Earthquake

Disclaimer: Hetalia © Hidekaz Himaruya, story's idea © Ravarion Ney.

Rated: K+

Genre: Humor / Family

Warning: Original Characters (OCs), lebayisme(?).

Character(s): male!Indonesia, fem!Yogyakarta.

A/N: based on true story (yaiyalah!) at Jogja.

-x-x-x-

ENJOY

-x-x-x-

Indonesia berada di rumah Jogja malam itu. Liburan ceritanya, dan dia sekarang sekarang ada di dapur, niatnya mau masak nasi goring. Dan dia langsung membanting magic jar setelah tahu ternyata isinya cuma beberapa bulir nasi. Ia membuka lemari es di sebelahnya, berharap menemukan makanan lebaran.

Indonesia membanting pintu lemari es itu keras.

"Kakak! Jangan hancurkan barang-barangku atau kau kuusir malam ini juga!" ia mendengar adiknya berteriak keras. Indonesia nyengir.

Sambil menggerutu, ia keluar dari dapur (kosong) itu dan berjalan ke ruang tamu, ngemil sedikit 'kan ga apa-apa.

"Ada apa, kak?" tanya Jogja sambil menatap Indonesia yang tengah memakan kue-kue dari wadah bulat. Indonesia tak tahu apa namanya, tapi tadi dia liat kata 'Danish'.

"Lapar…" jawabnya acuh.

"Ya, makan saja itu. Jangan sampai habis tapinya. Kalau habis kau yang beli ya…" Jogja masuk kembali ke kamarnya dan terdengar dia berbicara pada sesuatu. Bukan. Bukan setan, jurig, atau sejenisnya.

Indonesia melongokkan kepalanya ke dalam kamar Jogja. Satu lemari baju, satu meja dan kursi, kasur tanpa penyangga lalu selimut tipis dan bantal, dua kaca besar ada di dua sisi berbeda, dan ada satu meja kaca yang isinya aksesoris.

"Jogja, aku lapar…" katanya sambil duduk di ambang pintu.

"Makan."

"Tidak ada makanan…"

"Ada pasta di kulkas…" jawab Jogja sambil menutupi handphonenya agar obrolannya dengan kakaknya tak terdengar oleh si penelepon.

"Oya!" Indonesia langsung berlari ke dapur, membuka kulkas dan menemukan lemaran-lembaran pasta dan bumbunya. Nyawanya terselamatkan.

-x-x-x-

"Kau sudah memberitahu kakak?" suara Jogja terdengar dari kamarnya.

"Sudah, tapi kau tahu lah kakak seperti apa kalau tahu adik-adiknya ada maslah dengan tetangga…"

Jogja bergumam.

Tiba-tiba meja kaca di sebelah kasurnya berderak-derak tak karuan. Ia menutupi handphonenya dengan kedua tangan.

"Kakak! Ada gempa!" dengan kalemnya ia berteriak, sementara Indonesia sudah ada di luar duluan. Dan ia pun beranjak dari kasurnya, menuju keluar.

"GEMPAAA! JOGJA! KELUAR!" sayup-sayup ia mendengar suara kakaknya berteriak dari luar.

Ia membayangkan kakaknya sedang beringkah ala orang lebay. Saat kakinya mencapai luar kamar, gempa itu berhenti.

"Sialan…" gumamnya sambil kembali ke atas kasur.

"Ada apa, Jogja?" tanya Banten di seberang nun jauh di sana.

"Ah, tidak. Tadi kakak menabrak angin dan ditabrak pintu(?)…" jawab Jogja asal. Banten sweatdrop.

Sejenak, Ia lupa kalau kakaknya masih berteriak-teriak histeris di luar yang juga lupa kalau gempa sudah selesai.

-x-x-x-

Fin

-x-x-x-

(Listen to: Pahlawan – Captain Jack)

(Word Count: 496 words)

!Hola? =='

Saya tau ini gaje. Anggap saja sepupu saya itu Jogja di sini. Dengan kalemnya teriak 'ada gempa!' gara-gara lagi telponan sama temennya. Biar dikira kalem kali ya. Entah lah, waktu ada gempa itu saya ada di Sragen, atau Kudus, atau Jepara, Klaten?

Well, saya lupa. LoL

Saya juga ngedengerin lagunya band indies Jogja (nunjuk di 'listen to'). Lagunya emang keren.

Anw, sudahi saja curcolan saya yang gaje ini.

Mind to review? Per favore?