Yo!

Datang lagi dengan fic yang baru, padahal yang lain belum selesai, tapi entah kenapa ide ini muncul seenak jidatku. Makanya jadilah saya ngetik fic ini tanpa ragu dan dengan imajinasi yang sangat tinggi setinggi angkasa * lebay *.

Ow ya…maaf kalau fic ku ini mungkin agak mirip denagn fic para reader sekalian, tapi sumpah ide fic ini muncul sendiri. Kenapa saya takut mirip? Karena ini kisah petualangan di Hueco Mundo plus ada adegan penculikan. Fuh…saya jadi gak percaya diri. Takut dibilang sama.

Tapi coba dibaca dulu yah. Ini gak AU kok, jadi berhubungan dengan Bleach yang asli. Trus seperti biasa, saya tunggu review dari kalian semua.

Mau minta maaf juga, karena selama ini saya selalu nuntut fic saya direview, tapi fic kalian tidak sempat saya review, padahal baca tiap hari. Maafkan saya…*nunduk hormat*

Okelah kalau begitu. Fic terbaru buatan KUROSAKI KUCHIKI. Selamat menikmati….

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

Disclaimer : Bleach bukan punya saya. Walaupun sudah susah payah minta di Kubo-sensei tetep gak dikasih. Dasar Tite Kubo pelit…..

Summary : Espada bangkit kembali, dan sekali lagi Aizen ingin menghancurkan dunia dan membangkitkan kembali Hougyoku. Apa tindakan Ichigo saat mengetahui Rukia yang sedang hamil muda diculik oleh Aizen yang ingin menggunakan Rukia untuk membangkitkan Hougyoku?

Genre : Romance, Adventure

Pairing : Ichigo Kurosaki X Rukia Kuchiki ( Rukia Kurosaki ).

Rated : T

Warning : Gak ada komentar, agak gaje. And maafkan kalau ada Typo sehingga tidak nyaman saat dibaca.

.

Chapter 1 : New Disaster Coming

.

.

"Ichigo…bangun! Hei…bangun, ada Hollow, cepat!" tampak Rukia yang masih memakai gaun tidur mambangunkan Ichigo yang masih tertidur.

"Nggghhh…Rukia. Aku capek, aku ingin tidur lagi. Bukankah ada Toushirou dan Rangiku-san disekitar sini," jawab Ichigo yang masih menutup matanya dan memeluk gulingnya.

"Tapi Ichi, jarak kita yang paling dekat dengan Hollow itu. Hanya 2 blok dari sini, ayo bangun," Rukia tidak mau menyerah dan menyeret Ichigo agar turun dari ranjang mereka.

"Hoammmm, kenapa sih, setelah menikah kita masih saja harus membasmi Hollow! Lagipula aku kan baru pulang setelah mengoperasi pasien tadi. Merepotkan!" gerutu Ichigo yang mulai bangun dan mencari Badge Shinigaminya karena Kon ada dikamar Yuzu.

"Jangan mengeluh. Bukan berarti setelah menikah, tugas membasmi Hollow akan selesai Ichigo," jawab Rukia yang telah berganti menjadi Shinigami, begitu pula dengan Ichigo.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Jiah…menjijikan! Lendir apa ini," seru Rukia yang terlihat kesal saat Hollow dengan moncong seperti gajah dan berbulu itu menyemprotkan lender putih ke arahnya. Rukia memang sempat menghindar, tapi lender itu tetap saja ciprat sana sini.

"Rukia! Kau tidak apa-apa?" teriak Ichigo saat mendengar suara Rukia yang berjarak sekitar satu meter darinya yang bertarung dengan Hollow yang satunya.

"Aku tidak apa-apa. Hadapi saja itu," teriak Rukia membalas dan mengayunkan zanpakutounya.

"Mae..Sode no Shirayuki. Some no Mai, Tsukishirou," terbentuklah sebuah lingkaran penuh yang ada tepat dibawah Hollow itu dan lingkaran itu langsung membumbung tinggi dan naik sampai ke atas langit dan membuat Hollow itu hancur bersamaan dengan es yang hancur.

.

"Maaf, kami terlambat, Kurosaki," seru Hitsugaya yang datang tergesa-gesa dengan Rangiku Matsumoto, wakil kaptennya.

"Wah…maaf Ichigo, Rukia-chan. Gara-gara kami datang terlambat, aktivitas kalian jadi terganggu yah…," goda Matsumoto dengan senyuman nakal pada Rukia dan Ichigo.

"Aktivitas apa maksudmu, Rangiku-san?" tanya Ichigo polos dan terlihat bodoh kala itu. Sedangkan Rukia tersipu.

"Ah…tidak kok, Matsumoto Fukutaichou. Kami hanya sedang tidur dan tidak melakukan apa-apa kok," jawab Rukia dengan muka memerah kelas tinggi.

"Eh? Masa tidak melakukan apapun? Kalian kan pengantin baru," seru Matsumoto yang menambah panas wajah Rukia.

