau." kata Kyuubi sambil menunjuk jari tengah Nakami.

"Are? Hwaaa! Kau salah pahamm! Bukan maks-"

"Sudahlah, ayo kita pergi." Kyuubi memasukkan satu tangannya ke saku celananya dan berjalan menjauh dari Nakami. Tidak punya pilihan, Nakami hanya mengikuti Kyuubi.

"Kyuubi… sungguh bukan maksudku untuk me-"

"Ya…ya… aku tahu. Sudah ku biang sudahlah. Hahhh…"

"Kau kenapa?" Nakami berhenti berjalan sehingga Kyuubi juga ikut berhenti.

"Apa?"

"Kau tidak semangat sekali. Ada apa?" tanya Nakami lagi, dan sekali lagi Kyuubi hanya menghela napas.

"Tidak ada apa-apa, jangan dipikirkan. Ayo jalan lagi."

"Un." kembali Nakami mengikuti Kyuubi sementara Kyuubi melihat-lihat nomor kamar yang di tempel pada pintu-pintu ruang rawat bercat coklat muda di sisi kiri dan kanannya.

"197… 198… 199… 200… kamarnya pasti ada di belokan itu." tunjuk Kyuubi pada persimpangan di koridor tempatnya dan Nakami berada sekarang. "Cepat! Aku sudah tidak tahan berada di rumah sakit ini." Katanya lagi lalu berlari menuju persimpangan koridor dengan Nakami yang tetap mengikut.

Lalu lagi-lagi…

BRUK!

Kyuubi tertabrak seseorang yang sedang berlari kencang sampai terjungkal ke belakang, untungnya tidak sampai menabrak Nakami.

"HEI! HATI-HATI KALAU JALAN! DASAR TIDAK SOPAN! BUKANNYA MINTA MAAF MALAH PERGI!" teriak Kyuubi penuh emosi. Bagaimana tidak, hari ini dia sudah ditabrak sebanyak 3 kali dan setelah dia perhatikan baik-baik, ternyata orang yang tadi menabraknya di gerbang dan lift adalah orang yang sama dengan yang menabraknya barusan.

"MAAAFFF!" teriak si penabrak tadi lagi sambil terus berlari tanpa menoleh.

"HEH! KURANG AJAR!" lengkap sudah penderitaan Kyuubi hari ini. Kena sembur mie ramen Nakami di kantin, kena pukul Asuma-sensei di kelas, kejatuhan handphone Nakami di taman, dikatai mesum oleh nenek tuli plus kena pukul, ditambah lagi kena tabrak. Kini hidupnya terasa lengkap.

"Sial!" gerutu Kyuubi sambil bangkit berdiri dan menepuk-nepuk celananya.

"Sepertinya Neji sedang sangat buru-buru." kata Nakami sambil terus memperhatikan arah lari orang yang sekali lagi ternyata adalah Neji tadi.

"Neji?" tanya Kyuubi memastikan pendengara nya.

"Hm, yang tadi itu benar-benar Neji."

"Begitu ya? Ke… ke… ke…" Kyuubi memasukkan tangannya ke saku celana dan menarik keluar sebuah handphone berwarna hitam dengan aksen putih di sampingnya lalu menekan-nekan beberapa tombol di handphone itu.

Fumikomu ze akuseru. Kakehiki wa nai sa sou dayo. Yoru wo nukeru. Nejikomu sa saigo ni sashi hiki zero sa sou dayo hibi wo ke-ckleek…

Sebentar terdengar nada sambung dari seberang telepon lalu suara telepon di angkat.

'Halo?'

"Hei."

'Kyuubi-sama? Ini benar Kyuubi-sama? Kyaa!' seru suara di telepon yang kentara sekali adalah anak perempuan yang sedang senang karena Kyuubi menelponnya. Kyuubi harus menjauhkan handphonenya dari telinga karena volume teriakan orang yang ditelfonnya tadi.

"Ya, ini aku. Aku butuh bantuanmu."

'Apa itu Kyuubi-sama? Katakan saja! Akan kulakukan apapun untukmu!'

"Bagus. Aku minta siapkan penyambutan untuk seseorang di kelas besok."

'Penyambutan?'

"Kau mengerti maksudku?" tanya Kyuubi lagi.

'Tid-OH! AKU MENGERTI! Baik akan kusiapkan! Besok akan jadi hari yang menyenangkan untukmu, Kyuubi-sama.'

