Akhirnya Fuji bisa ngepost fict pertama Fuji ^.^. Ni crita genrenya humor, tapi maaph klo kagak bisa bikin ketawa para sodara-sodari readers =.=; Boleh aja nggak baca sampe akhir, yang penting harus kacih Ripiu! XP One again! (O.o)b Dont ask me the mean of judul this fict, cuz Fuji also dont know XD *geplak! bhasa mana noh?* Nie fict bakal Fuji jadiin twoshot cuz Fuji kebelet pengen cepetan ngepost, sementara fictnya belom jadi sepenuhnya T.T hiksu..hiksu.. Wokeh, Happy reading dah!

First_Shot

Disclaimer : Naruto punya gw (w)/ Percaya nggak? Percaya kan? Percaya donk! T.T

Rated : T ajalah... Fuji belom bisa buat yg M XP

Warning : Yaoi, OOC, typo, g manut EYD, humor gaje garing, maybe AU.

Don't like don't read! RnR! Masih buka lowongan Flame! ^.^

DAIJI NA HITO GA IRU

Pagi hari yang cerah di konoha dengan tiupan angin semilir membelai dedaunan yang menghijau disana, seorang pemuda berambut pirang yang secerah matahari sedang menikmati penantiannya di depan gerbang Konoha. "Apa kau yakin dia akan datang, Naruto?" tanya Izumo yang sedang mendapat tugas piket menjaga gerbang.

"Ya tentu saja! aku yakin sekali, firasatku tak pernah salah." jawab Naruto, pandangannya masih melekat pada jalan setapak didepannya, menanti seseorang yang 'berharga' baginya. "Cepatlah pulang Sasuke…" desis Naruto terdengar samar samar tertiup angin. Beberapa menit ia mematung disana hingga terlihat siluet seorang pemuda berjalan ke arah gerbang Konoha. Pupil mata Narutopun dengan focus mencermati sosok itu. Rambut yang terlihat jabrik seperti pantat ayam dan baju aneh yang pemuda itu kenakan jelas saja membuat Naruto berteriak heboh.

"Sasuke…!" teriak naruto seraya mendekap sesosok pemuda di hadapannya. "Akhirnya kau kembali ke konoha Sasuke. Aku dan sakura merindukanmu." ujar naruto membenamkan wajahnya di bahu Sasuke.

"Hn." ujar Sasuke tanpa arti.

"Akhirnya kau pulang… aku sangat merindukanmu Sasuke…" bisik naruto, jari-jari tangan kanannya yang lentik kini telah menyusup dalam pakaian Sasuke, menyusuri tiap inchi tubuh di hadapannya, sementara tangan lainnya memeluk punggung Sasuke yang tegap perlahan turun… hingga bawah pinggul Sasuke. 'BUAGH' sebuah tendangan maut sang uchiha itu akhirnya mampu melemparkan tubuh si pemilik kyuubi sampai beberapa meter di depannya.

"Apa yang kau lakukan Dobe?" tanya Sasuke dengan mata merah saringannya yang menatap horror.

"Huh... dimana kau menaruh dompet mu Teme?" tanya naruto kesal sambil menyeka darah yang bercucuran dari mulutnya.

"Kenapa kau berfikir aku mempunyai banyak uang untuk kau copet Dobe?" tanya Sasuke sinis.

"Ugh... bukannya anak buahmu yang bergigi runcing itu seorang perampok ulung?" tanya naruto balik sambil berusaha berdiri.

"Hoh... Dan itu bukan berarti aku juga membawa uang rampokannya bukan?" ujar Sasuke arrogant.

"Cih… merantau bertahun-tahun tapi pulang tak membawa apapun. Memalukan!" ujar Naruto ketus.

"Itu bukan urusanmu, Dobe" tukas Sasuke. Hening terasa saat tak satupun diantara mereka yang berbicara, Narutopun menghampiri Sasuke, merangkul pundak kekar milik sasuke dari samping kemudian mendekatkan bibirnya pada daun telinga Sasuke yang sensitive. "Shass.. kehh…" desis Naruto yang terdengar seperti jurus penggoda kebanggaannya, Sasuke semakin begidik merinding saat hangat napas Naruto membelai daun telinganya.

"Ngghh... Na...Naruto..." ujar Sasuke tertahan dengan wajah yang mulai bersemu merah.

"Yah…Sass ke…?" tanya Naruto tetap pada posisinya.

"MANEKYO SARINGAN..!" teriak Sasuke mengaktifkan jurus pamungkasnya.

