DISCLAIMER: Kuroshitsuji punya Toboso Yana-sensei. Acara Termehek-mehek punya Trans Corp. Saia mah cuma minjem karakter en mlesetin nama-namanya aja.


Gomeeen~ telat apdet nih! Setelah pulang dari mudik (yang ternyata lebih lama dari yang diperkirakan), trus giliran udah ketemu ama lappie *siapa suruh mudik gak bawa lappie?* sense of humor saia rada berkurang karena ngurusin serial fic horor di fandom sebelah... Jadi maap kalo jadinya garing bin jayus gini... ini juga saia ngelanjutin fic ini sambil ngerjain fic itu, jadi ngerjain dua genre sekaligus yang berlawanan, nih (ini juga ngetiknya sambil ditodong readers di fandom sebelah... TT^TT)

Readers: WOY! Jangan malah curcol di sini! Cepetan mulai!

Author: Iya-iya! Ni juga baru mau mulai!

Oh ya, buat yang ngereview di Naik Bajaj 2 chap.6-nya Luxam, makasih banyak ya! Berkat kalian saia jadi semangat nulis lagi! Fic ini saia lanjutkan juga untuk saia persembahkan pada kalian semua!


WARNING: OC, OOC, AU, au ah elap...

No more word, deh. No more bacot, no more bekicot, let's just cekidot~!


Chapter sebelumnya:

Rain dapet klien pertamaX Ciel! Dia pengen nyari Sebastian yang mendadak hilang entah kemana. Tapi setelah mendaki gunung, lewati lembaaah~ sungai mengalir indah, ke samudra~~ *dilempar shuriken Ninja Hattori* akhirnya Sebastian ketemu juga! Tapi begitu Sebastian ketemu, kok malah gantian Ciel yang ilang, ya? Ealah dalah… Ciel diculik Grell, toh? Ya udah, langsung aja kita ke TEE~ KAAA~ PEEEE~!

.

Terbengek-bengek (part.2)

.

Sebenernya si Sebastian udah kekeh alias ngotot pengen nyari Ciel sendiri. Alasannya? "Apa jadinya kalau butler keluarga Phantomhive tidak bisa mencari majikannya sendiri?"

"Yaaah… jangan gitu dong, Sebastian! Saya juga harus ikut nemenin nyari! Titik! Yayayayaya?" protes Rain. "Lagian kalo kamu nyari Ciel sendiri, ntar acara saya ga jalan-jalan, dong! Terus gimana ntar nasib fanfic ini?"

(Author: Alah ngeles aja lo kayak bajaj, Rain! Bilang aja lo pengen berduaan ama Sebastian!)

"Itu tidak perlu—"

"Ayo dong, pliss…" Rain mulai ngeluarin jurus pamungkas: puppy's eyes.

"DIBILANGIN ANDA NGEYEL, YA! SEKALI ENGGAK YA ENGGAK!" Waduh, Sebastian malah marah! Gue lupa kalau kucing itu anti anjing (?).

"Hya! Sebastian jangan marahi saya… Hiks, saya kan cuma berniat baik… Saya cuma mau ngebantuin kamu nyariin majikan kamu yang imut itu, kok… Ihiks ihiks…" Rain mulai nangis bombay, mukanya udah melas banget kayak kucing *kitten's eyes?* kejepit lemari trus ketiban tangga trus diinjek Godzilla trus kegiles bajaj (makin ketularan Luxam, nih).

"Haaah… baiklah, apa boleh buat…" Sebastian menghela nafas. "Saya juga tidak tega membuat anda sampai menangis seperti itu hanya demi menolong saya. Maafkan saya, ya."

"BENERAN? Makasih, Sebastian!" si Rain langsung ceria lagi. Jurus kitten's eyes ternyata mempan buat dia! (Eugh, jadi air mata lo yang barusan…?)

"Tapi pertama-tama, kita harus mencari petunjuk dulu di mana Grell Sutcliff membawa Tuan Muda," ujar Sebastian. "Anda bisa memberi saya saran, Rain-sama?"

"Kau bukannya punya nomor hapenya si Grell? Telpon balik aja!" usul Rain. Oh, bener juga, ya.

Meski rada ogah, Sebastian pun mencoba menghubungi Grell.