"Bagus! Senang punya anak buah sepertimu." Kata Kyuubi lalu memutus sambungan teleponnya lalu membuka casing belakang handphonenya, dan membuka baterai juga kartunya, lalu memasang kartu baru di handphone itu dan kembali memasang baterai juga casing.

Kyuubi lalu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu setelah matanya menangkap tong sampah di sisi kanannya, dia segera berjalan ke tong sampah itu dan membuang kartu yang tadinya dia pakai untuk menelpon.

"Kyuubi? Kenapa kau membuang kartu itu?" tanya Nakami yang sejak tadi diam saja selama Kyuubi menelpon.

"Huh? Oh. Kalau tidak di buang, aku yakin malam nanti aku tidak akan bisa tidur karena bunyi panggilan yang bertubi-tubi, ayo."

Walaupun bingung, Nakami tidak mau ambil pusing, toh itu bukan urusannya. Dia mengikuti Kyuubi menuju ruangan bernomor 202 yang tepat berada di ujung koridor di kiri mereka.

#*#*#* ~(^_^)~ #*#*#*

Tok… tok… tok…

"Siapa?" suara lembut anak perempuan terdengar dari dalam ruang rawat saat Kyuubi mengetuk pelan pintu ruangan dengan nomor 202. Kyuubi melihat kembali nomor di pintu itu, tetap 202.

'Kenapa anak perempuan?' batin Kyuubi setelah yakin dia tidak salah kamar.

"Aku Kyuubi, ingin menjenguk Uchiha-san. Apa betul ini ruang rawatnya?" tanya Kyuubi. Tidak ada jawaban dari dalam, tapi terdengar suara seperti seseorang melangkah mendekati pintu. Kyuubi mundur selangkah dari pintu.

Cklek

Pintu terbuka dan dari dalam keluar seorang gadis cantik dengan mata lavender dan rambut indigo panjang dengan rona merah di pipinya.

"Nam-namikaze-san." sapa gadis itu.

"Kau? Hyuuga?" gadis itu mengangguk lalu menunduk.

"Halo..." Sapa Nakami pada gadis itu dari balik punggung Kyuubi. Sang gadis menengadahkan kepalanya dan mata lavendernya bertemu pandang dengan mata biru laut milik Nakami. Rona merah di pipi sang gadis Hyuuga semakin pekat.

"Ha… lo… um…"

"Oh, maaf. Aku lupa memperkenalkan diri. Aku Uzukima Nakami. Panggil saja aku Nakami."

"Salam kenal Nakami-san. Aku Hyuuga Hinata. Pang-panggil Hinata saja."

"Kau Hyuuga juga, berarti kau adiknya Neji?" tanya Nakami sambil berjalan mendekati Hinata. Setelah berdiri di depan Hinata, dia menyadari kalau dirinya hanya lebih tinggi beberapa centi dari Hinata, sekitar 5 atau 6 centi.

"Aku sepupunya. Ah, kalian ingin menjenguk Sasuke?"

"Hm. Di mana dia?" sambar Kyuubi cepat.

"Ayo, ikut aku." ajak Hinata pada dua remaja lainnya.

Kini Nakami, Hinata dan Kyuubi memasuki ruang rawat Sasuke. Ruang rawat yang mewah dengan segala perabotan yang tidak mungkin di dapatkan oleh orang biasa bila masuk rumah sakit tentunya.

Dengan sifatnya yang sangat mudah tertarik pada hal-hal baru, Nakami langsung memperhatikan seluruh ruangan. Ruangan yang luas, dengan 1 pintu yang sepertinya kamar mandi di pojok kanan ruangan, TV LCD besar di dekat pintu masuk dan 1 set sofa ukuran sedang berwarna coklat tua di depan TV dan ada tirai yang membentang membatasi ruangan mewah itu dengan sesuatu yang sepertinya di situlah tempat Sasuke.

Tapi, setelah Nakami kembali memperhatikan, ada yang salah dengan ruangan itu, makanya dia berhenti berjalan dan memutar kepala kembali memperhatikan sekelilingnya, tapi tidak menemukan ada yang aneh. Tapi tadi dia yakin sekali di kepalanya sempat terlintas pikiran 'Ada yang salah' walau cuma sekilas.

Kyuubi dan Hinata yang sudah berada di depan Nakami jadi ikut berhenti ketika menyadari hanya ada 2 suara langkah kaki, dan setelah menoleh ke belakang, mereka menyadari Nakami yang seharusnya ikut berjalan bersama mereka masih berada di tengan ruangan, sedang memasang pose seperti detektive dengan mencubit dagu dan dahi yang berkerut.

