-Terinspirasi dari acara Tukar Nasib di SCTV, dengan bangga (baca: gak tau malu) Luxam mempersembahkan fic baru-

Disclaimer: Kuroshitsuji bolongs tu Yana Toboso. Hayate no Gotoku bolongs tu Hata Kenjiro. Tukar Butler bolongs tu Luxam.

Warning: Latar AU. Tokoh (kayaknya) OOC. Cerita Crossover. Author OON.


Tukar Butler

Pagi hari cit cit cuiiit yang cerah. Ciel, sang kepala keluarga Phantomhive, anjing penjaga rumah—ah salah, ratu, lagi bersantai-santai mengisi waktu luang didampingi butler-nya yang konon lebih multifungsi dan serbaguna dibanding korek kuping teknologi terbaru, Sebastian Michaelis.

"Sebastian, 5 mendatar 7 kotak. Nama sayuran khas Indonesia yang bentuknya bulat dan beraroma khas jika dimakan?" tanya Ciel.

"Hmm.. mungkin 'jengkol', Tuan Muda," jawab Sebastian.

Tulis. Tulis. Tulis.

"Sebastian, 7 mendatar 5 kotak. Nama sayuran khas Indonesia yang bentuknya panjang dan jadi soulmate sejati sayuran di 5 mendatar?" tanya Ciel.

"Hmm.. sepertinya 'petai'," jawab Sebastian.

Tulis. Tulis. Tulis.

"Sebastian, 3 menurun 5 kotak. Variasi masakan yang biasa dibuat kebanyakan orang ketika mengolah sayuran di 5 mendatar?" tanya Ciel.

"Hmm.. 'semur'. Saya sering mendengar istilah 'semur jengkol'," jawab Sebastian.

Tulis. Tulis. Tulis.

Kita skip aja materi pengisi watu luang yang gak bermutu itu. Pokoknya sekarang Ciel sama Sebastian lagi gak ada kerjaan. Ciel baru aja nyelesain sarapan paginya: nasi uduk Mpok Inah lengkap sama tempe-tahu goreng, dan tak terlupakan teh tawar panas. Mereka lagi di ruang kerja Ciel sekarang. Ciel duduk dengan gaya (sok) bossy, Sebastian berdiri setia di belakangnya. Dan sekarang, mereka nganggur.

"Hari ini hari Minggu, Tuan Muda. Jadwal anda sengaja saya kosongkan untuk mengistirahatkan diri anda sejenak. Hanya ada satu janji dengan seseorang pukul 10 nanti," jelas Sebastian sambil ngebolak-balik buku notes tempat segala jadwal tuannya—dari mata melek sampe merem lagi—dicatat.

"Oh gak ada jadwal? Kalau begitu aku ingin nonton Apatar di Gombal TV." Ciel muter kursi-nya ke arah TV (emang ada TV?), lalu mencet remote buat dinyalain.

PIP!

"Kamu keterlaluan~ Kamu punya simpanan~ Kamu bo—"

PIP!

"Heee! Lari pagi! (lari pagi) Tua muda semua! Lari pa—"

PIP!

"Naik-naik ke puncak gunung~ Tinggi-tinggi se—"

PIP!

"Tatoe owaru! Koto no na—"

BRAAAK! BAGH! BUGH! GROMPYAAANG! PRAAANG! SSSSSSSHHH..

"Kenapa TV-nya dirusak, Tuan Muda?" tanya Sebastian dropsweat ngeliat majikannya yang sepersekian detik barusan mirip-mirip godzila ngamuk.

"Acara TV-nya gak ada yang bagus. Kenapa lagu semua, sih," protes Ciel.

"Lagu yang pertama itu dari Band The Potters dengan judul Keterlaluan, lagu kedua berjudul Lari Pagi oleh Rhoma Irama, lagu ketiga berjudul Naik-Naik Ke Puncak Gunung yang diciptakan Ibu Sud, dan lagu terakhir Shiver oleh GazettE," kata Sebastian panjang lebar.

"Kenapa dijelasin satu-persatu begitu?" tanya Ciel. Sekarang dia yang dropsweat. Kok nih butler tau aja, sih. Genit dech. (?)

"Sebagai penjelasan disclaimer, Tuan Muda. Karena Author cerita ini tidak menuliskannya di awal cerita." Sebastian senyam-senyum, "Lagipula lagu Shiver tadi dijadikan opening pertama anime Kuroshitsuji II. Sekalian promosi."

"Gak penting. Aku gak ada di situ. Gak usah dipromosiin," ujar Ciel BT.

"Anda bicara apa? Di sana ka—"

Mas, mas. Jangan ngasih spoiler, dong. Kan belom tentu semua pembaca fic ini udah nonton. Nanti mereka ngamuk, loh.

"Oh baiklah, maafkan saya." Sebastian ngebungkukin badan 90 derajat di depan kamera (emang ada kamera?).

"Tadi kau bilang hari ini ada jadwal janji dengan seseorang? Siapa?" Ciel ngambil kertas kosong sama pulpen. Mau gambar, ah.

"Saya juga tidak tahu. Dia hanya mengkonfirmasi untuk bertemu dengan Tuan Muda hari ini." Sebastian nyamperin TV yang udah koit sama Ciel, mau diberesin.