"GGYYYAAA..!" teriak Naruto langsung meloncat sejauh-jauhnya dari Sasuke yang sudah mengeluarkan aura membunuh. "Hei..hei.. tenangkan dirimu Teme!" ujar Naruto bersembunyi dibalik tubuh Izumo yang sedari tadi cengok melihat dua sekawan itu. "Aku hanya ingin menawarkan kerjasama pada mu." jelas Naruto menghampiri Sasuke yang sudah menon-aktifkan manekyonya.

"Apa maksudmu Dobe?" tanya Sasuke penuh curiga. Naruto pun merangkul pundak Sasuke lagi dan menepuk nepuknya.

"Lebih baik kita bahas hal ini di tempat yang layak." ujar Naruto tersenyum penuh arti seperti renternir menjerat mangsanya.

Selama perjalanan, banyak sorot mata mengerikan yang menatap Sasuke,mulai dari aura membunuh, lemparan buah buah busuk hingga kunai kunai melesat liar kearahnya.

"HENTIKAN SEMUA…!" teriak Naruto pada warga desa yang sudah bersiap-siap membunuh Sasuke dengan tangan terlentang berusaha melindungi orang 'berharganya' itu.

"Menyengkirlah Naruto! Kita tak ingin membunuhnya. Kita hanya ingin memberi pelajaran pada missing-nin ini." ujar Kotetsu dan juga salah seorang warga.

"Tidak! Ku mohon semuanya… jangan sakiti Sasuke! Aku tak akan membiarkan kalian melukai seseorang yang sangat 'berharga' bagi ku!" teriak Naruto dengan mata berkaca-kaca ala puppy eyes no jutsu.

"Naruto…" ujar Sasuke tertegun begitupun dengan semua warga desa yang tampaknya mulai luluh hati.

"Jika kalian ingin menghajarnya, hajar aku saja! Aku rela asal kalian memaafkan Sasuke.. hiks.. hiks" ujar Naruto berurai air mata terduduk di tanah, tangannya meremas baju di dadanya sambil menggigiti sapu tangan dengan pilu.

"Ya…ya sudahlah… Karena kau yang memintanya Naruto. Kami tak akan menghajar Sasuke untukmu. Cup..cup..cup.." ujar Sunade menenangkan.

"Hiks..hiks..be..benarkah? hiks.." tanya Naruto dengan jurus super duper puppy eyes sukses membuat para warga yang mayoritas adalah seme langsung tepar ditempat bersimpah darah mimisan.

"Na..Naruto…" guman Sasuke yang sempat cengok ditempat.

"Ayo Teme!" ujar Naruto kembali pada sikap semula, air mata dan ingusnya sudah tak berbekas sedikitpun diwajahnya dan raut wajahnya kembali serius. Sasuke hanya bisa bersweatdrop ria mengikuti langkah pemuda yang dianggap sebagai teman terbodohnya itu. Langkah mereka terhenti di depan kedai ramen langganan Naruto, Naruto pun mentraktir Sasuke mie ramen, suatu hal yang langka karena setau Sasuke, Naruto adalah orang terpelit saat berurusan dengan ramen.

"Jadi Sasuke, ada hal yang penting yang ingin ku Tanyakan pada mu." ujar Naruto dengan wajah serius, Sasuke terbawa suasana, wajahnya menengang memandang Naruto menanti apa yang hendak dikatakan oleh Naruto. "Sasuke..." panggil Naruto.

"Ya." jawab Sasuke sekenanya.

"Kau masih menganggapku sebagai…" pendengaran Sasuke terganggu karena ada pelanggan yang berteriak heboh memesan ramen "...kan Sasuke?" tanya Naruto dengan wajah bersemu merah.

"Heh? Kau tadi bilang apa?" tanya Sasuke.

"Huh..! Kau masih menganggapku SAHABAT kan Teme?" ujar Naruto mengulangi pertanyaannya dengan penekanan intonasi pada kata Sahabat. Sasuke hanya mengangguk mengiyakan.

"Kalau kita Sahabat berarti kau mau kan membantuku?" tanya Naruto mulai terbuka topengnya.

"Sudahlah tak usah berlele-lele. Apa yang kau inginkan dari ku Dobe?" tanya Sasuke kembali memasang wajah stoicnya, Naruto pun nyengir selebar lebarnya.

"Jadi begini Teme… Seperti yang kau tau, aku sekarang sedang kesulitan keuangan. Kebetulan sekali Lee dapat job periklan dari luar negri dan aku dimintai mencari model yang sesuai untuk iklannya kali ini, uhm… menurutku kaulah yang paling sesuai Teme." ujar Naruto menjelaskan.

"Memangnya aku akan membintangi iklan apa?" tanya Sasuke tampak mulai tertarik.

"PT Wings Indonesia Tbk. sekarang akan mengiklan produk andalannya di Konoha yaitu WINGS PORSELEN." ujar Naruto.

"OGAH GUE!" tolak Sasuke mateng-mateng.