"Nakami!" panggil Kyuubi.

'Apa yang salah?' pikir Nakami.

"Hoi! Apa yang kau lakukan di situ! Kita harus cepat!"

'Sebentar, sepertinya aku mulai ingat.'

Kyuubi yang kesal karena diacuhkan Nakami berjalan dengan langkah cepat menuju remaja pirang yang sedang mengetuk-ngetukkan kakinya di lantai sambil menunduk ke bawah. Kyuubi berjalan semakin cepat dan setelah agak dekat, Kyuubi menjitak kepala Nakami keras sampai yang dijitak jatuh terduduk.

"Kyuubi! Sakit ta-HEI AKU TAHU!" teriak Nakami semangat, Kyuubi hanya memasang tampang datarnya.

Nakami segera berdiri dan melihat Hinata yang ikut berjalan medekat, senyum di bibirnya terkembang.

"Hinata-chan, ada apa dengan ruangan ini?" tanya Nakami. Mendengar embel-embel 'Chan' di belakang namanya, pipi putih Hinata kembali bertransformasi warna.

"Apa?" tanya Kyuubi sambil menyenggol bahu Nakami.

"Ne~ kenapa di ruangan ini banyak sekali pita?" tanya Nakami pada Hinata dan sekali lagi mengacuhkan Kyuubi.

"Huh?" Kyuubi jadi ikut memperhatikan sekeliling, dan benar saja. Ternyata di seluruh ruangan ada banyak pita berwarna-warni yang terpasang.

"A-ah… itu… itu karena bi-"

"Hinata! Kenapa berisik sekali!" kata-kata Hinata di potong sebuah suara dengan nada berat dan tegas yang mengarah pada 'dingin' yang berasal dari balik tirai di depan ketiga remaja berbeda warna mata dan rambut sedang berdiri.

"Sasuke." Bisik Hinata lirih.

Mendengar nama 'Sasuke' yang berarti 'Uchiha' yang di carinya, Kyuubi berjalan mendekati tirai.

"Na-namikaze-san. Jangan ke sana dulu." Larang Hinata pelan sambil menarik jubah Kyuubi yang belum sempat dilepas sang pemakai.

"Apa?" Kyuubi menoleh ke belakang tanpa membalikkan tubuhnya. Hinata yang sadar akan perbuatannya yang bertentangan dengan 'adat sopan santun keluarga Hyuuga' segera melepaskan tangannya dan menunduk dengan rona merah di pipinya.

"Jangan ke sana dulu" ulang Hinata, tapi setelah dia menengadahkan kepalanya, ternyata Kyuubi sudah berada tepat di depan tirai dan bersiap membuka helai kain berwarna biru muda yang membentang di hadapannya itu.

"Namikaze-san, jangan!" larang Hinata lagi, tapi terlambat.

SRAK!

Kyuubi membuka tirai, dan apa yang di lihatnya di balik tirai membuatnya melebarkan matanya selebar-lebarnya dengan mulut yang menganga lebar.

"Ah!" Hinata menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"U-uchiHantu?" lirih Kyuubi dengan nada tidak percaya.

"NamikaZetan." Balas seseorang yang di panggil Uchihantu a.k.a Uchiha atau Sasuke dingin.

"Kau… kenapa…"

Nakami yang sejak tadi berdiri di tengah ruangan mendekati Kyuubi, dan sekali lagi berdiri di belakangnya dan memunculkan kepalanya dari balik punggung Kyuubi untuk melihat sesuatu atau seseorang yang berada di balik tirai, dan setelah melihatnya, Nakami berdiri di samping Kyuubi sambil memasang senyum lebar dengan mata berbinar.

"Kau Uchiha-san?" tanya Nakami ramah pada sosok Uchiha yang sedang bersandar di kepala ranjang RS.

"Hn." Jawab sang Uchiha singkat, tapi senyum Nakami semakin melebar.

"Kau tidak seperti yang kuperkirakan. Kata Kyuubi kau itu seperti monster besi, tapi ternyata tidak. Ternyata kau sangat … sangat cantik!" seru Nakami kegirangan. Hinata dan Kyuubi yang berada di belakang Nakami sudah pucat, sementara tubuh sang Uchiha bergetar.

