Konnichiwa, Minna-sama. Ternyata chapter pelengkap ini terbit lebih lama dari yang Misa perkirakan. Tadinya ini mau di aplot sabtu kemaren, tapi karena masalh persiapan kepindahan Misa kembali ke Semarang, Misa baru bisa apdet sekarang. Gomen na Minna ^^

Akhirnya, Misa bisa juga menyelesaikan satu fanfic yang bersambung. Yokatta nee~ :)

Saa, tanpa banyak cincong dan bencong, langsung saja kita mulai chapter 5 ini. Seperti biasa, Read and Review yah!

FMA bukan punya Misa. Tapi sampai kapanpun Misa akan cinta ama Roy Mustang, huahahahahaha *plak*

Enjoy your salep!


Epilogue : 5 Tahun kemudian.

Roy berjalan diantara nisan abu-abu di pemakaman militer Amestris. Di tangannya terdapat buket bunga lili. Ia memperhatikan langkahnya, tidak ingin melewatkan nisan yang dicarinya.

Dibelakang Roy, ada seekor anjing besar berwarna hitam dengan corak putih di beberapa bagian tubuhnya. Anjing itu adalah Black Hayate.

Akhirnya Roy berhenti di salah satu nisan. Bunyinya : Riza Hawkeye, Kolonel.

"Nah, Hayete-gou, sepertinya kita menemukan nisan yang kita cari."

"Guk!"

Roy tersenyum. Ia berlutut di depan nisan itu dan meletakkan buket bunga yang dibawanya. Hayate duduk di samping nisan Riza dan menyenderkan kepalanya di nisan itu.

"Riza, aku datang. Aku membawakanmu bunga lili, bunga kesukaanmu. Kau bilang bunga ini melambangakan kesucian dan penerimaan maaf, bukan? Aku suka saat kau tersenyum lembut sambil menata bunga lili segar di atas meja makanku." Gumam Roy pada nisan di hadapannya.

"Guk!"

"Aku juga datang bersama Black Hayate. Kau ingin aku mengurusnya, kan? Aku setuju dan lihat sekarang, Hayate-gou telah diakui menjadi anjing milter. Ia bahkan sudah mendapat peringkat Kopral."

"Guk guk guk!"

Roy mendengus.

"Riza, sekarang pangkatku adalah Brigadir Jendral. Dan kau tahu? Alponse telah berhasil mendapatkan tubuhnya kembali, Hagane juga. Aku menolong dan menjaga mereka, seperti pesanmu. Jadi, jangan khawatir."

Black Hayate menguap lebar-lebar.

"Hmm... Riza, pesanmu yang terakhir itu akan aku penuhi dalam 2 tahun lagi. Grumman sudah bilang padaku, ia siap memberikan posisi kebesarannya itu kepadaku." Gumamnya lagi.

Black Hayate memejamkan matanya sambil terus bersandar di nisan Riza.

Roy membetulkan posisi duduknya.

"Ehmmm... Riza, aku... Aku akan menikah."

Nisan Riza membeku, diam. Seolah-olah tidak mempedulikan apapun yang diucapkan Roy.

"Namanya Misa, Misa Stennisheva. Ia memiliki rambut pirang sepertimu. Menurut pengamatanku, ia juga galak sepertimu. Haha, mungkin memang tipeku seperti itu. Jangan cemburu ya. Hatiku tetap milikmu kok." Roy tersenyum, Black Hayate membuka matanya, "Hayate-gou juga suka padanya."

"Guk guk!"

"Kau mengatakan padaku untuk tetap hidup dan berusaha meraih cita-citaku menjadi Fuhrer. Aku rasa, Misa bisa menggantikan tempatmu untuk menodongkan Tokalev di pelipisku. Ia juga di militer. Pangkatnya juga Letnan Satu. Apa dia reinkarnasimu? Karena ia sangat mirip denganmu." Tambah Roy.

