Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuSaku, NaruSaku (friendship)

Genre : Romance/Humor/Friendship

Warning : lil bit OOC, AU, OC, agak gaje, abal-abal

Inspirated by movie Initial D

I change lil bit from the original story.


05.00 pm

Sebuah mobil putih melaju kencang dari arah gunung Takoyama menuju pusat kota, Konoha. Decit-nya terdengar keras, ban dan aspal berasap karena sebuah tikungan tajam yang baru dilewati. Gunung Takoyama merupakan lintasan yang lumayan sepi, dengan bentuk jalan yang banyak tikungan tajam, jalan lurus yang mulus dan keadaan jalan yang tidak rusak dapat menjadi lintasan yang cocok untuk pencinta balap liar. Tempat yang jauh dari keramaian, minimnya rumah penduduk dan jauh dari pusat kota.

Seseorang didalamnya sedang bersantai membawa mobil Toyota Corolla GT-S, mobil sedan putih yang sudah berumur tapi tetap hebat dibawa turun gunung. Mobil yang digunakan pemiliknya untuk mengantarkan pesanan. Di pintu bagian pengemudi terdapat tulisan jepang Nihonshoku no Haruno日本食 の 春の. Mobil pengantar masakan jepang milik toko Haruno. Toko masakan yang terkenal di daerah gunung Takoyama, mengambil tempat di pegungungan karena lahan yang tersedia terbatas. Namun mereka dapat mengantarkan pesanan hanya dengan waktu kurang lebih 10 menit ke tujuan.

Walaupun bawaannya santai tapi kecepatan spedometernya menunjukkan angka 160 km/jam. Saat tikungan, ia mengurangi kecepatan dan sedikit menginjak rem, dan mulai melaju kencang. Suara decit-nya, aduan antara ban yang kasar dengan permukaan aspal mengisi kesunyian di gunung Takoyama.

Flashback on

"Sakura! Antarkan pesanan ini ke kediaman keluarga Nara!" sebuah suara yang lembut berasal dari dapur, anak yang dipanggilpun mengampiri dan mengambil pesanan yang sudah terletak diatas meja. Dia membawa pesanan itu ke mobil pengantar, mobil peninggalan ayahnya yang dulunya seorang pembalab, tapi sekarang malah beralih menjadi pemilik toko. Dengan cepat di tancap gas dan membawa pesanan ke alamat yang dituju.

Flashback off

05.10 pm

Kediaman keluarga Nara sudah terlihat, dan pintu gerbangnya terbuka lebar menyambut kedatangan pesanan yang ditunggu-tunggu. Sepertinya ada pesta disini, dan itu jelas karena dekorasinya dan pesanan makanan yang dipesan lumayan banyak. Sakura memarkir mobilnya asal dan membawa pesanan itu ke dalam rumah.

Tok..tok..tok..

Beberapa detik kemudian, pintu besar itu terbuka dan memampakan sesosok wanita cantik berambut panjang tersenyum lebar kearah Sakura. Ia membalasnya.

"Pesanan anda, Bibi!"

"Ah..ya terima kasih Sakura, masuk dulu! Bibi ada acara kecil-kecilan nih!"ajak wanita itu mengambil pesanan dari tangan Sakura dan menyuruh pembantunya untuk di bawa ke dapur. Ia menarik tangan Sakura masuk.

"Terima kasih, bi. Tapi aku harus cepat pulang!" tolak Sakura secara halus. "Maaf bi, bill-nya?" pinta Sakura dengan sedikit malu-malu memintanya. Wanita itu menepuk keningnya tanda bahwa ia hampir lupa.

"Maaf, bibi jadi lupa."

"Tak apa bi!" jawab Sakura ramah, ia mulai celingak celinguk ke dalam rumah besar itu. Seperti mencari sesuatu, dan bibi Tsukiko menyadari hal itu.

"Kau mencari Shikamaru?"

Sakura menggangguk kencang dan tersenyum kepada Bibi Tsukiko.

"Dia sedang main Shogi dengan ayahnya!"

"oooo"

"Ini uangnya 1200\ kan?"

"Iya..terima kasih banyak, bi!" kata Sakura sambil membungkukkan badannya sopan. Dan mulai pergi mengamphampiri mobil-nya. Dan melaju kembali ke arah gunung Takoyama.

Hari mulai gelap, matahari telah tertelan. Cahaya jingga mewarnai langit Konoha. Semua orang mulai kembali ke rumah masing-masing. Tapi, tidak untuk Sakura. Sejak tadi dia hanya turun naik gunung dengan mobilnya itu. Mengasah kemampuannya untuk berbalap. Ia tak tertarik untuk menantang tim balap liar lain, yang amatir maupun profesional.

