Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Title : Perfectly Loved
Pair : Sasuke/Naruto
Rate : T (akan berubah seiring jalannya cerita)
Universe : Semi-AU., dengan referensi gabungan antara universe Naruto dan Inyuasha.
WARNING : Sedikit OOC, mungkin shonen-ai
Beta-ed by : fariacchi
Summary :
Saat terjadi pemusnahan Suku Siluman Rubah karena ramalan peramal Negara Api, Naruto kecil terpisah dari kedua orang tuanya. Sebelas tahun berlalu, Naruto tumbuh dewasa dengan kurangnya nutrisi yang mempengaruhi kondisi tubuhnya. Kurangnya perhatian, sering dihina, dan perlakuan yang tidak tidak sepantasnya yang diterima Naruto menjadikan Naruto sosok yang rendah diri.
Perfectly Loved
by Etoya
Chapter 1 – Prophecy
#
Peramal Negara Api meramalkan Dunia akan berada di dalam kekuasaan Siluman Rubah jika Penguasa tidak menyadari kekeliruan mereka di dunia ini. Kehancuran dunia tak terelakan dan Siluman Rubah akan menjadi penguasa yang baru.
Para pemimpin Negara Api beserta Negara lain dan suku siluman selain siluman Rubah tidak menyukai ramalan ini. Mereka melakukan hal yang pertama terlintas dalam pikiran mereka:
Memusnahkan suku Siluman Rubah.
#
Negara Api merupakan Negara besar dibandingkan dengan empat Negara lainnya, yaitu : Negara Bumi, Negara Cahaya, Negara Angin dan Negara Teh. Negara Api adalah negara yang makmur, memiliki dua musim dengan hujan dan matahari bersinar sepanjang tahun. Negara Api dan empat negara lainnya dipimpin oleh Perdana Menteri dengan Raja dan Istana hanya sebagai simbol negara. Negara Api dan negara lainnya memiliki negara-negara bagian yang dipimpin oleh seorang Hokage.
Hokage dipilih dengan rekomendasi Hokage sebelumnya atau atas kesepakatan Para Dewan. Hokage memiliki kekuasan penuh atas negara bagian yang dipimpinnya. Hokage dapat mengundurkan diri atas keinginan sendiri atau bertugas sampai akhir hayatnya. Berbeda dengan Hokage, Para Dewan bertugas sebagai Penasehat Hokage tapi tidak memiliki kekuasaan lebih tinggi dari Hokage. Para Dewan menjabat sampai mereka meninggal dan akan digantikan oleh keluarga mereka sendiri.
Hokage memiliki Pasukan Pelindung yaitu ANBU. Mereka bertugas untuk melindungi Hokage dan negara bagian tempat mereka tinggal. Namun, jika diperlukan mereka akan bertugas melindungi Negara. Tidak semua orang dapat menjadi anggota Pasukan Pelindung ANBU, mereka dipilih dengan tahapan yang sangat sulit.
Pasukan Pelindung ANBU dipimpin oleh Komandan Tertinggi yang dipilih berdasarkan kemampuan, intelektual dan loyalitas terhadap Hokage. Komandan Tertinggi ANBU sendiri yang akan melindungi Hokage. Komandan Tertinggi ANBU selain bertanggung jawab terhadap keselamatan Hokage dan keamanan negara bagiannya, juga menjadi bagian dalam Divisi Pertahanan Negara Api yang bertugas melindungi Negara Api jika ada serangan dari negara lain. Setiap negara memiliki hierarki pemerintahan yang hampir sama dengan Negara Api. Mereka memiliki Pemimpin Negara dan Divisi Pertahanan sendiri. Hanya istilahnya yang berbeda antara negara satu dengan negara yang lainnya.
Divisi Pertahanan Negara Api akan bekerja sama dengan Divisi Pertahanan negara lain jika dirasa ada bahaya yang mengancam keselamatan negara mereka.
Selain empat negara besar ada beberapa negara-negara kecil yang menjadi bagian dalam dunia ini, seperti Negara Salju, Negara Suara, Negara Kincir Angin dan lain-lain. Selain dihuni oleh manusia, negara-negara kecil ini ada yang dihuni oleh Suku Siluman. Masing-masing Suku Siluman memiliki Ketua yang mengatur kebijakan bagi sukunya. Biasanya Ketua Suku Siluman dipilih langsung oleh sukunya dan menjabat sampai akhir hayatnya.
