Goddess of Sky Land
Tittle: Humor/ Magic/ Romance
Rated: T
Pairing: LxLight (Light disini tergantung pembaca membayangkannya male or female) bukan LightL! Dan MattxMello.
Disclaimer: Death Note bukan punya saya. Tokohnya saja saya pinjam untuk mengerjakan karangan fiction yang saya buat.
Warning: Eyd tak benar, bahasa tak benar, bahasa yang ganjil, ambigu, typo, cerita yg gaje, ngaco, Ada yang numpang lewat, OOC, AU, terserah pembaca menganggap straight or yaoi/BL/ shonen-ai, apalah itu (lho?), namanya juga ngaco. Mohon dimaklumi.
Langsung saja ke chapternya ya…!
Selamat Membaca!
Don't Like, Don't Read!
Previously:
L yang sedang berjalan tidak menyadari kalau lantai tersebut rada agak licin dan terpeleset.
"Arrgh..."teriak L yang jatuh mengenai Lidner tidak sengaja
L pun dak sengaja jatuh berada diatas Lidner.
Light muncul tiba-tiba...
Melihat keadaan mereka berdua...
Dan apa yang dibawa Light pun jatuh dari tangannya...
Chapter 5: Lollipop, Chocolate, Feel.
Dan apa yang dibawa Light pun jatuh dari tangannya...
Light pun menjauh dari tempat TKP...
(Tiba-tiba lagu beralun: Dari awal aku tak pernah percaya apa katamu. Tapi ternyata dirimu bermain dibelakangku. Wo...ow... Kamu ketahuan bla...bla..bla... dengan dirinya seorang yang tak kukenal; Lagu untuk L: Ow...ow... aku ketahuan terpeleset lagi dengan diriya teman baikku xDDD)
Light berjalan cepat sambil mendengus kesal...
(Lagu pun beralun lagi mengiringi Light yang kesal: Tak kusangka kamu playboy juga padahal tak sepadan dengan wajahmu yang sangat standar... Tak bersyukurkah telah punya aku. Wajah pas-pasan, kebanyakan uang. Cepatlah berkaca, wajahmu tak ganteng-ganteng amat *lagu gak nyambung* #plak)
L langsung membenarkan posisinya, ingin menyusulnya. Tapi langkahnya terhenti, dia hanya memandangi Light yang pergi dengan cepat dari belakang dan meraih sesuatu dilantai yang dijatuhkan Light.
"Lolipop?' ucap L penuh tanda tanya dalam hati.
.
Light masuk ke kamarnya kemudian menghempaskan pintunya. Mencoba mendengus sebanyak-banyaknya agar semua kekesalannya hilang ditelan gulita.
'Apa-apaan tadi?' deg-deg Light karena baru pertama kali melihat seperti itu.
'Tak kusangka dia...' pikir Light lagi.
'Apa memang, tapi? Apa ini hanya tipu muslihat saja? Tapi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.'
Light sekarang termakan panca inderanya sendiri. Konsekuensi melihat apa yang ada dunia fana ini. Entah tipu muslihat atau kenyataan yang dipikirkan Light.
Dan logikanya pun sekarang beradu cermat.
.
L berjalan mencari Light.
L berpikir,'Aku yakin Light pasti berada dikamarnya.'
Dengan entah kenapa sedikit gugup, L yang sedang berjalan memikirkan Light. Kepalanya terus berputar. Apa Light marah? Untuk apa marah? Untuk apa dia lari? Untuk apa ada Lolipop? Pertanyaan diotaknya pun benar-benar dia pikirkan untuk mendapatkan kuncinya, logika mencari kunci, dengan mencari fakta dan opini yang berada dikepalanya.
L pun sekarang benar-benar berada dihadapan pintu kamar Light.
Antar ragu-ragu, dia pun mencoba membuka ganggang pintu Light.
Trek...
Terkunci. Light menguncinya.
'Apa aku harus memanggilnya?' pikir L lagi.
'Sebaiknya aku panggil saja, aku kesini juga ingin mengembalikan lollipop kepunyaannya-kan?'
'Aneh juga ya, seorang Light punya lolipop?'
L mengetuk pintu kamar Light dan memanggilnya.
"Light..." panggil L.
"Light..." panggil lagi L.