Saat perjalanan menuju rumah, mobil Mazda Efini RX-7 hitam melaju kencang melewati Toyota Corolla GT-S-nya Sakura. Merasa ditantang Sakura mempercepat laju mobilnya, hingga kecepatan mencapai 160 km/jam lebih dan bisa menyusul mobil hitam yang tadinya kencang itu.

Mobil itu tak mau kalah juga, ia mempercepat lajunya dan melesat di jalanan lurus. Begitu juga dengan Sakura. Tapi dia lebih tertarik melihat taktik orang itu di tikungan nanti. Sakura menyadari kalau mobilnya kalah cepat tapi peluang ia menang sangat banyak. Lima kali tikungan ia lewati sempurna, tapi tidak untuk mobil hitam itu. Cara ia menaklukan tikungan tajam itu berbeda dari dirinya. Caranya sedikit payah, memberikan kesempatan pada Sakura untuk memotongnya tepat ditikungan nantinya. Sakura menyadari mobilnya tidak unggul di jalan lurus.

Sakura berhasil memotong mobil hitam itu saat tikungan tiba. Teorinya si mobil hitam terlalu lebar mengambil jarak ke kiri dan di kanan juga cukup lebar untuk dilewati. Sakura langsung tancap gas, menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya dengan memotongnya. Dan berhasil. Sakura pun pergi meninggalkan mobil itu tanpa berhenti melihat wajah sipemilik mobil. Dia kembali pulang karena takut Ibunya marah.

Mobil hitam itu berhenti dan memperhatikan mobil Sakura melaju melewati tikungan dengan sempurna walau kecepatan tidak dikurangi. Orang yang didalamnya berdecak kagum.

"Lawan yang hebat!" gumamnya pelan dan melaju kembali ke tujuannya.

"Hei..kau kemana saja. Lama sekali kembalinya?" tanya seorang laki-laki berambut merah yang memakai kacamata sedang menghisap dalam-dalam rokoknya. Merasa di tanyai oleh orang itu, Sakura duduk disampingnya sambil mengambil sedikit cemilan di atas meja.

"Biasa, yah. Berlatih!" jawabnya santai menggigit sedikit roti keju dan mengunyahnya. Ayahnya hanya menaikan alisnya tinggi-tinggi dan mengembuskan asap rokoknya kearah Sakura.

"Uhuk..uhuk…!" Sakura terbatuk-batuk karena asap itu dan mengibaskan tangannya menghalau asap berbahaya itu. "Ayah!" teriaknya marah.

"Berapa menit kau sampai tujuan?"

"10 menit!"

"Ah masih payah. Aku saja 4 menit sudah sampai!"

"Ya…besok ku usahakan 3 menit!"

"Mustahil, bocah tengik sepertimu membawa mobil turun gunung Takoyama selama 3 menit!"

"Tidak ada yang mustahil bagiku, Ayah bau!" jawab Sakura bangkit dari tempatnya menuju kamarnya di atas. Rumah kayu yang minimalis dengan 2 lantai. Di atas merupakan kamar Sakura dan kakaknya Sasori tapi kini ia sendirian di lantai itu karena Sasori memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Suna. Kamar yang lumayan sempit, futon dengan selimut dan bantal merah tua, lemari pakaian di dekat pintu masuk, meja belajar kecil di dekat futon, jendela yang terbuka lebar dengan tirai biru tua dan meja panjang yang berisikan alat elektronik –laptop, speaker, jam alarm dan ponsel– yang setia menemani kebosanannya.

Sakura membaringkan tubuhnya di futon itu. Memandang keluar jendela menerawang segala sesuatu yang berada di luar. Langit yang sudah gelap, sedikinya bintang yang berkelap-kelip, angin malam yang mengembuskan tirai, dan udara yang semakin dingin.

Sakura berjalan kearah jendela yang belum ditutup dan menutupnya rapat. Lampu yang minim membuat kamar itu menjadi remang-remang. Sakura beranjak mengambil Ipod-nya dan memakai headseatnya. Kepalanya mulai bergerak gerak mengikuti alunan musik. Dan dengan nyanyian itulah seperti lullaby baginya yang membawanya tidur pulas.

Hari pertama sekolahnya setelah liburan akhir akan di mulai besok. Dan besoklah hari pertamanya untuk tidak menyentuh mobil kesayangannya itu. Dia harus bersekolah dengan sepeda. Bayangkan ia akan turun gunung dengan sepedanya yang sudah berumur sama dengannya. Tapi itulah tantangan baginya.