Para Suku Siluman ini ada yang bekerja sama untuk menjalan suatu pemerintahan negara yang murni ditinggali oleh para Suku Siluman. Mereka juga bekerja sama dengan manusia dalam berbagai hal seperti menjalankan Pemerintahan, perdagangan dan lain-lain. Ada juga para Suku Siluman yang lebih senang tinggal mengasingkan diri dalam suatu permukiman dan tidak ingin terlibat dengan politik, ekonomi dan sosial dengan negara tertentu.
Well, sebagai Suku Siluman, mereka dianugrahi dengan hal-hal istimewa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, seperti Kekuatan untuk melihat masa depan yang dimiliki oleh Suku Siluman Tupai, Kekuatan otot yang dimiliki oleh Suku Siluman Ikan atau Kekuatan Penetralisir yang dimiliki oleh Suku Siluman Rubah. Dukungan Suku Siluman tertentu diperebutkan oleh para pemimpin negara-negara karena mereka akan memperkuat pertahanan negara tersebut.
Suku Siluman Rubah yang tidak ingin terlibat dalam kepentingan politik antar negara tersebut memilih mengasingkan diri. Mereka mendirikan permukiman di pedalaman Negara Api dan menutup diri dari dunia luar.
#
Ramalan dari Nenek Chiyo dijaga rapat sehingga tidak tersebar luas. Hanya para pemimpin negara dan Ketua Suku Siluman yang mengetahui tentang ramalan ini. Tidak lama setelah ramalan muncul, para pemimpin negara dan Ketua Suku mengadakan pertemuan membahas pemusnahan Suku Siluman Rubah. Keputusan pertemuan itu, mereka sepakat menyerang Suku Siluman Rubah dua minggu setelah keputusan itu dibuat.
Dua Minggu kemudian mereka menyerang saat tengah malam, pada saat Suku Siluman Rubah sedang tertidur nyenyak. Saat serangan terjadi Suku Siluman Rubah panik dan menjadikan sasaran empuk untuk diserang.
Saat itu, di pinggiran permukiman suku Rubah yang sedang diserang, ada tiga orang yang mengendap–endap menjauhi pertarungan yang berlangsung tanpa menarik perhatian. Mereka terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang anak laki-laki.
Sepasang mata menyadari kepergian tiga orang itu dan mengikuti mereka dengan hati–hati. Dia menghindari pertarungan. Jika ada siluman rubah yang menyerangnya dengan mudah dia mengelak dari serangan yang diarahkan padanya. Namun pandangannya tetap terarah ke tiga orang yang mengendap-endap pergi ke arah hutan.
Ketiga orang itu tiba di perbatasan pemukiman dengan hutan. Orang yang paling tinggi di antara ketiga orang itu berkata kepada orang kedua yang menggandeng tangan anak mereka, "Kushina, kau dan Naruto harus pergi dari sini secepatnya. Pergilah ke arah barat selama satu hari perjalanan. Kau akan menemukan sungai. Ikutilah aliran sungai itu ke arah hulu. Di hulu kau akan menemukan rumah persembunyian. Bersembunyilah disana bersama Naruto. Aku akan menyusul ke sana bila keadaan sudah aman."
"Tapi Minato, akan lebih aman jika kita pergi bersama." Kushina memegang lengan atas Minato dengan tatapan khawatir.
"Kushina, Aku tidak bisa meninggalkan mereka. Mereka keluargamu dan mereka telah menerimaku. Setidaknya ini yang dapat aku lakukan untuk membalas semua kebaikan mereka."
"Baiklah. Segeralah menyusul kami kalau keadaan sudah aman." Kushina mencondongkan tubuhnya ke arah Minato dan Minato menempelkan bibirnya ke Kushina.
"Wah... wah..." pemilik sepasang mata yang sejak tadi mengawasi itu akhirnya bersuara sambil bertepuk tangan mengejek.