"Tapikan Teme… kau itu sangat ideal untuk iklan itu. Lihatlah, kau tampan… kulit mu juga mulus dan putih, seputih porselen. Author-author dimana pun tak memungkiri itu semua. Ayo lah Teme." ujar Naruto menyakinkan Sasuke.

"Aku T-I-D-A-K M-A-U ! Titik" ujar Sasuke bersikukuh. Matahari yang telah lurus dengan ubun-ubun pun membuat semakin panasnya negosiasi diantara mereka.

"Hei… pertimbangkan profitnya Teme… 1milyar Cuma untuk kita berdua Teme." ujar Naruto dengan air liur menetes-netes membayangkan berapa banyak ramen yang dapat ia beli dengan uang sebanyak itu.

"Aku tak mau membintangi iklan WC itu." ujar Sasuke teguh pada pendiriannya.

"Please… aku mau melakukan apapun untuk mu Teme. Asalkan kau mau membintangi iklan itu.. yah..yah..?" ujar Naruto mulai mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya.

"Hn… Apapun yang ku pinta Dobe?" tanya Sasuke sarkastik.

"Ya ya ya! Apapun Teme." ujar Naruto bersemangat. Sasuke pun menyeringai devil dengan ngerinya.

"Bersihkan!" ujar Sasuke saat mereka sampai di kediaman Uchiha.

"Apa Teme?" tanya Naruto ragu pada perkataan Sasuke.

"Kau tuli Dobe? Ku bilang, Bersihkan rumahku ini! S E K A R A N G" ujar Sasuke sarkastis, sementara Naruto memandang horror pada rumah Sasuke yang kini terlihat sangat-sangat tak layak huni dan tak terawat. Bertahun-tahun semenjak Sasuke minggat, tentu saja tak ada lagi yang menjamah kediaman Uchiha itu.

"Kau harus membantu ku Teme! Inikan juga rumah mu" ujar Naruto bingung mulai membersihkan dari mana.

"Hn.." ujar Sasuke tetap mematung ditempatnya.

"Apa yang kau tunggu Teme? cepat sapu ruang bagian dalam!" ujar Naruto sebal melemparkan sapu kearah Sasuke, Sasuke pun melenggang ke dalam rumah. Dalam waktu singkat Naruto sudah menyelesaikan setengah halaman rumah Sasuke. Sementara dalam rumah Sasuke terdengar suara mengerikan 'BRUAGH..KLONTANG KLONTANG..PYAARR…GLODAGH GLODAGH..JDUAAKHH'. Suara yang membuat Naruto melangkah ke dalam dengan geram. "Apa yang kau lakukan Teme?" teriak Naruto histeris melihat rumah sahabatnya kini sangat-sangat mengenaskan.

"Hn.." ujar Sasuke datar tanpa makna.

"Ugh… Baka Teme!" umpat Naruto merampas sapu yang ada ditangan Sasuke.

"Bukankah akan lebih efisien kalau kau menggunakan kagebunshin mu Dobe?" tanya sasuke sarkastis dengan seringaian di wajahnya.

"Ugh.. kau memerintahku Teme?" tanya Naruto tak terima.

"Aku hanya memberimu sedikit tawaran untuk memperoleh 1milyarmu, Dobe" ujar Sasuke masih mempertahankan seringaian di wajahnya.

"Diam dan keluarlah!" bentak Naruto, Sasuke pun segera pergi menjauh keluar rumah.

"Kagebunshin no justu" terdengar Naruto menggunakan jurus andalannya. Berpuluh-puluh clone Naruto pun mulai mengerjakan tugasnya.

"Sas kei.." sayup sayup terdengar suara Naruto yang menggoda. Sasuke pun mulai membuka matanya.

"Uhm.. Naruto?" pekik Sasuke terbelalak melihat Naruto mengenakan baju maid yang sangat-sangat minim bahan dan semua aksesoris maid yang lengkap. "Na..Naruto" ujar Sasuke tergagap saat Naruto mulai merayap di atas tubuhnya yang masih terbaring.

"Sasskei, kau ini sulit sekali untuk 'dibangunkan' yah?" ujar Naruto dengan suara serak serak becek disertai tatapan menggoda pada 'dedeknya Sasuke' lidahnya yang lincah menjilati jari tengahnya sendiri penuh nafsu dengan backsound lagu 'sex machine' by N-gels feat Estelle desanges. Alhasil sukseslah Sasuke mimisan akut di tempat. "Sex machine… come to me… play with me… can you see… I'm just the sex machine… come to me." Naruto mulai bernyanyi-nyanyi dengan suara yang mengalahkan Chintha Lhaurha dengan tarian meliuk-liuk layaknya orang kesurupan setan stripper hornei. "Sasskeii, 'bangun' donks…" pinta Naruto.