Konoha High School

"Hah..capeknya… mengayuh sepeda turun gunung itu menyedihkan, gimana mendakinya nanti…huh..menyeramkan!" gumam Sakura pelan sambil memarkir sepedanya di deretan parkiran sepeda. Ia mulai berjalan ke dalam gedung sekolahnya tapi pandangannya terhalang saat mobil yang ia kalahkan itu kini berada di parkiran. Lalu seseorang keluar dari mobil itu dengan model rambutnya yang mencuat keluar. Rambut raven hitam dan mata onyx yang sempurna bagi para wanita. Sakura yang melihatnya tersenyum sinis.

"Jadi dia yang kemarin!" batin Sakura dan berjalan kembali ke gedung itu. Saat di akan masuk seseorang memanggilnya dan mengalihkan pandangan kearah panggilan. Naruto, teman sejak kecil, mereka selalu bersama dan bersekolah di tempat yang sama. Naruto datang mengampiri Sakura yang masih berdiri tegap menunggunya.

"Kau tidak pakai mobil, Saku-chan?" tanya Naruto merangkul pundak Sakura santai. Sakura memandangi tangan Naruto terus hingga ia sadar dan melepas rangkulan. Sakura tersenyum jayus dan mencibir Naruto.

"He…apa maksudnya itu?"

"Aku pakai sepeda!" jawabnya dan mulai pergi meninggalkan Naruto. Naruto mengikuti dari belakang menghantam kerumunan siswa-siswi yang ramai di pintu masuk.

"Hei..Saku-chan, nanti ajari aku ya?" teriaknya menggelegar di koridor sekolah. Sakura hanya melambai tanpa melihat Naruto tanda ia setuju. Naruto berlonjak girang dengan teriakan super gajenya. Pada saat itulah bel masuk berbunyi. Semua berhamburan masuk kelas. Koridor itu seketika menjadi sepi. Laki-laki raven tadi berjalan menuju ruangan kepala sekolah tapi sepertinya ia lupa jalurnya alias tersesat. Tapi untunglah masih ada seseorang di luar kelas. Gadis berambut sebahu merah muda yang masih asyik dengan earseat-nya. Laki-laki itu berjalan menghampiri gadis itu.

"Maaf, kau tahu dimana ruang kepala sekola?" tanyanya datar.

Sakura yang menyadari kalau orang itu bertanya pada dirinya menjawab. "Di ujung koridor itu nanti belok kanan, dan disana ada pintu bertuliskan ruangan kepala sekolah. Disanalah tempatnya!" jawabnya tak kalah datar dari laki-laki itu. Ia hanya memandang lurus sesuai petunjuk gadis itu. Lalu beranjak pergi setelah mengucapkan terima kasih tapi terhenti setelah gadis itu mengatakan sesuatu yang membuatnya sedikit terkejut.

"Mobilmu Mazda Efini RX-7 hitam ya ?" tanya Sakura hanya ingin memastikan.

Laki-laki itu berbalik dan menatap Sakura yang masih berdiri menyandar dinding dengan mata tertutup. "Kemarin kau di gunung Takoyama kan?" tanyanya lagi. Pertanyaan terakhir yang keluar dari mulut Sakura itu membuat laki-laki itu terkejut. "Darimana dia tahu, jangan-jangan…." Pikir Sasuke melayang-layang tapi ia langsung menepis semua pemikiran itu bahwa mana mungkin seorang Uchiha di kalahkan oleh seorang cewek.

"Siapa kau?" tanya laki-laki itu dingin menatap tajam kearah Sakura.

"Nanti kau juga tahu!" jawabnya melepas earseatnya dan berjalan kearah yang berlawanan dengannya. Menuju kelasnya yang mungkin sudah memulai pelajaran. Laki-laki itu hanya diam menatap punggung gadis itu menghilang di ujung koridor. Ia bekutat dengan pikirannya sendiri dan memutuskan untuk cepat-cepat ke ruang kepala sekolah.

Seorang wanita yang sudah berumur tapi masih terlihat muda masuk ke sebuah kelas yang masih ribut dan berantakan, kali ini wali kelas mereka terlambat lagi. Wanita berambut pirang dan mata madunya menatap tajam ke arah semua siswa yang juga berantakan. Kursi dan meja tidak di tempat lagi dan papan tulis penuh dengan coretan aneh dan kata-kata jorok. Melihat semua itu wanita itu hanya mengusap dada sabar. " Ini pasti kerjaannya si Sai!" batin Tsunade.

Ia berjalan menuju meja guru dan berdiri tegap disana. Murid-murid yang melihatnya hanya diam tak berkutik. Lalu wanita itu mengayunkan tangannya pada seseorang di luar kelas. Dan orang yang bersangkutan pun masuk. "Laki-laki raven tadi!" batin Sakura yang memandang Tsunade-sensei –Kepala sekolah KHS– dengan tatapan malas, begitu juga dengan teman sebangkunya Shikamaru yang sedari tadi tidur.