"Tapi kau bukan orang di dalam kelas tadi. Tapi kau juga Uchiha kan? Berarti kau adiknya? Wah! Salam kenal! Aku Uzukima Nakami! Senang bertemu denganmu!" cerocos Nakami lagi penuh semangat. Sepertinya sifat berisiknya sedang dalam mode on.

Memang tampilan Sasuke saat ini benar-benar mendukung untuk dikatakan cantik. Dengan rambut lurus pendek sebahu berwarna hitam kelam yang dihiasi bando putih yang sangat kontras dengan mata hitam yang tajam dan kulit putih susu yang sepertinya sangat halus, dengan tubuh yang dibalut baju putih polos lengan pendek berlapis sweater biru donker bergaris abu-abu pudar yang agak longgar di tubuhnya menyembunyikan bentuk asli tubuhnya.

"…Hinata…" bisik Sasuke lirih.

"Ha-ha'i"

"…Bawa… mereka… keluar…" Sasuke meremas sprei kuat sampai tangannya memutih sambil menekan tiap kata dalam kalimatnya.

"Sam-sampai nanti!" kata Kyuubi masih dengan nada tidak percaya dan menarik kerah baju kaos Nakami dari belakang dan mengambil ancang-ancang untuk pergi. Dia benar-benar shock melihat musuhnya dalam wujud perempuan.

BRAK!

Tapi, belum lagi Kyuubi melangkah, pintu yang tadinya tertutup didobrak dengan keras, dan dari baliknya muncul sosok bermata putih dengan rambut coklat panjang yang langsung berlari menuju Hinata yang kini berada di samping Sasuke.

"Ini! Cepatlah! Aku melihat mobil mereka saat berlari ke sini!" kata Neji sambil menyerahkan kantong plastik yang di bawanya pada Hinata yang langsung menumpahkan isi kantong tadi di atas tempat tidur Sasuke yang diam saja memandang tajam isi kantong yang ternyata adalah pernak-pernik anak perempuan.

Hinata mengacak-acak barang-barang itu lalu dia menoleh ke arah Neji.

"Nii-san. Kau tidak membeli kalungnya. Gelangnya juga kenapa hanya ada dua? Ini kurang."

"Apa! Tapi tadi aku yakin sudah masuk semua!" Neji membela diri dengan tampang memelas sambil bernapas ngos-ngosan dan wajah yang dibanjiri keringat.

"Neji-nii… kita bisa kena marah… ayolah…" rayu Hinata dengan tampang yang tidak kalah memelas.

"Hinata … aku sudah 7 kali bolak-balik ke toko dengan berlari tanpa henti sejak 1 setengah jam yang lalu. Kau sendiri tahu jarak toko terdekat dengan rumah sakit ini itu lebih dari 2 kilo."

"Ne-neji-nii…" mata putih Hinata bertambah terang, rupanya itu disebabkan air mata yang mulai menggenang di sana.

"E-eh! Jangan menangis! Aku pergi! Aku pergi!" kata Neji lalu berlari keluar kamar dengan sangat cepat.

Hinata mengusap matanya dengan punggung tangan lalu melihat ke arah Kyuubi dan Nakami yang sedari tadi diam membatu melihat adegan kakak yang takluk oleh air mata adik sepupunya.

"Ma-maaf…" kata Hinata pelan sambil menunduk untuk menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Itu… untuk apa?" Nakami menunjuk aksesoris yang ada di atas tempat tidur Sasuke.

"Ah! Iya! Mereka sebentar lagi sampai." Hinata langsung menyambar beberapa jepit rambut berbentuk bola kecil-kecil berwarna putih dan membukanya lalu memasangkan jepitan mungil itu di rambut Sasuke. 3 di bagian kiri di pasang bersusun di dekat bando untuk menahan poni Sasuke yang di model samping seperti Ino -pemimpin Kyuubi FC- agar tidak jatuh, dan 1 di bagian kanannya untuk hiasan.

"UchiHantu, kau kenapa?" tanya Kyuubi horor melihat Sasuke yang di ketahuinya adalah laki-laki asli memakai aksesoris anak perempuan.

"Bukan urusanmu!" sambar Sasuke cepat dan memandang Kyuubi tajam, tapi kepalanya segera diputar oleh Hinata hingga Sasuke menghadap Hinata. Hinata segera memakaikan bedak tipis di wajah Sasuke yang sebenarnya tidak perlu karena kulit Sasuke sudah putih, juga memakaikan lipgloss warna pink cerah di bibirnya.

Dari luar terdengar banyak langkah kaki yang sepertinya sedang berlari terburu-buru.