L memanggilnya berkali-kali, tapi tidak ada jawaban dari Light.
"Heh..." dengus L.
Mungkin L, harus beranjak dari sana. Light mungkin memang tidak mau bicara dengannya.
Tapi, sekali lagi L memanggil Light.
"Light..." ucap L lagi dengan tak yakin bahwa Light akan menghiraukannya.
Tiba-tiba...
"Aku ingin sendiri dulu, L. Tolong tinggalkan aku sendiri. Jangan ganggu aku," ucap Light dari dalam kamarnya masih tidak menemui L.
"Apa kau memikirkan kejadian tadi? Apa yang kau pikirkan Light?" tanya L.
"Aku ingin sendiri sekarang. Aku mohon jangan ajak bicara aku dulu. Kau tinggalkan aku sendiri dulu."
L hanya diam. Dia pun menuruti apa perkataan Light.
L merasa heran dengan ucapan Light, tumben Light bisa berkata tolong dan mohon. L ada yang merasa aneh dengan Light. Dan tak biasanya dia tidak menyindir L, apalagi dengan kejadian kecelakaan tadi.
(Lagu beralun diantara keduanya: Aduh sialan... si..si.. Light... makhluk sempurna asli kerjaannya menyindir dan menguji. Tapi jangan bikin diyee... sakit hati. Ini perih sekali..Euy...Orang bisa mati... *Author hanya geleng-geleng mendengar lagu ini*)
L pun menjauh dari kamar Light, meninggalkan Light yang termenung dikamarnya penuh dengan tanda tanya yang belum dia dapatkan jawabannya dari Light.
.
Sementara Matt dan Mello
"Mello, apa kau tinggal sendiri disini?" tanya Matt.
"Ya, aku memang selalu sendirian, kenapa?" balas tanya Mello.
"Tidak apa-apa, hanya saja sedikit aneh. Apa kau masih punya keluarga?" tanya lagi Matt.
"Mulai kecil sejak umurku sepuluh tahun, orang tuaku sudah tiada. Aku pun sendiri. Ada sisa harta keluarga dan aku coba berkelana. Aku juga pernah berlatih bela diri, makanya bisa menjaga diriku. Hanya saja, kemaren aku benar-benar sial," Mello menunduk.
Matt menatap Mello yang terlihat sedih, ketika Mello teringat kenangannya. Mello terlihat sedikit terluka dihatinya. Dia dapat merasakannya karena bisa membaca aura.
"Apa ini kota asalmu?" tanya Matt.
"Bukan, ini bukan kota asalku. Hmm, aku lupa. Hanya saja disana sempat terjadi peperangan waktu aku kecil. Aku pun lari sebelum terbunuh, tapi syukurnya aku selamat dan aku pun terdampar di kota ini, aku kurang tahu juga kenapa. Tiba-tiba aku ada melihat,seperti sebuah lubang ketika aku menjejakkan sesuatu dan terhisap. Begitulah, aku kurang mengerti juga. Sudah 8 tahun aku disini karena disini hidupku lumayan memadai," jelas Mello panjang lebar.
'Hmm, ternyata dia mempunyai sedikit kemampuan seperti itu. Tak kusangka manusia biasa seperti dia bisa membuka portal,' pikir Matt.
"Oh, jadi begitu ya. Terus, kalau boleh tahu kenapa kemaren kau pergi ke dalam hutan terlarang itu?" tanya Matt ingin tahu.
"Masalah itu, itu adalah rahasiaku. Aku tak mungkin menjelaskannya. Selain itu, kau tak akan mengerti," Mello dengan sedikit nada tinggi.
"Kalo begitu, biarkanlah tetap menjadi privasimu," sahut Matt sambil tersenyum sambil merasakan aura Mello yang mulai menegang karena pertanyaannya.
.
Di dunia sisi lain
Misterius bergeming melihat kristalnya.
"Light...Light...tak tahukah kalau aku benar-benar akan membawamu ke sini?"
"Apa yang kau pikirkan Light? Manusia panda?"
"Hmm, itu hanya ilusimu saja. Aku pasti akan mendapatkanmu cepat atau lambat meski butuh proses yang panjang."
Misterius tersenyum lembut lalu tertawa kejam, sampai-sampai skeleton-skeleton bergetar melihatnya.