"Kalian kedatangan murid pertukaran dari Oto, silahkan perkenalkan dirimu!" perintah Tsunade dengan tegas. Ia menuduk terima kasih dan memperkenalkan dirinya kesemua murid disini. Para gadis berbisik-bisik dan para lelaki hanya diam membisu 2000 bahasa.

"Saya Uchiha Sasuke dari Oto, Mohon bantuannya!" ujarnya datar dan pelit. Tsunade hanya bingung dan mempersilahkan ia duduk di sebelah Naruto yang super ribut. Sasuke berjalan ke arah bangkunya dan pandangannya langsung menangkap sosok pink di dekat sosok rambut nanas. Gadis yang ia temui tadi pagi yang membuatnya penasaran.

"Hai.. teme, kenapa ga bilang kalau kau pindah!" ujar Naruto sok akrab memanggil Sasuke dengan sebutan teme.

"Hhh..dobe! kejutan!" jawabnya singkat, datar, padat dan dingin. Sasuke adalah teman Naruto saat umur 6 tahun, tapi ia pindah ke Oto saat umurnya 9 tahun. Mereka lost contact sejak umur 15 tahun. Naruto mengenal Sakura pada saat umur 9 tahun dengan pertemuan pertama mereka yang sangat kocak. Saat Naruto tersesat di pom bensin dan mencari ayahnya sampai ke tong sampah, Sakura memperhatikan gerak-gerik anak itu hingga ia tertawa terbahak-bahak setelah ditanya.

Flashback on

"Ayah…Ayah!" panggil Naruto kecil pelan, ia mencari ayahnya kesegala tempat mulai dari bawah kolong mobil, belakang pantat orang, di bawah topi yang ia pakai, dan terakhir tong sampah besar di dekat mini market pom bensin. Sakura yang melihatnya bingung dan datang menghampiri Naruto.

"Hoi…topi orange!" panggil Sakura, merasa ia memakai topi orange, Naruto membalas sapaannya.

"Kau cari kecoa?" tanya Sakura.

Naruto menggeleng kencang dan dengan nyengir khasnya yang memperlihatkan gigi putihnya sampai ke gusi-gusinya. "Tidak..aku mencari ayahku!"

Mendengar itu, Sakura langsung tertawa kencang tak tertahankan, membuat para pengunjung mini market pom bensin itu kaget dan bergidik ngeri. Begitu juga dengan Naruto. Hanya senyum-senyum terpaksa. Lalu tiba-tiba datang laki-laki dengan warna rambut dan mata yang sama dengan Naruto –Minato– dari belakang Sakura membawa sekatong besar plastik berisikan macam-macam cemilan. Sakura berhenti tertawa dengan berlinang air mata. Naruto dengan gembira menangis kencang ke arah ayahnya yang berada di belakang Sakura. Minato bingung, kenapa Naruto nangis seperti itu dan bertanya ke Sakura.

Ia menceritakan semuanya hingga pada akhirnya membuat Minato dan Sakura tertawa lagi dengan ditambah tangisan pilu Naruto. Dan sejak itulah mereka berteman, karena mereka adalah teman dari ayah Sakura. Pembalap profesional yang kini sudah pensiun…hahaha….

Flashback off

Kantin KHS

"Hn dobe! Kau kenal dengan gadis pink itu?" tanya Sasuke tiba-tiba. Naruto membelalakan matanya kaget karena tak biasanya teme yang ia kenal yang malas berurusan dengan perempuan itu bertanya tentang seorang gadis.

"Tumben, kau sudah mulai normal ya?"

Bletakkkk…

"Ouuuu…sakit teme!"

"Aku hanya ingin tahu!" ujarnya datar.

"Dia Haruno Sakura, dia itu juga teman kecilku sewaktu kau pergi dulu teme!" jawabnya memandangi Sakura yang sedang makan dengan beberapa teman perempuannya, Ino, Hinata, dan Tenten. Sasuke hanya manggut-manggut mengerti, tapi bukan informasi itu yang ia inginkan melainkan yang lainnya. Tapi seseorang di belakangnya membuatnya tertarik untuk mendengar.

"Wah…si penakluk gunung Takoyama itu benar-benar hebat ya. Kemarin ia mengalahkan sebuah mobil milik kelompok Akatsuki!" ujar seseorang di belakang Sasuke yang tak lain adalah Kiba, teman sekelasnya Naruto dan teman sepermainannya.

"Iya dia memang hebat, tapi dia jarang menampakkan diri. Seperti hantu saja!" jawab seorangnya lagi –Suigetsu–. "Aku ingin sekali balapan dengannya!"

"Kau pasti kalah, Sui!" jawab Naruto telak. Suigetsu langsung mengalihkan pandangannya ke belakang menatap marah Naruto. "Dia itu tak terkalahkan!" tambahnya lagi membuat Suigetsu semakin ingin marah.

