Disclaimer : Bleach © Tite Kubo
Rate : T
Genre : Romance, Drama
Pairing : Ichigo x Hitsugaya
Spoiler Warning : Alternate Universe (AU), Out Of Character (OOC), maleXmale, Shounen-ai, Don't like Don't read!
Summary : Hitsugaya salah satu mahasiswa baru di sebuah fakultas. Di kampusnya akan di adakan malam inagurasi. Tapi sepertinya Hitsugaya tidak terlalu berminat dengan acara yang disediakan khusus untuk para mahasiswa baru itu. hingga akhirnya Hitsugaya datang ke acara itu dan bertemu dengan seseorang…
.
.
Malam Inagurasi
.
Chapter 1
.
.
Malam inagurasi adalah malam yang dinantikan oleh para mahasiswa angkatan baru. Acara ini sebenarnya adalah salah satu bentuk keakraban antara angkatan lama dan angkatan yang baru. Tapi hanya sekitar sepuluh persen. Karena kebanyakan yang ada bukan mengakrabkan diri melainkan cari gara-gara dengan kakak tingkat yang sudah menyusahkan mereka waktu Ospek.
Pagi itu suasana dalam ruangan di salah satu kampus sedang hangat-hangatnya membicarakan tentang malam inagurasi nanti. Apalagi yang cewek-cewek. Mereka penuh semangat membahas penampilan yang akan mereka pakai nanti malam di acara itu.
Cuma seseorang di dalam ruangan itu yang kelihatannya tidak berminat. Malahan dia berdoa dalam hati kalau acara nggak ada gunanya itu batal. Hitsugaya duduk di bangkunya sambil memandang ke luar jendela.
"Kaichou, kok diam saja," bisik Matsumoto dari arah belakang. Hitsugaya nyaris saja melompat dari bangkunya. Matsumoto tertawa geli melihat ketua kelasnya itu.
Hitsugaya berdecak kesal. "Apaan sih!" bentaknya kesal. Matsumoto tambah terkekeh geli. Tapi tawanya langsung reda begitu melihat muka kesal Hitsugaya.
"Duileeeh~ begitu saja marah," goda Matsumoto.
"Kaichou sudah siapkan baju apa yang bakal dipakai nanti di malam inagurasi?" Matsumoto buru-buru mengalihkan pembicaraan begitu melihat urat marah yang muncul di dahi Hitsugaya.
"Nggak berminat," jawab Hitsugaya ketus. Matsumoto geleng-geleng kepala mendengar ucapan itu. Padahal acara ini hanya sekali diadakan untuk mahasiswa baru.
Seorang dosen masuk ke dalam ruangan. Semuanya langsung balik ke tempat duduk masing-masing.
"Ohayou…" sapa Unohana sensei. Salah satu dosen di kampus. Wajahnya selalu tersenyum lembut. Rambut hitam panjangnya dikepang rapi ke depan lehernya. Langsung terdengar koor salam balasan dari para mahasiswa di ruangan itu.
"Saya dengar sebentar malam akan ada acara Inagurasi, ya?" tanya Unohana sensei. Terlihat anggukan serempak dari para mahasiswa. "Kalian senang dengan acara yang akan diadakan ini?" anggukan antusias muncul di muka-muka mahasiswa baru itu. Soalnya acara ini jarang sekali ada gitu lho, minus Hitsugaya. Ditopangnya dagunya kemudian menatap keluar jendela.
"Unohana sensei, bagaimana kalau kuliah hari ini sampai disini saja!" seru seorang mahasiswi cewek yang duduk agak di belakang. langsung terdengar suara-suara setuju hampir semua yang ada di ruangan. Unohana tersenyum tipis.
"Boleh saya tahu apa alasannya?"
"Kami 'kan mau menyiapkan kostum yang bakal dipakai sebentar, Sensei. Jadi boleh dong," ujar cewek itu dengan nada memohon.
Unohana mengeleng pelan sambil tersenyum. Tapi dia bisa memaklumi. Karena dulu dia juga begitu waktu kuliah. "Ya, baiklah. Kuliah hari ini sampai disini. Nanti kita lanjutkan besok."
Seruan senang langsung keluar dari mulut-mulut mahasiswa di ruangan itu. Asoy! Sebenarnya ada faktor lainnya yang membuat para mahasiswa itu senang. Kuliah dari Unohana. Sumpah! Bisa bikin jenuh dan ngantuk banget. Karena dosen satu itu kalau menerangkan bakal nggak habis-habis.
Hitsugaya ternganga. Kuliah hari ini tidak ada karena acara sialan itu? Apa-apaan ini. Batinnya kesal.
.
.
.
Kedua kening Hitsugaya mengerut heran. Neesannya, Hinamori. Sedang berkutat serius dengan sesuatu di depannya.
"Ngapain sih, Neesan?" tanya Hitsugaya. Speechless, melihat raut muka Hinamori yang jarang banget serius itu.
"Kamu buta? Nggak lihat apa aku lagi nyetrika."
"Serius banget! Kayak itu baju belinya diatas sejuta."
Hinamori mendelik sebel, "Sok tahu banget sih kamu, Shiro-chan. Daripada baju kamu. Belinya di tempat bekas," ledeknya. Hitsugaya yang sedang minum soda di samping kulkas langsung keselek. Kedua matanya menatap kesal Neesan-nya.
"Bajuku ini keluaran terbaru xxx, you know. Jadi jangan samakan dengan seleramu yang jelek," lanjut Hinamori lagi. Ditatapnya Hitsugaya dengan alis terangkat tinggi.
Hitsugaya mendengus. Dasar kampret! baju norak begitu saja di banggain. Dilangkahkan kakinya ke arah kamar.