"Ukh! Datang…" Sasuke mendesis pelan.

"Huh?" Kyuubi dan Nakami hanya bisa memasang tampang bingung.

BRAKK

Pintu kembali di dobrak lagi tepat setelah Hinata merapikan rambut Sasuke yang agak berantakkan dan membereskan semua aksesoris dari tempat tidur Sasuke.

"Sasu-chan!" teriak seorang wanita dengan wajah keibuan, rambut hitam panjang dan mata hitam serta kulit putih susu yang sangat mirip dengan Sasuke serta perutnya yang membuncit yang tentu saja kali ini tidak mirip dengan Sasuke.

"Kaa-san." Bisik Sasuke pelan.

"Sasuke." Muncul seorang pria dewasa dari balik pintu. Ciri-cirinya hampir sama dengan Sasuke dan orang yang dipanggil kaa-san oleh Sasuke tadi, hanya warna kulitnya saja yang agak lebih gelap dan wajahnya yang lebih tegas dan berwibawa.

"Touto-chan!" dan dari belakang pria dewasa tadi muncul seorang pemuda tampan yang sama persis dengan Sasuke, yang membedakannya hanya garis di bawah matanya saja serta panjang rambut.

"Tou-san, aniki-kun."

"Jii-san, baa-san, Itachi-nii, konbawa." Sapa Hinata pelan lalu menunduk sedikit. Benar-benar ciri keluarga Hyuuga, selalu sopan kapan saja dan di mana saja.

"Eh?" mendengar Sasuke dan Hinata memanggil orang-orang yang baru datang itu dengan sebutan-sebutan yang sudah didengarnya sebelumnya membuat Kyuubi terkejut.

'Berarti mereka bertiga yang baru muncul itu adalah keluarga Sasuke dan Hinata. Tapi apa hubungannya Uchiha dengan Hyuuga?' tanya Kyuubi dalam hati.

Aniki Sasuke yang mendengar suara Kyuubi segera menoleh ke arah Kyuubi dan Nakami, sementara kaa-san dan tou-sannya berjalan menuju Sasuke.

"Sasu-chan~ kau ini kenapa sih? Kau jangan berkelahi terus! Lihat, wajah cantikmu jadi rusak." kaa-san Sasuke memeluk Sasuke erat lalu melepaskan pelukannya dan membingkai wajah Sasuke dengan kedua tangannya yang di letakkan di pipi Sasuke.

"Hn." Hanya itu balasan Sasuke.

"Kalian pasti bingung." Kata Itachi, aniki Sasuke yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Kyuubi. Kyuubi yang kaget karena tidak merasakan pergerakkan apapun di sampingnya dengan reflek cepat yang bagus melayangkan tinju ke arah kirinya, tempat suara tadi berasal.

Tep

Dan tinju keras tadi di tangkap dengan satu tangan oleh Itachi.

"Ap-apa?"

"Aaa, reflek yang bagus tapi tinjumu kurang keras." kata Itachi sambil mengayun-ayunkan tangan Kyuubi yang di genggamnya naik-turun.

"Ish!" Kyuubi menarik tangannya.

"Sebenarnya ada apa?" tanya Nakami yang kali ini lebih tenang daripada Kyuubi.

"Apanya?" tanya Itachi sambil menatap lekat mata biru langit Nakaimi.

"Jelas alasan Sasuke jadi aneh sepeti itu! Bukannya kau mau menjelaskan itu tadi?" sambar Kyuubi sebelum Nakami sempat berbicara.

"Oh. Ah, itu karena kaa-san yang mau." Kata Itachi sambil meandang Sasuke yang sekarang masih dipeluk kaa-sannya.

"Maksudnya?" tanya Kyuubi dan Nakami kompak.

"Karena kaa-san sedang hamil, dia mengidam ingin melihat Sasuke memakai baju perempuan, kalau tidak, dia tidak mau menjenguk dan melarang aku dan ayah menjenguk Sasuke juga, padahal kami sangat ingin melihat keadaannya." Kata Itachi panjang lebar sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana.

"I-iya… bibi Mikoto juga minta agar ruangan ini di hias seperti ruangan pesta." Hinata berbicara sambil menunduk.

Kyuubi cengok, Nakami manggut-manggut.

"Whoaaa ternyata Sasuke itu orang yang sangat penyayang dan berbakti ya?" kata Nakami lagi. Kyuubi menolehkan kepalanya dengan gaya patah-patah ke arah Nakami.

