Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto.

Warning : au, ooc.

Chapter terakhir.

Met baca dan reviewnya...

.

.

.

.

Hinata berjalan kedapur mengambil air putih dua gelas. Lalu menaruh di meja. suara ketokan pintu terdengar di telinganya.

Dua orang berdiri di depan pintu menunggu di bukanya pintu yang diketuk. Hinata mendekati pintu tangannya membuka knop pintu.

"Hai Hinata?" sapa Sakura.

"Sakura-chan, ayo masuk." Hinata mengajak sakura masuk. Sasuke yang diam dan menatapnya digandeng sakura masuk ke apertement.

Hinata mempersilahkan mereka duduk. Sakura melihat makanan di meja sedang tersaji. Lalu duduk di samping Hinata.

"Waaah! Kayaknya enak. Dilihat dari bentuknya begitu lezat." Seru Sakura.

Hinata tersenyum "Apa kalian sudah makan? Sekalian makan bersama kami." Ajaknya.

Sasuke terhenyak 'kami' matanya melihat dua gelas di meja dan dua piring. Sakura menatap Hinata dan mulutnya terbuka.

"Hinata! Apa kau sudah punya pacar? Mana dia, aku ingi mengenalnya." Cerocos Sakura.

Hinata menggeleng "Sakura-chan. Kami tid—"

Kata Hinata terpotong Sai yang keluar dari kamarnya dan tidak tahu kalau ada yang berkunjung, "Aku sadah selesai."

Dua pasang mata melihat arah kamar Hinata. Pemuda berdiri di antara pintu kamar mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Pemuda itu mengulas senyum pada Hinata. Sai melihat Sasuke, orang yang pernah menanyakan Hinata.

Sai meletakkan handuknya di tempat handuknya Hinata. Kakinya berjalan mendekati Hinata.

Sakura menatapnya terus, rasa tak percaya melihat Hinata dengan cowok.

Hinata melihat Sakura "Sakura-chan, jangan berpikiran yang aneh-aneh."

Sakura tak mempedulikan ucapan Hinata. Di mengulurkan tangannya "Kenalkan aku Sakura Haruno sahabatnya Hinata."

Sai membalas uluran tangan Sakura "Aku Sai." senyum mengembang di bibirnya.

Sasuke menatap Sai tajam. Perasaan cemburu memenuhi pikirannya. Tangannya sudah mengepal ingin memukul namun dia menahannya.

"Sai-kun kenalkan ini Sasuke. Sasuke-kun ini Sai teman kuliah." Hinata memperkenalkan temannya.

Sai dan sasuke bersalaman. Ada hawa gelap mengitari dua pemuda itu. Hinata melihat Sasuke yang menatap tajam Sai.

"Baiklah sekarang kita makan." Hinata mencoba mencairka suasana.

"Aku ambilkan piring dulu." Hinata beranjak dari sofa.

Sakura mengicipi makanan di meja "Enak sekali, Hinata masakanmu masih tetap enak ya!" teriak Sakura biar suaranya di dengar Hinata yang ada di dapur.

Hinata meletakkan piring di meja "Bukan aku yang masak." Hinata menoleh kearah Sai.

"Apppaaa! Jadi yang masak ini kau? Tapi bener enak banget." Puji Sakura.

Sai tersenyum lalu memakan makanan yang ada di piringnya.

.

.

.

Sasuke mempunyai rencana mengajak mereka ke villa milik keluarganya. Dia ingin mengistirahatkan pikirannya. Selain sibuk kerja dia juga kuliah. Apalagi sekarang dilihatnya gadis yang dicintainya bersama dengan cowok lain.

"Bagaimana Hinata kau ikut ya? Sekalian Sai juga di ajak." Kata Sakura.

Sai tersenyum, "Boleh, iyakan Hinata?" melihat Hinata yang sedikit tegang.

Hinata menatap Sai, 'Apa yang kau lakukan Sai...' batinnya.

"Baiklah kita berangkat sekarang ya?" semangat Sakura.

Merekapun berangkat ke Villa Uchiha. Sasuke sudah mempunyai rencana untuk Hinata. Saipun juga mempunyai rencana buatnya.

.

.

.

Pemandangan alam yang masih alami. Sungai mengalir disisi penginapan. Banyak bunga yang bermekaran dengan indahnya. Padang rumput yang hijau terbentang luas.

Empat orang memasuki penginapan. Hinata dan Sakura memilih kamar di lantai dua. Sasuke disebelah kamar mereka .dan Sai memilih kamar yang berhadapan dengan kamar Hinata. Hinata dapat menikmati semua pemandangan melalui balkon kamarnya.

"Hinata," panggil Sakura.