"Shiro-chan…" panggil Hinamori. Cowok mungil itu berhenti di depan tangga. Ditolehkan kepalanya ke arah Hinamori.
"Apa lagi?"
"Kalau sebentar kamu nggak datang ke acara inagurasi. Berarti benar dong. Kalau kamu malu datang ke acara itu karena bajumu belinya di tempat bekas," ujar Hinamori ringan. Tadi dia dengar dari Matsumoto kalau Otouto-nya ini nggak berminat datang. Kalau di pancing seperti ini pasti dia akan panas.
"URUSAI! Aku bakal datang kok."
Betul, kan? gumam Hinamori dalam hati. Hitsugaya menuju kamarnya dengan gerutuan dan umpatan kesal yang keluar dari mulutnya.
.
.
.
Hitsugaya sedikit cengo dengan ruangan di depannya. Tempat itu remang-remang. Lampu disko berputar-putar diatas. Suara musik rock, R n B, dan nggak tahu musik nggak jelas di putar di tempat itu. Ini diskotik apa acara inagurasi sih? Batinnya sweatdrop.
Cowok mungil ini semakin bengong melihat para mahasiswa angkatannya menari liar di bawah pantulan lampu khas diskotik itu. Bahkan ada yang menari bak artis-artis seperti Julia peres, Inul daratista, dll. Dia hampir muntah melihatnya. Seseorang menepuk pelan bahu Hitsugaya. Hitsugaya menoleh dan menatap orang itu.
"Kaichou, ngapain berdiri disini? Ayo masuk," ajak Matsumoto. Hitsugaya menggeleng.
"Aku mau pulang. Mual aku melihat orang-orang itu."
"Apa, Kaichou? Sumpah nggak kedengaran."
Ruangan itu memang berisik dengan suara musik. Jadi wajar dong suara kecil Hitsugaya nggak di dengar Matsumoto. Tanpa meminta setuju dari sang empu. Matsumoto menarik paksa Hitsugaya masuk ke dalam ruangan itu.
.
.
.
Kaget, tidak menyangka, dan macam-macam ekspresi lainnya terlihat di wajah Hitsugaya. Acara ini memang aneh bin ajaib. Minuman keras yang asyik dinikmati para mahasiswa. Asap rokok yang hampir memenuhi ruangan. Serta para mahasiswi cewek yang genit dan centil bertebaran di hampir semua tempat. Asli. Acara inagurasi ini sama dengan diskotik tempat mesum yang biasa dilihatnya diberita ataupun internet. Diliriknya Matsumoto yang sedang asyik meneguk minuman keras seperti minum air putih. Cowok mungil itu merinding. Sudah ada tiga botol kosong di samping Matsumoto. Buset deh!
Hitsugaya mengalihkan pandangannya kearah depan. Di depan panggung yang dipasang itu. Ada sebuah band yang disewa khusus untuk acara ini. Terlihat para mahasiswa yang asyik menari mengikuti alunan lagu. Bahkan ada yang menarinya terhuyung-huyung karena minuman keras yang diminumnya.
Seorang mahasiswa yang asal usulnya nggak jelas datang menghampiri Hitsugaya yang sedang duduk.
"Hai…" sapa cowok itu. Hitsugaya menoleh. Sedikit bergidik melihat tampang cowok itu. Matanya memerah karena pengaruh minuman keras. Napasnya tercium bau minuman.
"Sendirian saja?" tanya cowok itu. Diraihnya pergelangan tangan Hitsugaya dengan tiba-tiba. Hitsugaya tersentak. Berusaha melepas tangannya yang dicengkram. Cowok nggak jelas itu menarik Hitsugaya. Dibawanya ke arah tempat yang bisa dikatakan gelap.
"Hei, lepaskan!" bentak Hitsugaya keki. Tubuhnya meronta-ronta. Suara Hitsugaya teredam dengan suara musik di ruangan itu. Jadi nggak ada gunanya. Sadar dirinya dalam bahaya. Kepalanya celingukkan ke kanan-kiri. Berusaha mencari pertolongan. Tapi sepertinya nggak ada yang menyadari. Karena semuanya asyik dengan aktivitasnya sendiri.
Hitsugaya mengumpat kesal. Terpaksa pakai kekerasannya sendiri. Diangkatnya tangan cowok yang mencengkram pergelangan tangannya itu. Kemudian dengan gerakan tiba-tiba digigitnya tangan cowok itu kuat-kuat.
"AAAKKH!" teriak cowok itu. Tangannya yang mencengkram tangan Hitsugaya melonggar. Hitsugaya tidak membuang kesempatan itu. Dilarikan dirinya menjauh dari cowok nggak jelas itu. Cowok itu berdecak marah. Disusulnya Hitsugaya. Hitsugaya menoleh ke belakang. Tubuhnya terkesiap melihat cowok itu menyusul tidak jauh dibelakang. Hitsugaya celingukkan panik mencari tempat sembunyi.
Seorang cowok yang duduk di sofa dekat tempat berdiri Hitsugaya. Menarik lengan cowok mungil itu dari arah belakang dengan tiba-tiba. Akhirnya Hitsugaya jatuh diatas pangkuannya. Hitsugaya sedikit tercengang. Baru saja dia ingin meronta. Cowok itu membekap mulutnya. Kemudian menutup kepalanya dan rambut putih Hitsugaya dengan jaket disampingnya.
"Jangan berontak kalau nggak mau cowok nggak jelas itu menemukanmu," tegurnya dengan nada sedikit mengancam.
Hitsugaya terperangah. Kamu juga sama saja nggak jelas, batinnya dalam hati.
.
.
.
To be continued