'Apanya yang penyayang dan berbakti? Dia itu lebih berbahaya dari monster yang baru bangun tidur' batin Kyuubi.

"Permisi." dari pintu ruang rawat terdengar suara tegas dan berwibawa yang membuat semua orang di dalam ruangan menoleh ke arah pintu.

Di pintu itu berdiri seorang pria dewasa yang umurnya kira-kira hampir sama dengan ayah Itachi dan Sasuke, dengan ciri-ciri rambut panjang dan mata putih yang memakai baju langsung seperti kimono berwarna putih, sedang di sampingnya bediri seorang remaja yang bercirikan sama yang memakai baju dan celana putih longgar yang sedang menenteng kantong plastik hitam kecil.

Sang remaja yang kita ketahui bersama adalah Neji berjalan dengan langkah tegap dan penuh wibawa ke arah Mikoto yang masih memeluk Sasuke, berbeda sekali dengan Neji yang dilihat Kyuubi, Nakami, Hinata dan Sasuke beberapa saat yang lalu. Tidak ada keringat, tidak ada napas ngos-ngosan, tidak ada tampang memelas, tidak ada si panik Neji. Neji yang ini benar-benar Neji sang bangsawan Hyuuga.

"Bibi… aku membawakan sesuatu untuk Sasuke." Kata Neji dengan sopan sambil menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada Mikoto, sementara pria di pintu tadi juga ikut berjalan mendekati ranjang Sasuke.

"Ah! Manisnya…" ekspresi senang jelas sekali tergambar di wajah Mikoto saat melihat seuntai kalung perak berbandul kupu-kupu bersayap hitam mengkilap terbuat dari batu yang sangat indah, dengan tubuh sang kupu-kupu yang terbuat dari perak pula, dan kepalanya yang menjadi tempat terpasangnya rantai kalung ada dalam kantong yang diberikan Neji.

Dalam kantong itu ada pula dua buah gelang besi putih polos mungil yang memiliki ukiran huruf S di masing-masing ujungnya yang memang tidak menyatu. Mikoto segera memakaikan kedua benda di tangannya di leher dan pergelangan tangan Sasuke, tidak memperdulikan Sasuke yang sudah memasang tampang mau mati.

"Umphh… khu… ukh…" Kyuubi tidak bisa lagi menahan tawanya melihat Sasuke. Mati-matian dia berusaha tapi tetap saja gagal, langsung saja dia mendapat tatapan tajam dari Sasuke versi cewek dan Neji.

"Ma… maaf, sepertinya kami harus pergi sekarang, ini sudah terlalu sore." Kyuubi akhirnya berbicara dengan normal setelah berhasil mengendalikan dirinya agar tidak tertawa. Fugaku dan Mikoto yang baru menyadari ada orang lain di ruangan itu selain keluarga Uchiha dan Hyuuga jadi menatap Kyuubi yang baru saja berbicara.

"Kalian ini temannya Sasuke?" tanya Mikoto sambil melepas Sasuke dari pelukannya, membuat Sasuke bisa bernapas lega.

"Iya baa-san, aku Namikaze Kyuubi, teman dekat Sasuke dan Neji di sekolah, bukan begitu, Sasuke? Neji?' tanya Kyuubi sambil menyeringai dan hanya di balas 'Hn' dan 'Hm' setengah hati dari kedua orang yang ditanya tadi. "Oh, iya. Ini temanku." Kyuubi menarik Naruto berdiri berjajar dengannya."

"Konbawa, aku Uzukima Nakami, aku murid baru di kelas Sasuke." Nakami sedikit membungkuk dan menatap heran pada Fugaku saat ayah Sasuke tersebut tidak berhenti menatapnya.

"Oh, rupanya kau putra Minato. Titip salam padanya." Kata Mikoto pada Kyuubi.

"Tentu baa-san. Ehm… bolehkah aku memeluk Sasuke sebentar? Bagaimanapun aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri dan ikut merasakan apa yang dirasakan Sasuke saat ini. Aku ingin sekali memeluknya untuk menguatkannya." Kyuubi berkata sambil menundukkan kepalanya dan memasang tampang sendu dan memelas, benar-benar seorang artis berbakat.

"Wah, silahkan. Beruntung sekali Sasuke punya teman sepertimu." Mikoto tersenyum manis, mendengar penuturan Kyuubi. Semenatara Sasuke memandang tajam Kyuubi yang berjalan ke arahnya.

