Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : NejiSasu

Rate : T

Warning : shounen-ai, DON'T LIKE DON'T READ.. ALUR DIPAKSAKAN… GAJE…

XoXoXoXoXo MY LOVELY SASUKE XoXoXoXoXoXo

CHAPTER 1

Krrriiiinngggggg…..

Bunyi jam weker kembali menjadi pertanda bahwa hari sudah mulai beranjak pagi. Sesosok pemuda yang masih terlelap pun ikut terusik oleh suara jam weker itu.

"shit…" umpatnya sembari meraih jam weker itu untuk mematikannya. Dengan perlahan ia pun membuka mata black pearl nya. Sinar matahari sudah menyusup melalui tirai jendela kamarnya yang agak terbuka.

Tulittulit…

Belum hilang kejengkelan pemuda itu dengan jam weker yang mengganggu tidur nya sekarang terdengar sebuah bunyi nyaring lagi yang mengganggu indera pendengarannya.

"halloo…" sahutnya tanpa melihat siapa yang meneleponnya sepagi itu.

"hey little brother.. kau tidak lupa kan kalau hari ini kau akan pulang ke jepang?" Tanya sebuah suara dari seberang.

Pemuda yang di panggil little brother itu medengus pelan sebelum menjawab dengan ketus.

"huh… jadi kau menelepon ku hanya untuk mengatakan hal bodoh itu?"

"tentu saja. Karena aku tidak mau kau membatalkan lagi kepulanganmu ke jepang. Kakek sudah sangat merindukanmu."

Pemuda berkulit putih pucat dan berambut hitam itu segera bangkit dari tempat tidurnya. Rambut raven nya yang mecuat ke belakang tampak berantakan.

"1o jam lagi aku sudah berada di jepang." Katanya menutup panggilan sambil berjalan menuju kamar mandi yang berada satu ruangan dengan kamar tidurnya.

'dasar baka aniki…' batin nya dalam hati.

Dia adalah Uchiha Sasuke. Dia adalah putra bungsu Uchiha Fugaku, sang konglomerat di jepang yang sayangnya saat ini sudah wafat bersama istrinya Mikoto akibat kecelakaan. Sasuke yang notabene adalah pemuda berusia 18 tahun saat ini menetap di London, Inggris. Dan pemuda satu lagi yang baru saja menelepon adalah kakaknya, Uchiha Itachi. Itachi yang menggantikan posisi ayahnya di perusahaan menetap di jepang bersama satu-satu nya keluarga mereka yang masih tersisa, sang kakek, Uchiha Madara.

Hari ini Sasuke yang sudah menyelesaikan studinya di London University berjanji pada sang kakak untuk kembali ke jepang. Sasuke sudah mengirimkan barang-barangnya ke jepang kemarin, jadi hari ini dia bisa agak santai.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Sasuke sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. Tapi sebelumnya ia mampir ke sebuah restoran untuk sarapan. Tak lupa ia menelan pil berwarna hijau yang sudah menemaninya selama 5 tahun terakhir.

.

.

.

.

.

1o jam terlewati begitu saja. Kini sasuke sudah menapakkan kaki nya di sebuah bandara internasional di Tokyo. Tampak seorang laki-laki berambut panjang yang diikat rapi melambai padanya. Senyum tampak jelas di wajahnya yang keriput.

"My little brother…" Itachi segera memeluk sasuke sambil menepuk-nepuk punggung adik nya itu.

Sasuke melihat ke sekelilingnya. Tampak orang-orang memandangnya dengan tatapan aneh.

"berhenti bersikap bodoh, Itachi.." kata sasuke sembari melepaskan dirinya dari pelukan maut Itachi.

"oh begitukah sikapmu bertemu dengan kakak yang sudah tidak kau temui selama 2 tahun?" Tanya itachi.

"ayo kita pulang…" kata sasuke tidak memperdulikan pertanyaan kakaknya.

