Ini fanfic pertamaku... orang baru disini... jadi maaf kalo fanficnya rada'' aneh..

Title: Swap Sensation

Pairings: 6927, D18, 1827 slight 8059

Disclaimer: KHR punya Amano Akira.

note: fanfic ini awalnya cuma mau humor''an aja, tapi entah kenapa di chapter selanjutnya bakal jadi serius gitu deh... humornya makin ngga ada.. tapi NO ANGST. *aku tidak mau membuat fic angst..*

well, please enjoy~ ^^


Ch.1 : I'm no longer in my body.


Pagi hari di keluarga Sawada berjalan seperti biasanya. Anak tunggal di rumah itu bangun terlambat untuk yang kesekian kalinya.

Tsuna buru-buru memakai seragam dan berlari ke ruang makan untuk melahap sarapannya.

"Aku berangkat!"serunya saat berlari keluar rumah menuju SMP Namimori.

Di jalan, Tsuna terus bergumam 'aku akan terlambat, aku akan terlambat, aku akan terlambat'.

Dan benar saja, nasib orang berkaki pendek yang payah dalam olahraga tidak sebagus itu. Tepat saat Tsuna berjarak kurang dari 10 meter dari pintu gerbang sekolahnya, bel masuk sudah berhenti berdering dan gerbang pun ditutup.

"Tidaaaaak... aku benar-benar terlambat..." ucap Tsuna lirih.

Sambil menarik napas yang dalam, Tsuna melihat sekelilingnya. Masih ada sekitar lima orang selain dirinya yang terlambat. Syukurlah aku tidak sendirian. Batin Tsuna lega.

Namun perasaan leganya hanya berlangsung untuk sekian detik, Wajah Tsuna langsung berubah warna saat ia melihat seseorang yang paling ditakuti seantero Namimori berjalan mendekatinya sambil membawa tonfa di tangan kanan-kirinya.

Benar, orang itu adalah Hibari Kyoya.

'Hiiiiiii! Hibari-san!' pekik Tsuna dalam hati.

Hibari memperhatikan wajah anak-anak yang datang terlambat –terutama Tsuna-. Ia menyunggingkan senyum khasnya dan berkata, "Enam orang yang terlambat termasuk kamu, herbivore."

'Hiiiii! Dia akan membunuhku dia akan membunuhku dia akan membunuhku!' jerit Tsuna dalam hati.

"Kemari kamu herbivore." Kata Hibari sambil menatap Tsuna.

Tsuna yang jelas tak bisa melawan Hibari hanya sanggup pasrah menerima nasib. Tsuna mengikuti Hibari sampai akhirnya si ketua komite disiplin itu menghentikan langkahnya sedikit jauh dari Tsuna.

"Hukuman keterlambatan," ucapnya sambil tersenyum, "Kami korosu."

"HIIIIIIIII!" jerit Tsuna keras-keras.

Tepat sebelum Hibari melayangkan tonfanya ke arah Tsuna, kakinya tersandung batu sehingga membuat tubuhnya hilang keseimbangan. Sedetik kemudian Hibari menubruk Tsuna. Kepala mereka terbentur satu sama lain dengan kerasnya.

BRUK!

"Kyo-san!" seru Kusakabe melihat Tsuna dan Hibari jatuh bersamaan. Ia segera menghampiri kedua orang yang ternyata sudah pingsan itu. Dengan cekatan, Kusakabe bersama anggota komite disiplin yang lain menggotong tubuh Tsuna dan Hibari ke UKS.

(1 jam kemudian, ruang UKS)

"...uh..." ucap Tsuna lirih seraya terbangun dari tidur (pingsan) nya. Ia terduduk di atas ranjang tempat ia tidur dan melihat sekeliling ruangan.

'Sepertinya ini di UKS,' pikirnya, 'dokternya kok ngga ada?'

Tepat di sebelah Tsuna, ada kerai yang membatasi ranjangnya dengan ranjang sebelahnya. Dari bayang-bayang yang terlihat, ada seseorang yang juga tertidur disitu.

Uh... kepalaku kok pusing ya?

Tsuna mencoba berdiri dan meregangkan tubuhnya, 'kok rasanya kakiku lebih panjang dari biasanya? Tanganku juga...'

Tsuna menggaruk kepalanya, '...kenapa rasanya rambutku halus sekali?'

Pikiran aneh terus memenuhi otaknya, namun, semuanya buyar saat ia melihat jam. 'SUDAH JAM 10!' jerit Tsuna dalam hati. Ia buru-buru merapikan seragamnya dan ranjang yang ia tiduri.

'Aduh, rambutku pasti berantakan!' Tsuna segera melangkahkan kakinya ke depan kaca.

Begitu melihat pantulan dirinya di kaca, mata Tsuna terbelalak lebar.

Ia sungguh tidak percaya melihat pantulannya di kaca.

Itu bukan tubuhnya, tapi tubuh Hibari.

'HIIIIIIIIIIIII ! K-k-ke-ke-kenapa pantulannya Hibari-san? Dia kan tidak berdiri di depanku!'

Oke, Tsuna lemot.

Tsuna mencoba menggerakkan tangan kanannya, pantulan di cermin itu melakukan hal yang sama –namun terbalik arah-.

TIDAK MUNGKIIIIIIIIIIIIINNN!

K-ke-kenapa aku bisa ada di tubuh Hibari-san? Ini tidak mungkin!

Tunggu. Tadi kan Hibari-san berniat memukulku, tapi malah menubrukku... kepala kami terbentur dan kami pingsan... berarti, kalau aku ada di tubuh Hibari-san... jangan-jangan...

Belum selesai Tsuna berpikir dan panik sendiri, tiba-tiba terdengar suara ranjang bergerak.

"Uh.." ucap orang yang baru bangun itu. Tsuna melihat dari bayang-bayang yang terpampang di kerai pembatas. Tak butuh waktu lama sampai rasanya orang itu menyadari ada sesuatu yang aneh di dirinya. Dari bayang-bayang yang dilihat Tsuna, orang itu meraba-raba tubuhnya. Rambutnya. Seperti mengecek ada yang ganjil dari penampilannya.

Jantung Tsuna berdegup kencang. Ia bingung antara mau percaya atau tidak mau percaya. Sementara orang itu sudah berdiri dan dengan kejamnya menyibakkan kerai itu. Sehingga tampaklah ia di hadapan Tsuna.

Baik orang di hadapan Tsuna dan Tsuna sendiri sama-sama membelalakan mata mereka tak percaya. Orang itu membuka mulutnya dan berkata,

"Kenapa kau bisa ada di tubuhku, herbivore?"

Tsuna merinding ketakutan, rasanya ia mau menangis saat itu juga melihat sosok kecil di hadapannya ternyata adalah tubuhnya sendiri.

"Uuu... aku juga tidak tahu Hibari-san..." balas Tsuna dengan nada super lemas...


Aku tahu ini pendek. Dan mungkin rada cepet juga kejadiannya..

maaf ya kalau agak ga jelas (ato malah sangat) -_-

chapter berikutnya bakal lebih panjang sih.. semoga aja bisa cepet updatenya, karena ini fanfic sudah dibuat dari dulu, tapi baru nge-post disini.. (harusnya sih bisa, cuma masalah males ato rajin.. xD)

Thanks for reading :)

Tolong di-review yaa.. ^^ itulah yg memberi semangat buat ngelanjutin fic ini. Thanks!