"Pengantin baru apanya? Kami sudah menikah 6 bulan tahu. Itu tidak bisa dibilang pengantin baru," celetuk Ichigo yang masih dengan wajah tak mengerti apa yang dikatakan Matsumoto.

"Akh…sudahlah. Aku ingin mengatakan sesuatu. Akhir-akhir ini banyak sekali hollow dan dua hari yang lalu, kita baru saja mengalahkan lima Arrancar sekaligus. Apa kalian tidak merasa aneh?" ujar Hitsugaya yang sekarang telah duduk bersimpuh di rerumputan yang tumbuh liar.

"Aku juga berpikiran yang sama, Taichou. Kejadian ini sama seperti kejadian tujuh tahun yang lalu saat Aizen memulai serangan," jawab Matsumoto tampak mulai serius.

"Apa mungkin….,"

"Jangan berpikiran yang macam-macam Rukia. Aizen dan juga anak buahnya sudah tidak ada. Kita sendiri kan yang menghabisi mereka," seru Ichigo dengan wajah bosan. Ia tahu betul tujuh tahun yang lalu, ia yang mengalahkan Aizen. Mana mungkin Aizen hidup kembali?

"Bukannya begitu. Aku hanya takut ia muncul kembali, mungkin saja kali ini ia lebih kuat. Kita kan tidak bisa meremehkannya," jawab Rukia dengan mimik khawatir.

"Dan kalau itu terjadi, kita harus siap kembali ke medan tempur. Tapi yang aneh, jika dugaanku benar, kejadian winter war tujuh tahun lalu akan terjadi lagi, mengapa Soul Society tidak memberikan reaksi apapun? Maksudku, mustahil Soul Society tidak mengetahui hal ini, kan?" Hitsugaya terlihat berpikir keras dengan kesimpulannya sendiri.

"Mungkin firasat Taichou yang salah. Yah…semoga saja perang yang seperti kita duga tidak akan terjadi lagi," jawab Matsumoto.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Kau tambah gemuk saja, Rukia. Kulihat nafsu makanmu bertambah,"

"Masa sich? Aku rasa masih biasa saja. Kalau begitu aku harus mengurai porsi makanku. Mungkin sedikit diet," jawab Rukia yang masih menghiasi bibirnya dengan lip gloss sembari menatap Ichigo dari cermin riasnya yang sedang memasang dasi.

"Diet? Memangnya kenapa begitu? Justru aku suka kalau kau banyak makan," jawab Ichigo yang masih saja terlihat memperbaiki dasinya.

"Rendahkan sedikit badanmu," perintah Rukia dan hanya dituruti Ichigo yang merendahkan badannya dan membiarkan Rukia memperbaiki letak dasinya.

"Aku hanya tidak ingin kau berpaling pada wanita lain karena aku gemuk," ujar Rukia yang masih mencoba memperbaiki dasi suaminya.

"Hei, suamimu ini tidak akan berpaling dari istrinya tercinta yang ada didepannya ini," bisik Ichigo dan dengan nakal mengecup bibir Rukia dengan lembut. "Rasa Strawberry, eh?"

"Kau ini! Jangan tiba-tiba mengecupku, baka!" seru Rukia yang terkejut dengan perlakuan Ichigo. Wajahnya pun memerah. Sudah menikah cukup lama tapi tetap saja Rukia masih malu diperlakukan seperti itu.

"Ini bukti kalau aku mencintaimu, Rukia," balas Ichigo dan memeluk pinggang Rukia seraya menipiskan jarak antara mereka.

"Hm…tidak perlu membuktikannya dengan ciuman, Ichigo. Aku percaya padamu. Tujuh tahun bersamamu dan empat tahun menjadi kekasihmu. Lalu sudah enam bulan menjadi ratu mu, aku tahu kau tidak akan pernah berpaling dariku," sahut Rukia yang terasa nyaman berada dekat dengan Ichigo.

"Huh…kata-katamu membuatku makin mencintaimu, Rukia,"

.

"Ayah, tolong periksakan Rukia. Sepertinya akhir-akhir ini ia sering mual. Apa mungkin terlalu banyak makan?" ujar Ichigo dan memulai makan telur dadarnya.

"Oh my son….jangan-jangan menantuku ini telah mengandung cucuku," jawab Isshin dengan semangat 45. "Bagaimana mungkin kau yang seorang dokter tidak tahu tanda itu?"

"Uhuk….uhuk…. Apa? Cucu?" Ichigo tersedak begitu mendengar perkataan Isshin. Ia segera mengambil minuman yang disodorkan oleh Rukia yang berada disampingnya dan meminumnya sampai habis. "Tapi, aku kan dokter bedah, bukan dokter kandungan atau dokter umum, tahu,"

"Tapi, apa benar Rukia? Aku akan segera menjadi ayah?" tanya Ichigo berpaling pada istrinya dengan mata berbinar-binar.

"Kami akan menjadi bibi?" seru Karin dan Yuzu bersemangat.