Duo kakak beradik Uchiha itu segera melangkah menuju tempat parkir dan menghampiri mobil BMW hitam milik Itachi.

Sesampainya di rumah ternyata sang kakek sudah mempersiapkan kedatangannya. Hal itu terbukti ketika Sasuke keluar dari mobil sang kakek bersama beberapa orang berpakaian jas hitam meniupkan terompet.

Sasuke langsung sweatdrop melihat tingkah sang kakek yang tidak ingat umur.

"cucuku tersayang, akhirnya kau pulang nak.." sang kakek membawa Sasuke ke dalam pelukan hangatnya.

"Hn" sasuke hanya menjawab singkat. Mereka segera masuk ke dalam istana sang Uchiha. Memang rumah itu berukuran sangat luas, dengan kemewahan yang melimpah.

"Jadi bagaimana kehidupan mu di London sana, sasuke?" Tanya Madara pada cucu nya ketika mereka tengah menikmati makan malam.

Meja berbentuk lingkaran yang cukup besar itu menghidangkan berbagai macam makanan mewah yang mengundang sayangnya meja sebesar itu hanya di tempati oleh 2 orang pemuda dan seorang kakek.

Sasuke memasukkan sepotong daging steak ke dalam mulutnya.

"baik." Jawab sasuke singkat.

Entah kenapa atmosfer di ruangan itu terkesan kaku. Tidak ada kehangatan makan malam layaknya keluarga lain. Tapi mereka bertiga sudah terbiasa dengan hal ini. Keheningan adalah teman sejati bagi keluarga Uchiha.

"kau tidak lupa meminum obat mu kan, otouto?" kali ini Itachi yang memberi pertanyaan pada sasuke.

Mendengar hal itu entah kenapa selera makan sasuke langsung hilang.

Sasuke menggeleng sebelum beranjak dari tempat duduknya.

"aku sudah kenyang.."

"tunggu, sasuke.." Sasuke berbalik ketika sang kakek memanggil.

Sang kakek memberi nya tatapan tajam. Sementara sasuke sama sekali tidak mengerti dengan maksud tatapan itu.

"sebenarnya ada yang ingin kakek bicarakan padamu.." kalimat Madara terpotong ketika Itachi berdehem keras.

"kurasa sasuke butuh istirahat. Pasti ia lelah setelah menempuh perjalanan panjang. Jadi mungkin kakek bisa membicarakannya besok.." kata Itachi bijaksana.

Sasuke tampak kebingungan.

"istirahatlah, jangan lupa minum obatmu." Kata Itachi.

"selamat malam" sasuke pun segera menaiki tangga menuju kamarnya.

.

.

.

.

.

Sementara itu…

"Neji, ada yang ingin paman bicarakan padamu.." seorang pria separuh baya yang memiliki rambut panjang dengan mata lavender memandang seorang pemuda di hadapannya yang mempunyai cirri-ciri fisik hampir sama dengannya.

Sang pemuda yang di panggil Neji itu hanya mengangguk hormat pada sang paman. Api yang berkobar dari perapian menghangatkan ruang keluraga yang di dominasi warna putih itu. Musim dingin yang melanda jepang tahun ini memang cukup membuat setiap orang menggigil kedinginan.

"karena kau sudah dewasa jadi paman rasa inilah saatnya untukmu untuk mengetahui hal ini." Sang paman memulai.

Neji hanya diam mendengarkan. Ia tau kapan saatnya untuk bicara.

"Ayahmu pernah berkata agar aku mengatakan hal ini ketika kau sudah dewasa dan bisa melaksanakan permintaannya."

"permintaan apa itu paman?" Tanya Neji tampak agak kurang sabar.

Sang paman, Hyuuga Hiashi, menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan.

"Ayahmu ingin kau menikah dengan salah seorang putra dari keluarga Uchiha."

