Idol!

Chap 4

By Ryuchi Appie

"Ahh! Tolong! Jangan!" kata Naruto masih dengan tangisannya.

'Sasuke! Tolong aku!' kata Naruto dalam hati.

Tiba-tiba seperti mendengar suara hati Naruto, Sasuke datang dengan tiba-tiba lalu dengan cepatnya memukul para pria yang telah mengganggu Naruto.

BUK BRAK GUBRAK! BUG!

Maka terdengarlah suara-suara yang sangat amat –errr- mengenaskan?

"Hei apa yang kalian lakukan?" tanya Sasuke dengan dingin kepada ketiga orang tersebut.

"Ouch! Sialan! Apa maksudmu UCHIHA!" teriak Sugeitsu sambil memegangin kepalanya yang tadi di pukul dan diinjak-injak oleh Sasuke.

"Suka-suka kita kan mau ngapain? Kamu gak usah ikut campur deh! I.. ini tidak ada hubungannya denganmu kaan?" kata Pain setengah tergagap.

Lalu Sasuke melirik keadaan Naruto yang sekarang gemetaran, dua kancing baju teratasnya terbuka, seragamnya yang acak-acakan, mata birunya yang berkaca-kaca, rambut pirangnya yang terurai, mungkin ini sepintas terlihat –err- eksotis benar-benar menggoda bahkan bagi seorang Uchiha pun. Kemudian Sasuke mulai kembali menatap orang-orang yang telah mengganggu Naruto dengan pandangan menyeramkan dan dengan background petir yang menyambar-nyambar plus ditambah dengan suhu ruangan yang mulai memanas. Ketiga orang itupun sepertinya sudah menelan ludah mereka masing masing.

"Bagaimana ya? Dia milikku sih. Fuh" kata Sasuke sambil menampakkan evil smirknya.

"A..apa? Milikmu?" kata mereka tergagap melongo tidak percaya sekaligus ketakutan telah mengganggu yang menjadi milik Uchiha Sasuke.

Tiba-tiba Sasuke langsung mencengkram kerah baju Sugeitsu dengan sangat sadis sehingga Sugeitsu kesulitan bernafas. Kemudian dua orang lainnya semakin ketakutan dan panik.

"Nasib kalian jelek ya?" kata Sasuke yang masih mencengkram Sugeitsu sambil mendeathglare kedua orang lainnya.

Lalu merekapun bertambah panik. Muka mereka sudah pucat pasi.

"Tu...tunggu sebentar! Kami mengerti! Kami gak tau kalau anak ini kenalan Sasuke! Hmm satu lagi.. kami juga nggak tahu lho kalau Sasuke ternyata sekuat ini ya...! kenapa Sasuke yang seorang model..." kata-kata Pain terputus dengan selaan Sasuke.

"Ahh..! melatih ketahanan tubuh juga bagian dari pekerjaan model lho" kata Sasuke yang sudah membereskan kedua temannya dan membawa mereka di kedua tangannya seperti akan membuang sampah. Lalu Sasuke mendatangi Pain yang sudah pucat pasi daan...

BUAAAKKK! BUKK! HUUAAAA!

Kalian pastinya tau apa yang selanjutnya terjadi. Yare yare. Mari kita doakan semoga mereka tenang disisinya. Tiba-tiba Naruto menginterupsi kegiatan Sasuke yang sedang 'bermain-main'.

"Umm Sasuke, makasih! Sudah sudah.. aku tidak apa-apa kok! Enggak... kenapa-kenapa kok.." kata Naruto yang masih gemetaran.

Sasuke yang menyadari hal tersebut langsung menggendong Naruto ala bridal style.

"EHH? Kita mau kemana Sasuke? Uhhh temee~ jangan membuatku maluu." Kata Naruto yang kebingungan sekaligus blushing yang membuatnya tambah manis saja.

Yang bersangkutan hanya diam saja dan tetap menggendong Naruto ke arah hmm sepertinya kantin.

'Haa? Ke kantin? Mau apa si Teme itu mengajakku ke kantin?' batin Naruto dalam hati

Tiba-tiba Sasuke mendudukkan Naruto di sebuah kursi yang lumayan nyaman. Kemudian dia beranjak menuju cafetaria dan membawa secangkir coklat panas dan kemudian memberikannya kepada Naruto.

"Mmm terima kasih Sasuke." Kata Naruto yang langsung meminum coklat panas yang di berikan Sasuke.

'Hmm Sasuke membuatkan ini untukku? Enak. Manis dan sedikit pahit. Rasanya seperti Sasuke. Tadi juga... dia sudah menolongku.'

DEG DEG

'Hei hei kenapa aku deg-degan seperti ini? Aahhh sial! Wajah ku memanas.' Batin Naruto yang sekarang sudah blushing. Wajahnya sudah memerah. Dia lalu menundukkan matanya, takut jika Sasuke melihatnya blushing seperti ini.