Hinata berdiri di balkon, "Iya Sakura-chan."

Sakura berdiri di samping Hinata, "Kau menyukainya kan?" mata sakura tertuju pada Sasuke yang duduk santai di halaman penginapan. Mata lavendernya megikuti apa yang dilihat Sakura. Hinata tersontak kaget mendengar ucapan Sakura. Dia tak menjawab.

Sakura menatapnya, "Sai? kau menyukainya?" melanjutkan ucapannya.

"Eh~ kami hanya teman tidak lebih." Hinata menghela nafas.

"Kenapa kau tidak mencari seorang cowok Hinata?" tanyanya. Hinata hanya tersenyum tipis. Bagaimana tidak, demi sahabatnya itu dia rela memendam cintanya.

.

.

.

Suasana pagi yang indah. Kabut tipis masih ada. Hinata berdiri di sisi sungai. Di nikmatinya udara yang segar dan suara gemericik aliran sungai. Syal melilit di lehernya, melindungi dari dinginnya pagi. Seseorang mendekatinya dan duduk di bebatuan. Hinata menoleh padanya.

"Kenapa duduk sendiri? Ada sesuatu yang kau pikirkan?" tanyanya pada Hinata.

Mata onyc mendekatinya, "Bebaskan perasaanmu. Dari pada kau pendam lebih baik katakan padanya. Ku lihat dia juga tertekan." Sarannya.

"Hinata." Panggilnya.

Mata lavender bertemu onyc. Di tatapnya mata gadis itu dengan lembut. Senyum khasnya mengembang di bibir tipis miliknya.

"Cobalah buka hatimu dan rasakan cintanya, aku akan ikut bahagia bila kau bahagia."

"Sai-kun." Gumam Hinata. Sai mengelus kepala Hinata dengan lembut. Lalu mengangguk memberi tanda 'Cobalah'.

Sai melangkah meniggalkan Hinata. Berjalan menuju penginapan. Saat Sai berjalan menuju kamarnya dia melihat seseorang berdiri di beranda. Dia menghentikan langkahnya dan berjalan mendekati orang itu. Pemilik mata onyc lainnya sedang melihat gadis yang masih duduk di dekdt sungai. Setelah berdiri di samping orang itu, Sai mengikuti arah pandangan orang itu.

"Dia! Kenapa kau tidak menghampirinya." kata Sai tiba-tiba. Sasuke menoleh padanya dengan tatapan sinis.

"Bukan urusanmu." Seru Sasuke.

Sai tersenyum, "Aku tahu, kalian saling mencintai. Aku juga menyukainya." Sasuke memincingkan matanya.

"Kami hanya berteman ... Dia mencintaimu dan sampai sekarang masih." Tambahnya lalu berjalan menuju kamarnya.

"Hei!" langkah Sai terhenti mendengar panggilan Sasuke.

"Maaf soal di kampus." Sai tersenyum lalu melanjutkan langkahnya.

.

.

.

Sasuke berjalan menghampiri Hinata. Dengan langkah yang pelan dia mendekati gadis itu. Hinata tak sadar ada seseorang mendekatinya. Dia sedang merenungi perkataan Sai.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.

Hinata memiringkan kepalanya, "Eh~"

Sasuke berjongkok di samping Hinata, "Aku sudah tak bisa menutupinya terus. Kau tahu perasaanku padamu kan? Aku mencintaimu bukan dirinya. Dan sampai kapanpun cintaku hanya untukmu." Sasuke menekan kata-katanya.

Hinata diam seribu bahasa. Dia masih mencintai orang yang ada di sampingnya dan sampai sekarang. Namun perasaannya terlalu memikirkan sahabatnya.

"Maaf, aku masuk dulu," Hinata berdiri melangkahkan kakinya. Sasuke berdiri seketika dan meraih tangan Hinata. Hinata menghentikan langkahnya. Dan membalikkan tubuhnya, lalu Sasuke menariknya dalam pelukannya. Hinata tak berontak, sebenarnya dia rindu dekapan yang di rasakan sekarang.

"Biarkan aku selalu di dekatmu merasakan cinta yang ada di antara kita. Aku berharap bisa merasakan semua perasaanmu padaku, jangan kau menghindariku. I LOVE YOU." Ucap Sasuke sembari mencium rambut indigo.

Hinata meneteskan air matanya. Rasa bahagia atau sedih bercampur menjadi satu. Tangannya yang menggenggam bajunya melepas genggemannya. Tangannya memeluk punggung Sasuke. Sasuke mengeratkan pelukannya. Mereka berpelukan sangat erat seakan sudah bertahun-tahun tidak berjumpa.