Neji merasa ada segumpal salju menimbun dirinya hingga ia membeku. Ah mungkin ia salah dengar. Ya, pasti ia salah dengar. Neji meyakinkan dirinya sendiri.

"maaf paman, m..me..meni…menikah?" Tanya Neji lagi untuk memastikan. Tapi sebenarnya bukan hanya itu keterkejutan Neji, tadi kalau ia tidak salah dengar, pamannya mengatakan putra?PUTRA?

Sang paman mengangguk.

"Uchiha Sasuke baru saja tiba dari London hari ini. Kita akan berkunjung ke kediaman nya minggu depan." Lanjut Hiashi. Senyuman terukir di wajahnya yang sudah berkeriput di sana-sini.

"dia laki-laki?" Neji tidak peduli jika pertanyaannya barusan terdengar agak kurang sopan.

Lagi-lagi sang paman mengangguk. Neji tercengang. Paman pasti sedang bercanda, ini tidak mungkin, kata neji dalam hati.

"Dulu, sebelum meninggal, Ayahmu adalah sahabat baik dari Uchiha Fugaku, ayah Sasuke. Mereka membuat perjanjian untuk menikahkan anak kedua mereka suatu hari nanti. Tapi berhubung kau tidak punya adik atau anak tunggal, jadi tetap saja kau harus menikah dengan pemuda Uchiha itu."

Neji benar-benar tidak mempercayai hal ini. Sangat konyol. Jemari tangannya yang sedari tadi membeku di pangkuannya kini terkepal erat.

"t..t..tapi paman.. aku sama sekali tidak siap untuk menikah." Neji berusaha menyuarakan pendapatnya.

"paman tau kau mengkhawatirkan karier mu sebagai seorang actor jika kau menikah dengan seorang laki-laki. Tapi kau tentunya tidak ingin mengecewakan ayahmu kan, Neji?" Tanya sang paman.

Sial. Sial. Sial. Rutuk Neji dalam hati.

Tentu saja ia mengkhawatirkan karirnya sebagai seorang actor. Bagaimana reputasinya nanti jika ia menikah dengan seorang… laki-laki.

Selama ini Hyuuga Neji yang merupakan seorang actor terkenal di jepang sudah membangun image nya untuk menjadi seorang actor yang Dingin namun anggun(?), cool, confident dan perfeksionis. Bergelut dengan dunia hiburan selama 3 tahun membuat Neji yakin bahwa karir nya akan hancur saat ini juga.

Sejak Ayah nya, Hyuuga Hizashi, meninggal ketika ia masih berumur 10 tahun, Neji pun terpaksa tinggal di rumah pamannya. Tapi setelah ia sukses dengan menjadi seorang actor, ia pun membeli sebuah apartemen mewah yang ia tempati sendiri. Dan saat ini ia menyesal sudah menyanggupi undangan pamannya untuk makan malam di rumah. Ternyata ada udang di balik batu.

"jadi bagaimana Neji?" Tanya sang paman membuyarkan lamunan Neji.

"aku akan memikirkannya dulu, paman. Lusa aku akan memberi tau keputusanku." Jawab Neji.

"kalau begitu aku pamit dulu, paman. Aku masih ada pekerjaan yang harus segera ku selesaikan."

Tambah Neji seraya beranjak dari tempatnya duduk.

"Baiklah. Pikirkan baik-baik, Neji."

TBC

*kyyaaaaa',,,,, Fic apa itu tadi.. sapa sih author geblek yang bikin cerita ga jelas kayak begitoh…

Maapkan daku yang masih amatiran ini. Tapi tentunya bantuan dari para senior-senior Ffn ini akan sangat menolong saya. Tolong bagi ilmu kalian dengan kritik yang membangun. Okeh?

Agar saia tau mana yang salah dan mana yang benar..

Typo ? ada?ada?ada?

KELANJUTAN FIC INI ADA DI TANGAN ANDA!

Review? Yang ikhlas yak… hahaha

WITH LOVE,

^MUTMUT CHAN^