Minato melepaskan diri dari Kushina dan melihat ke arah suara itu berasal, "Danzou, lama tidak bertemu."
"Ya, senang bertemu denganmu Minato. Kulihat kau sudah memiliki keluarga yang bahagia di sini," Danzou berkata sambil mengeluarkan pedangnya dan menyerang Minato sambil berkata, "Tapi tidak lama lagi kalian akan menjadi mayat keluarga bahagia."
Minato mengisyaratkan Kushina agar segera menyingkir darinya dan mencabut pedangnya seraya mengelak dari serangan Danzou. Danzou melompat mundur ke belakang dan mengambil posisi bertahan. Minato menatap langsung ke arah Danzou dan tidak melepaskan pandangannya sambil berbisik ke Kushina, "Kushina, pergilah sekarang. Aku akan menahannya." Kushina mengangguk dan menggandeng Naruto masuk ke dalam hutan.
Minato mendengar suara semak belukar dilewati dan suara tapak yang semakin menjauh. Dia kembali berkonsentrasi ke musuh di hadapannya. Seseorang dari masa lalunya dan masa lalu yang ingin dia lupakan. Sesaat kemudian Danzou kembali menyerang. Minato mengenyahkan pikirannya dan berkonsentrasi melawan musuhnya demi menyelamatkan Kushina dan Naruto.
#
Kushina menggandeng tangan Naruto bergerak cepat melintasi hutan. Matanya menatap ke depan, namun sesekali masih melirik ke arah pertarungan di belakangnya. Suara pertarungan dibelakangnya masih terdengar. Dia bergegas melewati hutan ke arah barat seperti yang Minato beritahukan kepadanya.
"Mama… Mama..." Naruto memanggil tapi Kushina tidak mendengarnya karena terlalu sibuk dengan pikirannya. Naruto mencoba sekali lagi, "MAMA!"
Kali ini Kushina mendengarnya dan keluar dari alam pikirannya, "Hah... ada apa Naruto?" dia menunduk agar matanya sejajar dengan Naruto. Kushina menatap mata biru Naruto.
"Kaki Naru sakit..." jari kecil Naruto menunjuk ke arah kaki kanannya yang sakit. Kushina melihat ke arah kaki yang ditunjuk Naruto. Ia melihat bercak darah di kaki kanan Naruto.
"Oh, sayang. Maafkan Mama, sepertinya Mama terlalu kuat menarikmu. Kita duduk di sebelah sana. Mama akan mengobati lukamu." Kushina menuntun Naruto ke bawah pohon tidak jauh dari tempat mereka sekarang berdiri.
Beberapa saat kemudian Kushina selesai mengobati luka Naruto, dari arah belakang terdengar suara, "KUSHINA CEPAT LARI!"
Kushina mengengok ke belakang dan melihat pada saat yang tepat, Danzou menghunuskan pedang ke arahnya. Kushina reflek menghindar, menggendong Naruto dan menjauh dari Danzou. Pedang Danzou mendarat di akar pohon yang menjadi tempat peristirahatan Kushina dan Naruto. Danzou mencabut pedangnya dan mengejar Kushina.
Sementara itu, Minato berlari mengejar Danzou. Dia melihat Danzou sedang mengejar Kushina yang menggendong Naruto. Darah mengalir dari luka di kepala ke wajah Minato, tapi Minato tidak mempedulikannya. Keselamatan Kushina dan Naruto yang menjadi prioritasnya.
Bodoh, bodoh kau Minato. Kenapa kau bisa–bisanya tertipu oleh tipuan murahan yang dilakukan oleh Danzou. Minato terus berlari di dalam hutan, pandangan matanya tidak lepas dari sosok Danzou di depannya. Sekali lagi Minato mengutuk dirinya. Kenapa aku melarang Kushina membawa senjata bersamanya saat pelarian ini? Kenapa Kushina memilih sekarang waktu yang tepat untuk mematuhi perkataanku ?