"A-aku... I LOVE YOU TOO..." Hinata menengadah melihat Sasuke. Air mata yang tetap mengalir menganggu penglihatannya. Jari Sasuke menyeka air mata gadis pujaannya.

Sasuke menundukkan wajahnya bibirnya mulai di tempelkan pada bibir lembab Hinata. Gadis bermata lavender menutup matanya. Sasuke mulai mencium bibir milik gadis itu dan memainkan lidahnya. Hinata sontak membuka matanya semburat merah di pipinya. Sasuke menghentikan aksinya, di tatap mata lavender yang terbuka.

"Ada yang salah, Hinata?" bisiknya.

"Eh~ tidak ada Sauke-kun."

Sasuke meneruskan ciumannya. Dan melumat bibir Hinata, gadis itu membalasnya. Mereka beradu dalam ciuman yang lama. Mata onyc lainnya melihat dari balkon kamarnya ada senyum di bibirnya.

Mereka menghentikan ciuman untuk menormalkan nafas mereka. Sasuke tersenyum melihat Hinata yang sukses wajahnya memerah. Hinata menundukkan kepalanya malu di lihat Sasuke.

"Sasuke-kun, nanti apa yang terjadi jika Sakura melihat kita."

Sasuke mendengus kesal. Bagaimana tidak, Hinata selalu memikrkan perasaan sahabatnya itu.

"Kita selesaikan secepatnya. Dan memberitahunya." Ucap Sauke yang masih merapatkan pelukannya.

"Tapi ... nanti akan menyakitinya"

Sasuke menempelkan keningnya di kening Hinata, "Sudahlah jangan pikirkan itu."

.

.

.

Mereka berdua berjalan memasuki penginapan. Sasuke berjalan di depan Hinata dengan gayanya yang cool. Sedangkan Hinata melipat tangan kanannya di depan dadanya. Sesampai di depan kamar, Sasuke berhenti . Hinata berjalan melewatinya menuju kamarnya. Sebelum tangannya menyentuh knop pintu. Tangan Sasuke menarik tangan lembut Hinata masuk ke kamarnya.

"Sa-sasuke-kun, kenapa kau membawaku ke kamarmu?"

Sasuke tak menjawab pertanyaan dari gadis itu. Dia tetap menggenggam tangan lembut itu. Sasuke menariknya duduk di ranjang dengannya. Di pandanginya wajah ayu milik gadis itu. Rona merah di pipi putih milik Hinata menambah cantiknya wajah itu.

"Kau tahu Hinata? Kau sangat berarti bagiku," jemari Sasuke menyisir rambut panjang Hinata. Hinata tersenyum manis untuk Sasuke.

"Sepertinya kau menginginkannya lagi?" canda Sasuke dan mendaratkan bibirnyadi bibir Hinata.

"Eh~" wajah Hinata semakin memerah.

Senyum tipis di bibir Sasuke dan melanjutkan ciumannya. Hinata mengalungkan tangannya di leher Sasuke.

.

.

.

Sakura keluar kamar setelah mandi. Dia berencana mengajak Sasuke untuk jalan-jalan di sekitar Villa. Tanpa mengetuk pintu dia membuka knop pintu kamar Sasuke. Panadangan yang di suguhkan sangat menyesakkan hatinya saat melihat dua orang sedang berciuman mesra. Sedangkan selama ini dia tidak pernah melakukannya dengan Sasuke. Sasuke yang di lihatnya sekarang berbeda saat ada bersamanya.

"Ka-kalian!" pekiknya.

Hinata melihat Sakura berdiri di antara pintu kamar Sasuke. Tangannya mendorong tubuh Sasuke. Sakura berjalan mendekati mereka berdua. Lalu...

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Hinata. Mata onyc terbelalak lalu mellihat orang yang berdiri di depannya.

"Sakura." Seru Sasuke.

Hinata menangis berlari keluar kamar. Sasuke mengejarnya tapi tangan Sakura menghentikan langkahnya. Sasuke menatap Sakura lalu menghempaskan tangannya dan mengejar Hinata. Sakura berdiri mematung, air matanya mulai berlinang. Dia tak mengerti kenapa seorang sahabat tega menghianatinya. Entah benci atau sedih yang dia rasakan saat ini. Dia menjatuhkan tubuhnya duduk di ranjang. Tangannya menggenggap sprei.

Seseorang berdiri di depannya dan tersenyum. Sakura menatap Sai, lalu memalingkan wajahnya. Sai duduk di sofa berhadapan dengan Sakura.

"Apa kau tahu semua ini Sakura?" tanyanya. Sakura terdiam hanya mengeluarkan air mata.