"Namanya?" Ciel berhasil gambar monyet.

"Tidak tahu juga. Dia hanya memberikan inisial LR." Sebastian mungutin pecahan kaca TV.

"Bagaimana kalau dia pembunuh bayaran yang mengincarku?" Ciel berhasil gambar monyet pake kacamata item lagi sakau.

"Kalau begitu saya hanya perlu membunuhnya." Sebastian mungutin pecahan plastik TV.

"Bagaimana kalau dia dari pihak musuh yang ingin menjatuhkanku?" Ciel berhasil gambar monyet pake kaen sarung abis disunatin.

"Kalau begitu saya hanya perlu balik menjatuhkannya." Sebastian mungutin pecahan tombol TV.

"Bagaimana kalau dia sales perusahaan koran?" Ciel berhasil gambar monyet sakau abis sunatan pake sarung sama kacamata item naik limousin.

Ciel, kok daritadi gambar monyet terus, sih?

"Jika korannya bagus, saya akan berlangganan." Sebastian mungutin pecahan kepingan hati Author yang patah hati karena Zuko. Apaan sih gak nyambung.

"Terserah." Ciel selesai gambar. "Cepat saja dia datang. Aku ingin bersan—"

"HEEI! Aku dataaang! BRAAK!" tiba-tiba datang sesosok makhluk berpakaian hitam-hitam masuk ke ruangan tempat Ceil sama Sebastian lagi berada sekarang sambil ngedobrak pintu.

Tak. Tik. Tuk. Tek. Tok. Siapa?

"Aku LR! Minggu lalu sudah buat janji untuk bertemu dengan Ciel Phantomhive!" Orang misterius itu jalan nyamperin meja Ciel dengan semangat. Pas udah di depannya, dia ngulurin tangan ke Ciel. "LR. Panggil saja aku begitu."

"..Baiklah. LR." Ciel nyambut tangan LR, terus dilap ke kain gorden takut ketularan rabies. Ih jahat.

"Ada perlu apa dengan Tuan Muda?" Sebastian ngegeret kursi plastik (gak elit) ke depan meja Ciel, biar LR bisa duduk.

"Oh ya, ya. Saya datang untuk meminta Earl Phantomhive agar ikut serta dalam acara di stasiun televisi kami, Es Teh TV!"

"Ha?" Ciel cengo.

"Sebenarnya Es Teh TV baru saja meluncurkan program reality show terbaru, judulnya 'Tukar Butler'! Dan sebagai penghormatan karena Keluarga Phantomhive adalah keluarga terkemuka di Inggris, kami ingin butler dari keluarga anda dulu yang bertukar dengan butler dari keluarga lain!" jelas LR penuh semangat.

"Aku gak ngerti." Ciel ngegaruk-garuk kepalanya.

"Hmm.. untuk singkatnya, acara 'Tukar Butler' ini akan menayangkan 3 hari kehidupan Keluarga Phantomhive yang butler-nya telah ditukar dengan butler dari keluarga lain!"

"Maksud anda, nanti saya akan bertugas melayani majikan dari keluarga lain? Sebaliknya, butler keluarga lain itulah yang akan melayani Tuan Muda?" kata Sebastian menyimpulkan.

"Benar! Satu piring cantik untuk anda!"

"Oh. Yah, bukannya tidak bisa sih.." Ciel mikir-mikir sambil ngurut pelipisnya. "Lagipula aku juga sedang nganggur."

LR senyum optimis, "Bagaimana? Anda mau?"

"..Bolehlah, sebagai pengisi waktu luang. Hanya 3 hari, kan?"

"Bagus!" LR langsung bangun dari kursi dengan penuh semangat, "Kalau begitu besok pun syuting acara ini bisa langsung dimulai! Kebetulan pihak keluarga yang satu lagi juga menyetujui setelah majikannya saya iming-imingi video parno Arel Squerpants-Luna Mayat-Cut Taring versi anime!"

"Memangnya keluarga yang satu lagi keluarga apa? Kok mau-maunya diimingi video murahan begitu?" Ciel ikutan bangun dari kursi. Pegel, mau ngerenggangin badan sebentar dengan puter-puter pinggang.

"Keluarga Sanzenin dari Jepang!" kata LR.

Kreteeek

Pinggang Ciel patah.


Luxam's Note

Ha ha ha ha iya-iya saya tau apa pendapat kalian setelah baca fic ini. Jayus. Apa banget. Gak jelas. Gak mutu. Okeh-okeh segala caci makian diterima. Karena emang bener, saya lagi down karena masalah ana-ini-unu-ene-ono.

Special thanks buat Meguhana, BlackKiss'Valentine, NaruEls, Ophelia Kumiko, Maharu P Natsuzawa, dan Author-Author lain atas dukungan semangatnya. Thanks juga buat Kevv (muntah) atas.. segalanya?

Thanks buat yang udah baca! Thanks buat semuanyaaa! Dukung saya di pemilihan 'Miss Indonesia Versi 100 Tahun Kemudian' ya!

Daaan review. Let me know what do you think about my absurd fic.