"Na… Naruto…" Sasuke masih gelagapan berusaha mengapus darah yang terus mengalir dari hidungnya.

"Sasskeii..." panggil Naruto membelai pipi Sasuke dengan lembut, mengusapnya lalu mencubitnya manja, semakin keras Naruto mencubitnya, keras seolah ingin memisahkan kulit putih itu dari wajahnya

"TEME!" 'BUAGH' sebuah hantaman dengan mulus mendarat di kepala pantat ayam milik Sasuke.

"Ah? i…iya.. Na..Naru-koi." ujar Sasuke langsung gelagapan saat membuka matanya sambil mengaduh perih merasakan kepalanya yang baru saja berciuman dengan sapu.

"Apanya yang 'Naru-koi' Teme?" ujar Naruto garang. Sasuke pun membuka matanya lebih lebar, mengedarkan pandandangan yang tak lama kemudian terpusat pada sosok pemuda di hadapannya yang masih mengenakan pakaian lengkap; jaket dan celananya masih melekat utuh di tubuh Naruto. Sedetik… dua detik… tiga detik… Barulah si Uchiha yang jenius itu mampu mencerna semua yang terjadi padanya.

"Cih… sial hanya mimpi." guman Sasuke yang segera bangun dari teras tempatnya tertidur tadi.

"Kau bilang apa Teme?" tanya Naruto yang merasa makhluk disampingnya itu baru saja mengatakan sesuatu.

"Bukan apa-apa. Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Sasuke berusaha menghindari tatap muka dengan Naruto setelah incident mimpi anehnya barusan.

"Kau bisa lihat sendiri Teme, semuanya sudah beres. Dari taman depan, belakang, samping kiri, kanan, dalam rumah semuanya sudah beres. Sampai dapur mu juga sudah ku isi bahan makanan; sayur, beras, bumbu-bumbu lainnya sudah lengkap. Kau harus memenuhi janji mu Teme" ujar Naruto panjang lebar memasuki rumah Sasuke yang kini berubah drastic dari yang semula sangat tak layak dihuni, menjadi sangat sangat manusiawi dan nyaman untuk dihuni.

"Hn… Aku mau mandi." ujar Sasuke tampak tak memperdulikan ocehan Naruto.

"Yah… Sudah aku siapkan T E M E." ujar Naruto kesal.

"Hn… Aku juga lapar. Aku ingin makan makanan special buatan ibuku." ujar Sasuke beranjak ke kamar mandi.

"Apa aku harus membongkar kuburan ibumu dan menyuruhnya memasakkan sesuatu untukmu Teme?" tanya Naruto makin geram.

"Dobe! Cari, di laci dapur ada buku resep masakan disana." ujar Sasuke menikmati air hangatnya.

"Ugh…" desah Naruto sangat sangat kesal dan lelah oleh perlakuan makhluk tak beradab yang sangat 'berharga' baginya itu. "Tenang Naruto… Tenang… demi 1 milyar… Dia sangat 'berharga' Naruto." gerutu Naruto menenangkan diri. Dengan hati ikhlas tak ikhlas pun Naruto memasakkan makanan kesukaan Sasuke; Nasi Tumpang pecel lengkap dengan krupuk peyek dan kulup kates (papaya) dan terakhir yang tak boleh ketinggalan; jus tomat segar.

"Dobe!" panggil Sasuke dari kamar mandi.

"Ya Teme?" jawab Naruto sambil menyiapkan makanan makanan itu di meja makan.

"Bisa kesini sebentar?" tanya Sasuke dengan nada memerintah.

"Hn." jawab Naruto yang sudah berada didepan kamar mandi.

"Gosokkan punggungku!" perintah Sasuke santai bak J U R A- G A N.

"GGGRRRR… RASA'IN_GAN!" teriak naruto mulai mengaktifkan jurus Rasengannya.

Criieett… Pintu kamar mandi terbuka tepat sedetik sebelum Naruto memusnahkan pintu kamar mandi yang tak berdosa itu, tampaklah Sasuke yang hanya mengenekan handuk di pinggulnya.

"Mandilah Dobe! Kau benar benar bau." ujar Sasuke melenggang pergi melewati Naruto. Naruto pun hanya bisa tertawa getir.

"Hoh… candaan yang bagus Teme…" ujar Naruto nyengir putus asa lantas menuruti perintah Sasuke.

"Uhm… Teme… sepertinya baju ini aneh…" ujar Naruto mencermati dirinya sendiri yang tengah mengenakan pakaian ganti yang dipinjamkan Sasuke karena bajunya sendiri baru saja ia cuci.

"Hn..." ujar Sasuke memicingkan mata masih asyik menikmati Nasi tumpang pecelnya.