Sai menghela nafas, "Mereka saling mencintai. Tapi karena Hinata tahu kau menyukai Sasuke. Dia mengalah dan melarang Sasuke untuk bercerita padamu. Hinata sering bersedih menyembunyikan perasaannya. Dia selalu menghindar bertemu dengannya. Meskipun hatinya sakit demi melihatmu bahagia, dia rela melepas Sasuke."

"Kau tahu? Aku juga menyukainya. Tapi aku lebih bahagia bila melihat dia bahagia." Tambah Sai.

Sakura menatap Sai. Sekarang dia tahu Hinata tak bersalah dalam hal ini. Dia tak mengetahui perasaan sahabatnya yang terluka. 'Aku telah menganngapnya salah, maafkan aku Hinata.' Batinnya.

Sai mendekatinya dan memberikan senyum khasnya lalu keluar kamar meninggalkan Sakura.

.

.

.

.

Hinata berlari menju padang rumput yang luas tak ada siapapun di sana. Hanya kesendirian yang dia butuhkan sekarang ini.

Sauke mengikutinya dari belakang dan menghampiri gadis itu.

"Kenapa kau mengikutiku? Ini semua karena aku. Sakura pasti akan sedih." Serunya.

Sasuke memeluknya tak menghiraukan kata Hinata. Hinata menangis tersedu. Sasuke merapatkan pelukannya dan mengelus punggung gadis itu memberikannya ketenangan.

"Sudahlah aku akan menyelesaikannya. Kita kembali." Kata Sasuke.

Hinata menuruti ajakan Sasuke. Sasuke memeluk Hinata berjalan menuju penginapannya. Mata sembabnya masih meneteska air mata. Sakura berdiri di beranda menanti Hinata dan Sasuke kembali. Hinata melihat Sakura. Sakura menghampirinya dan memeluknya.

"Maafkan aku Hinata. Aku menampar tanpa tau alasanmu. Kini aku tahu dan sadar. Gara-gara aku kalian tidak bisa bersatu." Ucap Sakura.

"Sakura-chan, Aku yang meminta maaf karena melukai perasaanmu."

Sakura menatap Hinata, "Tidak Hinata."

"Apa kita masih bersahabat?" tambahnya.

Hinata tersenyum, "Sampai kapanpun kau ini tetap sahabatku."

Sasuke melihat dua gadis di depannya, "Maafkan aku juga. Kalau aku berterus terang dari dulu pasti tidak akan seperti ini."

"Tidak Sasuke-kun. Aku senang bila kalian bersatu." Sakura membawa tangan Hinata pada tangan Sasuke. Dan memeluk teman dan sahabatnya. Kini senyum mengembang di bibir mereka.

.

.

.

Hari ini Sakura kembali ke Tokyo. Hinata dan Sasuke mengantarnya ke bandara. Peluk dan ucapan perpisahan terjadi diantara mereka.

Hinata turun dari mobil sport miliok Sasuke. Seseorang berdiri bersandar di mobil Honda Jaz. Hinata tersenyum melihatnya dan menghampiri orang itu.

"Sai-kun!"

Sai tersenyum dan memeluk temannya, "Aku mendapat bea siswa ke jepang."

"Benarkah? Aku ikut senang. Tapi ... kau jangan melupakan aku ya!" pinta Hinata.

"Ehem, ehem." Deheman Sasuke membuyarkan pelukan antara Sai dan Hinata.

Sai tersenyum, "Aku hanya berpamitan pada Hinata."

"Hmm." Sasuke menarik Hinata ke sisinya.

"Aku pergi dulu Hinata. dan kau Sasuke jangan sampai kau membuatnya menangis." Sai melajukan mobilnya meninggalkan pasangan yang lagi berbahagia.

Hinata masuk ke apertementnya di ikuti Sasuke. Hinata menaruh tas tangan di sofa. Sasuke melangkah cepat memeluk Hinata dari belakang.

Kini mereka sudah terlepas dari masalah yang ada. Hanya kebahagiaan dan cinta yang di berikannya pada Sasuke. Hinata yang selalu menerima apa yang di berikan Sasuke juga merasa bahagia. Teman, sahabat, dan cinta kini sudah berjalan di tempatnya. Teman dan sahabatnya selalu mendoakan mereka dari jauh. Sasuke dan Hinata akan selalu mengukir cinta mereka..

.

.

.

...Selasai...

.

.

Akhirnya fic ini selesai juga. Fuihhh...

Buat yang sudah ngebaca dan ngereview aq ucapkan banyak terima kasih.

To : Upe Jun, sAsULoVeLyHiNa, sabaku no ligaara. Arigatao gozimasu.

Review...review...review...