(Lagu mengalun dengan hikmadnya: Kulirik lagi kristalku, kulirik lagi dia...Geregetan kujadi geregetan... kapan kita bisa bertemu...Matanya bewarna coklat...senyumnya optimis dan menggoda... Gayanya sungguh sempurna... Geregetan...jadinya geretan... Kusapa kristalku... Kusapa dirinya... Sayang dia tak dengar... Kutanya siapa namanya..., Skeleton menjawab: Light Yagami..., wowowo siapa dia? Skelton menjawab: Jenderal Lajustice..., wowowo...apa yang harus kulakukan...? Skeleton menjawab: Geregetan... geregetan...Aku jadi geregetan... Apa yang harusku lakukan...?)
Dan dari akhir tertawa kejam sang misterius diiringi nyanyian juga alunan lagu, beberapa skeleton pun tewas terbakar ditatap Misterius karena tarian dan joget-jogetnya itu.
.
Kembali pada scene tentang Light
Light yang bosan terus-menerus mengilhami tentang dunia manusia setelah beberapa hari akhirnya keluar dari kamarnya.
Dengan melihat ke kanan-kiri, dan mencoba merasakan adakah aura L, dia pun langsung keluar karena merasakan tak adanya aura.
'Ryuzaki? Hm... Kau tak ada di tempat ini?' Light bertanya sendiri di pikirannya karena aura L benar-benar tak ada dia rasakan.
Light berjalan sampai ke taman halaman rumah L, dan dia pun bertemu dengan Watari.
"Watari, apa Anda melihat Ryuzaki?" tanya Light.
"Ryuzaki, hmm, dia pergi..."jawab Watari.
"Kemana?" Light heran.
"Dia ada tugas, dia menyusun sebuah strategi karena ada yang aksi penyerangan di kerajaan.
"Hoo, begitukah?" Light mengerinyit alisnya.
Light pun akhirnya memutuskan pergi dari tempat kediaman L.
"Light, mau kemana?" tanya Watari terkejut.
"Aku pergi dari sini." Light menjawab enteng.
"Apa? Kau pergi? Dan tak akan kembali lagi?" Watari sedikit berteriak terkejut. (lebay deh ni kakek-kakek *plak*)
"Hmm, entahlah, mungkin akan kembali, aku hanya bosan kalo hanya berdiam diri saja, aku perlu berjalan keluar." ucapnya.
"Mau ku temani?" Watari menawarkan diri.
"Tidak, terima kasih." Light menjawab singkat.
Matsuda dari jauh menatap Light.
.
Light berjalan-jalan di kota, banyak yang dilihat bermacam-macam manusia.
'Ow, beginikah tampang orang mesum?' ucap Light dalam hatinya.
Terlihat seorang pemuda yang merayu seorang gadis dengan pandainya.
"Caeyaaa..cayaaa…caya…. I love yoouuu… I with yooouuu… ya eyaaa eyaa ca eyaaa caaayaaa cahyaa…" nyanyi sang pemuda itu pada seorang gadis.
Sang gadis hanya terdiam…
"Ya eya… caeya..eyaaa… jadi kuli ya eyaaa eyaaa aye maauu ya eyaa eyaa asal eyaya with you, ya eyaaa yaaaa caeyaaaa…" nyanyi sang pemuda lagi dengan melambungkan tangannya slow motion.
" Caeya?" sang gadis kebingungan.
"Ya eya…eya ya… mogaa..moga… bermoga…moga…. moga.." lanjut nyanyi sang pemuda tadi dengan menepuk dadanya sendiri kemudian memegang kepalanya seperti orang sakit kepala lalu memusingka, memutar kepalanya dan mengedipkan matanya pada sang gadis.
Light pun hanya geleng-geleng dengan aksi rayu-perayuan dunia manusia yang begitu anehnya.
'Paraaaah!' Light geleng-geleng ga pake angguk mendengar nyayian itu.
'Semoga hal itu tidak terjadi padaku, ngeri juga dinyanyikan sebuah lagu cinta yang mengerikan.' Light menjauh dari kejadian tersebut dan masih merinding
.
