Aiiii… saya nemu fic. Yang lucu (menurut saya). Pas lagi boke-bokenya, pulsa Cuma tinggal 200perak, untung ada bonus internet, hahaha. Judulnya Balada Sasuke. Udah Neng fav. Jadi tinggal ke profile Neng aja. Neng paling suka pas chapter 4, juga Chap 2, Neng ngakak dah sama merek lulurnya. Oiya, walaupun rate T, harus 16+ ya… yang belum berani, jangan baca. Kukuku… Neng Cuma pengin berbagi senyum ko. Nggak lebih. Masa, Neng Cuma bagi Curhatan gaje ke kamu? Nggak adil rasanya. Kukuku..

Neng udah ngelamar lagi, dan Neng akan terus Semangat! Makasih ya, doa dan dukungan kamu amat berarti buat neng. Neng sayang kamu.

.

Disclaimer : Naruto bukan milik Neng. Neng hanya pinjam untuk Neng permainkan.

Pairing : SasuNaru

Genre : Romance / Supernatural

Rate : T

Warning :

BL *asiiiikkk*

Pedophile *APA!*

Incest *HAAH!*

Miss typos, OOC, AU.

Lime(?)

Begitulah, jangan paksakan membaca ini, bila kamu tidak suka warning di atas. Sungguh, Neng tidak ingin ada yang sakit karena membaca fic. Neng ini.

Summary: Sasuke merasakan sesuatu yang basah bergerak-gerak di leher, Naruto menjilatnya! Ia melirik si bocah, mata Naruto masih terpejam. Rupanya Naruto melindur lagi. Mungkin bocah ini sedang bermimpi makan permen lollipop. Warning: BL, Pedophile, Incest, Vampfic, AU, OOC. Rnr pliiss!

.

.

.

Malaikat Kecil di Sarang Setan

.

.

3

.

.

Apartemen Sasuke termasuk sederhana, dengan dua kamar tidur. Dapur dan ruang makan yang menjadi satu, satu kamar mandi dan satu kamar kecil. Ruang tamu dan ruang TV hanya dibatasi sebuah tatami. Di ruang TV yang kecil ini mereka duduk tanpa Televisi yang menyala.

"Bisa-bisanya dia mempunyai anak…" kata Mikoto garang. Kemudian menengok ke sebuah sofa besar di sebelah kanan sofa kecil yang ia duduki. Sedetik kemudian, ketika matanya sampai pada bocah kecil yang ia buat pingsan—karena teriakannya—tadi, ekspresinya melembut. "…seimut dia." lanjutnya dengan suara keibuan.

"Kyaaaaa! Aku ingin mencubit pipinya!" teriak Mikoto, dengan gaya seorang fans girl meneriaki idolanya.

"Ck." Sasuke yang duduk berseberangan dengan Mikoto di sofa kecilnya, hanya dapat berdecak. Merespon ibunya yang aneh itu.

.

"Aku salut pada ibu anak ini. Pasti dia berjuang keras untuk mempertahankan janinnya." kalimat itu terucap dari mulut Mikoto, si istri yang diduakan.

Bagaimanapun juga, Sasuke tetaplah seorang anak. Walau ia melihat senyum di wajah wanita itu, ia merasakan gurat pedih di kalimat tadi. 'Tak dapat ia pungkiri, hatinya pun merasakan sakit yang sama.

"Apalagi, bukan ibunya yang Vampire. Pasti 9 bulan yang sangat menyiksa." senyum di wajahnya hilang, "Manusia lebih lemah dari kita." lanjut Mikoto, kini wajahnya tertunduk.

Separo, manusia setengah Vampire.

Hening.

Tubuh sang ibu—Vampire ataupun manusia— harus memproduksi darah lebih banyak dari biasanya. Karena janin Separo akan mengambil darah sang induk. Mengambil sedikit demi sedikit. Semakin hari semakin banyak mengambil. Sampai jumlah darah yang dibutuhkan melebihi kapasitas produksi darah si Ibu. Tidak jarang, jika ibunya seorang manusia, ibu itu akan kehabisan darah sebelum ia melahirkan. Si ibu manusia akan mati bersama janin Separo-nya.

Perlahan namun mematikan, dan pada akhirnya, semua Separo adalah piatu.

"Yah, darah manusia memang lebih disukai Separo." ungkap Mikoto menegakkan kepalanya lagi, enggan dengan kesunyian.

"Aku tahu." jawab Sasuke, mengisyaratkan ibunya agar berhenti menyiksa diri.

"Readers kita kan belum tahu." sanggah Mikoto memamerkan V dengan dua jari tangannya.

Sasuke hanya menghela nafas dan memutar bola matanya. Ibunya benar-benar aneh.

"Siapa namanya?" tanya Mikoto memasang wajah ceria lagi.

"Uzumaki Naruto."

"HAH! UZUMAKI!"

"Ibu kenal?"

"Tidak."

Gubrag!

"Kau harus hati-hati Saskye. Akan banyak Vampire yang mengincarnya." wanti Mikoto. "Darah Separo sangat diinginkan."

