Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Shounen-ai, Out of Characters, Alternative Universe. Don't like, don't read!

_a.n.t_

~Keep Your Hands of Mine!~

Chapter 1

by: Aoi no Tsuki

...For Indonesian SasuNaru Day...


KLEK!

Pintu rumah itu terbuka dengan seseorang yang memegang kenop besi pada jalan masuk itu. Kesunyian langsung menyambutnya, begitu sepi. Dengan langkah perlahan, sosok itu pun berjalan memasuki sebuah ruangan dalam rumah mewah itu.

Suara televisi sayup-sayup terdengar di telinga pemuda tersebut. Tak berpikir lama, dia pun menemukan sumber dari suara televisi pada sebuah ruang tengah di rumah besar itu.

"Pagi, Sasuke-Teme," seru pemuda berambut pirang itu sambil berjalan mendekati pemuda raven yang berada di sebuah sofa ruang tengah.

Sedikit terkaget mendengar suara cempreng itu tiba-tiba. Sang Uchiha melirik sebentar ke arah pemuda yang baru saja menyapanya lalu setelah itu pandangan mata onyx-nya kembali menatap layar televisi.

"Hn, mau apa, Dobe?" tanya Sasuke datar tanpa melihat sosok Naruto.

"Eh? Kata Ayah, kau ditinggal keluar kota oleh keluargamu dan kau berniat tak ikut mereka. Aku ke sini ingin menemanimu, Teme!" jelas Naruto yang diakhiri sebuah cengiran lebar.

"Hn, lalu?"

"La-lalu kau bilang?" geram Naruto menatap Sasuke. Cengiran lebar itu pun langsung lenyap. "Ka-kau menyebalkan! Tak bisakah kau memperlakukanku dengan baik, hah?" Dengan perasaan kesal, pemuda yang memiliki mata biru langit itu pun melangkah.

Niat dalam hatinya hanya satu, yaitu meninggalkan pemuda pantat Ayam yang telah membuatnya jengkel. Tapi, niat itu pupus ketika sebuah tangan putih susu menariknya hingga jatuh dalam pangkuan sang pemuda Uchiha, Uchiha Sasuke.

"Mau apa kau? Lepaskan aku, Baka-Teme!" keluh Naruto ketika tubuhnya sudah berada sangat dekat dengan sang Uchiha. Wajah stoic itu pun menampakkan senyum hangatnya. Senyum hangat yang begitu sempurna bagi sang Uzumaki.

"Tadi aku hanya bercanda, Dobe. Aku senang kau datang kemari," seru Sasuke yang kini membenamkan wajahnya di punggung Naruto.

"Sa-suke..."

"Hn."

Indra penciuman Sasuke menghirup dalam-dalam aroma jeruk dari tubuh sang kekasih. Sambil memejamkan mata onyx-nya, pemuda raven itu semakin memeluk erat tubuh mungil Naruto. Begitu erat hingga detak jantung sang Dobe dapat terdengar olehnya.

Senyuman tipis menghias di wajah stoic Sasuke, "Kau berdebar-debar, Dobe." godanya yang masih memejamkan kedua mata onyx-nya.

"Ghaa! Le-lepaskan aku, Sasu-ke, ngh~" Nada yang sudah kehilangan ketegasannya itu kini menjadi lirih. Sangat lirih hingga mata biru itu hanya bisa merasakan kehangatan dari sang Teme.

Hembusan nafas sang Uchiha membuat Naruto terdiam. Deru nafas itu begitu menusuk kulitnya namun kehangatan dapat dirasakannya dengan jelas.

Tak menolak memang. Dia menginginkan sang waktu untuk berhenti. Berhenti lebih lama agar dekapan ini dapat dirasakannya. Hanya untuknya dekapan yang terasa hangat ini. Ya, hanya untuk seorang Uzumaki Naruto.

Bukan karena keegoisannya ia menginginkan itu, tapi karena kasih sayang yang begitu besar dalam hatinya kepada sang Uchiha.

"Naruto, Naruto, Naruto..."

Panggilan nama itu terdengar meredam di telinga sang Uzumaki. Panggilan nama yang dilantunkan secara berulang-ulang kali itu membuatnya semakin mencintai sang pemuda Uchiha.

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

Getaran ponsel yang berada di saku celana sang pemuda pirang membuatnya bergerak untuk meraih benda tersebut. Lepas sudah semua kehangatan yang menjalarinya. Kini pelukan itu terlepas begitu saja dari tubuh Naruto.