"Semuanya…. aku belum tahu hal itu. Belum tentu juga aku hamil, mungkin hanya sakit perut biasa. Oh ya, ayah, Ichigo, aku nanti mau minta ijin pergi ke Soul Society. Sekalian untuk memeriksa kesehatanku, aku juga ingin bertemu dengan Nii-sama. Boleh ya…," Rukia merujuk pada ayah mertua dan juga suaminya itu. Ia tidak mungkin seenak jidatnya keluar masuk rumah tanpa sepengetahuan orang rumah terlebih tanpa ijin Ichigo.

"Kenapa harus ke Soul Society? Kau kan bisa mengecek di Rumah Sakit tempatku bekerja, lalu kau juga bisa memeriksa di klinik ayah," ujar Ichigo keberatan.

"Tapi Ichigo…aku rindu pada Nii-sama. Ayolah…kumohon," rengek Rukia dan mencium pipi Ichigo.

"Walah…pagi-pagi sudah disajikan adegan seperti ini," runtuk Karin sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya yang terbuka lebar.

"Itu kan tandanya mereka saling menyayangi, Karin-chan," tegur Yuzu dengan mata berbinar karena merasa kakak dan kakak iparnya itu begitu saling menyayangi.

"Masaki sayang…lihatlah menantu kita ini, begitu perhatian pada Ichigo," rengek Isshin dan bersimbah air mata sambil memeluk foto istrinya yang super luar biasa besar, membuat semua yang memandangnya cengo kelas tinggi.

"Aku berjanji akan segera pulang. Dan aku akan ada dirumah begitu kau pulang," kata Rukia pelan pada Ichigo.

"Aku juga tidak bisa menolak permintaanmu. Pergilah, dan hati-hati," ucap Ichigo yang memandang mata Rukia.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Sementara di istana Las Noches

.

"Selamat datang para Espada. Bagaimana kondisi kalian setelah dibangkitkan?" tanya seseorang yang terlihat sebagai pemimpin mereka yang duduk di singgasananya sementara ke sembilan anak buahnya duduk berhadapan.

"Sangat baik Aizen-sama. Sangat baik," jawab seseorang yang berambut pink. Syazel Apporo Grantz. Espada nomor 8.

"Dan selamat datang kembali, Neliel tu Odelschwank. Senang melihatmu yang masih hidup. Jadi aku tidak perlu membangkitkan Tia Hallibel lagi," kini Aizen yang telah duduk tegak tanpa luka sedikitpun beralih pada mantan espada ketiga dan sekarang kembali menjadi espada nomor 3.

"Sungguh kehormatan besar bisa melayanimu kembali, Aizen-sama," jawab Nel yang tampak cantik setelah kembali menjadi Espada dan tidak perlu memakai baju compang camping lagi. Tapi didalam nada hormat Nel, ada semacam nada tidak suka. Ya, tidak suka.

"Cih, kenapa wanita ini dipanggil kembali. Bukankah dia adalah kutu sampah Hueco Mundo? Lagipula aku tidak suka jika betina berdiri diatas yang jantan," seru seorang Espada yang menutupi sebelah matanya dan bernomor 5, Nnoitra Jiruga.

"Jaga mulutmu di depan Aizen-sama, Nnoitra" jawab suara Espada lagi. Kali ini suara itu dingin dan seolah tidak mempunyai perasaan. Nomor 4. Ulquiorra Schiffer.

"Cih…kalian bertengkar seperti wanita saja," ejek seorang Espada berambut biru. Dari semua Espada hanya ia yang terlihat tidak memiliki wajah yang aneh. Wajah tampan dan berambut biru, juga pakaian Espada nya yang terbuka memperlihatkan dadanya. Nomor 6, Grimmjow Jaegerjaques.

"Aizen-sama selalu tahu apa keputusan yang diambilnya. Jadi, hargai keputusannya, Nnoitra," kata Espada yang sedikit aneh dengan tindikan. Dialah Espada nomor 7 Zommari Leroux. Sementara Nnoitra memandang tidak suka ke arah Nel yang tidak menoleh padanya sama sekali.

Aizen hanya memperhatikan mereka bertengkar. Tidak ada niat mencela ataupun menengahi pertengkaran mereka. Ia hanya tersenyum dan tersenyum. Entah apa yang direncanakannya.

"Hoaaaaaammmmmm…jadi Aizen-sama, ada rencana apa sehingga kami dikumpulkan seperti ini?" tanya seorang Espada yang terlihat malas dan daritadi kerjaannya hanya menguap saja. Espada Nomor 1, Coyote Stark.

"Ah…aku sampai lupa tentang itu. Kalian terlalu sibuk bertengkar," jawab Aizen dan menopang dagunya.

"Maafkan kami, Aizen-sama," ujar seorang espada yang memakai baju berenda, dengan kerah tinggi, dan mempunyai dua kepala seperti tengkorak. Espada nomor 9, Aaroniero Arururie.