"Apa yukata ini benar punya Itachi-san?" tanya Naruto masih terpaku pada yukata berkain tipis berwarna merah darah dengan motif bunga berwarna hitam yang ia kenakan, membuatnya terkesan…err… sensual.

"Siapa bilang itu milik Aniki? Itu milik Ibuku, aku tak bisa memakai yukata itu. Hmm.. untuk mu saja juga boleh, lagipula lebih cocok kalau kau pakai." ujar Sasuke masih tetap stai kul meminun jus tomatnya. Naruto masih diam membisu, namun terlihat jelas ia sedang menahan emosinya, tak sampai sepuluh detik Narutopun meledak dengan indahnya.

"…T E M E ! MAMPUS LOE! GGGRRR HOARRGGHHH" teriak naruto akhirnya habis kesabaran dan cakra kyuubi pun sedikit demi sedikit keluar. Ia menerjang kepala pantat ayam di depannya dengan beringas hingga membuat Sasuke terjatuh ke belakang. Naruto yang kalappun menindih tubuh Sasuke yang belum menampakkan perlawanan serius kemudian berusaha mencekik leher jenjang Sasuke. Karena Sasuke berusaha melawan, akhirnya Naruto harus puas hanya dengan mencakar-cakar dada bidang Sasuke.

Mereka yang sedang asyik berkelahi tak mengetahui bahwa ada sesosok rambut pink yang hendak bertamu. Menyadari bahwa pintu tak terkunci, perempuan berjidat lebar itupun langsung masuk ke dalam rumah dan menyusuri rumah megah milik pemuda yang disukainya itu. Setelah berkeliling cukup lama iapun berhenti sejenak memasang telinga lekat lekat berusaha mencari sumber kegaduhan yang terdengar samar-samar, ragu ragu iapun akhirnya membuka salah satu pintu.

Grekkk…

"TEM…" teriak Naruto terputus menyadari pintu ruangan itu terbuka dan sesesok perempuan yang termasuk daftar 'target pacar'nya itu menyembulkan jidatnya yang lebar ke dalam ruangan.

"Ah… Sa…Sakura hehehe." sapa Naruto dengan nyengir yang dibuat-buat untuk menutupi amarahnya, namun hal itu nampaknya sia-sia saja karena urat urat persegi empat di dahinya tak kunjung hilang. Sesekali iapun membetulkan letak yukatanya yang sudah tak berbentuk dan juga mengencangkan obinya yang hampir lepas.

"Hn…" ujar Sasuke tanpa makna masih menikmati posisinya yang tengah diduduki Naruto.

"….." Sakura diam tak bergeming; mangap lebar.

CROOOOTTTSSS Darah segar segara menyembur hebat dari hidungnya bak lumpur lapindo yang menggenangi Sidoarjo. Serasa sudah mengeluarkan semua darah yang ia punyai, akhirnya Sakura pun tepar di tempat dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

"Sa… Sakura!" teriak Naruto panic langsung menggoyah-goyahkan tubuh Sakura, namun hasilnya nihil tubuh perempuan dihadapannya tak kunjung tersadar. "Te…Teme…?" teriak Naruto pada Sasuke dengan wajah panic mengisyaratkan 'm a t i. . . Dia mati! Harus dikubur dimana?'[Sasuke's Point Of View]. Sasuke yang seolah mengerti apa yang akan diungkapkan Narutopun langsung menyahut santai.

"Tanam saja di halaman belakang. Mungkin akan jadi kompos organic yang bagus." Naruto dengan wajah kaget sekaget-kagetnya menatap Sasuke dengan pandangan horror. Tiga tahun lebih bersama Sannin ular psycopat itu nampaknya membuat otak Sasuke juga terprogram persis seperti pemikiran Orochimaru.

"Kau GILA Teme!" teriak Naruto diiringi tetesan air mata putus asa.

"Aku sudah menyelesaikan tugasku Teme. Kapan kau memenuhi janji mu?" tanya Naruto saat mereka pulang dari kantor Hokage.

"Memangnya kapan shuting iklan itu dilaksankan?" tanya Sasuke memberi harapan.

"Minggu depan Teme." jawab Naruto, cengiran lebar mulai menghiasi wajahnya.

"Kalau begitu jadilah budakku mulai detik ini sampai waktu shuting selesai. Kau setuju Dobe?" tanya Sasuke dengan seringaian laknatnya.

"Ya ya ya. Tentu saja aku setuju Teme!" jawab naruto polos atau orang awam menyebutnya dengan istilah 'oton' yang berarti bodoh. Seringaian Sasukepun semakin mengembang selebar jidat perempuan yang entah dari mana sudah berada di hadapannya.

"Ohayo Sasuke… Naruto!" sapa perempuan pink tiba-tiba dengan senyum manisnya.