"Tahu dari mana kau, kau saja tidak pernah bertemu dengannya!" ujar Suigetsu.

"Memang, tapi lihat dari kemampuan. Kau kalah telak Sui !" jawab Naruto lagi.

"Kurang ajar kau!" Suigetsu yang mudah marah dan menghampiri Naruto, memukul mejanya dan ia terlonjak kaget, ia mulai mencengkeram kerah baju Naruto dan berniat meninjunya tapi tak terlaksana karena ada tangan yang menahanya. Tangan Sasuke.

"Cukup!" perintahnya dingin. Suigetsu melepas cengkramannya dan mendorong Naruto keras ke kursinya. Melihat keributan itu, Sakura menghampiri Naruto.

"Ada apa ini, Naruto?" tanya Sakura. Naruto bangkit dari kursinya dan hanya menatap Sakura diam.

"Hei Naruto, kalau kau tahu siapa dia. Bilang padanya aku menunggunya di Takoyama hari Selasa jam 05.00 pm. Akan kubuktikan kalau kau salah Naruto-baka !" tantang Suigetsu marah dan pergi meninggalkan mereka. Sasuke hanya diam menatap Naruto sedangkan Sakura terlihat sangat marah pada Naruto dan berjalan jauh dari Naruto. Naruto menyadari dan berlari menghampiri Sakura. Sasuke juga ingin mengikuti Naruto tapi, teman Sakura melarangnya untuk mengejar.

"Biarkan mereka berdua dulu!" ujar Ino pada Sasuke yang masih duduk membelakangi Kiba.

"Ah.. ya kami belum memperkenalkan diri, Aku Ino, di sebelah kiriku, Hinata dan sebelah kananku Tenten. Salam kenal!" sapa mereka serentak. "Dan aku Kiba!" ujarnya tiba-tiba dari belakang.

"Ya sama-sama. Salam kenal!" jawabnya datar. Dan pembicaraan mereka berakhir saat bel masuk berbunyi. Tanda bahwa istirahat telah berakhir.

Root top

"Saku-chan!" panggil Naruto mengejar Sakura yang setengah berlari di tangga menuju atap sekolah.

"Hei…Sakura, dengarkan aku dulu!" teriak Naruto menarik tangan Sakura dan ia pun berhenti.

"Kenapa kau berkata seperti itu, Naruto!"

"Aku kelepasan, Saku!"

"Terus aku harus bagaimana?"

"Terima saja, bukakah itu hanya untuk bersenang-senang!"

"Tapi dari dulu aku tak berminat ikut balapan dengan tantangan secara langsung seperti ini, Naruto!"

"Tidak apa, ini hanya balapan biasa!"

Sakura berfikir sejenak dengan keputusan yang nantinya ia buat. Dengan tarikan napas dalam dan menghembuskannya kencang, Sakura menerima tantangan itu.

"Baiklah!"

Naruto tersenyum senang dan sangking senangnya tak sadar ia memeluk Sakura, sontak ia kaget dan Sakura pun menjadi blushing, begitu juga Naruto.

"Hmmm..Naruto, sepertinya sudah bel masuk!"

"Ah..ya..heheh..hehe gomen!" ujar Naruto melepas pelukan dan tertawa garing.

"Hmm!"

Flashback on

Mobil Sabaru Impreza WRX kuning melesat kencang dengan posisi pertama di lintasan gunung Takoyama. Lawannya tertinggal dengan jarak 7 meter di belakang. Lawannya memakai mobil Toyota Corolla GT-S putih. Pemiliknya tersenyum sinis melihat posisinya yang memungkinkannya untuk menang.

"Yah..Mobil WRX melaju kencang meninggalkan GT-S di belakang dengan kecepatan kira-kira 160 km/jam.!" Ujar seorang informan dari radionya memberitahukan keadaan balapan saat ini.

"Bagus Deidara, kalahkan dia!" ujar seorang dengan rambut orange dengan banyak tindikan di wajahnya.

GT-S masih tertinggal di belakang namun jaraknya tidak terlalu jauh. Sakura –pemilik GT-S– menunggu kesempatan yang tepat untuk memotong lawan yang lincah di depannya. Sakura mulai tersenyum senang, karena kesempatan itu telah datang. Mobil WRX yang membelok terlalu lebar di kiri mengakibatkan bagian kanan kosong tapi tak cukup untuk ukuran mobil GT-S. Sakura langsung menggunakan kesempatan itu, ia menambah kecepatan dan memotong lawan. Padahal tempat itu sempit tapi, ia memanfaatkan sebuah selokan yang tertutupi besi penutup sebagai pijakan roda saat memotong. Dan itu berhasil dengan mulus. Sakura telah merencanakannya kerena hanya tikungan inilah yang memiliki selokan sehingga jalannya seperti melebar.