Di dunia sisi lain
Sang Misterius bernyanyi:
Cintaaaa… cintaaaa…cintaaa… oh cinta cinta gila
Betapa gilanya aku melihatamu…
Betapa gilanya aku dengan kristalku….
Oh cinta..cinta…cintaaa…. kau sungguh membuatku gilaaa….
Cahaya… oh cahaya… cahaya…
Kau menyinariku dan menerangiku…
Skeleton-skeleton ikut mengiringi nyanyian:
Saraf… oh…saraf…saraf…
Cinta membuatku saraf…
Cahaya…cahaya…cahaya…
Cahaya membuatku makin saraf….
(Dan beginilah keadaan dunia sisi lain, andai Light tahu ada yang bernyanyi untuknya seperti ini mungkin dia bakalan muntah darah atau tewas di tempat.)
Matt dan Mello
Matt dan Mello sedang berjalan-jalan keluar, merekapun melihat orang yang berjual-jualan disekitarnya.
"Aku ingin membeli roti untuk kita makan nanti," ucap Mello.
"Oh ya? Apakah itu enak?" Matt bertanya lugu.
"Haha, kau ini. Jelas enaklah. Roti yang terbuat dari gandum," jawab Mello.
'Kalo aku makan dari Magic, sim sala bin, ada kadabra, langsung ada disediakan oleh pelayan," Matt membanding-bandingakan kehidupannya.
"Aaaw…." Matt tiba-tiba mengakat tangannya dan melindungu wajahnya.
"Kau kenapa berteriak Matt?" Mello khawatir.
"Tak apa-apa, mataku mungkin sensitif karena tak terbiasa terkena cahaya matahari yang terlalu silau." Jawab Matt masih dengan melindingi wajahnya.
"Oh." Mello menatap Matt.
Mello pun melihat orang-orang yang sedang berjualan di sekelilinya.
"Matt tunggu sebentar," ucap Mello.
Ternyata Mello membeli sesuatu, setelah membeli diapun mendatangi Matt.
"Matt, turunkan tanganmu." perintah Mello.
Matt menurut, dan kemudian Mello memasangkan google ke kepalanya lalu menurukannya lagi ke wajah Matt tepat di depan mata Matt.
"Nah, begini lebih baik." ucap Mello sambil tersenyum.
Matt terhisap dalam senyuman Mello.
"Matt, sekarang kau lebih leluasa melihatkan?" Mello bertanya lagi masih memasang senyuman yang manis.
Matt tersadar ketika Mello menepuk bahunya.
"Ah iya…, ini lebih membuatku nyaman. Terima kasih Mello," jawab Matt dengan sedikit gugup.
'Ah, kenapa aku seperti ini? Ada-ada saja?' Matt menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua pun akhirnya berjalan-jalan lagi.
Sementara L
L sedang duduk jongkok di atas kursi yang mewah yang disediakan disana.
Terlihat para pejabat tinggi istana juga Raja sedang rapat untuk menyiapkan strategi untuk menghadapi penyerangan nanti.
" Jadi di belakang istana harus ada yang berjaga-jaga siapa tahu ada yang menyusup dari belakang, kerahkan pengawal di depan, buat jebakan sebelum mereka datang, dan sediakan umpan, tapi jangan sampai umpan terluka sediktpun."tegas L.
"Oke, akan dilaksanakan tuan cendikiawan," semua orang disana setuju.
Akhirnya, rapat pun selesai. Dan mereka menyiapkan persiapan yang dianjurkan sang cendikiawan tadi.
L masih duduk di atas bangkunya, meski semua orang sudah bubar.
Kemudian, L merogoh sakunya dan mengeluarkan isinya.
"Lolipop?" L berpikir.
"Apa dia masih marah? Apa aku makan saja lolipop ini?" L tampaknya berpikir serius. (Author: Memang penting ya memikirkan sebuah lolipop, makan ya makan aja! =_=")
L memandang lolipop dengan saksama.
Lolipopnya begitu indah seperti sebuah kristal dan berwarna pelangi.
Kemudian dia membuka bungkusnya.
L kemudian ingin mengigitnya dan... dan...
Akhirnya dia membatalkannya.
"Jangan-jangan gigiku akan patah gara-gara ini." L mengurungkan niatnya.