Tuuut… tuuut…

"Belah duren malam-malam, enaknya dengan kekasi—"

PIP! Ga sampai 5 detik, Sebastian langsung menekan tombol merah di hapenya. Ilfil banget denger RBT-nya si Grell, jack!

"Lho, kok hapenya langsung dimatiin?" tanya Rain polos.

"Ah, tidak ada apa-apa…" Sebastian gak tega nyeritain ke Rain. "Anda hubungi saja shinigami itu sendiri, ya?" katanya sambil nyodorin hape Belekberi-nya ke Rain.

Rain mencoba menghubungi Grell pakai hapenya Sebas.

Tuuut… Tuuut…

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Silakan hubungi sesaat lagi atau tinggalkan pesan setelah bunyi –PIIIP—"

Rain sweatdrop. By the way, ini bukannya di Inggris, ya? Kok suara operatornya Indonesia?

"Tidak diangkat," ujar Rain. "Apa kau punya sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk, Sebastian?"

Sebastian diem, mikir sejenak. "Kalau urusan shinigami dan 'dunia bawah', kurasa Undertaker punya informasi yang bagus untuk kita…"

Dan jadilah mereka memulai pencarian mencari sang Tuan Muda, Ciel Phantomhive.

.

PENCARIAN (klien ke-2)

LOKASI: EAST END

TARGET 1: UNDERTAKER

Kediaman Undertaker ini serem banget, ya… Udah banyak peti mati bertebaran di mana-mana, gelap, sunyi, kayak kuburan (lha? Bukannya emang kuburan?). Eh, tapi kok sepi? Mana Undertaker?

"U-Underwear—eh salah, Undercover—aduh bukan! Undertaker, a-a-anda di mana?" panggil Rain.

Krieeet…

"Khi khi khi… hamba di sini, lho…"

Rain ama Sebastian nengok. Satu peti mati kebuka pelan-pelan, si Undertaker keluar pelan-pelan juga kayak Sadako, ketawa-ketiwi kayak mbak kunti…

Rain diem.

Rain mikir.

Rain ngambil pentungan (?)

Rain naro pentungannya lagi.

Rain melotot.

Rain narik napas.

Rain nahan nafas.

Rain kentut—*author selaku narrator digebukin OC-nya sendiri*

Rain jadi pucet, terus mati… YA ENGGAKLAH!

"GYAAAAAAAA!" Rain akhirnya jerit-jerit juga kayak abis liat setan. Lemot amat reaksinya…

"Khi khi khi… anda berminat mencoba peti mati portable baru buatan saya ini, nona~?"

"Ng-nggak usah deh, makasih…" Rain nolak, masih merinding disko ngeliat penampakan (?) Undertaker yang emang selalu ngagetin itu. "Oh, ya, saya Rain dari Terbengek-bengek Teras-TV, dan ini klien saya Sebastian. Kami kemari untuk mencari seorang shinigami bernama Grell Sutcliff, dia telah menculik majikan Sebastian, Ciel Phantomhive. Anda bisa membantu kami?"

"Hm, khi khi khi… tentu saja… Tentu saja hamba tahu kalau cuma hal sekecil itu, tapi… fufufu…" Undertaker ketawa lagi. "Sayangnya televisi hamba di rumah lagi rusak, jadi…"

"Lah? Apa hubungannya ama TV lo, Undertaker?" jidat Rain nan jenong kayak dodol Garut berkerut.

"Hamba kan jadi ga bisa liat Opera Van Jogja! Hamba sedang haus lawakan segar!" jerit Undertaker. "Berikan hamba lawakan terbaik, siapa aja boleh! Baru nanti hamba kasih tahu apa saja. Hihihi…"

Rain sweatdrop ngeliat tingkah Undertaker yang udah kayak orang Under-pressure alias stress, sekaligus bingung. 'Waduh… gimana, nih? Gue kan ga pernah ngelawak. Kalau diketawain mah sering (thanks to Author Sarap).'

"Haaah… Apa boleh buat…" tiba-tiba Sebastian maju sambil narik ujung sarung tangannya. "Semuanya, tolong keluar dulu dari sini."

"Eh? Sebastian, ap—"

"Dan jangan sekali-kali ngintip ke dalam!" potong Sebastian tegas. Hawa gelap muncul dari belakangnya.