"Sasuke… kau harus cepat sembuh…" Kyuubi menjulurkan tangannya dan memeluk bahu Sasuke. Dia juga meletakkan kepalanya di bahu sang Uchiha bungsu dan berbisik pelan di telinganya.

"Ne~ tampaknya aku tidak perlu lagi menggunakan julukkan UchiHantu SasuKepala buntung padamu karena kau sudah punya julukkan baru. Mau tahu apa?" Kyuubi menyeringai dan semakin membawa tubuh Sasuke yang sama besar dengannya dalam pelukannya

"NamikaZetan KyuUbi goreng… kau akan mati..." Sasuke mendesis sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kyuubi, seperti memeluknya, padahal maksud Sasuke hanya ingin menahan agar orang yang sedang memeluknya saat ini tidak pergi jauh dan bisa mendengar ancamannya.

"Khukhukhu… julukkan barumu adalah… gadis manis berbando putih…" tanpa memperdulikan ancaman Sasuke, Kyuubi malah melanjutkan kata-katanya dan menyeringai senang saat dia merasa pelukan di pinggangnya mengerat.

"Kau…"

"Sasuke… aku harus pulang sekarang… aku tahu kau masih ingin aku menemanimu di sini, tapi di sini kan ada banyak orang yang bisa menemanimu, jadi tolong lepaskan pelukanmu ya?" Kyuubi berkata setengah berteriak sehingga Sasuke melepaskan pelukannya.

"Jii-san… baa-san… samuanya… kami permisi." Kata Nakami saat Kyuubi memberinya isyarat untuk pergi.

"Ya, hati-hati di jalan…" kata Fugaku. Kyuubi langsung menarik Nakami keluar.

Saat di luar, Kyuubi menggandeng Nakami pulang sambil tertawa penuh kemenangan, dia berlari sambil menyenandungkan lagu 'Aku bahagia' yang membuat Nakami pusing karena Kyuubi sama sekali tidak tahu apa itu 'menyanyi dengan baik' .

Nakami hanya geleng-geleng kepala melihat teman barunya itu. Mereka berdiua berjalan pulang sambil tetap bergandengan tangan. Entah mengapa mereka merasa nyaman dengan tangan yang saling bertaut seperti itu, dan tak ada niat untuk melepasnya.

"Hei, mau permen?" Kyuubi memberikan lolipop strawberi pada Nakami.

"Eh, arigato." Kata Nakami saat Kyuubi meletakkan permen di tangannya.

"Tapi ingat ya, kau jangan makan perman banyak-banyak, nanti jadi ompong loh~" Kyuubi tetap tersenyum

"Are?" Nakami mulai berpikir kalau Kyuubi mulai gila.

TBC

Omake

Mataari sudah tenggelam saat seorang remaja berambut pirang sedang berjalan sendirian di kawasan perumahan asri Konoha yang terletak agak jauh dari pusat kota. Remaja dengan name tag 'Uzukima N' di jubah yang dipakainya melihat ke sekelilingnya.

"Sumaru?" panggil remaja bernama Nakami itu saat yakin tidak ada orang di sekitarnya.

'Kenapa Naruto?' tiba-tiba saja muncul sesosok remaja lain di samping bocah yang tadi memanggil nama 'Sumaru'

"Tidak, hanya saja aku berpikir…"

'Hm?'

"Kenapa Gaara meninggalkanku di sekolah ya? Bukannya selama ini dia tidak pernah sekalipun jauh dariku? Apa aku melakukan kesalahan padanya?"

'Kurasa tidak, mungkin saja Gaara punya alasan sendiri meninggalkanmu di sekolah, siapa tahu dia ada urusan mendadak'

"Benar juga. Ah, akhirnya sampai juga di rumah. Sepertinya kaa-san belum pulang." Nakami a.k.a Naruto hanya tertunduk lesu saat masuk ke halaman rumahnya dan mendapati mobil ibunya belum ada di depan rumah.

'Jangan lesu begitu… hei, bukannya itu Gaara?' Sumaru menunjuk ke sosok merah yang sedang duduk di depan pintu rumah Naruto.

"Eh? Gaara!" Naruto berlari menghampiri Gaara yang sepertinya sedang tertidur.

"Hm, Naruto?" jawab Gaara

"Kau dari mana saja? Sudah lama sampai? Maaf, kau jadi tinggal di luar karena kunci rumah ada padaku" Naruto berjongkok. Di belakangnya Sumaru berdiri.