Sementara itu Naruto yang berada dalam gendongan Kushina mulai merasakan ketakutan yang dirasakan oleh Ibunya. Air mata mulai muncul di sudut–sudut matanya. Badan kecilnya mulai gemetaran. Kushina yang merasakan ketakutan dalam diri Naruto, membisikkan kata–kata menenangkan untuk putranya, "Tenang Naruto. Kita tidak akan tertangkap, Papa akan menolong kita. Aku ingin kau mengingat kata-kataku Naruto, apa pun yang terjadi kau harus tetap bertahan hidup, mengerti?" Naruto mengangguk lemah, tapi dirinya menjadi lebih tenang dari sebelumnya.
Sesekali mata Kushina melirik ke belakang untuk mengukur jarak antara dirinya dan Danzou. Danzou masih tertinggal di belakang, tapi aku tidak bisa berlari terus seperti ini. Tenagaku hampir habis. Aku harus melawannya. Argh…kenapa aku tidak jadi membawa senjata? Bagaimana caranya melawan Danzou? Minato, kau dimana? Kushina berlari sambil mencari posisi dimana Minato berada dengan chakra-nya. Minato, sulit sekali mencari jejak chakra-mu dengan posisimu di belakang Danzou. Kushina mulai menyadari adanya pola dalam jejak chakra Minato. Sepertinya Minato mempunyai rencana. Kushina berpikir keras, tak lama kemudian wajahnya menunjukkan dia mengerti rencana yang dibuat oleh Minato. Ok, akan kuikuti rencanamu.
Sementara itu, Minato berlari sambil bersembunyi di semak–semak belukar. Dia berhati–hati agar Danzou tidak mengetahui dirinya sedang diikuti oleh Minato. Minato mengeluarkan jejak chakra dengan pola tertentu untuk memberi tanda pada Kushina tentang keberadaan dirinya. Kushina pasti bisa merasakan kehadiranku. Ayolah, Kushina sadarlah. Aku tahu aku bisa mempercayaimu mengenai hal ini.
Minato tahu dia bisa mempercayai Kushina seperti dia mempercayai dirinya sendiri. Kushina seolah–olah bisa membaca pikirannya dan dengan sedikit petunjuk Kushina bisa menebak kemauan dirinya. Sebenarnya rencana Minato sederhana. Dia akan memberikan Kushina petunjuk yang dibutuhkan. Pria berambut pirang itu berharap chakra yang ditinggalkannya dengan pola tertentu dapat dibaca dan dimengerti oleh Kushina sehingga rencananya berhasil.
Bagus Kushina, aku senang kau mengerti rencanaku. Minato tersenyum merasakan chakra yang dikeluarkan oleh Kushina pertanda dia mengerti akan rencana Minato.
Minato memandang hutan di sekelilingnya, mereka—dia, Kushina dan Naruto, banyak menghabiskan waktu di hutan ini untuk berjalan–jalan, berlatih atau mencari makanan. Dia dan Kushina tahu tempat mana saja yang bagus untuk bertarung satu lawan satu atau tempat untuk menjebak lawan. Sekarang Minato berharap Kushina dapat membimbing Danzou menuju tempat jebakan itu. Tempat itu sempurna untuk memojokkan Danzou—lahan lapang yang berakhir dengan tebing curam dekat dengan air terjun.
Minato memperhatikan Kushina berlari berputar untuk membimbing Danzou mencapai tempat penjebakan, sedangkan Minato berlari langsung menuju tempat itu. Sebenarnya Minato dapat lebih cepat tiba di tempat penjebakan, namun dia tidak dapat membiarkan Kushina tak terlindungi dengan Danzou mengejar di belakangnya.
Tak lama kemudian Kushina tiba di tempat yang dimaksud oleh Minato. Danzou belum terlihat di belakangnya, namun chakra yang dirasakan Kushina menandakan Danzou tidak lama lagi akan tiba. Dia menunduk dan meletakan Naruto di belakang pepohonan dan semak belukar, "Naruto jadi anak baik dan diam di sini. Mama akan melawan dengan Paman yang mengejar tadi. Paman tadi tidak akan menangkap kita bertiga, okay?"
"Okay," Naruto tersenyum lebar, "Naru akan jadi anak baik dan diam di sini."
"Anak baik." Kushina mengelus kepala Naruto. Kemudian dia menyerahkan tas dan buku lalu memberikannya kepada Naruto. "Naru, Mama ingin kamu menjaga buku yang berada dalam tas ini."