"Tak apa. Sekalian mengakrabkan diri bukan? Aku ingin menyatukan Hougyoku kembali. Saat ini Hougyoku hanya berupa pecahan dan aku tidak dapat menyatukannya. Tapi ada satu orang yang bisa dan aku ingin kau, Grimmjow, agar membawanya padaku dalam keadaan hidup," Aizen menjelaskan rencananya yang diperhatikan dengan baik oleh semua yang hadir.

"Apakah peliharaan Ulquiorra lagi? Apa kami harus membawa anak itu lagi?" seru Yammy, Espada nomor 0, dengan nada yang meremehkan. Karena ia dulu sudah pernah ikut misi seperti ini. Sementara Ulquiorra diam.

"Sayang sekali bukan Orihime Inoue, Yammy. Lupakan saja dia. Yang aku maksud adalah seorang shinigami yang pernah menjadi wadah dari Hougyoku," jawab Aizen diikuti tatapan tanda tanya oleh semua yang hadir disitu.

"Siapa dia, Aizen-sama?" tanya suara tua Barragan Luisenbarn, Espada nomor 2, mewakili teman-temannya yang juga ingin tahu.

"Kuchiki Rukia. Oh, bukan, kurasa saat ini ia sudah menjadi Kurosaki Rukia. Grimmjow, tugasmu membawanya padaku. Ingat, dalam keadaan hidup. Kau mengerti?" tanya Aizen seraya menatap Grimmjow yang menatapnya Aizen balik dengan mata birunya.

"Saya mengerti,"

Nel terdiam. Ia masih ingat siapa itu Rukia. Rukia yang pernah mengatainya aneh dan yang pernah ia cemburui karena terlalu dekat dengan Ichigo. Padahal dulu ia dalam keadaan mengecil. Dan Nel tahu, kalau Rukia adalah orang yang sempat membuat Ichigo ingin berbalik arah untuk menolong Rukia saat Ulquiorra mengatakan kalau Rukia telah tewas bersama Aaroniero.

'Berhati-hatilah Ichigo. Jaga Rukia,'

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Bagaimana, Unohana Taichou?" tanya Rukia dengan hati berdebar-debar menunggu hasil pemeriksaan nya yang sedang diteliti oleh Unohana. Rukia sekarang sudah berada di Soul Society, dan setelah memeriksakan diri, ia akan berkunjung ke rumahnya dulu. Kuchiki Mansion. Dan ia sangat merindukan kakaknya.

"Selamat, Rukia-chan. Kau positif hamil. Dan kandunganmu berumur 3 bulan. Berita yang bagus buat Kurosaki-san," Unohana menjawab dengan perasaan yang turut gembira juga, sementara Isane tersenyum lebar mendengarnya.

"Sebentar lagi, Kuchiki-taichou akan menjadi seorang paman. Selamat ya, Rukia-san," Isane makin memperlebar senyumnya.

"Bagaimana mungkin aku tidak tahu kandungan ku berusia sudah sangat lama? Aku pun baru merasakan mual-mual dari seminggu yang lalu," tanya Rukia dengan ekspresi tidak percaya dan mata yang berkaca-kaca.

"Kasus Rukia-chan berbeda. Ada kalanya awal kehamilan tidak menunjukkan tanda-tanda seperti mual. Tapi, ditunjukkan dengan hal lain, misalnya nafsu makan bertambah," Unohana memberikan penjelasan pada Rukia yang terlihat agak bingung.

"Pantas saja Ichigo mengataiku gemuk tadi pagi. Nafsu makanku memang besar sekali akhir-akhir ini," jawab Rukia. Ia mengakui dirinya bodoh karena tidak sadar ada janin yang berada dalam rahimnya.

"Wah….Ichigo-san sangat memperhatikan Rukia-san ya, sampai tahu istrinya tambah gemuk," kata Isane yang dibalas oleh senyuman dari Rukia.

"Arigatou Unohana-Taichou. Aku harus segera pulang dan memberitahukan hal ini pada Ichigo,"

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Rukia sekarang berlari dengan semangat menuju Senkaimon. Dalam pikirannya hanyalah sampai dirumah dan langsung menuju ke Rumah Sakit pimpinan Ichigo dan memberitahukan ini. Pasti ia akan sangat senang. Rukia sangat yakin dengan hal ini. Senyum tidak pernah lepas dari bibirnya. Dugaan ayah mertuanya benar-benar tidak meleset sedikit pun.

"Sepertinya kau buru-buru, Shinigami,"

Langkah Rukia terhenti tepat didepan Senkaimon. Rukia kenal suara itu. Suara yang sudah tujuh tahun ia tidak pernah dengar. Suara itu adalah suara pria yang pernah menghajar suaminya dan juga hampir membunuhnya dengan cero. Rukia menoleh kesamping. Ia baru sadar kalau dua penjaga Senkaimon terkapar, sepertinya mereka baru saja terlibat pertempuran dan kalah.