Deidara kaget karena telah dipotong pada saat terakhir atau lintasan terakhir. Karena setelah tikungan ini adalah jalan lurus yang merupakan finishnya balapan. Deidara kesal karena kalah dengan mobil yang sudah berumur seperti GT-S. Dia mengumpat-umpat kasar mobil GT-S itu.

"Oww…tidak Deidara kalah, dia di potong hebat oleh GT-S di tikungan. Sungguh hebat. Dan pemenangnya adalah GT-S." ujar informan itu girang.

"Sial…sial!" umpatnya dalam mobil sambil memukul-mukul setirnya.

Sedangkan Sakura sudah melaju kecang hingga tak terlihat lagi.

Flashback off

04.50 pm

"Sakura, antarkan pesanan ini ke alamat ini!" ujar ibunya di dapur dan meletakkan pesanan itu diatas meja beserta alamatnya. Sakura mengambil kertas itu. Sepertinya ia baru tahu alamat ini alias pelanggan baru. Biasanya ia mengantarkan ke keluaraga Nara, Yamanaka, Uzumaki, dan Akimichi. Tapi ini sepertinya pelanggan baru.

"Pelanggan baru ya bu?" tanya Sakura menjinjing pesanannya.

"Iya..baru jadi pelanggan sudah pesan banyak seperti ini!" jawabnya sambil mengaduk bahan di dapur.

"Kan bagus, dapat uang banyak!"

"Ah kau ini, sana cepat antarkan. Usahakan dalam waktu 3 menit!"

"Baiklah!" jawab Sakura dengan nada malas, ia berjalan meninggalkan ibunya di dapur dan bertemu dengan ayahnya yang sedang menonton TV.

"Ayah..Aku pulangnya agak telat!" pamit Sakura pada ayahnya dan matanya tak beralih sama sekali dari layar TV.

"Hn..Hati-hati!"

"Hn…!"

04.56 pm

Ini pertama kalinya Sakura mengantarkan pesanan kerumah yang bisa di bilang mansion ini. Gerbangnya tinggi sekali dan ada lambang kipas merah putih di tengah gerbangnya sebagai gagang pintu. Dan disana ada sebuah bel lengkap dengan kamera pengintai. Sakura memarkir mobilnya di luar dan berjalan ingin menekan belnya.

Ting…tong…teng….

"Seperti bel sekolah, tapi lebih parah yang ini!" gumam Sakura mengejek dengan tatapan lesu sambil menjinjing bawaannya yang berkotak-kotak. Selang beberapa detik kemudian, sebuah layar muncul di dekat bel dan tampaklah wajah seseorang yang dikenal oleh Sakura.

"Sasuke, jadi ini rumah Uchiha!" batin Sakura terbelalak kaget melihat wajah Sasuke di monitor, ia menatapnya dekat-dekat hanya dengan jarak 1 cm dari monitor sambil menaikan alisnya.

Sedangkan didalam, Sasuke bingung melihat gadis itu. Sepertinya dia mengenalnya. Rambut pink yang ditutupi topi hitam dan earseat di telinganya.

"Sakura!" batin Sasuke.

"Sasuke! Apa pesanannya sudah datang?" panggil seorang wanita cantik berambut hitam panjang dengan setelan dress yang rapi.

"Tunggu dulu, bu. Akan kutanya!"

"Hei, siapa?" tanyanya datar dengan wajah masih di depan monitor. Sakura menelengkan kepalanya dengan wajah bingung. "Hah…ada suaranya!" ujar Sakura agak gaptek. Ia mendekatkan telinganya ke monitor. Kegiatan Sakura itu di lihat oleh Ibunya Sasuke –Mikoto– dan tertawa ringan melihatnya.

"Hei. Ini Pesanan dari Nihonshoku no Haruno sudah datang. Bisa buka pintunya!" pinta Sakura sambil menunjukan bawaannya. Sasuke percaya dan membukakan gerbangnya. Sakura masuk tanpa mobilnya dan berjalan ke pintu utama yang juga besar. Pintu itu terbuka lebar dan seorang wanita cantik berdiri di dekat Sasuke. Sakura terpesona melihat kecantikannya dan ingin sepertinya. Tapi apa daya uang tak sampai. Sakura cengo melihat wanita itu. Wanita itu hanya tertawa ringan. Sedangkan Sasuke hanya diam melihat gadis itu cengo.

"Ehem…!" Sasuke berdehem cukup keras menghancurkan lamunan Sakura.

"Sakura, kau yang antar pesanannya?" tanya Sasuke datar.