"Baik Mama, akan Naru jaga." Naruto mengambil dan memeluk tas berisi buku tersebut.
Kushina mengelus sekali lagi kepala anak semata wayangnya dan tersenyum. Tak lama kemudian Minato tiba dibelakang Kushina. Minato berjongkok di sebelah Kushina lalu mengelus kepala Naruto dan mencium kening Naruto. Kushina melakukan hal yang sama dengan Mintao. Tak lama kemudian mereka berdiri karena merasakan Danzou telah tiba.
Pertarungan antara mereka bertiga tak terelakkan. Dari balik pohon Naruto yang berusia tujuh tahun melihat orang tuanya bertarung melawan Paman itu—Danzou. Naruto melihat orang tuanya hampir menang melawan Paman itu. Tapi kemudian Paman itu melihat dirinya dan berlari menghampiri tempat dia bersembunyi. Naruto ketakutan, dia mencoba berlari namun Paman itu ternyata lebih cepat dari dirinya—atau dari orang tuanya yang mencoba menyelamatkannya.
Saat tersadar, Naruto sudah berada dalam cengkraman Paman itu. Dia mencoba melepaskan diri, namun tangan Paman itu mencengkramnya dengan kuat. Dia melihat orang tuanya hanya terdiam tak melakukan sesuatu, "Papa, Mama tolong Naru!" Naru bisa merasakan air matanya hampir keluar.
"Naru sayang, tenanglah. Jangan berontak nanti kau terluka," Ibunya berbicara dengan wajah pucat.
"Kushina, Kushina, Kushina, mengapa kau takut anakmu terluka padahal sebentar lagi dia tidak akan merasakan sakit karena akan mati." Paman itu berbicara dengan menghunuskan pedang ke arah Ibunya.
Kenapa Mama tidak marah Paman menghunuskan pedang ke Mama. Biasanya Mama marah saat Papa melakukan hal yang sama. Mendadak raut wajah Naruto berubah. Dia teringat sesuatu yang diberitahu ibunya tadi.
"…Apa pun yang terjadi kau harus bertahan hidup..."
Naruto memperhatikan kalau Paman itu dan kedua orang tuanya tidak menaruh perhatian padanya. Sekarang atau tidak sama sekali. Naruto membuka mulutnya lebar–lebar dan menggigit tangan si Paman—Danzou yang mencengkeramnya dengan sekuat tenaga.
Danzou yang kaget melepaskan cengkramannya. Naruto memeluk tas dengan kedua tangannya dan berlari sekencang dan sejauh mungkin dari Paman itu. Dia menutup matanya dan tidak memperhatikan jalan di depannya. Saat dia membuka matanya, dia sedang menatap sungai yang berada di bawahnya. Dia terjatuh dari tebing. Saat dia menengok ke belakang, dia melihat Ibu dan Ayahnya menatapnya dan menjulurkan tangan untuk meraih dirinya.
"NARUTO…!"
Hanya itu yang dia dengar, setelah itu hanya air yang diingatnya.
#
11 tahun kemudian
"HEI!"
"HEI! BANGUN!" tak lama Kemudian terdengar suara tendangan.
"HEI, BANGUN PEMALAS!"
"Iya, iya, Naru bangun." Pemuda berambut pirang panjang dan bermata biru itu membuka matanya.
Udara dingin menggerogoti tubuhnya. Dia mengangkat tubuhnya dengan posisi duduk dan menghapus kantuk dari matanya. Dia mengangkat kepala untuk melihat siapa yang membangunkannya. Sosok yang dia lihat bukanlah sosok yang dia ingin temui di pagi hari musim dingin.
Tiga orang siluman berdiri di depannya, di dalam gua yang dia tempati selama musim dingin. Seorang siluman yang membangunkan dirinya sedang memandangnya, sedangkan dua orang temannya sedang melihat dan menyentuh persedian makanan untuk musim dingin yang dirinya simpan di sisi lain gua.