Ya udah, deh. Mau ga mau Rain keluar, demi kelangsungan fic ini *lho?*

BLAM! (SFX pintu ditutup)

Siiiing~

Duh, sebenernya apa sih yang dilakukan Sebastian di dalem? Intip dikit boleh kali y—

"BUAHAHAHAHAHAHA! AHAHAHAHAHAHAHA! LAGI, MAS! LAGI!"

Weits! Baru juga mau ngintip, si Undertaker udah ngakak duluan. Tak lama kemudian, pintu pun terbuka. "Silakan masuk kembali. Sepertinya Undertaker punya informasi bagus buat kita," kata Sebastian sambil senyum innocent, sementara di Undertaker masih tergeletak gemetaran di atas meja nahan tawa sambil kejang-kejang kayak orang epilepsi.

"Si-silakan, gufufufu..." ujar si Undertaker yang masih cengar-cengir kayak orang sarap. "Butler keluarga Phantomhive memang hebat… Tau ga, masa' tadi dia—"

"Rain-sama tidak tertarik dengan hal seperti itu. Jadi saya rasa ia TIDAK PERLU anda beritahu tentang apa yang saya lakukan, Undertaker," potong Sebastian. Rain kecewa, padahal dia penasaran banget (Author juga penasaran, kok!). Emang sebenernya si Sebas abis ngapain sih di dalem?

Apa dia abis nari hula-hula di depan Undertaker?

Apa dia abis nari carameldansen(1) di depan Undertaker?

Apa dia abis striptease di depan Undertaker? (WOY! INI BUKAN FIC RATE-M!)

Apa dia abis ngitik-ngitik Undertaker pake kemoceng si Maylene?

Apapun itu, minumnya teh (bukan) sosr*… Udah, ah! Back to the story…

"Khi khi khi… dari berbagai sumber dan gosip dari jaringan hamba yang terpercaya, shinigami Grell Sutcliff terakhir terlihat berada di sekitar tempat Sirkus Noah's Ark mengadakan pertunjukkan," demikian informasi dari Undertaker.

"Begitu, ya…" gumam Sebastian. "Berarti pertama-tama saya harus mengumpulkan informasi tentang Noah's Ark terlebih dahulu. Terima kasih, Undertaker." Syuuu~ segera setelah dia ngomong gitu, dia ngilang kayak angin topan.

"Dia itu butler keluarga Phantomhive, bukan?" tanya Undertaker pada Rain yang masih cengo ngeliat Sebastian ngilang dalam sekejap mata.

"Iya, benar," jawab Rain sambil ngangguk-ngangguk.

"Hm…" Undertaker ngangguk-ngangguk (sok) paham. "Jadi, dia pergi sendiri mencari informasi tentang Noah's Ark?" tanyanya lagi yang dibales dengan anggukan Rain. Angguk-angguk, angguk-angguk…

(Kok lama-lama mereka jadi kayak anjing di dashboard mobil, ya?)

"Buat apa repot-repot? Hamba kan punya alamat, nomor telepon, alamat e-mail dan pesbuk en tuitter, bahkan peta dan posisi GPS tenda sirkus mereka yang sekarang. Kenapa gak minta hamba aja tadi?"

GEDUBRAAAAAAK!

"SEBASTIAAAAN! COME BACK HEREEEE!"

.

LOKASI: NOAH'S ARK TENTS (jangan tanya dimana tepatnya, coz Author juga ga tau *ngacir*)

TARGET 2: NOAH'S ARK CIRCUS PERSONNELS

Mengikuti rute yang diberikan Undertaker (setelah manggil balik Sebastian yang terlanjur nyampe Bandung lewat jalan tol *?*), Rain dan Sebastian memasuki rombongan tenda sirkus Noah's Ark. Kebetulan para personilnya pada lagi latihan, nih! Ayo kita tanya!

"Permisi, mas… Numpang nanya, saya Rain dari Terbengek-bengek Teras-TV… Bisa minta waktunya sebentar?" tanya Rain pada seorang pelempar pisau yang lagi latihan, Dagger.

"Oh? Ya, boleh…" Dagger meletakkan pisaunya. "Ada apa, ya?"

