Let's get him!

By. Hikari Hyun Arisawa

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto

Rated : T

Pair : SasuSaku

Genre : Drama, Romance.

Summary : Aku menyeringai membayangkan apa yang akan ku lakukan selanjutnya. Targetku berikutnya sudah aku tentukan sendiri.

'Sasuke Uchiha, berikutnya adalah kau!'

AU. RnR please.

Holaaa~

Sebenernya ini fic udah selesai dari lama. Cuma takut publish ajah. Hehe.

Gomen, gak ada niat sama sekali buat bikin fic ini panjang-panjang. Karena itulah saya juga merasa sebenarnya masih banyak sekali kekurangan di fiksi ini. Thanks for my reviewers, kalian selalu bisa membuatku tersenyum. Semoga ending fic ini gak terlalu gaje. ^^

.

a.n : perlu diingat bahwa di fic ini Sasuke berkacamata(yg bentuknya kotak dan cuma pake frame atas). Silahkan dibayangkan kembali. ^ ^

Enjoy it!

Chapter 4

===000===

Sakura menatap tidak percaya pada dokumen-dokumen di tangannya. Gaara baru saja memberikan tugas tambahan yang harus diselesaikannya sekarang juga.

"Kau serius harus aku selesaikan sekarang?" tanya Sakura dengan wajah gusar.

"Sangat serius. Masih banyak persiapan yang harus dilakukan untuk memastikan acara nanti berjalan dengan lancar," jawab Gaara sambil menata proposal yang berada di meja kerjanya.

"Tapi ini sudah sore. Aku ada acara," gerutu Sakura.

"Tidak ada 'tapi', Sakura! Sekarang kau periksa saja laporan itu! Masih banyak kekurangan saat aku cek. Selebihnya kau atur sendiri untuk mengatasi kekurangannya," lanjut Gaara yang terlihat terburu-buru.

"Kau mau kemana?" tanya Sakura yang melihat Gaara dengan tatapan bingung.

"Mencari sponsor tambahan. Aku pergi dengan dua anggota OSIS. Selebihnya anak-anak masih berada di ruang rapat. Kau cepat periksa laporan itu dan setelah itu tolong kau pimpin rapat untuk mendiskusikan masalah yang kurang dalam rencana pelaksanaannya," setelah mengatakan itu Gaara melangkah pergi dari ruang OSIS dengan langkah yang sedikit terburu-buru.

Sakura menghela nafas pelan. Raut wajahnya terlihat tidak puas karena sore hari seperti ini pun dia masih harus mengerjakan tugas OSIS. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah memegang tanggung jawab sebagai ketua panitia. Karena itulah dia tidak bisa menghindar dari tanggung jawabnya. Bahkan sekarang dia harus merelakan waktu sore hari ini yang sebetulnya merupakan waktunya untuk bertemu dengan pujaan hatinya.

Perlahan dia mengambil ponsel dalam tasnya dan mulai mengirim sebuah pesan singkat.

To. Sasuke_glasses

Maaf, hari ini aku tidak bisa datang. Banyak yang harus aku kerjakan di ruang OSIS. . . ;(

===000===

"Kau kenapa sih, Sakura? Wajahmu kusut sekali," dengus Tenten yang khawatir sedari tadi melihat Sakura yang tidak bersemangat seperti biasanya.

"Aku menyesal..." gumam Sakura sambil menenggelamkan kepalanya diantara kedua lengannya yang dilipat diatas meja kantin.

"Menyesal? Memangnya kau telah berbuat salah pada siapa?" tanya Ino sambil mengaduk strawberry jus-nya dengan sedotan.

"Pada diriku sendiri. . ." gumam Sakura yang sedikit tidak jelas.

Hinata, Ino, dan Tenten yang duduk di sekelilingnya hanya saling melempar pandangan bingung melihat tingkah Sakura yang aneh dari biasanya.

"Seharusnya aku menemui Sasuke. Aku ingin sekali menemuinya tadi sore. Tapi semua gagal gara-gara aku harus mengurus persiapan acara basket itu," Sakura menggerutu.

"Begitu ya? Lain kali kan masih bisa," Ino menanggapi dengan nada malas. Mata Ino membulat begitu dia melihat sosok Sasuke -yang kini sedang dibicarakan- memasuki kantin dan perlahan mendekat ke arah meja mereka.

"Saku-" Ino ingin mengucapkan sesuatu pada Sakura.

