Summary = Shikamaru adalah seorang cowok biasa-biasa saja dengan kehidupan yang biasa-biasa juga. Hidup sendirian di Konoha Town untuk melanjutkan study kuliahnya di Konoha University, banyak sekali hal-hal yang tengah dilaluinya di kota kecil ini. bagaimanakah selanjutnya?

*ketahuan gak pandai buat summary* =='

Disclaimer = Naruto milik Kishimoto-sensei, How about Shikamaru? Milik saiia donk pastinya

*plak*

Pairing = Chapter 1 Shikamaru x Ino

Rated = M,,

Warning = OOC, AU, keabalan, kegajean, kegilaan, aneh, freak (?)

ENJOYED :D

Cuaca malam ini mendung, tak nampak satupun bintang di langit Konoha Town, namun tak seperti suasana hati Ino saat ini, dia tengah gembira karena akan jalan dengan Shikamaru hari ini. Di berdandan selama mungkin tak lain untuk membuat Shikamaru menyukainya. Selama mereka mengenal, Shikamaru hanya bersikap biasa saja padanya, tapi entah kenapa timbul rasa suka yang amat sangat pada Shikamaru. Mungkin karena setiap hari bertemu tanpa sadar, Ino merasakan perasaan lain pada cowok dengan rambut yang selalu di kuncir itu.

Dengan begini, pasti Shikamaru akan menjadi milikku seutuhnya, senyuman aneh tersungging di bibir kecilnya. Tapi, mungkinkah dia suka padaku? Apakah dia juga merasakan apa yang kurasakan padanya? Bagaimana jika tidak. Bagaimana jika dia sama sekali tidak mencintaiku, bagaimana jika dia hanya menganggapku sebagai adik dari teman baiknya?

Ino menghembuskan napas, mencoba melupakan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuatnya bimbang dengan mengumbar senyum manis di depan cermin. Ino sengaja memilih dresscode berbahan dasar kain pendek berwarna keunguan dengan memperlihatkan belahan dadanya dan hotpants berwarna coklat bermotif kotak-kotak khas skotlandia yang memperlihatkan kakinya yang jenjang nan mulus itu. Dia tak henti-henti berkaca, memandang tubuhnya yang indah di cermin dengan badan yang proporsional, mata berwarna biru muda dengan kulit putih yang indah benar-benar hampir sempurna. Itu semua membuatnya lebih yakin bahwa dia akan memperoleh cinta dari Shikamaru.

Dia meninggalkan kamarnya dengan perasaan bangga akan diri sendiri, dia berjalan perlahan menuju ruang keluarga. Tampak ayah tengah menikmati tayangan sepak bola yang tengah di tontonnya. Ino memandangi ayahnya kemudian menghampiri lalu mencium pipi ayahnya.

"Pa, aku mau keluar dulu. Mau jalan." Pamit Ino. Papanya mengangguk pelan, pertanda dia diizinkan untuk pergi. Ino bergegas menuju garasi lalu mengambil mobil jaguar merahnya.

Mobil dan kendaraan lain berlalu lalang di tengah kebisingan Konoha Town, wajar saja hari ini adalah malam minggu, saat banyak orang menikmati weekend di luar rumah. Sejenak melupakan kesibukan yang terjadi di sepanjang minggu ini. Selama perjalanan masuk ke lingkungan kost Shikamaru, tak jarang Ino di goda oleh cowok-cowok lain, entah itu bersiul, mengejar dan berbagai cara lainnya untuk memperoleh perhatian Ino. Ino hanya acuh dan malah memandang mereka yang menggodanya dengan galak.

Shikamaru terlihat memegang handphone miliknya sedari tadi, dia terlihat gelisah. Sebentar-sebentar menengok jam tangannya. Karena capek menunggu, dia tenggelam dalam lamunannya.

Lamunan Shikamaru bubar ketika mendengar deru mobil disusul bunyi klakson yang menyakitkan telinga. Shikamaru segera bangkit lalu menghampiri mobil Ino yang berhenti di depan kostnya.

"Udah siap kak?" Tanya Ino sambil melongokan wajahnya dari jendela mobil.

Shikamaru mengangguk dan berjalan memutari mobil itu dan masuk kedalamnya. Shikamaru duduk di samping Ino lalu mengumbar senyum padanya. Wajah Ino meronah merah, siapa wanita yang merasa biasa saja ketika melihat senyum dari cowok sekeren Shikamaru.

Shikamaru resah, apalagi ketika dia melihat pakaian yang dikenakan Ino, belahan dada Ino terlihat dan pahanya yang mulus Nampak jelas. Dia hanya bisa menelan ludah dengan susah payah. Ino tahu bahwa Shikamaru tengah memperhatikannya, dan Ino dengan segaja membusungkan dadanya agar terlihat lebih besar.

Shikamaru mengelah napas, cepat-cepat dia melempar pandangan kearah lain. Dia tidak tahu harus berbuat apa terhadap gadis yang duduk disebelahnya. Sikapnya menjadi sangat canggung.

"terus kita mau jalan kemana?" Tanya Ino manja.

"Terserah kamu aja." Jawab Shikamaru kalem.

Ino tersenyum, dia melarikan mobilnya dengan kencang menuju downtown Konoha. Mereka menuju Konoha Town Square, pusat perbelanjaan terbesar di kota itu. Ino keluar dari mobilnya disusul Shikamaru yang nampak gelisah dan kikuk. Ino langsung menggandeng tangan Shikamaru dan Ino terlihat bangga sekali.