"Baru saja. Aku habis jalan-jalan, lelah sekali… biarkan aku tidur sebentar." Gaara kembali menutup matanya dan tidak bangun walau Nakami mengguncang-guncangnya.

'Naruto, sepertinya Gaara pingsan, bukan tidur.' Sumaru mengingatkan Naruto.

"Eh? Aduh bagaimana ini?" Naruto panik sendiri.

'Cepat bawa dia ke kamarnya'

"Ah! Benar juga!" Naruto langsung mengacak-acak isi tasnya dan setelah menemukan sebuah kunci, dia memasukkan kunci ke lobang kecil yang ada di pintu di hadapannya dan membuka kuncinya.

BRUK

Saat Naruto membuka pintu, Gaara yang sedari tadi bersandar di pintu jadi terjungkal ke belakang, tapi itu sama sekali tidak mempengaruhinya.

"Ah! Gaara! Hei, Sumaru! Bantu aku mengangkat Gaara!" Naruto menarik tangan Gaara.

'Mana bisa? Aku transparan.' balas Sumaru santai, Naruto sweatdrop.

Naruto akhirnya mengangkat atau mungkin menyeret Gaara sendiriran ke kamarnya yang berada di lantai 2. Bisa bayangkan bagaimana kedaan Gaara saat di seret menaiki tangga?

"Argh! Jalan-jalan seperti apa sih yang bisa membuat Gaara kecapean sampai pingsan begitu?" gerutu Naruto sambil menutup pintu kamar Gaara, tentunya setelah membaringkan si empunya kamar di tempat tidurnya.

'Hm, sepertinya dia terlalu asyik jalan-jalan sampai lupa waktu dan akhirnya kecapean' gumam Sumaru.

"Sepertinya begitu… sudahlah, aku mau istirahat" Naruto masuk ke dalam kamarnya sendiri, sementara Sumaru perlahan menghilang.

Andai Naruto tahu jalan-jalan seperti apa yang sudah di lewati Gaara. Gaara… tabahkan hatimu

End Omake

A.N:

He? Gimana? Gimana? Gimana? Baguskah chapter ini? *harap-harap cemas* ne~ sebenarnya Mecha mau manjangin Omakenya, tapi ngeliat fic udah nyampe 23 halaman (sengaja di panjangin sebagai permohonan maaf), gak jadi deh…

Mecha ngerasa chapter ini gak ada lucunya sama sekali *pundung* adakah yang sependapat?

Hehehe. Bagian Naruto ngukur tinggi Hinata itu, benar kalau Hinata hanya berbeda 6 cm dari Naruto. menurut sumber terpercaya, Naruto tingginya 166 cm, Sasuke 168, Hinata 160.

Oh ya, bagian Sasuke di kunjungi Kyuubi di RS itu sebagian Mecha ambil dari kejadian waktu Mecha dikunjungi musuh bebuyutan Mecha, si cowok aneh muka kodok yang malah bikin jengkel, ngubuat Mecha pengen ngelempar apa aja ke dia atau sekedar nancapin jarum infus ke jidatnya. Untung aja Koi-chan datang *hihihi ^_^*, jadinya si kodok itu cepat pulang. Tapi, lucu juga… walau dia itu musuh Mecha yang sejak TK selalu nyari gara-gara sama Mecha *entah itu dengan cara normal sampai yang gak bisa di bayangin manusia*, si kodok ini orang pertama yang ngejenguk Mecha selain keluarga. Arigato kodok…

Mau ngomong apalagi ya? #jduak# itu aja deh~ tehe… mohon reviewnya ya minna… Mecha gak bisa apa-apa tanpa review dan dukungan dari kalian semua. Eh? Ada yang nyariin atau masih ingat Eiyu? Dia lagi Mecha kurung supaya gak mengacau. Ada yang mau nitip salam sama Eiyu?

Mohon maaf kalau ada yang gak sesuai keinginan minna-san ya... m(-_-)m , tolong kasih tau Mecha kalau ada kesalahan atau ada bagian yang kurang memuaskan minna-san semua, supaya bisa Mecha perbaiki ^_^

Review ya... yang gak review, bayar Rp 20.000 *JDUAK* . Jaa minna~

P.S: Mecha juga mublish 1 fic rate M, judulnya Love story at school. Kalau ada waktu, mohon RnR juga ya... ^_^.

Review please... (kitten eyes no jutsu)

Mechakucha no aoi neko a.k.a Mecha