Sakura menggangguk dan memberikan pesanan itu sekalian dengan bill-nya. Mikoto menerimanya dan berjalan masuk kedalam untuk memebus bill-nya. Sasuke masih diam di depan pintu.

"Hei..Sasuke, dia itu pacarmu ya?" bisik Sakura dengan wajah innocent-nya. Sasuke kaget dengan kata-kata itu dan menunduk.

"Bodoh dia itu ibuku!" jawabnya datar. Dan Sakura hanya ternganga dengan jawaban Sasuke. "Cantik sekali!" gumamnya pelan tapi masih bisa di dengar oleh Sasuke. Sasuke hanya tersenyum tipis. Dan saat itu juga datang Mikoto dengan membawa tebusannya.

"Terima Kasih banyak!" ujar Sakura membungkuk dalam ke arah Mikoto.

"Terima Kasih juga sudah mengantar!" jawabnya lembut.

"Saya permisi dulu!" pamit Sakura mulai berjalan menuju gerbang dan mobil putihnya yang sudah lama menunggungya. Sakura melihat jam tangannya. 05.00 pm.

"Gawat, aku terlambat!" ujarnya masuk dan dengan kilat ia melaju kencang menuju gunung Takoyama.

Semua telah berkumpul di puncak gunung Takoyama. Genk balap Suigetsu dan Naruto sudah berada disana dengan hati masih berapi-api. Disana juga ada Ino yang diajak Kiba untuk melihat balapan. Selain Ino juga ada Sasuke yang sudah sampai duluan di Takoyama.

Naruto mulai khawatir dengan Sakura sudah berulang kali ia melihat jam tangannya. Tak biasanya Sakura terlambat seperti ini. Telambat 10 menit. Suigetsu yang juga tidak sabaran mondar mandir seperti setrikaan di depan mobilnya. Karin yang dari tadi melihat pacarnya mondar-mandir pun merasa bosan. Juugo hanya duduk diam di pembatas jalan dan jurang bernyanyi bersama burung nuri yang entah mana hinggapnya.

Selang beberapa detik kemudian, terdengar deru suara mobil yang melaju kencang. Sebuah mobil Toyota Corolla GT-S putih dan berhenti di depan mobil Suigetsu. Mobil Subaru Impreza 2.5 RS biru. Suigetsu menghampiri orang itu yang tak beniat keluar dari mobilnya. Tapi dia menurunkan kaca mobilnya sehingga mereka bisa melihat siapa sebenarnya penakluk gunung Takoyama.

Semua kaget membelalakan mata, kecuali Naruto. Dia tersenyum senang melihat temannya sudah datang. Yang lainnya cengo melihat Sakura ada didalam mobil Toyota Corolla GT-S itu.

"Sakura, Kau….!" Ujar Ino dengan tatapan kagetnya. Sasuke yang juga melihat itu juga kaget. Feelingnya benar dan ia telah dikalahkan oleh seorang gadis, Sakura.

"Ya…ini aku Sakura!" jawabnya melihat Suigetsu yang masih kaget besarta Karin yang tak percaya dengan semua ini. Juugo masih sibuk sendiri.

"Kau menantangku kan, Sui?" tanya Sakura. Suigetsu masih diam dan akhirnya sadar. Dia mengganguk pelan tapi…

"Kau pasti kalah Sakura!" ujarnya masih dengan kesombongannya. Sakura membuka topi hitamnya dan membuka pintu mobilnya. Padahal ia sangat malas untuk keluar. Tapi keadaan membawanya keluar dari mobil.

"Kau yakin?" tanya Sakura. "Aku sudah pernah mengalahkan Uchiha Sasuke pemilik Mazda Efini RX-7 yang tak lain adalah pembalap hebat Oto!" tambah Sakura sambil memandang Sasuke. Semua mata tertuju padanya. Dan Sasuke hanya diam dan mengangguk pelan. Naruto juga kaget dan awalnya tak percaya tapi pasti percaya jika Sakura yang mengalahkannya.

"Yeah….lain kali aku tak akan kalah darimu, Sakura!" jawab Sasuke dingin. Sudah terasa sangat panas disini, antara SasuSaku. Dan datanglah Naruto menyela dengan teriakannya.

"Baiklah kita mulai!" teriak Naruto girang. Sui dan Saku mulai masuk ke mobil masing-masing dan berjalan lambat ke arah garis START. Terdengar bunyi gas yang diadu-adu. Asap mengelilingi jalanan yang mulai gelap. Lalu seseorang berjalan didepan mereka dengan membawa bendera dan berdiri ditengah tepat di marka jalan. Melambai-lambai dan dengan sedikit suara tembakan, mobil melaju kencang.