"Bukan begitu, Ino. Aku takut tidak ada lain kali. Kau ingat perempuan yang bersama Sasuke yang aku ceritakan waktu itu? Aku masih penasaran dengannya," potong Sakura yang masih menenggelamkan kepalanya diantara kedua lengannya yang dilipat diatas meja.

Ino, Tenten, dan Hinata hanya menatap horor pada Sakura yang masih saja menggumam tidak jelas. Mata mereka beralih ke sosok Sasuke yang kini berdiri di sisi meja kantin mereka. Dengan kata lain Sasuke mendengar apa yang dikatakan Sakura tadi.

Sesaat Sakura merasa aneh karena tidak ada tanggapan dari teman-temannya untuk gerutuannya tadi.

"Kenapa kalian diam saja sih? Kalian 'kan tahu, kalau semua hal tentang Sasuke pasti membuatku segalau ini. Ah, aku hampir gilaaa~" Sakura mengangkat wajahnya dan betapa terkejutnya dia mendapati Sasuke sedang berdiri di sisi meja sebelahnya.

"Sas-"

"Aku ingin bicara denganmu," potong Sasuke pada ucapan Sakura.

Setelah mengatakan itu, Sasuke melangkah duluan menuju pintu keluar kantin. Mau tidak mau Sakura pun mengikuti di belakang Sasuke dengan wajah horor. Dia merasa bodoh sudah mengatakan semua itu di depan Sasuke. Terlebih lagi saat dia menengok ke belakang, dia mendapati wajah teman-temannya yang hanya bisa melempar pandangan –semoga-kau-baik-baik-saja.

Kini Sasuke menghentikan langkahnya pada tempat mereka pertama kali berkenalan. Di bawah pohon akasia. Dia berbalik dan menyandarkan dirinya pada pohon besar itu. Di balik kaca matanya, mata onyx itu menatap sosok Sakura yang kini berdiri di depannya. Terlihat sekali perempuan merah muda itu sedikit salah tingkah saat menerima tatapan dari mata indah itu.

"A-apa yang ingin kau bicarakan? Cepatlah, waktu istirahat sudah hampir selesai," ucap Sakura sambil menyingkirkan helai rambut di sisi kanannya ke belakang telinganya untuk menutupi kegugupannya saat ditatap setajam itu oleh Sasuke.

Sasuke hanya tersenyum tipis melihat tingkah aneh Sakura. Dia masih terdiam sambil menyamankan diri bersandar di pohon besar itu. kedua tangannya dimasukan pada saku celananya dan lagi-lagi tetap menatap perempuan di hadapannya.

"Kalau kau tidak mau mengatakan apapun, err... sebaiknya aku pergi saja," sekali lagi dengan nada gugup Sakura mengatakannya. Setelah dia menunggu beberapa saat dan Sasuke sepertinya sama sekali tidak berniat untuk mengatakan sesuatu, maka Sakura benar-benar memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

Dia berbalik dan melangkah beberap langkah menjauh dari tempat tadi sebelum ada sebuah tangan yang menahan lengannya. Sakura berbalik untuk melihat siapa yang menahannya. Betapa terkejutnya dia melihat Sasukelah yang kini memegang lengannya dengan jarak yang sedekat ini dengannya. Perlu beberapa detik bagi Sakura untuk menyadari bahwa semua ini bukanlah sebuah mimpi.

"Jangan pergi," dua kata itu cukup untuk membuat jantung Sakura hampir meloncat keluar dari dadanya. Rasanya banyak sekali kupu-kupu yang menari di perutnya. Dia benar-benar hampir tidak percaya kalau orang yang begitu memikat hatinya itu telah mengatakan hal yang membuat hatinya seperti meledak-ledak karena bahagia.

Perlahan Sasuke menggenggam tangan mungil Sakura dan mengajaknya kembali ke tempat tadi –di bawah pohon akasia. Kali ini mereka duduk bersebelahan sambil bersandar pada pohon itu. Terlihat sekali Sakura masih canggung dengan keadaan sekarang. Namun tak bisa dipungkiri, hatinya berdegup kencang seakan meneriakan berbagai kebahagiaan yang kini dia rasakan.

Waktu istirahat pun telah usai dan sepertinya di antara mereka berdua tidak ada yang berniat untuk kembali ke kelas masing-masing. Keduanya tampak masih menikmati kebersamaan mereka yang terasa sangat janggal karena semenjak tadi tidak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk memulai pembicaraan.