Karena dalam darah Separo mengandung lezatnya darah manusia ditambah energy darah Vampire. Ibarat makanan super enak yang bergizi sangat tinggi. Tentu, Separo sangat diinginkan.

"Hampir sama dengan darah orang yang kita sayangi." kata Mikoto tiba-tiba mengalihkan. "Darah, yang benar-benar diinginkan." lanjutnya lagi, mengabaikan Sasuke yang terlihat bosan mendengar ocehannya. Ia sudah biasa menghadapi seorang Uchiha, dan ia tahu cara menggoda anaknya ini. Maka, saat pikiran jahil itu muncul di benaknya, seringai setan pun ikut nimbrung di bibir Mikoto.

"Apa kau sudah temukan darah itu Saskye?" tanya Mikoto, memulai aksinya. "Darah orang yang kau cinta?"

Tidak ada jawaban dari Sasuke, tanda ia benar-benar bosan. Sesaat ia berpikir kalau Ibunya terlalu banyak nonton film india. Apa hubungannya? Sasuke pun tidak tahu.

"Atau kau masih menyukai darah ibu?" kini Mikoto menambah efek 'menggoda' di suaranya.

Sasuke mulai tahu arah pembicaraan si Ibu. Itu membuatnya sedikit kelabakan. Namun di dalam hatinya saja, karena ia tetap paparkan taneng stoic di wajahnya.

Seringai Mikoto masih bertahan. Matanya menatap mata kelam Sasuke. Pandangannya seolah mendorong Sasuke ke pojokan tembok.

Tangan putih yang sebelumnya hanya melakukan gerak yang wajar-wajar saja, kini mulai menunjukkan eksistensinya. Kedua tangan Mikoto naik sampai ke bundaran kecil di antara kerah bajunya. Sebuah kencing berwarna putih kini tertutup oleh dua tangan itu. Entah bagaimana gerakannya, yang sekarang Sasuke lihat adalah kancing teratas itu sudah lepas dari lobangnya. Mikoto membuka kancing bajunya!

Tampaknya, tameng stoic berhianat, wajah Sasuke kini pucat. Matanya sedikit melebar, mengamati gerak-gerik tangan Ibunya yang menyusahkan itu. Nafasnya bahkan tertahan, melihat tangan yang kini menyingkirkan sebelah kerah baju, untuk memperlihatkan leher yang sangat ia rindukan.

"Apa kau lapar Saskye-chaaan?"

Kalimat itu berdengung di telinga Sasuke. Membuat matanya makin melebar. Sasuke bahkan merasakan panas di wajahnya.

"Hahahahahhaha… mukamu merah Saskye… hahahha!"

Tawa si Ibu mengembalikan kesadarannya, detik itu juga Sasuke memalingkan wajah ke kanan.

"Asik sekali menggodamu…hahahaha!" tawa Mikoto makin jadi, ini benar-benar hal yang mengasikan untuknya. Ia puas bisa melihat rona merah di wajah anaknya yang seorang Uchiha ini. Itu terlihat imut baginya.

"Aku masih ingat, terakhir kali kau merengek minta darahku." Mikoto mengingat saat Sasuke berlari ke arahnya dengan menekuk mulut sambil berkata: 'Lapaaaalll'.

"Oooohhh, kau imut sekali Saskye-chaaaan…" lanjutnya, melatakkan kedua tangan di pipi.

"Itu 11 tahun yang lalu, Bu. Aku bukan anak kecil lagi."

Ya, semua Vampire menyukai darah ibunya.

"Hahahahhaa…" tawa Mikoto menggema, menandakan kepuasan hatinya.

.

"Baiklah, aku harus menghajar Ayahmu dulu." Mikoto baranjak dari sofanya, berjalan ke sofa besar di mana Naruto berbaring. Sebelum pergi, ia kecup kening barwarna tan itu kemudian mengelus rambut kuningnya.

"Jaga dia baik-baik Saskye."

Tidak ada respon yang berarti, Sasuke hanya diam sampai Ibunya menghilang dari jangkauan inderanya.

.

Sekian waktu berlalu, Sasuke masih setia di sofanya. Ia hanya berkutat dengan pikirannya. Memikirkan semua hal yang menjadi masalah di hidupnya. Tentang penyamarannya menjadi manusia, kekuatannya, dua kubu yang terus menawarinya bergabung, perang itu, kakanya, dan masih banyak lagi.

Semua itu membuat kepalanya sedikit pusing. Tangannya refleks memijat kedua sisi dahinya, barharap pening itu dapat hilang.

"Mmmm…"

Sebuah erangan kecil membuyarkan pikian Sasuke. Dilihatnya, suara tadi berasal dari Malaikat Kecil yang masih berbaring di sofa. Naruto meregangkan tangan-tanan kecil itu ke atas kepala, kakinya ia tarik berlawanan arah dengan tangannya. Malaikat Kecil itu mengulet dengan mata masih terpejam. Kemudian ia menggerak-gerakkan tubunya, mencari posisi yang nyaman si sofa itu.

