Disclaimer: Masashi Kishimoto
Genre: Hurt / Comfort / Angst
Rated: T
Pairing: SasuSaku, Onesided NaruSaku, and Other Pairing
Warning: AU, OOC, Angsty, Fluff, Mary sue, dan berbagai hal lain.
Terinspirasi dari manga yang berjudul Kimi No Sei
Dan karena saya malas memikirkan judul lain jadi saya pakai saja judul manganya.
Inspired by manga Kimi No Sei
Kimi No Sei Illustrated by Chatani Ami (茶谷あみ)
Originally written by Sakurairo (咲良色)
Naruto © Masashi Kishimoto
Kimi No Sei
Story by: Akina Takahashi
Chapter 1: Gokon
"ZRASSH" butiran-butiran air hujan jatuh membasahi bumi. Awan-awan hitam bergerak menutupi rembulan yang bersinar di langit malam. Bintang-bintang yang asalnya terlihat berkelap-kelip pun ikut tertutupi gerombolan awan cumulus yang seakan tengah berunding untuk membuat hujan semakin deras.
"Ayo cepat Sakura!" Seorang gadis berambut blonde menarik lengan temannya. Ia mendekatkan payung ungu yang dipegangnya untuk melindungi tubuhnya dari terpaan hujan.
"Huh, sudah kubilang mengikuti gokon itu bukanlah ide yang bagus. Ino…" gadis pink, sahabat si blonde itu mendengus kesal. Ia tergopoh-gopoh berusaha menyamai langkah kaki Ino. Payung pink yang dipegangnya sesekali nyaris terbang dihempas angin. "Aku benci hujan."
"Sudahlah, jangan mengeluh terus." Ino terus mempercepat langkahnya. "Itu cafenya sudah terlihat!" Ino kelihatan senang. Mata birunya berbinar. Ia berlari kecil menuju ke sebuah cafe yang terletak di ujung jalan distrik Shibuya.
"Ino! Tunggu aku!" Sakura terlihat semakin kesulitan menyusul langkah Ino.
"KLINING" Sebuah lonceng kecil yang ada di atas pintu masuk cafe berdenting ketika Ino membuka pintu. Ia berhenti sejenak, mata birunya mengedari seluruh ruangan seakan sedang mencari sesuatu.
Suasana cafe malam ini sangat ramai. Banyak waiters yang berlalu-lalang mengantarkan pesanan. Sepertinya akibat hujan yang cukup deras ini, banyak orang yang memutuskan untuk berdiam di cafe seraya menunggu hujan reda.
"Hosh... hosh..." Sakura akhirnya berhasil menyusul Ino. Dengan napas tersengal-sengal ia menggeram kesal. "Ino! Jangan berlari seperti itu!"
"Sudah... sudah..." Ino menepuk bahu Sakura berusaha menenangkan gadis itu. "Ah! Itu dia!" serunya sesaat setelah matanya menangkap dua sosok pria tampan berambut hitam.
Pria itu tersenyum lembut ke arah Ino sementara temannya yang berambut ala chicken butt hanya mendengus pelan dan memalingkan wajahnya ke jendela.
"Ah, maaf aku terlambat." Ino menghampiri kedua pemuda itu. Ia tersenyum sambil membungkuk meminta maaf.
"Sudahlah... tidak apa-apa." Pemuda itu bangkit dari duduknya lalu menjabat tangan Ino. "Kenalkan namaku Sai" pemuda itu berhenti sesaat karena tiba-tiba saja Sakura datang.
"Ino! Sudah kubi..." Sakura tak dapat melanjutkan perkataanya. Mata emeraldnya membulat sempurna ketika melihat sosok pemuda tampan berambut raven bermata onyx yang sedang duduk di hadapannya sembari memandang keluar jendela. Tangan kanan pemuda itu menopang dagunya sedangkan tangan kirinya berada di dalam kantung celananya.
Bukan.
Bukannya Sakura terpana oleh ketampanan pemuda yang mungkin saja bisa dibilang sempurna itu. Tapi ada suatu hal lain yang mengusik pikirannya.
"Oh ya... dan temanku yang sedang duduk disana bernama Uchiha Sasuke." Lanjut Sai setelah sempat terhenti tadi. Sepertinya ia sama sekali tidak menyadari perubahan ekspresi yang signifikan pada wajah Sakura.
Sasuke-kun...