Tapi sepertinya Sasuke sudah memandangi Naruto yang sedang blushing, satu kata yang terlintas di otaknya 'Manis'. Siapa sih ya tidak akan bilang manis jika pemandangan di depannya ada seorang cewek manis, bermata biru yang mukanya memerah, siapapun pasti akan berpikir untuk memakannya *plaak*. Ahh tiba-tiba naruto teringat jika ia harus menyerahkan kertas yang diberikan oleh manager tempat mereka kerja.

"AH,! Anu Sasuke, aku datang kesini karena dimintai tolong untuk menyerahkan ini. Aku agak nekat masuk diam-diam.. habis aku kan juga nggak tau nomor telepon.." kata Naruto yang tiba-tiba terpotong saat dia menyerahkan secarik kertas karena tiba-tiba Sasuke memeluknya.

'EHH?' batin Naruto kaget.

"A..ada apa Sasuke? Tiba-tiba.." kata Naruto tergagap panik. Bisa-bisanya Naruto teringat saat Sasuke mengatakan bahwa dia adalah milik Sasuke.

DEG

'Gawatt, jantungku berdebar lagi. Bisa-bisa terdengar oleh Sasuke.'

"Uhh lepaskan Sasuke." Kata Naruto yang berusaha menjauhkan diri dari Sasuke tapi hasilnya nihil, Sasuke lebih kuat darinya.

"..."

"Kau tidak apa-apa dobe? Kau tidak terluka?"

"Ng, nggak kok.. sama sekali nggak"

'Sebenarnya aku sedikit berbohong sih'

"Nggak perlu sungkan, coba perlihatkan" kata Sasuke memaksa, berlahan dia mendorong Naruto, sehingga lama-lama dia semakin dekat dan Naruto terpojok. Antara takut dan malu.

'Gawat! Ketauan! Sebenarnya pangkal pahaku tadi terantuk. Rasanya sakit sekali. Aku nggak bakalan memperlihatkan bagian ini pada Sasu-teme' batin Naruto panik.

"Eh..? nggak! Aku kan sudah bilang nggak apa-apa!" Naruto tetap bersikeras.

"Sudah. Ayo perlihatkan." Kata Sasuke sambil tersenyum manis penuh makna.

"Ng..nggakk teme!" Naruto bertambah panik karena Sasuke terus mendorongnya dan..

NYUUTT

"AWWW!" jerit Naruto karena Sasuke telah menyentuh pangkal paha yang memang dari tadi sakit.

'Huaa! Ketauaann!' Naruto berteriak dalam hati.

Lalu Sasuke pun menarik Naruto lalu dia memegang kedua lutut Naruto dan mulai melebarkan pahanya. Naruto yang sekamin takut, malu, ingin berteriak.

"Ng..nggak. jangan Sasu, jangan. Ugghh" kata Naruto sambil memejamkan matanya karena sakit.

"Sudah ayo perlihatkan!" urat-urat dikepala Sasuke mulai berkedut. Ia langsung melebarkan kaki Naruto dan akhirnya dia melihat bagian yang memar. Tepat pangkal paha –ehem- Sasuke sedikit –err- banyak blushing melihatnya. Apa lagi wajah Naruto yang malu-malu uhhh 'Manis' batin sasuke.

'Ahhh aku ini mikir apa sih! Aku harus cepat-cepat ambil es batu untuk luka si dobe ini' batin Sasuke. Lalu ia pun mengambil es batu kemudian kembali ke tempat Naruto dan menempelkan es batunya tepat ke memar Naruto. Dia sambil berjongkok pastinya.

"Uhhh Sasu. Aku malu. Dingin." Kata Naruto sambil berblushing ria.

"Sudahh dobe! Diam!" kata Sasuke blushing juga tapi dia lumayan bisa menutupinya dengan tampang stoic nya itu.

"Hmm Sasuke baik ya. Terima kasih banyak Sasuke." Kata Naruto sambil tersenyum maniissssss sekali. Sehingga membuat Uchiha Sasuke blushing dan dia akhirnya menundukkan mukanya. Bisa bayangkan mukanya? Sudah semerah tomat saudara-saudara.

"Iya Naruto. Wajar kan? Aku menghawatirkanmu." Kata Sasuke yang sedikit blushing.

'Khawatir? Apa karena aku seorang model? Makanya dia khawatir pada tubuhku? Atau... dia memang menghawatirkan diriku? Kenapa aku penasaran begini? Itu maksudnya apa ya? Aku tidak mengerti Sasuke...'

-TBC-

Huahahahahaha..

Akhirnya appie-chan update juga!

Yayyy!

Appie-chan lagi gundah nih *curcol*

Hiks hiks

Yasudah lahh

Review please