Rukia masih belum berbalik untuk melihat siapa yang menegurnya. Ia tidak perlu melihat karena sudah tahu. Yang Rukia tidak habis pikir adalah, bagaimana ia bisa hidup kembali, dan bagaimana ia bisa berada di halaman Soul Society tanpa ada yang menyadari. Bahkan reiatsu orang itu pun sama sekali tidak terasa. Hei, ini halaman Soul Society, masih didalam Soul Society, bahkan Rukia belum keluar area bahkan belum di dalam Dangai.

"Mau apa kau disini, Grimmjow Jaegerjaques?" Rukia berkata dengan nada yang sangat tajam dan memandang Grimmjow dengan tatapan iblisnya.

Grimmjow menyeringai dan langsung ber Sonido di depan Rukia. "Aku kemari untuk membawamu pada Aizen-sama, Shinigami,"

"Tidak akan pernah," jawab Rukia yang segera bershunpo menjauhi Grimmjow dan mencabut zanpakutounya.

"Mae….sode no shirayuki. Tsugi no Mai, Hakuren," keluarlah badai es yang setelah itu langsung membeku dan berbentuk batu es yang memanjang ke atas. Rukia tampak kelelahan akibat kondisinya yang sedang hamil.

"Cih…shinigami bodoh. Jurus yang sama tidak akan mengenaiku untuk kedua kalinya," ujar Grimmjow tak jauh dari karang es yang dibentuk Rukia.

"Kau! Bagaimana bisa ada disini? Bagaimana bisa Soul Society tidak mendeteksi keberadaaanmu. Dan untuk apa kau membawaku?" tanya Rukia yang sudah semakin lelah. Rasanya ingin pingsan.

"Kau tidak perlu tahu bagaimana kebodohan kalian bekerja sampai-sampai keberadaan kami tidak kalian sadari. Aizen-sama menyuruhku membawamu agar kau dapat menyatukan Hougyoku yang telah dihancurkan oleh Shinigami berambut orange payah itu. Ya….Kurosaki Ichigo yang payah itu," jawab Grimmjow menyeringai tajam.

"Some no mai, Tsukishirou," kali ini menjulanglah menara es yang bisa mencapai langit tersebut. Tapi lagi-lagi gagal mengenai Grimmjow yang telah menghindar.

"Jangan sebut nama Ichigo dengan mulut kotormu itu, Grimmjow," teriak Rukia dengan emosi yang sangat tinggi, membuat matanya berkunang-kunang dan ia agak sedikit oleng. Tapi Rukia kembali menegakkan diri dan berusaha kuat agar ia tidak dibawa oleh Grimmjow.

"Owh…bagus sekali. Seorang istri membela suaminya yang jelas-jelas payah. Benar-benar menyedihkan," sindir Grimmjow dan tertawa terbaha-bahak.

"Menyerahlah, Kuchiki Rukia. Oh, bukan lebih baik kau menyerah Kurosaki Rukia. Kau ikut denganku, atau suamimu akan babak belur nanti," ancam Grimmjow masih dengan seringainya.

Beruntun kalimat yang diucapkan Grimmjow yang menandakan bahwa komplotan mereka sudah tahu status hubungan Rukia dan Ichigo. Membuat Rukia semakin frustasi. Kalau begini, bukan ia saja dalam bahaya, tapi Ichigo dan keluarganya juga.

"Huh…coba saja. Dan kau yang akan babak belur, Iblis," teriak Rukia menenangkan diri dan tidak ingin menyerah. Tidak. Ia harus bertahan, ia tidak boleh dibawa pergi oleh Grimmjow. Kalau sampai begitu, maka nyawa Ichigo akan dalam bahaya kalau sampai Ichigo mengejarnya ke Hueco Mundo.

'Ukh…kepalaku pening. Kami sama, tolong kuatkan aku. Aku sama sekali tidak ingin dibawa oleh sampah ini,'

"Ada apa? Kau belum mau menyerah? Sepertinya kau tampak tidak sehat," ujar Grimmjow dan perlahan mulai mendekati Rukia yang tidak kuat lagi dan merosot jatuh. Perutnya mual dan kepalanya seperti terhantam batu.

"Kau tahu, jika Aizen-sama tidak menyuruhku untuk tidak membunuhmu. Maka kau akan mati, mayatmu akan kubuang di depan wajahnya, dan ini akan jadi pembalasan yang indah buat shinigami sok pahlawan itu," Rukia bisa melihat seringai Grimmjow yang makin melebar saat ia merasa kelopak matanya perlahan menutup. Rukia pun masih dapat melihat Grimmjow yang mengangkatnya dengan kasar. Rukia tahu, ia akan segera pingsan. Dan tidak berdaya.

Bagaimanapun usaha ia melawan tetap tidak bisa, karena kondisinya sedang hamil dan ia tidak mau terjadi apa-apa dengan anaknya dan Ichigo. Ia tidak mau, sangat tidak mau menjadi peliharaan Aizen. Rukia tidak ingin dibawa jauh dari Ichigo. Ia ingin pulang, pulang dan menemui Ichigo. Ia merindukan Ichigo.

