The 'Baby'sister
By. Hikari 'The Princess Blue'
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
Rated : M
Pair : SasuSaku
Genre : Romance
Summary : Apa jadinya jika seorang Haruno Sakura yang berusia 19tahun harus bekerja sebagai pengasuh anak? Pasti ceritanya akan biasa saja. Tetapi bagaimana jika ternyata anak yang harus diasuhnya adalah laki-laki berumur 17tahun?
"Cih! Kau akan menyesal karena menunjukan sisi 'liar'mu padaku, Sakura," laki-laki itu menyeringai dengan tatapan penuh nafsu.
AU. Sakura POV. R n R please.
Moshi-moshi minna-san. Perkenalkan, nama saya Hikari Arisawa. Panggil saja Hikari. Saya author baru. Buat para senpai, mohon bantuannya. Ini fict Naruto pertamaku. Semoga tidak mengecewakan. Arigatou…
=====00000=====
Chapter 1
Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagiku. Pertama kalinya aku, Haruno Sakura, mendapat pekerjaan tetap di usiaku yang baru menginjak 19 tahun. Setelah lulus SMA, aku tidak melanjutkan kuliah karena minimnya biaya. Sebenarnya aku benar-benar iri melihat teman-temanku yang dengan bahagianya bisa kuliah di Universitas yang bagus. Tetapi tidak lama setelah aku lulus SMA, aku bergabung di salah satu agensi di bidang Babbysister. Disana aku diberikan pendidikan untuk mangasuh anak selama satu tahun. Setelah aku siap kerja, aku siap ditempatkan dimanapun sesuai permintaan agensi. Tetapi nasibku sial. Belum sempat aku bekerja, agensi-ku mengalami kebangkrutan. Akibatnya aku harus mondar-mandir mencari pekerjaan. Dan sekarang aku mendapatkannya!
Orang tuaku sudah meninggal lima tahun yang lalu. Sekarang aku tinggal bersama Ayame-san. Dia adik dari ibuku. Aku tidak terlalu akrab dengannya. Meskipun begitu, sebenarnya aku mendapat pekerjaan ini juga karena rekomendasi dari Ayame-san. Ayame-san, yang sebelumnya telah bekerja selama delapan tahun di rumah itu sebagai kepala pelayan, merekomendasikan diriku pada majikannya yang memang sedang membutuhkan seorang pengasuh anak.
Awalnya aku agak ragu dengan tawaran itu, tapi dari pada aku tidak bekerja dan hanya menyusahkan Ayame-san, mungkin bekerja disana tidaklah buruk. Aku memang sangat suka dengan anak kecil. Dan akhirnya hari pertama aku bekerja telah tiba. Aku benar-benar gugup. Anak kecil seperti apa yang akan aku jaga? Apa dia sangat manis ya? Ugh! Memikirkannya saja sudah membuatku senang.
Ayame-san membawaku masuk ke dalam rumah yang sangat besar. Ini adalah rumah yang akan aku tinggali. Aku memang harus menjaga anak dari majikanku selama 24 jam, jadi selama bekerja, aku akan tinggal disini untuk seterusnya. Sebenarnya aku agak keberatan dengan hal ini. Kenapa aku harus tinggal disini? Sedangkan Ayame-san dan para pembantu lainnya punya jam kerjanya sendiri yaitu datang jam 8pagi pulang jam 9malam. Tetapi karena itu satu-satunya cara agar bisa mendapat pekerjaan terpaksa aku terima.
Aku berhenti di depan sebuah kamar. Kamar ini tidak terlalu besar. Tetapi lebih besar dari kamarku di rumah Ayame-san. Ayame-san memberiku kunci kamar ini dan memberitahuku kalau ini adalah kamar yang akan aku tempati. Aku masuk ke dalam kamar itu yang sebentar lagi akan menjadi kamarku. Di dalamnya terdapat tempat tidur, lemari pakaian, dan meja rias. Aku merasa fasilitas itu cukup untukku yang notabene hanyalah sebagai pengasuh anak.
"Sakura, kau bereskan barang-barangmu lalu aku tunggu di ruang dapur. Ada beberapa hal yang harus ku beri tahu tentang pekerjaanmu" kata Ayame-san sambil berlalu meninggalkanku sendirian di kamarku. Ayame-san, dari dulu dia memang selalu dingin padaku. Aku segera membereskan barang-barangku dan merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Hmm.. rasanya nyaman. Tiba-tiba aku baru sadar kalau aku tidak tahu dimana dapurnya. Buru-buru aku bangun dan melangkah keluar dari kamarku.