"Ohayo Sakura!" balas Naruto masih saja lengkap dengan cengiran khasnya. Sementara Sasuke tetap setia pada suara tak bermaknanya "Hn."

"Ah, maafkan aku kemarin merepotkan kalian." ujar Sakura menggaruk-garuk rambut pinknya yang gatal penuh kutu.

"Tak apa Sakura, aku tak keberatan kok." ujar Naruto ikut menggaruk-garuk kepala yang sepertinya tertular kutu dari rambut Sakura.

"Hn." Sasuke lagi lagi mendehem tak jelas, entah karena kutu kutu biadab itu ataukah rambut pink yang sedari tadi membuatnya mual.

"Ohayo Sasuke!" sapa sesosok pemuda yang tengah menggandeng dua peliharaannya. Peliharaannya yang melebihi ukuran anjing biasa itu mengucapkan salam 'mungkin' dengan menggonggong ria. Sementara peliharaan yang satunya lagi hanya menguap lebar mengusap-usap rambut nanasnya sambil berkata "Hoahemm…merepotkan…".

Dan dengan berat hati akhirnya author ini harus menuliskan lagi deheman Sasuke yang mulai terasa menjengkelkan baginya "Hn…" padahal dalam hatinya yang terdalam ia sangat ingin Sasuke mengganti deheman najisnya itu dengan ucapan 'gitu aja kok repot' ala Alm. Gus Dur.

"Kami senang kau pulang, Sasuke" ujar Kiba sekedar basa-basi-busuk. Teman-teman yang lainnya pun segera ikut berkumpul merayakan kepulangan Sasuke, tak terkecuali Kakashi yang entah mengapa selalu hadir diantara mereka.

"Kau tak terlihat berubah sedikitpun sejak terakhir kita bertemu Sasuke-kun" ujar Sai dengan senyuman topengnya. "Uhm… Aku turut senang kau pulang. Hahaha… mengingat saat itu kau memeluk Naruto, melepas kerinduanmu. Yah… yah… kalian memang sahabat yang tak terpisahkan." celoteh Sai masih dengan senyumannya juga tawa hambar yang membuatnya semakin menyebalkan.

"Apa kau masih ingin hidup, 'peng-gan-ti' ?" tanya Sasuke sarcastic mengeja kata 'pengganti' dengan penekanan, tersirat jelas amarah sang Uchiha itu.

"Ahahaha… aku hanya bercanda Sasuke-kun." balas Sai innocent.

"Sudahlah… ayo kita bersenang-senang dulu." ujar Kakashi bermaksud menenangkan keadaan.

"Oke! Ayo makan-makan!" seru Naruto tak sabar ingin memasuki kedai makanan di depan jalan yang disambut antusias oleh Chouji.

"Itadakimashou…!" seru Naruto dan Chouji yang sengaja merebut sukiyaki porsi jumbo yang pertama kali diantarkan oleh pelayan. Baru saja Naruto hendak memasukkan daging menggiurkan itu ke dalam mulutnya, tiba-tiba tangan Sasuke menahannya.

"Budak harus mendahulukan Tuannya kan Dobe?" melihat Naruto hendak meluncurkan sanggahannya Sasukepun melanjutkan ucapannya "Demi aku yang sangat 'berharga' bagimu ini Dobe…" Dan sukseslah semua rekan-rekan disana cengok di tempat, terkecuali Sai yang masih senyum-senyum najis dari tadi, Sikamaru yang sudah mendengkur keras dengan liur yang menetes-netes dari mulutnya, dan juga Kakashi yang menyeringai hentai di balik maskernya.

"Jadi…sejauh mana hubungan kalian sekarang ini?" tanya Kakashi bersemangat.

"Hn" jawab Sasuke memberikan death glare andalannya.

"Hahahaha… tak usah sungkan. Aku mendukung kok." balas Kakashi mendekatkan kursinya ke samping Sasuke. "Jadi…?" tanya Kakashi penasaran.

"Hahaha… Hanya sedikit 'bermain' dengan sahabat lama saja kok Kakashi-san." jawab Sasuke mulai meniru raut muka najis Sai.

"Hm… Kalau begitu akan ku beri tau permain yang bagus untuk kalian." ujar Kakashi pada Sasuke. Wajah Kakashi yang tersenyum misterius itu disambut bulu kudu Naruto yang berdiri, sementara Sasuke, Sai, dan Sakura membalasnya dengan senyuman misterius yang sama.

"Ugh..." Naruto kini tak bisa menikmati makanan dihadapannya karena ia merasakan firasat buruk menerpa dirinya.

"Hei Naruto, sebenarnya apa hubunganmu dengan Sasuke?" tanya Kiba penasaran, begitupun Lee, Ino dan Chouji, mereka mengeser tempat duduk mereka mendekat ke Naruto.

