Disclaimer: Naruto masih punya Masashi Kishimoto lah...

A/n: Setelah lama sekali menganggurkan fic ini, saya ingin mengupdatenya... semoga kekecewaan menunggu bisa terobati ^_^

P R E S E N T E D

B Y :

AUDREY LANCASTER del CANO

* I'M HAPPY IF YOU HAPPY *

Ino benar-benar tak bisa berkonsentrasi secara penuh saat pelajaran berlangsung. Beruntung Kurenai-sensei tidak menjelaskan terlalu banyak dan langsung saja memberikan tugas individual, melegakan hati Ino dan memberikannya kesempatan untuk berpikir ulang tentang apa yang telah terjadi beberapa saat yang lalu...

Ino masih tidak percaya...

Gaara menciumnya?

Benar-benar menciumnya tepat di bibir?

'Oh, Kami-sama, Ini benar-benar diluar rencana...

Apa yang dipikirkan Tuan Sabaku itu huh?

Aku harus meminta dia menjelaskan semuanya!'

Ino membatin dalam hati, sambil sedikit menggretakkan gigi-giginya. Dia benar-benar tak suka diperlakukan seperti ini, dia dan Gaara baru saja berciuman di depan umum! Persis seperti dalam kisah roman-roman picisan yang dibenci Ino. Ino benar-benar harus menemui pria kurang ajar itu...

0o0o0

'TING...TONG...TING...TONG'

Akhirnya jam istirahat tiba. Ino segera membereskan mejanya dan mengambil sebuah bungkusan dari dalam tasnya.

'Sebelum menemui Tuan Sok Tahu itu, lebih baik aku mengembalikan 'ini' pada penolongku terlebih dahulu...

...Ugh.. Aku lupa mereka sekelas.'

Ino akhirnya bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari pintu kelasnya. Tujuan nya saat ini tentu saja, Kelas XI-A...

Rupanya perjalanan menuju kelas itu lumayan jauh juga. Harus menaiki sekitar 25-an anak tangga, dan berjalan lagi menuju ruangannya yang boleh dibilang terpencil. Terakhir kali Ino kesini adalah saat Tur Keliling Sekolah, sekarang rasanya Ino melakukan tur itu satu kali lagi.

"Hosh..hosh... katanya kelas unggulan, kenapa letaknya terpencil begini sih?"

Ino mulai menggerutu. Untung saja ia segera melihat sebuah plat dengan tulisan berwarna keemasan... "Class XI-A" yang terlihat mencuat di ujung koridor.

"Akhirnya Kami-sama..."

Ino pun berlari-lari kecil menghampiri kelas itu. Dan matanya berbinar saat melihat seorang perempuan berambut sebahu baru saja keluar dari pintu kelas itu.

"Ehem, kamu murid kelas XI-A?"

"Tentu saja. Memangnya kenapa?"

"Kamu lihat Sai nggak? Aku ada perlu sama dia!"

"Mmm... tadi Sai-kun tidak mengikuti pelajaran, dia diusir sama Ibiki-sensei."

"Diusir?"

"Iya, dia lupa memakai blazernya, padahal Ibiki-sensei sangat tidak menolerir ketidaklengkapan atribut sekolah."

Sekarang Ino malah jadi merasa bersalah. Masa gara-gara kecerobohannya, orang lain yang kena hukuman? Ino bertekad akan minta maaf kepada Sai! Semoga Sai mau memaafkannya...

"Haloo?"

"Eh, i-iya. Maaf. Kalau begitu sekarang Sai ada dimana?"

"Dia ada di taman sekolah. Ibiki-sensei memberi hukuman membersihkan taman sekolah."

"Ta-taman sekolah?"

Sekarang tiba-tiba Ino serasa ingin menangis. Bayangkan saja, dia sudah capek-capek naik sampai ke lantai 4 dan ternyata orang yang dia cari berada di lantai dasar! Di taman sekolah!

"Iya."

"Baiklah. Terima kasih kalau begitu..."

"Eh, tunggu sebentar! Bukannya kamu ini pacarnya Gaara-kun yah? Kok kamu malah nyari Sai-kun?"