Aku berjalan mengelilingi rumah ini. Aku melihat ada seorang laki-laki yang sedang memarahi seorang pelayan.
"Kau pikir dengan memecahkan vas bisa menaikan gajimu? Dasar bodoh!" kata laki-laki itu dengan pandangan marah.
"Maafkan saya Tuan Muda Sasuke. Saya benar-benar tidak sengaja menjatuhkannya. La-lagipula saya tidak akan menjatuhkan vas kalau anda tidak menabrak saya," kata pelayan itu dengan wajah ketakutan sampai aku tidak tega melihatnya.
"Jadi kau berani menyalahkanku? Sialan!" orang yang bernama Sasuke itu akan menampar pelayan itu.
"Tunggu! Kau ini apa-apan sih? Dia kan sudah minta maaf," kataku pada laki-laki itu.
Sasuke mengurungkan niatnya untuk menampar pelayan itu, dia berbalik melihatku.
"Kau siapa?" katanya tanpa ekspresi.
"Aku pengasuh anak. Aku baru bekerja hari ini," jawabku.
"Jadi kau yang akan melayaniku?" laki-laki itu menatap tubuhku dari atas sampai bawah. Aku tidak mengerti dengan kata-katanya. Melayaninya? Apa sih maksudnya? Aku kan bekerja sebagai pengasuh anak.
"Hmm.. menarik. Datang ke kamarku nanti malam" lanjutnya sambil menyeringai yang menurutku itu menjijikan. Yaa.. walau ku akui dia sangat tampan.
"Tu-tunggu! Kau salah! Aku-"
"Sampai jumpa nanti malam" dia memotong kata-kataku dan pergi begitu saja.
*Skip time*
"Jadi kapan aku mulai mengasuh anak?" kataku pada Ayame-san.
"Siapa yang bilang kau akan mengasuh anak-anak? Kau harus mengasuh anak bungsu dari keluarga ini. Dia sangat manja dan pemarah. Aku tahu nanti kau akan kesulitan menghadapinya. Tapi ku harap kau bisa bersabar dengan kelakuannya."
"Umh! Aku mengerti. Memangnya berapa umur anak itu?" tanyaku penasaran. Jadi bukan anak kecil ya? Seperti apa anak itu ya? Hmm.. aku menebak-nebak mungkin sekitar 10tahun.
"17 tahun," kata Ayame-san
"APAAA? 17 tahun? Tapi Ayame-san, aku tidak-"
"Kau sudah tanda tangan kontrak kerja dengan Mikoto Uchiha-sama kan? Kau sudah tidak bisa berubah pikiran"
Aku tahu aku sudah tidak bisa berubah pikiran. Tapi bayangkan saja, aku sudah terdidik menjadi seorang babysister. Dan selama yang aku tahu, tidak ada babysister yang mengasuh anak berusia 17tahun. Cih! Yang benar saja!
"Tapi-"
"Tidak ada tapi, Sakura! Kau akan dapat gaji besar kalau kau menerima pekerjaan ini. Kau tidak mungkin selamanya menumpang hidup padaku!" Ayame-san menatap tajam ke arahku.
"Ba-baiklah," aku menundukan wajahku. Ayame-san benar. Aku tidak boleh terus bergantung padanya. Sudah terlalu lama aku menyusahkannya. Membuatnya harus membiayai sekolahku sampai aku lulus. Sekarang aku tidak boleh mengecewakannya.
"Apa yang harus ku lakukan setiap harinya?" kataku memulai pembicaraan lagi.
"Jam 6pagi, bangunkan dia sambil membawakannya secangkir teh hangat. Ingat ya? Kau harus bisa membangunkannya. Sementara dia mandi, kau ke dapur menyiapkan sarapan untuknya. Koki disini datang jam 8 sama seperti pelayan yang lainnya. Jadi kau harus memasak sendiri untuk sarapan. Sampai sini ada pertanyaan?"
Aku menggeleng pelan dan melanjutkan mencatat tugas-tugasku.
"Setelah itu, kau antarkan sarapan itu ke kamarnya. Selagi dia makan, kau siapkan baju untuknya. Karena saat ini dia masih kelas 3 SMA, kau harus siapkan seragamya dan memeriksa keperluan sekolahnya. Dan pastikan dia tidak telat ke sekolah. Ini perintah langsung dari Mikoto-sama. Kau mengerti?"