Aku menyukaimu...
Sakura menutup matanya perlahan. Kenangan masa lalu kembali berputar memenuhi otaknya.
Haruno Sakura, kau menyebalkan...
Sebaiknya kau mati saja...
Sakura menggigit bibir bawahnya hingga nyaris berdarah. Tangannya mengepal kuat, mencengkram sisi-sisi rok pink selutut yang dikenakannya. Ia menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan emosi yang meluap memenuhi otaknya.
Sasuke memutar pandangannya menatap gadis cantik berambut pink lurus yang panjangnya mencapai pertengahan punggung. Gadis itu berkulit putih mulus, matanya yang sejernih porselen berwarna hijau zamrud. Cardigan merah menutupi baju putih tanpa lengan yang dikenakannya. Rok selutut berwarna pink turut mempercantik penampilannya.
Hanya satu kata yang dapat mendeskripsikan gadis pink yang ada di hadapannya ini.
Cantik.
Baru kali ini ada gadis yang berhasil memikat seorang Uchiha prodigy. Dan gadis ini adalah pasangan gokonnya.
"Ino, aku mau pulang" kata-kata Sakura ini sukses mengejutkan semua orang yang ada disana tak terkecuali Sasuke.
"Eh? Ada apa sih Sakura? Kenapa tiba-tiba?" raut wajah Ino terlihat kaget. Sakura hanya menunduk, tidak menjawab pertanyaan Ino. Sikapnya berubah 180 derajat dari sewaktu ia baru datang ke cafe ini.
"Wajahmu pucat. kau sakit?" tanya Ino khawatir. Sakura hanya mengangguk pelan.
"Tapi diluar hujan masih sangat deras." Ino kembali menatap cemas Sakura. "Apa perlu kupanggilkan dokter?" Ino mengambil ponselnya, berusaha menelepon dokter pribadi keluarga Yamanaka. "Tidak usah. Aku hanya ingin pulang." Sakura menggeleng pelan.
"Biar aku yang mengantarnya." Sasuke bangkit dari tempat duduknya. Mengambil kunci mobil ferrari hitam miliknya. Seketika itu pula Sakura mengangkat kepalanya. Mata emeraldnya menangkap mata onyx Sasuke. Entah kenapa saat mata mereka bertemu Sasuke merasakan perasaan aneh yang menyelimuti hatinya. Sekilas Sasuke dapat melihat berbagai emosi yang melintas di mata zamrud itu. Sorot mata yang dipenuhi rasa rindu, takut, benci, dan suatu perasaan lain yang tak dapat ditafsirkan olehnya.
Sakura segera mengindari tatapan mata onyx Sasuke seolah ia takut segala perasaan dan emosi yang dipendamnya akan diketahui pemuda yang ada di hadapannya ini. Ia segera berjalan melewati Sasuke tanpa bicara satu patah kata pun. Mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan kursi yang tadi sempat diduduki Sasuke.
"Ada apa denganmu hari ini Sakura?" Ino terlihat bingung. "Bukankah tadi kau yang meminta pulang?" Ino mengalihkan pandangannya pada Sasuke. Mata birunya seolah meminta maaf atas ketidaksopanan sahabatnya ini. "Maaf Sasuke-san kau jadi repot seperti ini." Ino merasa tidak enak. Sementara Sai yang tadinya diam saja akhirnya angkat bicara. "Daijoubu... lagipula Sasuke sama sekali tidak merasa repot." Sai mengerling pada Sasuke. "Hn..." Sasuke hanya bergumam kemudian kembali ke kursinya tadi.
"Hei, apakah kalian baru pertama kali mengikuti gokon?"Ino berusaha mencari topik untuk mencairkan suasana yang mulai terasa sangat kaku.
" Aku sudah beberapa kali mengikuti gokon tapi tak ada seorang pun yang cocok denganku." Jawab Sai. Ia menunjuk Sasuke dengan jarinya. "Sedangkan dia baru pertama kali mengikuti blind dates seperti ini."
"Kalian berdua kan belum berkenalan." Ino menyenggol bahu Sakura. Matanya melirik Sasuke seakan memberi isyarat.