"Well, aku akan kembali sebelum upacara pernikahanku. Nanti akan kubawa Misa kehadapan nisanmu dan akan ku perkenalkan kau padanya. Aku mau pastikan aku mendapat restu darimu. Misa pasti akan sengat senang. Ia pernah bilang, ia mengenalmu sebagai sniper terbaik di Amestris. Dan ia salah satu penggemarmu." Roy mengelus nisan Riza.

Angin berhembus melewati nisan Riza. Roy mengadahkan kepalanya dan menatap awan di langit biru dalam-dalam. Ia ingin memastikan Riza bisa mendengar apa yang disampaikannya.

Roy melirik jam tangannya, "Oh, ini sudah jam makan siang. Aku pergi dulu ya Riza. Aku akan kembali lagi.

"Ayo Hayate-gou, kita makan siang."

"Guk!"

Tangan Roy terangkat, ia menyentuh liontin kalung di lehernya. Cincin perak yang seharusnya menjadi cincin pertunangannya denga Riza.

"Aku tidak bisa melepaskan cincin ini. Kau tidak keberatan kan kalau aku simpan pasangannya, kan?"

Roy berdiri lalu menepuk-nepuk bagian yang agak kusut. Ia tersenyum lagi pada nisan Riza dan memberikan lambaian singkat.

"Aku rindu padamu, Letnan Hawkeye. Aku akan selalu membawa Black Hayate, dia juga rindu padamu."

"Guk guk guk!"

Roy berbalik. Hayate berdiri dari nisan Riza, menjilatnya sekali lalu berdiri di belakang Roy.

Roy dengan Hayate mengikuti di belakangnya, berjalan menuju seorang wanita berambut pirang memakai baju militer yang sedang bediri di depan mobil Roy.

"Misa! Ayo kita makan siang!"


Di kamar Roy, sekarang tergantung sebuah frame foto ukuran sedang. Isi frame tersebut bukanlah sebuah foto, melainkan secarik kertas putih dengan bercak di beberapa tempat. Kertas itu tidak mulus, melainkan lecek dan terlihat bekas genggaman di pojok kanan bawah.

Kertas itu adalah surat dari Riza Hawkeye untuk Roy.

Mari kita baca isinya.


Dear Roy Mustang,

Ketika kau membaca surat ini, aku pasti sudah disambut di pintu gerbang surga. Itu juga kalau aku diperbolehkan mengambil jalan ke arah surga.

Roy, sebelumnya aku minta maaf karena membuatmu sakit hati dan cemburu. Aku tidak mau membuatmu seperti itu. Benar, aku sungguh-sungguh tidak mau. Tapi, kehidupan dan takdirku tidak memberikan banyak pilihan.

Aku sakit (kau pasti sudah tahu saat membaca ini), dan sudah stadium akhir yang parah. Aku minta maaf karena tidak memberitahumu.

Sejujurnya aku tidak mau merepotkanmu, apalagi kalau sampai membuatmu sedih. Kau sudah cukup sedih setelah ditinggal oleh Brigjen Hughes, kalau aku sampai menambah penderitaanmu, aku tidak pantas disebut sebagai kekasihmu. Maafkan aku atas penilaianku yang sepihak.

Oh ya ampun, kejadian ini membuatku banyak mengeluarkan kata maaf. Tidak apalah, dosaku memang banyak.

Jean Havoc tidak bersalah, Roy. Aku yang menyuruh dia untuk melakukan semua kesalahpahaman-buatan ini. Aku ingin menjauhkanmu dariku. Aku tidak ingin kau ikut ter-repotkan oleh orang penyakitan seperti ku. Aku sudah banyak meminta pertolonganmu, aku tidak bisa meminta lebih. Aku hanya ingin kau hidup lebih bahagia ketika aku tidak ada.

Bukan berarti aku tidak mencintaimu. Aku mencintaimu. Sangat, Roy. Percayalah.

Aku tahu, seperti layaknya pasangan, susah senang, bahagia maupun sedih harus ditanggung bersama. Tapi sebisa mungkin aku ingin menghindarkanmu dari kesedihan yang berlebih.

Aku dengar kau minum sampai 7 botol? Edward yang memberitahuku. Kalau aku disana, kau pasti akan ikut bersamaku ke surga dengan pelipis berlubang.