Aku hanya mengangguk pelan. Aku benar-benar berfikir kalau Mikoto-sama terlalu memanjakan anak bungsunya.
"Kau harus mengontrol jadwal makannya. Anak itu suka lupa makan. Dan kau harus menurutinya. Ingat ya, Sakura! Dia itu gampang marah. Walaupun kau kesal dengan kelakuannya nanti, sebisa mungkin jangan buat dia marah,"
"Aku mengerti. Lalu, siapa nama anak itu?" tanyaku.
"Sasuke Uchiha"
Sasuke? Aku berfikir sejenak. Kurasa tadi aku mendengar nama itu. Akh! Laki-laki yang marah-marah itu. Tidak! Aku tidak mau mangasuhnya! Yang benar saja!
"Ayame-san, aku-"
"Sakura. Ku katakan sekali lagi, jangan buat Tuan Muda marah dan memecatmu. Karena aku merekomendasikanmu dengan mempertaruhkan pekerjaanku sendiri,"
Aku kaget mendengarnya. Berarti kalau aku dipecat, Ayame-san juga akan dipecat?
Tapi, apa aku mampu untuk tidak melakukan kesalahan? Aku benar-benar harus berusaha.
*skip time*
Aku duduk termenung di kamarku. Ini sudah malam. Semua pelayan sudah pulang. Mikoto-sama sedang ke luar kota. Fugaku-sama yang merupakan kepala keluarga dirumah ini sedang di luar negeri dan sibuk dengan urusan bisnisnya. Berarti di rumah ini hanya ada aku dan Sasuke. Tidak! Ada 4 satpam di luar rumah. Haaaah… aku jadi ingat besok aku harus mulai bekerja. Tiba-tiba aku teringat kejadian tadi siang saat bertemu orang yang bernama Sasuke.
'Hmm.. menarik. Datang ke kamarku nanti malam'
Akh! Kenapa aku malah teringat kata-kata itu! Menyebalkan! Untuk apa ke kamarnya malam-malam? jangan-jangan? TIDAK!
'Sakura! Kenapa kau jadi berpikiran kotor seperti itu sih?' pikirku dalam hati. Mungkin aku harus ke dapur dan minum segelas air untuk menyegarkan pikiranku.
Aku membuka lemari es dan mengambil botol air. Lalu menuangkan air dibotol itu pada gelas. Aku sedang akan minum ketika ada lengan yang memeluk pinggangku dari belakang. Aku mencoba menengok ke belakang. Sasuke!
"Apa yang Anda lakukan? Tolong lepaskan saya," Kataku sopan. Sebisa mungkin tidak boleh membuatnya marah.
Sasuke tidak melepaskanku. Dia malah mengeratkan pelukannya di pinggangku dan mendekatkan bibirnya di samping telingaku.
"Siapa namamu?" bisiknya ditelingaku.
A-apa sih yang dilakukan Sasuke? Kenapa aku jadi gugup begini? Kami-sama tolong aku…
"Sakura. Haruno Sakura," jawabku setenang mungkin. Padahal entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya,
"Sakura ya? Hn. Setelah kau minum, cepatlah ke kamarku!" Sasuke melepas pelukannya dan meninggalkan aku yang masih mencerna kata-katanya. Ke kamarnya? Dan hanya ada dia dan aku di dalam rumah ini. Kami-sama… sebenarnya apa yang mau dia lakukan?
Terlintas pikiran kotor lagi di otakku. Buru-buru aku menghilangkan pikiran itu mengingat aku dua tahun lebih tua dari Sasuke. Tidak mungkin dia tertarik padaku. Pasti hanya pikiranku saja yang sudah kacau.
Aku mengetuk pintu kamar Sasuke. Dia membukanya dan menyuruhku masuk. Aku lihat dia mengunci pintu kamarnya dan melempar kunci itu ke sembarang tempat. Dia menyeringai mesum. Menjijikan dan mengagumkan. Aku sedikit takut. Tetapi aku masih berfikir kalau dia tidak mungkin tertarik padaku.
Tetapi sepertinya aku salah! Sasuke mendorong tubuhku ke tempat tidurnya. Dia menindihku. Aku benar-benar kaget.
"Tuan Muda! Lepaskan aku!" kataku sambil menggeliat untuk melepaskan diri. Aku tidak bisa sopan lagi pada laki-laki ini!
"Stt!" dia meletakan telunjuknya di depan bibirku untuk menyuruhku diam.