"Uchiha Sasuke." Sasuke mengulurkan tangannya berusaha menjabat tangan gadis pink yang ada di hadapannya. Namun, gadis itu menolaknya. Ia tak membalas jabatan tangan sang Uchiha. "Uzumaki Sakura"
Suasana canggung kembali terjadi diantara keempat orang itu akibat perlakuan Sakura yang sangat dingin pada Sasuke. "Ano... Sasuke-san sepertinya Sakura terlalu gugup untuk berkenalan dengan pria tampan sepertimu." Ino kembali berusaha memperbaiki suasana.
Gadis ini sebenarnya kenapa?
Apa salahku?
"Jadi Sakura, apa sebenarnya kesalahanku?" tanya Sasuke langsung tanpa basa-basi. Hal ini menyebabkan Ino dan Sai semakin merasa tidak enak karena harus terlibat perang dingin antara Sakura dan Sasuke.
"Uzumaki, panggil aku Uzumaki."
"Hn?" Sasuke mengernyit. Sai dan Ino pun mau tidak mau ikut merasa heran dengan kelakuan Sakura yang aneh.
"Jangan memanggil nama kecilku seenaknya."
"Sebenarnya apa salahku?" Sasuke semakin kesal karena baru kali ini ada gadis yang bersikap begitu dingin padanya. "Apakah dulu kita pernah bertemu? Apakah aku pernah melakukan kesalahan?"
DEG
Ternyata dia tidak mengingatnya...
Ya, benar.
Baginya itu hanyalah masalah kecil.
Baginya aku hanyalah serangga pengganggu.
Serangga yang harus cepat diinjak-injak dan dibasmi dari dunia ini.
"Aku ingin pulang." Sakura mengambil tasnya kemudian berdiri dari tempat duduknya. Berbalik menuju pintu keluar. "Sakura! Tunggu!" cegah Ino, tak ingin suasana semakin memburuk.
"Jawab dulu pertanyaanku! Uzumaki!" Sasuke tiba-tiba saja mencengkram pergelangan tangan Sakura, mencegahnya pergi begitu saja.
"Lepaskan tanganmu!" Sakura menghentakkan tangan Sasuke dengan kuat. "Asal kau tahu saja, jawabannya mudah Uchiha. Aku membencimu." Sakura menarik tangannya lalu berlari meninggalkan Sasuke yang masih terdiam.
-Kimi No Sei-
"Cih brengsek!" umpat Sasuke. Ia mengambil botol wine di meja bartender lalu menuang isinya terburu-buru ke dalam gelas yang dipegangnya. Ia menenggak habis semua isi gelasnya dengan tidak sabar.
Suasana hatinya malam, err atau bisa disebut dini hari ini sangat buruk. Bagaimana tidak, sekitar lima jam yang lalu ia baru saja dibentak oleh seorang gadis yang baru saja dikenalnya. Tidak hanya itu, bahkan gadis itu bilang kalau ia membencinya. Aneh, padahal ia baru saja bertemu gadis aneh itu. Apa alasannya hingga ia bisa berkata seperti itu?
Gokon yang pertama kali diikutinya karena ajakan Sai hancur berantakan.
Ini memalukan.
Seorang jenius Uchiha tidak boleh dibentak oleh gadis tanpa alasan yang jelas. Sasuke mendengus kesal. Baru saja tangannya hendak mengambil kembali botol wine ketika sebuah tangan menghentikan aksinya.
"Apa yang terjadi Sasuke?" Seorang wanita berambut merah menghentikan tangan Sasuke. Ia menaikkan kacamatanya yang sedikit turun. "Kenapa kau sampai mabuk seperti ini?" Wanita itu mendudukkan dirinya di sebelah Sasuke berusaha menempel pada pemuda yang sudah mulai mabuk itu.
"Menjauh dariku, Karin." Sasuke menatap tajam wanita yang ada di sampingnya. "Aku sedang tidak berminat untuk bermain denganmu."
Karin mengelus pipi kanan Sasuke lalu berbisik di telinganya "Benarkah?"
"Tinggalkan aku." Sasuke mendengus. Ia kembali menenggak wine yang diambilnya tadi.
"Hm... coba kutebak..." Karin meletakkan telunjuknya di dagu Sasuke. Tank top ketat berwarna merah yang dikenakannya sedikit naik memperlihatkan sedikit kulit perutnya. Karin bangkit dari posisinya sambil mengangkat dagu Sasuke dengan jari telunjuk dan jempolnya. "pasti karena wanita ya?"