"Bukan apa-apa." ujar Naruto mendesah kesal, diliriknya Hinata yang berada di samping Neji dengan tatapan perih karena Hinata yang sedari tadi menundukkan kepala sesekali melirik kearahnya dengan tatapan il-feel. 'Ini semua gara-gara Sasuke bastrad!' batin Naruto mengumpat kesal.

"Aku tau ada yang kau rahasiakan." ujar Lee dengan tatapan tajam, menyilangkan sebelah tangannya di depan dada sementara tangannya yang lain memegang dagunya sendiri sok jadi detektif.

"Hufh! Hanya tentang kontrak iklan denganmu saja Lee." jawab Naruto mendengus sebal, mendengar penjelasan yang tak jelas namun sudah cukup jelas untuk mereka pahami (?) merekapun hanya ber-oohh-ria.

"Hei lihat! Itu Sasuke-kun!" seru seorang perempuan di luar kedai.

"Ah, iya benar! Kyaaa! Jadi makin keren yah!" ujar perempuan2 lebay.

"Iya, ayo masuk dan minta berfoto dengannya!" ajak perempuan3 penuh semangat.

"Tapi aku malu…" ujar perempuan4, begitulah seterusnya karena semakin banyak perempuan-perempuan yang berkumpul di depan kedai, ada juga yang nekat masuk dan memesan makanan ke kedai hanya untuk melihat ataupun menyapa Sasuke.

"Huh…" dengus Sasuke sebal. "Cepat singkirkan mereka dari hadapanku, Dobe!" perintah Sasuke seenaknya saat ia dan teman-temannya hendak pulang.

"Hee? Kenapa harus aku?" tanya Naruto menolak tak terima.

"Karena aku menyuruhmu Dobe! Lakukan saja atau perjanjian kita batal." ancam Sasuke yang jelas saja membuat nyali Naruto menciut, iapun beranjak dari tempatnya kemudian menghampiri kerumunan perempuan-perempuan itu.

"Maaf. Bisakah kalian pergi dari sini? Uhm…Sasuke merasa tak nyaman jika kalian berisik seperti ini." ujar Naruto tergagap kebingungan mencari kalimat yang pas untuk mengusir mereka.

"Apa kau bilang? Kami tak ada urusan dengan mu jelek!" tukas seorang perempuan berusaha mendorong tubuh Naruto agar tak menghalangi pemandangan Sasuke-sama nya yang indah. Tindakan serupa juga dilakukan oleh perempuan lainnya, dan itu membuat Naruto benar-benar sebal lantas kembali membating tubuhnya ke kursinya semula.

"Kau belum menyelesaikan tugas mu Dobe." ujar Sasuke sinis.

"Ugh… usir saja sendiri kalau kau bisa!" balas Naruto sebal.

"Sudahlah jangan bertengkar. Ayo kita pulang." ujar Ino sambil menepuk pundak Naruto; menenangkan.

"Hei, bagaimana kalau kita karaokean dulu sebelum pulang." usul Sakura.

"Ah, iya ide bagus!" ujar Lee bersemangat.

"Malas… aku akan pulang saja." ujar Shikamaru beranjak pergi diikuti Sasuke dan juga Neji yang juga tampak tak berminat.

"E..ee..ee… Jangan pulang! Kitakan sudah lama tak bermain bersama. Mumpung tak ada tugas dari Hokage-sama nih…" ujar Sakura membujuk.

"Hmm… benar kita bersenang-senang saja dulu, bukankah kau juga ingin bersenang -senang juga Sasuke?" ujar Kakashi yang menyetujui usul Sakura setelah otaknya memproses kedipan mata Sakura yang memberikan suatu isyarat.

"Terserahlah." jawab Sasuke datar mengikuti langkah Kakashi dan temannya yang lain.

"Sa…Sasuke-kun…Boleh aku minta tanda tangan mu?" tanya seorang perempuan bersama gerombolannya yang disinyalir adalah anggota Sasuke's Fansclub.

"Habisi mereka Dobe!" perintah Sasuke berjalan santai.

"Ma…mana mungkin aku menggunakan jurusku pada mereka, bodoh!" ujar Naruto mengelak.

"Huh… Usuratonkachi!" dengus Sasuke langsung menarik lengan Naruto hingga membuat tubuh Naruto kehilangan keseimbangan, secepat kilat Sasuke menahan dan langsung mendekap tubuh Naruto ke dalam dada bidangnya. "Thanks Gals, but I'm gay." ujar Sasuke dengan seringaiannya telak membuat fansgirlsnya terkapar dengan tak elite.

"W…What the HELL?" sontak Naruto melepaskan pelukan najis Sasuke dan menjauh beberapa meter.