"Begini, kami sedang mencari seorang shinigami berambut merah panjang yang katanya lewat sini…"

"Rambut merah? Sebentar…" Dagger nengok ke belakang. "Senpaaaai! Ada yang nyariin, nih!"

"Ya?" Seorang pemuda berambut merah bertangan tulang sebelah (?) yang sedang latihan juggling menghentikan kegiatannya, lalu kejatuhan oleh bola-bolanya sendiri. "Aduduh… ada apa, Dagger?"

"Joker-senpai, ada yang mencarimu!" kata Dagger. "Orang berambut merah yang kau cari ini seperti dia kan, nona?"

"Bu-bukaaan! Rambutnya memang merah, tapi bukan dia!" sanggahku. "Rambutnya jauh lebih panjang lagi, pakai kacamata, rada maho, narsis bin najis *digergaji Grell*… Dia membawa seorang anak kecil."

"Wah, sayang sekali, saya juga tidak melihatnya," kata Joker. "Jumbo, Doll, Peter & Wendy? Apa kalian melihatnya?"

"Tidak," Jumbo menggeleng. Begitu juga Doll, Peter, dan Wendy.

"Aku melihat seseorang berambut merah panjang membawa seorang anak kecil bermata berlainan warna, ke gunung di belakang tenda kita…" tiba-tiba Snake ikut nyeletuk. Ular-ularnya yang nyantol di pundaknya ikutan nyeletuk (diterjemahin ama Snake) "…begitulah kata Oscar."

"Baiklah, terima kasih atas informasinya," kata Rain, cukup lega karena para personil Noah's Ark ternyata lumayan 'normal'. "Nah, ayo kita—lho? Sebastian?"

Lha? Kok sekarang malah Sebastian yang ikutan ilang? Mana dia?

"—Waaah… warna belangmu indah sekali…"

Eh? EEH? Sebastian malah ngelus-ngelus macan di kandang macannya Beast! "Sebastian! Ngapain kau di sana? Cepat keluar!"

"Cakarmu mantap dan empuk sekali, ya. Mata bulat kelerengmu juga cantik sekali…" Sebastian gak dengerin omongan Rain. "Taringmu juga panjang seka—"

HAUP! Kepala Sebastian masuk mulut si macan.

"GYAAAAAAAAA! SEBASTIAN! CEPAT KELUAR DARI SANA!" Rain jejeritan panik.

"BETTY! LEPASKAN ORANG ITU!" Beast buru-buru ngambil cambuk dan memerintahkan macannya menjauh dari Sebastian yang lagi dimabuk kepayang (?)

Hebohlah sirkus yang tenang dan damai itu…

(JEDA, PLEASE WAIT)—

.

Rain akhirnya (dengan amat-sangat-susah-payah) berhasil menyeret Sebastian keluar dari sirkus itu. Hebatnya, gak ada bekas luka sedikitpun, sodara-sodara! Gak keliatan kalau dia itu baru aja dicaplok macan. He? Kalian tanya kenapa? Ya karena dia itu iblis! *ngasal*

Rain dan Sebastian udah di belakang gunung yang dimaksud Snake, tapi mereka belum ngeliat si shinigami unyu dan sanderanya. Apa mereka masih di sini, ya? Padahal kali ini Author udah bener kok, nelusurin rutenya! Coba tes ya:

East End, sirkus, gunung belakang~

East End, sirkus, gunung bela—

*Author keburu dibekep pake kolor sebelum mulai nyanyi ala Ciel the Explorer (lagi)*

"Oh ya, Sebastian! Di gunung ini kira-kira sinyal hapemu nyampe, gak?" tanya Rain.

"Tentu saja, Rain-sama. Handphone saya adalah handphone tercanggih dan model terbaru diantara para iblis!" kata Sebastian bangga dengan berapi-api, dengan latar ombak bergulung-gulung dan gajah ngamuk (?) "Apa jadinya jika handphone butler keluarga Phantomhive sampai kehabisan sinyal—"

"What am I going to do~ but I can't do anythiiing… Suuusis, uwo wooo suuusis! Suami sieun istr—"

Sebastian buru-buru ngangkat hapenya. Widiiih… baru juga diomongin, ternyata hape Sebastian emang gahol! Sinyalnya tokcer—eh ngomong-ngomong, ringtone-nya udah ganti ya, Sebas? Kok jadi 'Susis'? Situ takut istri? Atau takut ama si Ciel? 'Tak punya taring, tak punya cakar lho kok, takut~'—*Author selaku narrator dibejek-bejek Sebastian karena nyanyi seenak udel*

"Halo?"