"E..Eh, itu.. aku memang pacarnya Gaara, tapi aku cuman ada sedikit perlu sama Sai kok. Sampai jumpa yah, Jaa..."

Ino pun menerapkan trik ala selebriti...

Larilah sebelum di tanya lagi.

0o0o0

Setelah menuruni anak-anak tangga yang bisa membuat encok Jiraiya-sensei kumat seketika, Ino akhirnya sampai ke lantai dasar.

Tapi perjuangan memang belum selesai. Ino masih harus berjalan sampai ketaman sekolah...

"Yay! Akhirnya sampai juga!"

Ino bersorak gembira saat dia sudah tiba di taman sekolah. Tapi masalahnya sekarang, dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan cowok pucat berambut ebony yang dicari-cari nya itu.

"Ino-chan? Kamu ngapain disini?"

"Huaa... hantu!"

Ino terkaget-kaget saat mendengar suara lembut dan tepukan ringan dibahunya itu. Dan saat dia berbalik, dia menyesal telah menyangka orang yang dicari-carinya dari tadi itu sebagai hantu.

"Ah, maaf Sai-kun! Kau sih tiba-tiba gitu! Aku jadi kaget tahu!"

"Iya...iya akau juga minta maaf karena telah mengagetkanmuIno-chan..."

Kata Sai dengan senyuman khasnya.

"Mm... Sai-kun, err... apa benar gara-gara blazer mu yang kupinjam itu, kamu jadi kena hukuman dari Ibiki-sensei?"

Ino jadi salah tingkah, karena merasa sangat bersalah pada cowok dihadapannya, ini.

"Itu benar Ino-chan. Tapi yang pentingkan bukan Ino-chan yang kena hukuman..."

Sekarang Ino memperhatikan Sai dengan seksama. Seragamnya telah dikotori oleh tanah disana-sini, dasinya telah dicopot, dan dia memegang sapu lidi dan serokan sampah. Ino jadi semakin mati gaya, gara-gara dia calon penerus Vincent Van Gough ini harus jadi tukang kebun sehari...

"Err... kau memaafkan aku kan Sai-kun? Gara-gara aku kau harus jadi tukang kebun sehari seperti ini...he..he."

Ino berkata sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Tentu saja aku memaafkanmu Ino-chan. Kau kelihatan manis kalau salah tingkah seperti itu..."

"Sai-kun kau bisa saja..."

"INO YAMANAKA!"

Teriakan itu membuat Ino menoleh kepada sumber suara, dan tentu saja itu siapa lagi kalau bukan Tuan Sok Tahu dan Sok Ngatur, Sabaku Gaara...

"Maafkan aku Sai-kun aku harus pamit . Ini blazer mu..."

Ino menyerahkan bungkusan yang berisi blazer itu dan sekilas melihat ada kekecewaan di wajah pucat itu sebelum kembali berubah jadi senyuman.

"Ya, sangat senang bisa membantumu Ino-chan."

"Sekali lagi terima kasih Sai-kun."

Wajah Ino mendekati wajah Sai, dan akhirnya memberi sebuah kecupan kupu-kupu di pipi kiri pucat yang sekarang mulai merona...

"He..he.. hanya sebagai tanda terma kasih ku. Jaa~ Sai-kun!"

Kecupan yang hanya berlangsung beberapa detik, nyatanya meninggalkan keterkejutan dan kebahagian di sepasang mata onyx, serta meninggalkan keterkejutan dan rasa jengkel di sepasang mata emerald...

0o0o0

"Apa yang tadi kau lakukan, Yamanaka?"

Sabaku Gaara bertanya lalu menyeruput sedikit jus stawberry-nya untuk menyembunyikan rasa jengkelnya.

"Apa? Aku hanya mengembalikan barang seseorang yang aku pinjam. Kenapa? Jangan-jangan kau ini... CEMBURU ya?"

Ino mulai menggoda pria berambut merah bata tersebut. Dan Ino berani bersumpah sempat melihat sekilas rona merah di pipi seputih porselain itu.

'He..he... dia cute juga kalau merona begitu.'

"Cemburu? Sesuatu hal yang mustahil terjadi padaku..."

"Terserah anda saja Gaara-sama..."

Ino berkata dengan nada sarkastik, sebelum meminum jus jeruknya.