"Khukhukhu… Memang jurus dari Orochong sangat ampuh." guman Sasuke memasang tampang setannya.

"Hei…hei… Candaanmu itu keterlaluan Sasuke!" ujar Kiba membela temannya yang gemetar horror di belakangnya.

"Memangnya siapa yang bercanda?" ujar Sasuke meneruskan langkahnya dengan tenang, meninggalkan semua temannya yang terserang stroke dan ataxia mendadak saat itu juga.

"Umm… Mungkin akan terkesan pengecut… Tapi aku merasa sedikit…eerr… takut pada Sasuke." ujar Lee yang langsung diamini oleh Kiba, Ino, Hinata, dan Chouji dengan anggukan kepala, sedangkan Neji dan Shikamaru mempercepat jalannya menyusul Kakashi, Sakura dan Sai yang sudah jauh di depan.

"Baiklah! Akanku tunjukkan suara emasku pada kalian!" seru Naruto menggenggam micnya erat dengan kaki kanannya bertengger di meja memulai nyanyiannya yang berjudul Oh Enka! sebuah single album miliknya yang dirilis setelah ia sukses dalam ajang bergengsi Idola Cilik Konoha. "Oo! Seishun no shugyou dou!" Naruto melantunkan nyanyiannya dengan semangat diikuti teman-teman yang lainnya menambah semarak, akamaru juga turut berpartisipasi dengan gonggongannya. Narutopun menyodorkan micnya pada Sasuke berasa seperti vocalist ngetrend yang mengajak penonton untuk bernyanyi bersama. Namun pilihannya jatuh di tempat yang salah karena bocah emo itu hanya mendengus.

"Huh, Usuratonkachi!" ujar Sasuke memalingkan wajahnya. Melihat muridnya tampak tak bersemangat, Kakashipun menghentikan nyanyian Naruto.

"Ah… kenapa kau menghentikan laguku?" gerutu Naruto yang tengah asyik menyanyikan dan juga mempromosikan lagunya.

"Kita tak membutuhkan nyanyian anak-anak seperti itu Naruto." jawab Kakashi memilih sebuah lagu di tracklist.

"Sexy back Justin Timberlake." ujar Sai mengusulkan.

"Ide yang bagus, Pengganti." sahut Sasuke setelah meneguk soft drinknya.

"Yay~! Aku belum pernah melihat Kakashi-san menyanyi." seru Lee membayangkan guru misterius itu bernyanyi.

"Hohoho... tentu saja bukan aku yang akan bernyanyi." ujar Kakashi tertawa kemudian melirik Naruto. 'Firasat buruk lagi.' batin Naruto tak enak.

"Suaramu bagus sekali Naruto." puji Sakura dan Sai bersamaan.

"Yah... yah...yah... Tak usah basa-basi." balas Naruto lemas.

"Bagus! Tapi kurang menarik kalau hanya dengan ini saja..." ujar Kakashi menarik jaket orange Naruto, "Tenten! Sudah kau siapkan bukan?" tanya Kakashi pada Tenten yang ternyata mengisi waktu kosongnya untuk magang di tempat karaokean seperti itu.

"Ah... Iya, Kakashi-san! Be-te-weh, siapa yang ingin memakai 'layanan plus-plus' ini?" tanya Tenten penasaran.

"Dia." ujar Kakashi sambil mengarahkan telunjuk jarinya pada Naruto. Terlihat raut wajah Tenten sedikit syok, lengkap sudah firasat buruk Naruto kali ini.

"Ayo ikut aku Naruto." ujar Tenten mengajak Naruto memasuki bilik ruangan yang bersebelahan dengan ruangan yang ia tempati. Tiga menit kemudian...

"Oorrgghh." terdengar teriakan memilukan Naruto dari ruangan yang baru saja ia masuki, Kiba de-ka-ka pun merinding membayangkan apa yang terjadi pada Naruto.

Tu Bi Cuntinyuid

*** Summary next shot : "Hahaha... Kau...Hihihi... Kau cantik sekali dengan costummu itu, Naruto! Muahahaha." ujar Lee tertawa terbahak-bahak, mengacung-acungkan jarinya ke arah Naruto yang tengah memakai costum Maid yang menjadi faforit para costplayer.

"Hinata membenciku... Hinata membenciku... Hinata membenciku... Hinata membenciku... " guman Naruto pundung di pojokan sambil menjambak-jambak rambutnya.

"Sudahlah Dobe... Aku bersedia kok jadi pacar mu." ujar Sasuke bermaksud menenangkan. ****

Don porget tu gip mi Review! Review! Review! Review!

Kritik n saran sangat dibutuhkan, mengingat saya adalah author baru yang masih amatir.

Arigato sanget ^o^