Saat salah satu siluman ingin memakan apel yang diambilnya dari tumpukan persedian makanan, Naruto langsung berdiri dan berlari ke arah siluman itu, "Jangan dimakan. Itu persediaan makanan musim dingin milik Naru!" Pemuda itu mencoba mengambil buah dari genggaman siluman itu. Siluman itu hanya mendecak dan menampar pemuda pirang itu terhempas sampai ke sisi gua tempatnya tidur tadi.
"Oof!" Punggung Naruto terbentur dinding gua. Naruto berusaha menahan sakit. Siluman itu berjalan menghampirinya dan menunduk agar matanya sejajar dengan Naruto, "Naru-chan…" sambil menjenggut rambutnya, "tujuan kami kesini adalah ingin memakai gua ini untuk pesta tahun baru kami yang akan berlangsung nanti malam. Persediaan makanan musim dinginmu termasuk dalam paket yang akan kami gunakan dalam gua ini." Siluman itu melepaskan rambut Naruto dan berdiri, "Pergilah. Kehadiranmu tidak diharapkan disini."
Naruto menatap siluman itu, "Tapi di luar dingin dan Naru belum makan."
"Kalau begitu carilah tempat lain yang lebih hangat dan yang ada makanannya. Sekarang pergilah! Sebelum saudara–saudaraku menendangmu keluar."
Naruto terlihat ragu–ragu sesaat, tapi dia berdiri dan melangkah keluar gua. Saat berada di mulut gua salah satu siluman itu menendangnya sehingga dia terhempas dengan muka menghadap ke salju.
Pemuda pirang itu bangun perlahan dan membersihkan wajahnya dengan salju. Tubuh kurusnya langsung menggigil kedinginan. Dia hanya mengenakan kimono lusuh tipis yang bahkan dekat dengan perapian pun masih terasa dingin. Naruto tidak mengenakan sandal. Kakinya kedinginan, walaupun sudah terbiasa tapi musim dingin tahun ini lebih dingin dari tahun lalu. Memang sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia diusir dari guanya ke luar dalam cuaca dingin.
Dia berjalan ke dalam hutan bersalju. Lebih baik Naru kembali ke Pohon Sugi daripada kedinginan di sini. Naru harus mencari makanan dimana? Sekarang masih musim dingin. Orang–orang desa tidak akan suka bertemu dengan Naru sekarang. Naruto menghela napas. Sepertinya tidak ada pilihan lain selain mencari di tempat pembuangan sampah. Sepertinya itu lebih baik daripada tidak makan sama sekali.
Tak lama kemudian Naruto sampai di Pohon Sugi tempat tidurnya selain musim dingin. Dia menuju celah kecil yang biasa dia masuki dan merangkak ke dalam.
Pohon sugi itu memang sudah tua, namun pohon itu masih kokoh. Batangnya besar dan diantara akar–akar pohon itu ada celah yang bisa dimasuki Naruto yang bertubuh kurus dan terdapat jalan kecil (hanya Naruto yang bisa melewatinya) yang akan menghubungkannya dengan celah di bagian batang di dalam Pohon Sugi. Celah itu terdapat ditengah batang Pohon Sugi dan ada lubang di salah satu sisinya, sehingga ada perputaran udara dan cahaya bisa menerangi bagian dalam pohon tersebut. Di celah itu, Naruto hanya bisa berjongkok karena jika berdiri tidak cukup. Dia juga bisa tertidur di celah itu jika melingkarkan tubuhnya.
Naruto menuju ruangan luas di pohon itu dan mengambil buku lusuh yang selalu menemaninya. Dia tidak bisa membaca isi buku itu atau dia tidak tahu apa isi buku itu. Namun, yang jelas itu buku yang penting bagi dirinya.
Dia membuka beberapa halaman, menatapnya sebentar kemudian ditutupnya lagi. Tak lama dia melingkarkan badannya dan memeluk buku itu kemudian tertidur.
#
TO BE CONTINUED
SasuNaru is Love
Author's Note :
Chapter 1 ini eto edit, tapi tidak merubah garis besar cerita. Well, mungkin ada banyak pertanyaan tentang bahasa kekanak-kanakan yang Naruto gunakan, tapi akan terjawab di chapter-chapter selanjutnya. Baca chaper selanjutnya untuk tahu lebih banyak ya