'Maafkan aku Ichigo'

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Sementara itu dirumah sakit…

PRAAANGGG

Foto dengan ukuran 4R yang terbingkai dengan indah jatuh dan membuat kacanya pecah. Tidak ada angin yang bisa membuat foto itu jatuh. Dan ini pun membuat penghuni ruangan ini kaget dan langsung memungut pecahan-pecahan kacanya.

"Aw…," teriak pelan seorang Kurosaki Ichigo saat memunguti kaca-kaca yang pecah dan bertebaran kemana-mana. Jari cincin tempat ia menyematkan cincin kawinnya terkena pecahan kaca dan rasanya sangat perih.

'Kami-sama, perasaanku tidak enak. Dan pertanda apa ini?'

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Ichigo berlari dengan sangat tergesa-gesa melewati Dangai, tidak diperdulikannya nafasnya yang makin memendek. Ia langsung ke Soul Society karena ayahnya mengatakan Rukia belum pulang juga, padahal sudah malam dan jam sembilan. Perasaan takut dan tidak enak Ichigo makin memperparah suasana. Ichigo sudah memikirkan hal yang macam-macam.

.

"Kuchiki-taichou ada di markas divisi 12. Sepertinya ada kekacauan dan Soul Society tidak dapat mengetahuinya," jelas salah satu shinigami yang bertugas di Kuchiki Mansion.

"Lalu Rukia. Apa ia kesini tadi?" tanya Ichigo terburu-buru dengan nafas tersengal. Ia sangat letih daritadi berlari hingga mencapai Kuchiki Mansion.

"Saya kira Rukia-sama di dunia nyata. Karena ia tidak kesini sepanjang hari ini," jawab penjaga itu yang namapak kebingungan melihat Ichigo yang kalang kabut.

"Sial…..!"

.

"Biarkan aku masuk. Aku ingin bertemu Byakuya," Ichigo memberontak dan memaksa masuk ke dalam ruang kontrol komunikasi yang ada di divisi 12.

"Tapi, yang didalam sedang menghadapi masalah," jawab penjaga yang menjaga ruangan itu.

"Biarkan ia masuk," suara yang lirih itu membuat para penjaga segera memberi jalan bagi Ichigo untuk lewat.

"Renji!" teriak Ichigo dan segera berlari menghampiri Renji. "Kau tahu dimana Rukia? Apa ia disini?" tanya Ichigo bertubi-tubi.

"Masuklah dulu, sobat," jawab Renji yang membuat Ichigo menurut tapi tetap menurut dan ikut bersama Renji. Sampai didalam, ia melihat semua orang berkumpul. Tidak semua, hanya beberapa, dan yang terkait dengan Rukia jelas banyak.

"Hei, Byakuya! Tampang mu lusuh sekali. Memangnya ada apa? Mana Rukia? Apa terjadi sesuatu padanya?" tanya Ichigo dengan nada yang cepat dan nafas naik turun. Tapi sia-sia tidak ada yang mau membuka mulut, sekalipun itu Byakuya, Yamamoto Soutaichou maupun Renji.

"Kenapa diam? Ada apa dengan Rukia? Mana istriku? Mana Rukia? HEI! JAWAB AKU! APA KALIAN SEMUA TULI, HAH!" suara Ichigo yang awalnya 1 oktaf malah naik menjadi lima oktaf yang membuat semua yang ada disitu berjengit melihat kemarahan Ichigo.

"Begini Kurosa…,"

"Apakah itu kau Kurosaki Ichigo?" kalimat yang ingin diucapkan Yamamoto terpotong oleh suara yang Ichigo kenal. Ya..ia kenal dengan suara ini dan ia mengenali suara dari pemimpin dari Espada ini. Ini suara Aizen Sousuke.

Langsung saja kerumunan shinigami segera terbuka dan menampakkan sebuah layar besar dan mata Ichigo membulat saat melihat Aizen duduk dengan angkuhnya. Ichigo segera berjalan cepat dan berhenti tepat di layar itu.

"Dimana Rukia?" tanya Ichigo penuh tekanan dalam setiap kata-katanya dan aura membunuh yang sudah menguasai dirinya.

"Rukia? Maksudmu istrimu? Ia ada disini," jawab Aizen. Ichigo sempat terkejut saat mendengar Aizen yang sudah pasti tahu status Rukia dan juga dengannya. Lalu layar itu berpindah pada gambar Rukia yang sedang berontak di sebuah kamar, mirip kamar yang dipakai menyekap Inoue dulu. Tampak Grimmjow sedang memelintir tangan Rukia yang terus saja berontak, dan Ulquiorra yang sedang berdiri di pojok.

Ichigo tertohok saat melihat Rukia yang kesakitan akibat tangannya yang terus diputar oleh Grimmjow. Dan erangan kesakitan Rukia makin membuatnya tersiksa. Lalu Rukia sama sekali tidak menangis saat Grimmjow memperlakukannya seperti itu. Ichigo tahu Rukia sangat kuat. Dan Rukia tetap berontak walaupun hasilnya akan sama.