Rasa jengkel sedikit merasuk dalam hati Uchiha bungsu. Mata onyx miliknya melihat sang Dobe yang kini telah meraih ponsel dari dalam saku celananya. Lalu dengan satu tekanan pada tombol berwarna hijau. Percakapan itu pun dimulai.

"Ha-halo," seru Naruto yang mengawali pembicaraan dengan seseorang yang berada entah di mana.

"Naru-chan," desah suara yang terdengar sangat menggoda.

"Ini siapa? Jangan panggil aku dengan sebutan itu!" protes Naruto dengan suara cemprengnya.

"Kau lupa, ya? Hm?"

"Kau! Sa-Sai!"

SET!

Sebuah tangan putih susu merampas dengan cepat ponsel Nokia X6 milik Naruto. Dengan sekali tekan pada sebuah tombol, sambungan itu pun terputus secara otomatis. Dan hal itu menimbulkan protes besar yang datang dari sang pemilik ponsel berwarna oranye dengan garis hitam yang menghiasinya.

"Apa yang kau lakukan, Baka-Teme!" protes Naruto yang mulai meluapkan kemarahannya pada pemuda raven yang kini menatapnya dengan pandangan datar.

"Semua waktumu hari ini untukku, Dobe. Hanya untukku! Bukan orang yang bernama Sai itu atau siapapun yang kau kenal!"

"Ghaa! Apa maksudmu, Teme?"

"Kau adalah milikku. Milik seorang Uchiha Sa-su-ke!" Kalimat yang sangat jelas mengartikan sebuah keegoisan dari seorang Uchiha. Dan Naruto tahu benar tentang itu.

"Menyebalkan! Kau sangat menyebalkan, Teme! Tak seharusnya kau bersikap seperti itu! Kau berlebihan!"

"Itu kulakukan karena aku sangat menyayangimu, Naruto. Sangat menyayangimu melebihi apapun dalam hidupku!"

Dengan itu mata biru langit Naruto pun membulat dengan sempurna. Ungkapan perasaan yang benar-benar jujur dari sang Teme-nya. Senang memang, tapi itu terasa berlebihan baginya.

"Ukh! Menyebalkan! Aku mau pulang." Pemuda berambut pirang itu pun berbalik meninggalkan sang pemuda raven. Mata onyx Sasuke hanya bisa menatap punggung Dobe-nya yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.

_a.n.t_

Langkah kaki sang pemuda pirang itu begitu berat. Dia berjalan begitu lambat untuk mencapai rumahnya. Apa dia menggunakan sesuatu di kakinya itu? Tidak, dia tak menggunakan pemberat di kakinya. Yang dirasa berat itu adalah hatinya.

Tak seharusnya dia langsung melangkah meninggalkan sang kekasih seperti yang dilakukannya barusan. Dia berpikir bahwa kelakuannya itu adalah sebuah kesalahan.

SET!

Langkahnya berhenti begitu saja di tengah jalanan kecil. Tak ada orang yang lewat di daerah itu. Di sini, di jalan ini terlalu sepi. Mata biru itu bergerak menatap sang langit. Warna biru dengan awan-awan putih yang menghiasinya membuat wajah tan itu menampakkan senyum kecil. Hal yang ia sukai adalah langit. Ya, langit biru yang begitu indah.

Perlahan, senyuman itu luntur dari wajah karamelnya. Kini pandangan matanya menatap lurus apa yang ada di hadapannya saat ini.

Kosong.

Dia berdiri dalam diam. Kepala pirangnya bergerak menatap jalanan beraspal hitam yang gelap. Sebuah niat muncul dalam hatinya. Niat untuk kembali ke kediaman Uchiha.

Kaki panjang miliknya bergerak mundur seraya dengan dibalikkannya tubuh itu. Naruto melangkahkan kakinya lagi dan kali ini tujuannya benar-benar berbalik. Kembali ke rumah yang berisikan seorang pemuda yang ia sayangi.

"Sasuke." serunya sambil mempercepat langkah kakinya.

...BER-SAM-BUNG...


Fict ini akan berakhir di chapter 2. Hohoho... SasuNaru Day akhirnya tiba juga di tahun ini. Semoga tahun depan masih ada Lagi, nyakkk...

Mohon maaph jika masih ada kesaLahan daLam fict Tsuki.

…skaLi ripiew tetep ripiew ayo maju kasih ripiew…

Arigatou Gozaimashu

Aoi no Tsuki