"Perempuan itu..." Sasuke yang akhirnya berbicara lebih dahulu. Sakura hanya terdiam sambil menatap laki-laki di sebelahnya itu dan menunggunya untuk melanjutkan kalimatnya.

"Perempuan yang kau lihat sore itu adalah sepupuku," lanjut Sasuke.

Sakura membulatkan matanya. Hatinya semakin berbunga-bunga mendengar kenyataan itu.

"Aku tidak tau kenapa aku ingin memberitahumu. Hanya saja..."

"Hanya saja kenapa?" tanya Sakura yang sedikit tidak sabar dengan lanjutan kalimat Sasuke.

"Hanya saja aku... tidak ingin kau salah paham," lanjut Sasuke akhirnya.

Lain dari reaksi Sakura tadi, kali ini raut wajahnya tampak sedikit bingung. Dia menampar pelan pipi kanannya sendiri dengan tampang bodoh. Setelah merasa sakit karena tamparannya sendiri, dia kembali menatap Sasuke dengan wajah tak percaya. Semua yang didengarnya dari Sasuke hari ini bukanlah sebuah mimpi.

"Memangnya... kenapa kalau seandainya aku salah paham? Apa yang kau khawatirkan jika aku salah paham mengenai hubungan kalian?" tanya Sakura bingung.

Sasuke mengalihkan pandangannya ke atas. Dari balik kacamatanya, dia melihat sekumpulan awan yang terlihat seperti permen kapas yang bagitu banyak. Dia memasang wajah berpikir sambil terus memperhatikan awan-awan itu. Dia sedikit mengacuhkan tatapan penasaran dari Sakura yang semenjak tadi menunggu jawabannya.

"Entahlah," akhirnya jawaban ambigu itu keluar lagi dari mulut Sasuke.

Sakura menundukan kepalanya. Sedikit kecewa dengan jawaban Sasuke. Dia benar-benar berharap Sasuke mengatakan hal yang lebih baik dari itu.

"Aku hanya tidak ingin kau menjauh dariku," gumam Sasuke lirih.

Mata Sakura sedikit terbelalak. Buru-buru dia menatap Sasuke dengan pandangan tak percaya. Kini Sakura pun mulai ragu dengan pendengarannya sendiri. Begitu banyak hal bahagia yang dia dengar hari ini membuatnya tidak begitu yakin dengan kemampuan telinganya. Perlu beberapa saat bagi Sakura untuk yakin bahwa dia tidak salah dengar. Tubuhnya mendadak terasa lemas karena terlalu bahagia. Dia menyandarkan dirinya pada pohon di belakangnya.

"Sepertinya jam pelajaran tadi sudah selesai," kata Sasuke sambil berdiri dari tempatnya.

"Ne, kau benar. Saatnya kembali ke kelas," Sakura pun bangun dari duduknya dan sedikit menepuk-nepuk roknya untuk membersihkannya dari kotoran yang menempel.

Sasuke kini kembali menatap tajam wajah Sakura dari balik kacamatanya. Ditatapnya gadis itu lekat-lekat. Sakura hanya mampu tersenyum canggung saat menerima tatapan seperti itu lagi.

Perlahan Sasuke mendekat ke arah Sakura dan berdiri tepat di hadapan gadis pink itu.

"Aku tidak begitu pintar berbicara dalam situasi seperti ini," ucap Sasuke.

Sakura hanya balas menatap Sasuke dengan wajah bingung.

"Aku tidak menger- emh..." belum selesai Sakura mengucapkan kalimatnya, bibirnya telah dikunci oleh sebuah kecupan singkat dari laki-laki di hadapannya. Mata Sakura membulat tak percaya. Dia meraba bibirnya sendiri yang baru saja mendapan ciuman sesaat dari Sasuke. Dilihatnya Sasuke yang kini tersenyum lembut ke arahnya. Otaknya semakin terasa rusak karena hari ini terlalu banyak hal yang mengejutkan. Dan senyuman apa itu yang diperlihatkan Sasuke tadi. Sungguh gadis itu baru pertama kalinya melihat Sasuke tersenyum lembut dan begitu tulus seperti tadi.

"Ku harap itu cukup untuk menjelaskan semuanya," kata Sasuke sambil menggandeng tangan Sakura untuk melangkah kembali ke kelasnya.

===000===

Ino, Hinata, dan Tenten baru saja melangkah keluar dari ruang kelas saat mereka melihat sesuatu yang begitu mengejutkan dan mampu membuat langkah mereka terhenti. Dihadapan mereka kini terlihat Sasuke yang berdiri di sebelah Sakura di dekat kelas Sakura.