"RUKIA! Kau mendengarkanku? Hei! Kau brengsek! Lepaskan Rukia sekarang," teriak Ichigo pada Grimmjow yang ada di balik layar.

"Hah? Baiklah akan kulepaskan," Grimmjow melepaskan Rukia dan mendorongnya hingga Rukia terjatuh terpelanting. Rukia berusaha melidungi perutnya agar tidak berdampak pada bayinya.

"Hei! Sakit, Baka!" maki Rukia pada Grimmjow, sementara Ulquiorra masih memandangi tawanannya yang masih memiliki nyali untuk melawan. Dalam hati Ulquiorra salut dengan tawanan Las Noches itu.

"RUKIA! Grrrr….kalau kau ingin membalas dendam, balas padaku aja, jangan pada Rukia," teriak Ichigo lagi yang dibalas oleh seringai Grimmjow.

"Oh…aku memang ingin membalasmu, jadi kutunggu kau disini. Datanglah, atau kalau tidak shinigami pujaanmu ini akan mati," jawab Grimmjow dan menjambak rambut Rukia. Sempat Rukia meringis, dan Ichigo sudah tidak tahan melihatnya. Namun tangan Grimmjow di tepis oleh Rukia. Rukia bangkit dan menendang perut Grimmjow hingga menubruk tembok.

"Wanita sialan…..,"

"Rukia! Menghindar" teriak Ichigo dari balik layar saat melihat Grimmjow bangun dan siap memukul Rukia.

"Cukup, Grimmjow. Ingat, wanita ini milik Aizen-sama. Kau tidak boleh menyakitinya. Sekarang duduk dan tenangkan dirimu," perintah Ulquiorra dan iakembali ke pojok tadi.

"Rukia? Kau baik-baik saja?" tanya Ichigo dan memanggil Rukia yang sedang membelakanginya. Rukia berbalik dan Ichigo bisa melihat Rukia menangis. Airmatanya jatuh dengan deras. Ichigo tidak tahan. Ia tahu Rukia ketakutan.

"Rukia, kau takut, sayang?" tanya Ichigo yang mencoba berkomunikasi pada Rukia yang masih diam tidak meresponnya.

"I ..Ichigo…aku tidak takut. Aku…aku rindu padamu. Aku ingin bertemu denganmu, hikz…aku tidak takut. Aku hanya rindu," jawab Rukia dengan suara yang gemetar dan bibir yang gemetar pula.

"Aku juga rindu padamu. Maafkan aku Rukia, lagi-lagi aku gagal melindungimu. Aku akan kesana dan menyelamatkanmu. Aku berjanji Rukia," jawab Ichigo dengan bahu bergetar hebat. Ia ingin menangis, tapi hal itu ia tahan, karena ia harus kuat agar Rukia juga kuat.

"Jangan kemari, Ichigo. Kau dalam bahaya kalau kesini. Aku berjanji akan keluar dari sini. Kau saja yang menungguku, ya," jawab Rukia berusaha menghapus airmata yang terus mengalir.

"Tidak. Aku yang akan kesana. Aku yang akan menjemputmu. Aku janji akan secepatnya kesana. Apapun yang kau pinta akan kuturuti, tapi tidak kali ini," kata Ichigo menolak permohonan Rukia.

"Tapi…,"

"Rukia…kau percaya padaku?" tanya Ichigo yang hanya dijawab oleh anggukan mantap Rukia.

"Bagus. Jadi percayalah kalau aku akan baik-baik saja dan tak akan terluka menghadapi mereka. Percayalah semua akan menolongmu," ujar Ichigo mantap.

"Ya…kami akan kesana, jadi tunggulah kami, Rukia," tiba-tiba Renji berbicara dan sudah berdiri tepat disamping Ichigo.

"Renji…,"

"Yang hanya perlu kau lakukan adalah menunggu disitu Rukia," Byakuya ikut berbicara. Memng nadanya terdengar biasa tapi tetap ada sebersit nada kekhawatiran disana.

"Um…baiklah Nii-sama,"

"Bisakah kau berteriak untukku, Rukia? Berteriaklah 'tolong aku'. Ayo berteriaklah," pinta Ichigo dan memberi senyuman terbaiknya pada Rukia.

Rukia menghela nafas. "Sebenarnya ini hal yang konyol dan memalukan tapi baiklah," Rukia menghela nafas lebih dalam, berharap suara teriakannya akan sangat keras.

"TOLONG AKU, ICHIGO. AKU MOHON TOLONG AKU. TOLONGLAH AKU, ICHIGO,"

"Permintaanmu dikabulkan Rukia. Aku akan menolongmu," jawab Ichigo dan dibalas dengan senyuman Rukia. Tiba-tiba layarnya menjadi kabur dan gambaran Rukia makin samar.

"Rukia, aku kan kesana. Berjanjilah kau menungguku," seru Ichigo denagn nada yang cepat.