Aku terdiam dan tidak mencoba untuk melepaskan diri lagi.
Ku lihat dia menenggelamkan wajahnya di samping telingaku.
"Sakura, sekarang kau milikku!"
=====0000======
"Lepaskan aku sekarang juga, Tuan Muda!" kataku pelan.
Sasuke menatap mataku. Aku merasa ada yang salah dengan pandangan itu. Pendangan yang memikat dari seorang Uchiha bungsu. Mata hitamnya terasa menyeretku ke dunianya. Dunia dimana seorang Sasuke Uchiha bisa menguasai apapun. Termasuk diriku. Sejenak aku terpana melihat sosok sempurna di depanku. Wajah yang sempurna. Wajah itu bisa menjerat siapapun yang melihatnya dengan jarak sedekat ini. Dekat. Dekat sekali sampai bisa tercium wangi tubuhnya yang menghanyutkanku. Sepertinya Uchiha bungsu ini hanya perlu beberapa detik untuk memikatku. Love in the first sight? Dan sialnya aku bukan orang yang bisa tahan dengan tawaran seindah ini. Tetapi aku bukan perempuan murahan yang seenaknya tidur dengan siapa pun. Walaupun ku akui kalau aku pernah tidur dengan kekasihku waktu SMA dulu.
Ku coba mengembalikan kesadaranku. Hanya ditatapnya dengan jarak sedekat ini saja bisa membuatku terjebak dalam keindahan matanya.
"Cukup panggil Sasuke saja," katanya sambil mengusap pelan pipiku.
"Baiklah Sasuke-sama, lepaskan aku"
"Kalau kau bisa mengalahkanku, akan ku lepaskan"
Mengalahkan? Aku coba berfikir apa maksud kata-katanya. Sasuke mendekatkan bibirnya ke bibirku. Aku mulai mengerti maksudnya. Jadi mengalahkan dia dalam hal French kiss? Itu terlalu mudah bagiku.
Sasuke menjilat bibirku seolah menyuruhku untuk membuka mulutku. Ku buka mulutku untuk menyambut lidahnya. Ku rasakan lidahnya mulai mengintimaidasi seisi rongga mulutku. Menyapu langit-langit mulutku dan membuatku sedikit mendesah. Aku tesenyum kecil di sela-sela ciuman kami. Saatnya serangan balik! Aku gerakan lidahku yang semula pasif. Ku coba memainkan lidahku juga untuk menekan-nekan lidah Sasuke. Ku dorong lidahnya keluar dari mulutku dan lidahku pun melesak kedalam mulutnya. Dengan susah payah ku balikan posisiku menjadi di atas tubuh Sasuke. Ku tarik kepalanya untuk semakin memperdalam ciumanku. Sasuke sedikit mengerang saat lidahku mulai mengintimidasi balik mulutnya. Ku lakukan lebih liar dan lebih ganas dari ciumannya tadi. Dan akhirnya Uchiha bungsu ini pun harus mengakui kehebatanku. Kami melepaskan ciuman kami dan Sasuke pun melepas pelukannya di pinggangku.
Aku tersenyum senang melihat kekalahan dari Sasuke. Aku berdiri dan merapikan bajuku yang sedikit berantakan. Ku lihat wajahnya kusut menahan marah. Nafasnya pun terengah-engah karena ciuman panjang tadi.
'Dasar anak kecil! Kalau sekedar itu sih, aku lebih berpengalaman darimu!' kataku dalam hati.
"Kau liar sekali," katannya pelan.
"Yaa… mengingat aku dua tahun lebih tua darimu, Tu-an mu-da!" walaupun aku yang menang, tapi tetap saja aku merasa kesal dengan sikapnya yang seenaknya itu.
"Cih! Kau akan menyesal karena menunjukan sisi liarmu padaku, Sakura," Sasuke menyeringai dengan tatapan penuh nafsu.
Rasanya aku ingin segera keluar dari rumah ini.
Oh Kami-sama… kehidupan seperti apa yang akan ku jalani disini?
TBC
Gyaaaaaa! Fic pertama langsung rated M!
Gomen belum ada lemon di chap ini. Hahaha Sasuke dan Sakura, saya bikin dua-duanya jadi pervert. *Smirk*
Saya harap kalian bisa memberi kritik dan saran untuk memperbaiki karya saya.
Chapter dua sudah selesai. Akan segera saya publish jika fict ini direview.
Arigatou…
Review please. . .