Sebelah tangan Sasuke mengusap pelan pipi Sakura yang begitu bersemu merah. Terlihat sekali Sakura begitu canggung dengan sikap Sasuke.

"Sampai jumpa sepulang sekolah," ucap Sasuke sambil berlalu dari tempat itu dan menuju kelasnya sendiri.

Perkataan Sasuke tadi sukses terdengar oleh Ino, Hinata, dan Tenten yang semenjak tadi memperhatikan mereka. Setelah sekiranya Sasuke agak menjauh dari tempat tadi, mereka langsung menyerbu Sakura dengan wajah yang begitu penasaran.

"Kau... jangan bilang kau sudah pacaran dengan si Uchiha itu?" Tenten menatap Sakura dengan wajah tak percaya.

"Tidak mungkin... tidak mungkin secepat itu 'kan?" kali ini Hinata yang ikut bertanya.

"Heh? Jawab kami, Sakura! Kau... dengan adik kelas tersayangmu itu apa sudah..." Ino bahkan tak dapat melanjutkan kalimatnya. Matanya menatap Sakura dengan pandangan –katakan-itu-tidak-benar. Dia begitu terkejut melihat tatapan Sasuke pada Sakura tadi. Bagaimana bisa gadis seperti Sakura bisa dengan mudah menaklukan seseorang sedingin Sasuke. Bagaimana mungkin secepat ini?

"Entahlah, aku juga tidak begitu yakin," jawab Sakura sambil tersenyum bingung. Dia melangkah melewati mereka bertiga dan berjalan masuk ke ruang kelas.

"Hey! Bagaimana bisa kau hanya menjawab seperti itu heh, Sakura!" teriak Ino sambil menyusul Sakura ke dalam kelas.

Sakura kembali tersenyum melihat ketiga sahabatnya yang begitu bersemangat ingin mendengar ceritanya.

===000===

Sakura sadar kalau tidak ada hal yang perlu dibesar-besarkan. Mengenai hubungannya dengan Sasuke sekarang, sejujurnya dia sendiri juga tidak begitu mengerti. Sasuke bukanlah orang yang mudah ditebak. Bahkan dia tidak mengatakan apapun. Tidak ada kata 'aku mencintaimu', atau 'aku menyukaimu', atau pun kata 'maukah kau jadi kekasihku?'. Semua tidak begitu jelas. Maksud semua perkataan Sasuke tadi juga sesungguhnya dia tidak sepenuhnya paham.

Namun dia tahu kalau apapun yang terjadi nantinya dia hanya perlu mengikuti kata hatinya. Tak peduli sebegitu membingungkannya Sasuke, tetap saja hatinya sudah terlalu jauh terpikat pada laki-laki itu. Entah bagaimana status hubungannya sekarang, itu bukanlah hal penting bagi perempuan pink itu. Baginya bisa terus berada di sisi Sasuke, itu sudah cukup membuatnya begitu bahagia.

Sakura sedang memasukan buku-bukunya ke dalam tas saat teman-temannya mengatakan akan pulang duluan. Dia merasakan ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk. Senyum yang begitu bahagia terpancar jelas dari wajah gadis itu saat membaca pesan yang tertera di layar ponselnya.

From. Sasuke_glasses

Area parkir sebelah selatan. hate waiting!

Selesai membaca pesan itu, dengan langkah buru-buru gadis itu melangkah menuju area parkir. Dia menghentikan langkahnya saat melihat seseorang yang begitu dikaguminya sedang berdiri menyandarkan punggungnya pada pintu samping mobil. Tangan kirinya dimasukan ke dalam saku celananya sedangkan tangan kirinya sedang memutar-mutar kunci mobil menggunakan jari telunjuknya. Pandangannya terlihat sedikit bosan di balik kacamatanya.

Sedikit berlari kecil, Sakura mendekat ke arah laki-laki yang menunggunya itu. Sekali lagi Sakura hanya mampu tersenyum menatap laki-laki itu. Mulai sekarang, hidupnya akan benar-benar berbeda dari sebelumnya.

===000===

THE END

.

Ending yang begitu gajekah? 0_o

Fic ini sudah begitu lama di laptopku. Tapi baru sempet saya edit kemarin. Semoga ada yang masih ingat dengan fiksiku ini.

Arigatou, bagi yang udah baca sampai ending.

Semoga saya tidak begitu mengecewakan kalian.

My reviewers and my readers, love u all... _

.

.

Mind to review? :)