Pesanku yang pertama, tolong, kurangi kebiasaanmu minum vodka dalam keadaan frustasi. Aku tahu kau suka sekali rasa vodka. Segelas-dua gelas tidak masalah untukku, tapi kalau kau sampai minum lebih dari satu botol, peluru baretta-ku pasti akan menembak pelipismu dari balik awan. Kau tahu kan kalau minuman alkohol tidak bagus untuk kesehatan liver-mu.

Kemudian, tolong berbaikan dengan Havoc. Jangan sampai persabatan kalian rusak. Kalian itu sahabat baik. Havoc tidak salah apapun. Aku harap kalian bersahabat selamanya, juga dengan semua teman-teman kita dalam team Mustang.

Ketiga, jagalah kakak-adik Elric. Edward dan Alphonse masih membutuhkan bimbingan darimu sebagai atasan mereka, atau lebih tepatnya atasan Edward. Aku tahu kau sering berkelahi dengan Edward, tapi aku lebih tahu bahwa kau menyayangi mereka sama sepertiku.

Roy, kalau tidak keberatan, aku titip Black Hayate ya? Boleh kan? Tolong urus dia. Dia sudah kulatih dengan baik. Kau tahu bagaimana caraku melatihnya, kan? Aku rasa dia suka padamu Roy.

Kemudian... Apalagi yang harus kutulis ya?

Oh! Setelah aku tidak ada nanti, kau boleh menikah. Jangan kaget dulu! Bukan berarti aku tidak mencintaimu.

Kau punya hak untuk melanjutkan hidup. Jangan merasa bersalah, karena aku tahu kau pasti akan merasa tidak enak jika menjalin hubungan romantis dengan perempuan lain. Tidak apa, aku pasti merestui. Asalkan wanita itu baik dan bersedia mendukungmu untuk mencapai cita-citamu untuk menjadi Fuhrer.

Yang terakhir, JADILAH FUHRER. Kau punya kemampuan untuk itu. Aku percaya suatu saat nanti Amestris akan menjadi negara demokrasi dengan kau sebagai pemimpinnya. Aku percaya hari itu suatu saat akan datang. Teruslah hidup dan semangat! Kau punya banyak teman dan subordinat yang mendukungmu dari belakang. Jangan kecewakan mereka.

Jangan jadi procastinator lagi! Ingat, kalau kau menunda atau bermalas-malasan dalan pekerjaanmu, rifle kesayanganku akan menodongmu dari sini.

Well, inilah akhirnya. Hmph, tidak kusangka hidupku untuk mencintaimu ternyata sangat singkat.

But, it was a worth living life.

Aku sangat bahagia ketika menerima cincin perak darimu. Rasanya dunia berputar dalam kebahagiaan. Aku ingin cepat-cepat memberitahumu bahwa aku siap menjadi tunanganmu. Tapi takdir berkata lain. Sepertinya cincin itu akan pindah ketangan lain, eh?

Terima kasih atas semuanya, Roy. Terima kasih telah memberiku dunia yang begitu berwarna. Terima kasih kau telah mempercayakan punggungmu padaku. Tidak lupa, terma kasih telah menjadi temanku yang paling setia, selain Black Hayate, tentu saja.

Yang paling utama, terima kasih telah muncul di depan pintu rumahku, dan masuk ke dalam kehidupanku. Itu adalah berkat terindah dari Tuhan –kalau Dia memang ada- untukku.

Sampai jumpa, Roy. Aku harap kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti.

Aku mencintaimu Roy, lebih dari apapun.

Salam Hangat,

Riza Hawkeye

Letnanmu dan Kekasihmu

P.S : cincinnya aku titip di Havoc.


Fin


It's done! I can't believe it's done! *nangis terharu* Thank God, it's done!

Chapter ini sudah Misa rencanakan untuk dijadikan epilog. Semoga readers tidak keberatan :)

Read n Review ya!

Oh, satu lagi. HAPPY B'DAY ROY MUSTANG! Love you much! :*

Salam hangat selalu,

^MisaChan^