Wajar saja, Shikamaru Nara adalah salah satu cowok berwajah keren di Konoha University, wajahnya yang cool di dukung dengan otaknya yang encer membuat semua wanita tergila-gila pada dirinya, tak terkecuali Ino.

"Kita nonton film aja yah kak." Seru Ino.

Ino dan Shikamaru bergegas untuk membeli karcis, antrian malam ini cukup panjang, karena kebetulan film yang mau mereka tonton adalah film box office.

Tidak lupa mereka membeli popcorn ukuran besar serta minuman. Karena masih agak lama mereka mengobrol sebentar, dan Ino terlihat begitu manja bersandar pada Shikamaru yang tampak segan.

"aku gak lihat Sasuke di kost. Dia kemana?" Tanya Ino memecah kesunyian.

"lagi ke rumah ceweknya kali."

"enak yah punya pacar, hmm,, btw, kak Shika punya pacar gak?" Tanya Ino dengan genit dan manja, dia mulai berani mencubit-cubit badan Shikamaru. Shikmaru yang kaget lantas melirik kanan kiri saking malunya.

"aku takut jatuh cinta."

Ino tertawa terbahak-bahak, "takut jatuh cinta, kenapa? di jodohin ama orang tua yah?"

"tidak."

"takut patah hati."

"hmm, tidak."

"Terus apa dong?"

"Takut salah pilih, aku takut kalau cewek yang aku suka gak suka sama aku, terus aku di tinggalin.

"jadi, takut dihianati?"

Shikamaru menoleh ke arah Ino yang tengah menatapnya lekat-lekat.

"begitulah."

Perasaan sejuk menjalar di tubuh Ino, bagaimana tidak. Shikamaru mulai terbuka pada dirinya. Dia semakin yakin pada dirinya sendiri bahwa dia akan memperoleh balasan cinta dari Shikamaru, dan segalanya sudah di persiapkan. Ino bahkan takkan segan untuk melepas virginity-nya pada Shikamaru kalau memang perlu.

Ino tersenyum saat duduk di tempat duduk mereka di bioskop, row A, di bagian belakang, sudut kiri merapat dengan dinding, sangat strategis. Dia sangat senang mendapatkan tempat duduk seperti itu, sebab dia sudah berharap agar bisa mendapatkan karcis di row A seperti ketika dia nonton bersama Kiba dua bulan yang lalu. Dimana Kiba begitu agresif meremas, mengelus serta memainkan dirinya, hingga waktu itu hampir saja Ino menyerahkan segalanya pada Kiba begitu pulang dari nonton. Tapi karena waktu itu mereka pulang bersama Neji dan Hinata, maka kejadian itu tak terjadi dan juga waktu itu Ino sedang datang bulan.

Dan kini, malam ini dia bersama Shikamaru, cowok idamannya. Kali ini, Ino-lah yang lebih agresif dan berani. Karena Shikamaru hanya memanganggap Ino sebagai adik tingkatnya dan teman biasa, dia tidak segera memberikan reaksi begitu film mulai dan teater mulai gelap. Tangan Ino seperti ada yang menyuruh bergerak lantas menarik tangan Shikamaru untuk ditaruh di pahanya, hingga tangan Shikmaru langsung menyentuh kulit paha Ino yang masih padat itu. Tapi tangan Shikmaru tidak bereaksi sama sekali. Ino yang kesal, kemudian berbisik pada Shikamaru.

"Kenapa kak? Kenapa cuma diam aja, apa kakak gak suka ama aku?" suaranya perlahan memelas, membuat Shikamaru jadi bingung.

"bukan begitu Ino. Tapi aku…" Shikamaru tidak bisa meneruskan kata-katanya karena kini tangan Ino bukan lagi mengusap pahanya tapi dia mulai meremas dengan lincah, sedangkan satu tangannya membawa tangan Shikamaru untuk memainkan pangkal pahanya dengan jari-jarinya. Shikamaru yang tadinya tidak menuruti lantas akhirnya tidak tahan juga dengan rangsangan Ino yang dasyat itu. Mulailah jari-jari Shikamaru bereaksi. Dan Ino mendesah merasakan kenikmatan.

Ino mencium Shikamaru dengan ciuman mautnya. Shikamaru jadi terangsang dan membalas ciuman itu.

Ino memekik perlahan dan menggelinjang nikmat. Mereka berdua seakan tak ingin dilepas—saling sedot dan saling melumat satu dengan yang lain.

"Kak, sudah.. nanti kita lanjutkan dirumah…" suara Ino seakan hampir tak terdengar. Shikamaru sendiri mulai sadar ketika bibir mereka lepas. Keringat mereka Nampak membasahi wajah masing-masing. Ino yang sudah tidak kuat menahan rasa kantuk yang menderah dirinya kemudian menyandarkan kepala ke bahu Shikamaru yang menatap ke layar karena film tengah berlangsung seru.

Begitu film selesai, mereka cepat-cepat bangkit dan keluar sebelum lampu-lampu teater kembali menyala. Shikamaru menuntun Ino keluar dari bioskop.

Continue to chapter 2

Author Note

Fict pertamax di fandom Naruto.. hhoohohoho

Saiia msih baru di fandom ini, jadi buat para senior-senior mohon bantuannya (_ _)