L masih mengingat kejadian giginya yang hampir patah gara-gara hamper memakan batu kristal yang berwujud panda seperti sebuah permen.
Kemudian dia pandang lagi lolipop.
L menjadi penasaran dan akhirnya dia menjilat lolipop itu.
Dan...
Rasanya...
"Lucu..." teriak L tiba-tiba.
"Manis..." L kegirangan.
Dia pun terus mengemut dan mengemut lolipop itu dengan senangnya. Dia merasakan sensasi yang berbeda memakan lolipop itu, tak biasanya dia segirang itu memakan lolipop.
'Rasanya seperti meledak-ledak dimulut,' piker L sambil terus mengemutnya
Pelayan yang lewat dari ruangan tersebut hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan autis dari sang cendikiwan misterius itu dan berlalu kemudian.
.
Sementara Light
Light masih berjalan dan berjalan tak tahu tujuan ingin kemana, dia pun terlihat memikirkan sesuatu.
"Bagaimana caranya aku kembali ke dunia sana? Meski portal bisa dibuka, tapi tak ada syal. Hasilnya yang ada aku malah terhempas di bumi langsung karena bedanya massa," Light berpikir serius.
Light betrjalan dengan melipat tanganya di dada, matanya mentatap kebawah, pikirannya masih serius, hingga dia tak sadar telah menabrak seseorang dan akhirnya dia jatuh.
Light mendongak ke atas. Dan apa yang dilihatnya?
Seseorang seperti si manusia amang yang berotot dan giginya tajam juga tubuhnya yang tinggi dan besar.
"Jeleknya!" ucap Light spontan.
Orang yang tersebut hanya diam saja dan matanya menatap Light dengan saksama. Orang yang bernama Kiichiro tersebut langsung menyeringai dengan background bunga tabur warna-warni (bunga kuburan).
Light terlihat merasakan menjijikan melihat orang itu, dan dia bangkit dari jatuhnya.
"Maaf, tadi tak sengaja." Light langsung ingin kabur takut dia mual menatap orang itu.
Light yang berjalan ingin berlalu, tiba-tiba tangannya di tarik dari belakang.
Light dipeluk oleh Kiichiro dan dielusnya rambut dan tubuhnya di belakang.
"Akhirnya kaulah yang kucari dan kuinginkan." Ucap Kiichiro.
Dan terlihat jelas adegan KCK (Kemilau Cinta Kiichiro) dengan romantisnya.
Light merasa mual, diapun menginjak keras kakinya Kiichiro.
"Aw.. sakit." Kiichiro terasa kakiniya kejatuhan batu berapa ton.
Kiichiro kemudian mencengkram salah satu tangan Light.
"Mau kemana kau manis?"ucap Kiichiro.
"Sudah menginjakku mau meninggalkanku?"Kiichiro menyeringai.
Light pun langusng menonjoknya kemudian membanting tubuh besar Kiichiro sembarangan.
"Kurang ajar! Semena-mena memperlakukanku dan berkata manis? Sungguh menjijikan," Light berlalu meninggalkan Kiichiro yang KO, pingsan hingga mulut berbusa.
.
Di tempat L berada
Akhirnya istana diserang. Semuanya siaga, dan...
Musuh datang dan menyerang.
Musuh ada yang terkena jebakan, dan yang tak terkena mengeluarkan pedang, panah, dan alat serang lainnya.
Kedua pihak bertempur dengan seriusnya.
Meski L cendikiawan dia juga ikut bertempur, dia mengeluarkan pedangnya.
Diserangnya musuh dan dilumpuhkannya, kesana kemari, berloncat-loncat menghindari serangan.
Akhirnya musuh yang ada disekitarnya berhasil dia tangani.
Tanpa dia sadari...
"Bruaaagh..." tubuh L terjatuh terkena panah beracun ditembakkan dari jauh di belakangnya.
Apakah L mati?
~To Be Continue~
Author:
Akhirnya fic ini dapat di update juga, maaf sebelumnya kalo ada yang sudah membaca. Saya memang menghapusnya kemaren, karena ada kekurangan kemaren ternyata.
Oh ya, makasih bagi yang sudah membacanya.
Setelah membaca jangan lupa review ya…
Hehehe…
Terimaka kasih (n_n)
By Author: Cakeberry
Ryuzaki T.