"Um…aku mengerti. Aku mencintaimu, Ichigo,"

"Aku juga Rukia. Aku mencintaimu,"

Setelah itu gambar Rukia menghilang dan tergantikan dengan Aizen. Ichigo menunduk seraya menahan emosinya dalam-dalam. Lalu ia pun kembali mendongak dan menatap lurus Aizen.

"Jangan jadikan Rukia sebagai pancinganmu, Aizen,"

"Aku tidak menjadikannya pancingan. Ia memang targetku untuk menyatukan kembali Hougyoku yang telah kau hancurkan tujuh tahun yang lalu. Jadi aku hanya menginginkannya, karena ia adalah wadah tempat Hougyoku dulu, dan aku yakin, saat pecahan-pecahan itu dimasukkan ke dalam tubuh istrimu, maka Hougyoku itu akan menyatu lagi," Aizen menjelaskan panjang lebar dan membuat semua yang ada disitu terbelalak. Bagaimana mungkin Aizen bisa mendapatkan ide semacam itu.

"Aku tidak akan membiarkannya. Kali ini kau akan mati dan akan ku jadikan debu. Kali ini kau akan musnah, Aizen," tantang Ichigo yang sudah habis kesabarannya.

"Owh…aku suka itu. Jadi datanglah. Kami menunggu dengan senang hati, Kurosaki Ichigo," Aizen mengakhiri percakapannya dan memutuskan sambungannya.

Saat itu juga Ichigo terjatuh dan berlutut. Bahunya bergetar. Ditahannya airmata yang ingin keluar. Ia tahu, menangis hanya akan membuatnya lemah dan ia harus kuat untuk Rukia. Rukianya.

Semua kata penghibuaran yang diucapkan oleh Renji maupun yang lainnya serta perkataan Yamamoto Soutaichou yang langsung mengadakan rapat darurat disitu tak dihiraukannya. Ia hanya berpikir menyelamatkan Rukia. Istrinya yang sangat ia cintai dan ia kasihi sepenuh hatinya.

"Kurosaki-san…kurosaki-san," Ichigo menoleh dan segera berdiri saat melihat Unohana yang berdiri di sampingnya. Ia menoleh pada Unohana yang sepertinya sedang ingin menyampaikan sesuatu.

"Ada yang ingin aku sampaikan. Mungkin kurang sopan, harusnya yang memberitahukannya adalah Rukia-chan," kata Unohana tampak menyusun kata-kata.

"Ada apa dengan Rukia, Unohana-san?" tanya Ichigo penasaran. Begitu pula dengan yang lainnya.

"Rukia-chan dibawa dalam kondisi hamil 3 bulan. Jadi kenapa ia ditangkap dengan mudah, mungkin ada hubungannya dengan kehamilannya," jawab Unohana yang membuat semua yang ada disitu terkejut.

"Ap…apa? Rukia hamil?" Ichigo berkata seolah-olah kabar ini sangat mustahil. Kali ini runtuh sudah pertahanan Ichigo. Airmatanya mengalir dengan derasnya, dan jatuh dengan sendirinya. Bagaimana tidak? Mana ada suami yang tega melihat istrinya yang disiksa. Nyawa anaknya pun begitu. Dan seharusnya Ichigo ada disampingnya saat ini. Seharusnya ia bisa menjaga anak dan istrinya. Seharusnya Rukia bersamanya, bukan terpisah darinya. Suami macam apa dia? Menjaga istrinya saja ia tak mampu.

"SIALLLLLLLLLLL!"

.

.

Maafkan saya, karena sudah publish fic baru padahal yang lama belum selesai.

Bagaimana menurut pendapat reader sekalian? Kecepatan yah… gaje mungkin. Entahlah. Untuk itu saya minta reviewnya sekalian. Apa fic ini lanjut atau tidak.

Maaf, kalau membuat Rukia lemah disini. Tapi setidaknya Rukia sudah melawan dan tidak menyerah sampai akhir. Saya tidak mau buat Rukia benar-benar bodoh dengan menyerah begitu saja tanpa perlawanan sedikitpun.

Oh ya, perasaan Ichigo dan Rukia dah kuat belum? Saya takut perasaan mereka yang tidak mau terpisah satu sama lain tidak tersampaikan dan tidak berasa. Bagaimana menurut readers?

Akhirnya Nel masuk fic saya. Yey…saya penggemarnya Nel loh. Cantik, lucu dll dah. Ow ya dia juga kuat, dan mantan espada. Tapi Nel gak keliatan lagi sejak Ichigo ngejar si Inoue ke Las Noches. Sebel. Nel malah ditinggal ma Kenpachi sama Yachiru. Pesche ma Dondonchakka juga gak keliatan lagi. Begitu juga Bawabawa. Aduh…sebel…padahal mereka lucu-lucu.

Kok malah curhat yah? Nah…siapakah yang akan saya pilih untuk nyelamatin Rukia. Yang jelas suaminya pasti ikut donk. Istri tercinta lagi disekap harus ditolong.

Ok….mohon review please. Segala bentuknnya saya terima dengan lapang punggung *plak* hehehe, maksudnya dengan lapang dada.