"Kau lupa apa yang kubilang tadi pagi huh? Aku menunggu mu di kantin pada jam istirahat sekolah."

Ino mau-mau tak mau harus mengakui kalau dia memang melupakan hal itu. Kejadian tak terduga di pagi tadi, membuatnya kehilangan fokus pada hampir setiap hal. Dan sekarang gara-gara mengingat 'kejadian' itu lagi, pipi Ino kembali memanas. Ino mencoba memalingkan wajahnnya agar tidak bertatapan dengan sepasang emerald milik Gaara. Tapi pemandangan yang Ino dapatkan tetap saja bukan pemandangan yang bagus.

Seorang pria berambut nanas dengan seorang wanita pirang berkuncir empat sedang duduk berduaan dalam satu meja di pojok ruangan.

'Hn, apalagi yang lebih bagus daripada ini?'

Ino membatin dengan sarkastik. Tapi setelah Ino perhatikan, hari ini ada yang aneh dengan pasangan mesra 'favorit' Ino itu.

Ino melihat perempuan berkuncir empat itu terus saja berbicara sembil mengaduk-ngaduk jusnya dan sesekali menyuapkan makanannya, sementara sang pria berkuncir nanas sepertinya tidak menggubris , dan terlihat bergerak-gerak tidak tenang ditempat duduknya, dan wajahnya menyiratkan dia sedang menahan 'sesuatu' yang Ino tidak tahu apa, tapi pastinya dia kelihatan... well, menderita? Ino tidak tahu. Tapi yang pasti Ino masih terus mengamati...

Tiba-tiba ada jeda sedikit panjang dan wanita berkuncir empat itu berhenti berbicara. Seketika itu juga dia meletakkan sendok makanannya dan berhenti meminum jusnya. Kemudian dia mengatakan sesuatu dengan wajah jengkel kepada pria berambut nanas yang kelihatannya masih meringis-ringis tidak jelas. Setelah itu si wanita berkuncir empat itu bangkit dari kursinya dan meninggalkan pria berambut nanas begitu saja.

Ino masih terbengong-bengong melihat kejadian di depannya itu. Apa sekarang Ino punya pandangan mata ajaib, yang bisa membuat suatu hal bisa terjadi sesuai dengan keinginannya hanya dengan memandangnya saja? Ino sih, berharap begitu...

Kemudian Ino melihat pria berambut nanas yang ditinggalkan itu juga bangkit dari kursinya dan berjalan tergopoh-gopoh menuju...

...TOILET?

Rasanya Ino ingin tertawa terbahak-bahak sekarang. Tapi sepertinya tidak jadi, karena saat ia membalikkan wajahnya seorang Sabaku Gaara juga sedang menyeringai puas sambil memandang ke arah yang sama yang dari tadi dipandangi Ino.

"Jadi semua ini kerjaan mu Gaara?"

"Sudah kubilang aku pasti berhasil. Bahkan dengan rencana kecil seperti ini."

Gaara kemudian mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya yang dilabeli...

'OBAT PENCAHAR'

Mata Ino berbinar-binar. Sekarang dia yakin Temari-senpai paling tidak akan merasa jengkel sama Shikamaru, karena Nara muda itu benar-benar tidak tahu sopan santun di meja makan.

"Waw... harus kuakui kau memang hebat Gaara..."

'TING..TONG...TING..TONG'

Bel pertanda istirahat telah selesai telah berbunyi. Ino dan Gaara segera bangkit dari kursi mereka untuk bergegas menuju kelas masing-masing. Tapi sebelumnya...

'CUP'

Ino mendaratkan kecupan yang agak lama ke pipi sebelah kanan Gaara...

"Ini supaya kau tidak cemburu pada Sai, dan karena kau telah membuat aku senang sekali hari ini. Bye-bye Gaara-kun~..."

Ino mengatakan kalimat terakhir dengan nada dimanis-maniskan sambil berjalan keluar kantin.

Meninggalkan Gaara yang sekarang gantian terbengong-bengong sama seperti yang dialami Ino beberapa saat yang lalu...

0o0o0

Yay... akhirnya bisa update!

Bagaimana menurut anda?

STAY

R

E

A

D

N'

R

E

V

I

E

W