Suasana night club saat ini sedang ramai. Tidak sedikit pasangan-pasangan yang terlihat sedang berlalu-lalang, berdansa, ataupun bermesraan di pojok-pojok ruangan. Sasuke memang seringkali datang ke tempat ini dengan gadis yang berbeda setiap minggunya. Ia memang terkenal sebagai playboy kelas kakap di kalangan penggemar kehidupan malam di Shibuya.
"Hn..."
"Oh, ayolah Sasuke..." Karin memeluk Sasuke dari belakang. Menyandarkan kepalanya ke punggung pria berambut raven itu. "Lupakan saja gadis bodoh itu."
"Kau tahu, Karin?" Sasuke meletakkan kembali gelas winenya ke meja. "Aku bahkan tak mengenalnya."
"Lalu? Apa masalahmu?" Karin semakin tak mengerti alur pembicaraan ini. Kenapa playboy kelas kakap seperti Sasuke yang mampu menaklukkan gadis hanya dengan senyuman tipis bisa dibuat pusing oleh seorang gadis yang bahkan tak dikenalnya.
"Dia bilang benci padaku."
"Hei, bukankah wajar jika ada gadis yang benci padamu." Karin mempererat pelukannya. Menyandarkan dagunya ke bahu kekar Sasuke. "Mungkin saja dia adalah salah satu gadis-gadis yang pernah kau campakkan."
"Hn... aku tidak pernah mencampakkan gadis." Sasuke tidak menyukai perkataan Karin. "Mereka hanyalah gadis murahan yang senang bermain. Kalau bosan, mereka akan berganti pasangan. Yah, sama sepertimu..."
"Oh kalau aku sih tidak akan bosan denganmu, Sasuke. " Karin berbisik di telinga kanan Sasuke. Sementara Sasuke hanya bersikap datar. Sama sekali tidak terpengaruh rayuan Karin.
"Lagipula kalau gadis pink itu salah satu dari mereka. Aku pasti akan ingat." Sasuke mengambil jaket hitamnya yang tergeletak di atas meja bartender di depannya. Ia melepaskan pelukan Karin kemudian bangkit dari duduknya.
"Kau mau kemana?" tanya Karin dengan nada kecewa.
"Pulang."
"Aku masih ingin main denganmu, Sasuke." Karin menggelayut manja di lengan Sasuke.
"Apa aku perlu mengulangi perkataanku?" desis Sasuke. Matanya mendeathglare Karin dan sukses membuat Karin melepaskan lengannya.
Sasuke mengeluarkan kunci mobilnya lalu berjalan ke pintu keluar.
"Cih..."
Uzumaki Sakura...
Siapa kau sebenarnya?
Kenapa kau selalu muncul dalam kepalaku?
-TSUZUKU-
Gokon: Semacam blind dates yang biasa dilakuin remaja jepang yang mau cari pasangan. Biasanya ga cuma berdua, bisa double dates, triple dates…
Fic-fic lama blom pada kelar, eh tiba-tiba publish fic baru. Gomeenn, otakku udah membludak nih. Ide buat fic ini udah menggila dan harus segera disalurkan. Saya kepikiran ide fic ini setelah dapet proyek dari Genshiken untuk ngetranslate manga yang judulnya Kimi No Sei, setelah saya baca raw-nya saya langsung suka (yah walopun raw-nya banyak kanji yang furigananya ga kebaca T-T).
Pasti banyak yang bingung kenapa Sakura namanya bukan Haruno Sakura tapi Uzumaki Sakura… trus apa hubungannya Naruto dengan Sakura? Sebenarnya apa hubungan Sakura dengan Sasuke? Kenapa Sakura benci banget sama Sasuke?
Oke semua bakalan kejawab di chapter-chapter selanjutnya…
Yosh! Review ya! Kalau reviewnya banyak mungkin di tengah kesibukan saya yang padat (sampe saya lupa kalau ini tuh masih libur kuliah.) saya sebisa mungkin bakalan update.
Gomen kalau update Ore No Hana, Wonderful Life, dan fic-fic saya yang lain lama updatenya… Saya sibuk banget dengan kegiatan kemahasiswaan… diklat tak berkesudahan, pengabdian masyarakat, persiapan ospek jurusan, kumpul angkatan untuk lapor ke himpunan, ngurusin ospek buat mahasiswa baru… dan berbagai hal lainnya.
Arigatou Gozaimasu.
Terima kasih sudah membaca.