"Hai Sebas-chaaan~ Aku kangen lho sama kamyuuu~" tau kan ini siapa?

Hoeks. Sebastian siap-siap mutusin teleponnya.

"Eits! Kalau diputus, leher majikanmu juga bakal kuputus, lho~"

Sebastian gak jadi mutusin teleponnya. "Apa yang kau mau, Grell Sutcliff? Di mana kau sekarang?"

"Aku di depan kamyuuuu~"

Sebastian dan Rain micingin mata, celingak-celinguk nyariin yang bersangkutan. Ealah… ternyata dia udah di depan mata! Sepuluh meter di depan, di mulut gua, di balik bebatuan gunung besar, di belakang pepohonan mangga dan rambutan Bang Haji Mamat nan rimbun dan buahnya bikin ngiler… (pantesan aja gak keliatan! Wong tersembunyi gitu!)

Sebastian dan Rain berjalan menghampirinya…

.

LOKASI: GUNUNG BELAKANG (gak banget ya, lokasinya?)

TARGET UTAMA: GRELL SUTCLIFF (dan Ciel Phantomhive)

Sebastian dan Rain nyamperin Grell yang lagi duduk selonjoran di atas bangku panjang ala bule kere berjemur di pasir putih (bukan pasir pantai, tapi pasir tukang bangunan). Di belakangnya, Ciel diiket kayak kepompong digantung ke atas, tampangnya nelangsa banget.

"Lepaskan majikan saya, Grell Sutcliff," kata Sebastian.

"Ada syaratnya dong, Sebas!" Grell ngangkat satu telunjuknya, lalu nunjuk-nunjuk bibirnya. "Sun dulu dong Yang~"

Wueks, buset dah ni shinigami…

Tapi demi Tuan Muda-nya tercinta, rela gak rela dia harus mengorbankan keperawanan bibirnya (?). Rain selaku orang ketiga di sini bukannya ngebantuin Sebastian nolak Grell malah udah nyiapin kamera multifungsi 25 megapiksel buat ngerekam adegan ini *ketahuan deh ini OC ada bakat jadi fujoshi. Abis ini Author harus nyuci otaknya dulu, nih!*

Sebastian udah merem sambil nahan nafas en kentut, sambil dzikir dalem hati, 'Ini mimpi, bukan kenyataan… Ini mimpi, bukan kenyataan… Siapapun bangunkan sayaaaa…'

"Siap ya, Sebas-chaaan~~"

20 senti…

18 senti…

15 senti…

Rain udah gemetar tangannya pengen mencet tombol kamera…

12 senti…

10 senti…

5 senti…

4 senti…

3 senti…

2 sen—NGEK!

Ng? Lho? Kok si Grell ngerasa ada yang nahan rambutnya, ya? Mana ada hawa-hawa dingin membunuh lagi di belakang…

"Grell Sutcliff, shinigami cabang Inggris! Berani-beraninya di saat-saat sibuk begini kau malah main-main dan mesra-mesraan dengan iblis ini," Wah, ada kaca spion bisa ngomong—eh? Bukan, ya? Terus, yang mengkilap ini apaan, kacamata ya? Waduh… William, toh!

"William! Akyuu—"

Syuuut, BRAK! Grell langsung ditarik dari rambut terus dibanting ke tanah, ditendang-tendang, digelindingin, dihajar-hajar, diinjek-injek, dibanting bolak-balik *buseeet!*. Sebastian ber-alhamdulillah ria (lah? Kapan lo tobat, Sebas?).

"Menyebalkan. Di saat pekerjaan menumpuk dan kekurangan orang begini aku masih harus mengurusi yang begini," gerutu William sambil nyeret (rambut) Grell. "Ayo pulang, Grell Sutcliff."

Kedua shinigami itu pun berlalu. Dadah William, dadah Grell… Salam buat Tuhan, ya…

"Anda tidak apa-apa?" tanya Sebastian akhirnya pada sang Tuan Muda.