Awalnya mobil Sakura tertinggal dibelakang, karena setiap START mobil Toyota Corolla GT-S agak lambat tapi akhirnya akan terkejar juga dengan lintasan yang awalnya jalan lurus. Suigetsu tersenyum sinis melihat posisinya kini jauh di depan Sakura. Tapi beberapa detik kemudian, Sakura dapat menyusulnya dengan kecepatan yang luar biasa. Sakura tetap di belakang karena tak berniat memotong Sui, karena kesempatan itu belum tiba.

"Suigetsu masih memimpin di depan, dan Sakura masih di belakang dengan jarak sekitar 5 meter. Kini mereka menjalani tikungan tajam." Ujar informan yang tak lain adalah Kiba yang memantau beserta temannya yang lain –Lee, Sai dan Shino–

"Sakura. Kau harus menang!" ujar Naruto

"Ayo Sakura, kalahkan si gigi tajam itu!" teriak Ino dengan sikap centilnya sedangkan Karin yang tak terima pacarnya di bilang gigi tajam pun marah.

"Si Pink itu akan kalah!" teriak Karin berhadapan dengan Ino.

"Pacarmu bodoh, jelas-jelas Sakura lebih hebat!" jawabnya lagi.

"Hei Pig, kau yang bodoh!"

"Apa kau bilang, Setan merah mata empat!"

"Kurang…..!" belum sempat Karin menyelesaikan kalimatnya seseorang menginterupsinya.

" Diamlah kalian berdua. Berisik!" ujar Sasuke dingin.

"Hampir finish, tetapi Sakura masih di belakang Suigetsu!" ujar Lee.

Karin melonjak riang dan Ino hanya manyun-manyun gaje.

"Ouuuu..jarak Sakura dan Suigetsu sangat dekat, dan disana ada tikungan terakhir sebelum finish!" ujar Sai.

Mereka semua menjadi tegang dan hanya bisa diam menunggu informan.

Sakura berusaha mencari kesempatan untuk memotong dan kali ini dewi fortuna di tangannya lagi. Sui terlalu lebar untuk menikung, dengan tancap gas, Sakura masuk kedalam jalan yang kosong dan berhasil lagi. Dan tanpa berfikir panjang di tancap gas kearah Finish dan yeah…dialah pemenangnya.

"Sakura berhasil memotong Suigestu dengan sempurnya dan kini finish!" ujar Shino.

"Pemenangnya adalah Sakura!" teriak Naruto senang melonjak-lonjak memeluk Sasuke. Ia hanya bisa pasrah dengan temannya yang satu ini. Lalu Naruto berlari mengelilingi Ino. Ino pun ikut senang dan melanjutkan ejekannya dengan Karin.

"Lihat, pacarmu bodoh kan!" ejek Ino. Karin hanya berdecak kesal dan pergi dari gerombolan tersebut dengan wajah masam.

Tampak dari jauh mobil Sakura menuju finish dan berhenti di dekat Naruto. Ia keluar dari mobil dan langsung disambut pelukan kasar dari Naruto. Dia hanya bisa pasrah.

"Kau hebat Saku-chan, Aku sayang kamu!" ujar Naruto kelepasan karena sangking girangnya. Sakura hanya tersenyum malu begitu juga Naruto jadi salah tingkah. Mereka melepas pelukan tersebut dan Naruto hanya bisa mengacak-acak rambut Sakura.

"Huh..jadi berantakan nih!" keluh Sakura merapikan rambutnya. Semua temannya datang menghampiri dirinya. Selang beberapa detik kemudian mobil Suigetsu datang dan memarjirnya di dekat Sakura.

Sui keluar dan berjalan menuju Sakura. Sui tersenyum dan mengangkat tangannya beniat untuk memberikan selamat. Sakura meraihnya dan mereka berjabatan tangan.

"Kau memang hebat, selamat!" ujarnya singkat tapi dengan rasa lega.

"Terima Kasih, kau juga. Cuma kelemahanmu ada pada pengambilan jarak di tikungan." Jawabnya sekalian memberikan koreksi.

Sasuke yang melihat Sakura dari jauh hanya tersenyum tipis dan berjalan mengampiri gerombolan anak-anak itu. Sasuke menatap Sakura dalam dan entah apa yang bergejolak diantara dua hati orang-orang ini. Sakura yang merasa akan hal perasaan aneh itu, langsung memalingkan muka tapi Sasuke masih melihatnya. Dia datang menghampiri dan memukul pundak Sakura.

"Hnn ku akui, kau memang hebat!" ujarnya tersenyum sinis tanpa menatap mata Sakura karena ia menutup matanya santai. "Lain kali aku akan menantangmu lagi!"dan Sakura hanya tersenyum tipis.

TBC (TamBuah Ciek)


Selesai chap 1 nih….

Aku mo ngerjaiin ampe chap 2 ajah…..

Capek juga ternyata…..

Hahaha….riview ya kawan…