"I-iya… cepat lepaskan aku!" jawab Ciel.

Sebastian pun menghampiri Tuan Mudanya yang masih terikat menggantung dengan suka cita (ralat: dengan lebaynya). Lagu-lagu bertemakan 'reunion' berkumandang sebagai background-music. Rain celingak-celinguk. 'Siapa sih yang nyetel lagu beginian?' batinnya.

"Sebastian…" Ciel berdebar-debar melihat butlernya tercinta begitu sumringah menghampiri tuannya.

Jarak di antara mereka tinggal satu meter lagi. Sebastian mengulurkan tangannya…

"Neko-chama, di sini anda rupanya…"

HE?

Rain cengo. Ciel pasang tampang horror. Sebastian berbunga-bunga. Author kaget. Readers? Gak tau, ya…

"Miaw…" seekor kucing berbulu hitam legam keluar dengan anggun dari dalam gua. Sebastian langsung memeluknya dengan suka cita. "Akhirnya setelah saya cari ke mana-mana, kita bisa bertemu lagi… Maafkan saya terlambat memberikan susu untukmu, ya. Boleh kupegang cakarmu?"

"WOY, SEBASTIAN! AKU NGGAK DILEPASIN?" Ciel jejeritan marah-marah, dengan badan masih ngegantung kayak kepompong. Harga dirinya berasa ketendang, masa' perfect-butlernya itu lebih ngeduluin kucing daripada majikannya sendiri?

Tapi kayaknya Sebastian udah gak denger apa-apa lagi deh, kalau udah nyangkut masalah beginian… Setelah ngurusin majikan yang super songong, steward udzur, maid rabun, koki gila, tukang kebon babon, dan segala kekacauan-kekacauan yang ditimbulkannya seharian, Sebastian emang perlu penyegaran stadium empat…

"SEBASTIAN! Ha-ha-HATCHIUUU!" Oh iya, Ciel kan alergi kucing! Terbengek-bengek beneranlah dia… "Singkirkan kucing itu, dan lepaskan aku! HOI, DENGER GAK?"

Udah nyerah aja, Ciel… Sebastian udah berasa 'dunia milik berdua', tuh. Yang lainnya ngontrak…

"WOY, SEBASTIAN! LEPASIN GUE! INI PERINTAH!" Widiiih, Ciel sampai ngomong 'gue', lho! Tapi tetep aja percuma, lo kan gak bisa ngelepas penutup mata lo kayak biasa biar si Sebas nurut. Ciel kan masih diiket…

Hm… udah, ah! Tugas Rain udah selesai! Yang penting Ciel udah ketemu ama butlernya, si Sebastian udah ketemu ama… ehem, pujaan hatinya yang hilang *ceilah~*, semua bahagia, kan! Sampai jumpa di lain kesempatan! Saya Rain dari Terbengek-bengek Teras-TV, and bye-bye!

Ciel: "AUTHOR RESE'! RAIN GAK TANGGUNG JAWAB! TOLONGIN GUE DULU NAPA?"

.

~F.I.N.?~

.

.


(1)Carameldansen: buat yang suka buka Youtube biasanya (pasti) pada tau. Itu lho… tarian yang biasanya ditariin oleh chara anime/game yang dibikin (super) chibi, dengan tangan di kepala kayak kelinci dan goyang pinggul yang…hmph! *Author gak kuat nahan tawa pas nginget en ngebayanginnya* Pokoknya cobain aja bayangin Sebastian joget-joget kayak gitu!


Hyaaaah~ kelar! Berkurang juga fic yang kudu diselesain! Sekali lagi maaf kalo garing, aneh, gajhe, jayus dkk. Sebenernya saia pengen nambahin lagi 'target-target' yang mau didatengin Rain, tapi sayangnya otak saia udah mentok gak ada ide lagi... belum lagi para readers fandom sebelah yang udah nodong-nodong saia buat nyelesein apdetan serial fic horor di sana...

As usual, any suggest, critiques, and your comment will be accepted in review box. As long as it's quite rational and not insulting, even FLAME will be accepted as well.

Thanks for reading, and mind to give me R&R?

Best regard,

Reyn-kun Walker