"Hm. Dobe." Sasuke mengendus sedikit kesal. Anak ini, sepertinya ingin mengingatkan, kalau dia juga ikut ambil peran dalam drama masalah di hidup Sasuke.

Sasuke melirik jam dinding, pukul 00. 17. Tengah malam lewat. Waktu yang amat terlambat untuk tidur bagi seorang manusia. Ia harus segera tidur. Ini memang menyalahi koderatnya sebagai seorang makhluk malam. Tapi, apa boleh buat, ia 'seorang manusia' sekarang. Nanti, saat matahari sudah memberi cahayanya, akan ada banyak rutinitas manusia yang harus ia jalani.

'Malaikat Kecil'

Sasuke menengok ke anak itu lagi. Memandanginya sejenak, kemudian ia bangun dan melangkah mendekat. Ia gendong badan mungil itu, membawa anak ini ke kamarnya.

Kamar bercat putih yang sedikit berantakan, Sasuke memang terlalu sibuk untuk mengurusi hal sekecil ini.

Kamar ukuran minimalis. Jika dipandang dari pintu masuk, dapat dilihat, di sebelah kanan pintu ada sebuah lemari pakaian dari kayu jati. Kurang lebih satu meter di depan almari, ada meja belajar yang juga terbuat dari kayu jati. Tempat tidur ukuran satu orang terletak menempel pada meja belajar, ranjang itu juga menempel pada siku-siku ruangan itu. Ada satu jendela besar di sana, tepat di tembok yang menempel pada ranjang. Di sebelah kiri pintu masuk hanya ada tembok.

Sasuke membaringkan Naruto di tempat tidurnya. Kemudian ia mengambil selimut di lemari untuk menyelimuti anak itu, agar dia tidak kedinginan. Semua dilakukan dengan hati-hati, agar ia tidak mengganggu tidur si Malaikat Kecil.

Sasuke beranjak lagi ke almari. Ia mengambil sebuah selimut lagi dan sebuah bantal. Ia gelar selimut itu di lantai, menatanya, kemudian berbaring di sana.

Sasuke menutup matanya, mencoba untuk tidur. Tapi, kantuk 'tak kunjung datang padanya.

Kesunyian mendampingi Sasuke melewati beberapa selang waktu. Walau mata itu terpejap, ia masih belum bisa ke alam bawah sadarnya.

Sreekk!

Ada gerakan kecil.

Tap!

Sesuatu mendarat di lantai. Mekangkah gontai, mendekat pada Sasuke. Sasuke tetap diam, bahkan 'tak membuka matanya. Ia tahu langkah kecil itu milik siapa. Ia 'tak perlu menghawatirkan apa-apa. Namun, Sasuke agak penasaran apa yang akan makhluk kecil itu lakukan. Kenapa ia turun dari ranjangnya? Apa dia tidak nyaman tidur di sini? Atau, apa dia ingin pipis? Baguslah kalau begitu, ia tidak perlu mengurus ompolnya tiap pagi.

Brukk.

Sasuke tetap tidak membuka matanya, ketika ia merasakan beban di atas dadanya. Beban—atau sebut saja Naruto—ambruk di atas badan Sasuke. Anak itu langsung menggeliat, menata posisinya agar nyaman. Membawa seluruh tubuhnya naik ke atas tubuh Sasuke. Kemudian ia memposisikan kepalanya pada pundak kanan besar itu, menjadikannya sebagai bantal. Menggeliat terus, hingga ia berhenti setelah ia mendapat posisi yang nyaman.

Dengkuran halus terdengar jelas di telinga Sasuke. Ia yakin, tanpa melihat pun ia tahu, anak ini masih di alam mimpinya. Anak ini hanya tidur berjalan. Tapi, kenapa harus mendarat di atas Sasuke? Menyusahkan saja.

Iya, menyusahkan.

Debaran ini.

Aroma ini.

Bau harum ini.

Rasa hangat ini.

Kenyamanan ini.

Semuanya.

Menyusahkan.

Kedua tangan Sasuke bergerak, yang kiri ia lingkarkan pada pinggang mungil di atas tubuhnya, yang kanan ia kalungkan di tengkuk mungil itu. Sesekali, tangan kanannya membelai rambut kuning yang ternyata sangat halus di kulitnya.

'Aku telah menemukan darah itu, Bu.'

Darah, yang beanar-banar diinginkan.

Namun, hati Sasuke seakan mencelos, rasanya sangat tidak nyaman sekali di dalam sini, ketika ia ingat satu kenyataan. Ketika ia ingat satu kata yang mengikat si Setan dan si Malaikat Kecil.

Sedarah!

Ini memang akan sangat menyusahkan.

.

Sasuke merasakan gerakan di pudak kanannya. Kemudian, ia mendapati sesuatu yang lembut menempel di lehernya. Sesuatu yang lembut itu bergerak perlahan, membuat Sasuke merasakan sensasi aneh di punggungnya. Sasuke membuka matanya, menyadari sesuatu yang lembut itu adalah bibir mungil Naruto.

Srrrt.

Sasuke merasakan sesuatu yang basah bergerak-gerak di leher, Naruto menjilatnya! Ia melirik si bocah, mata Naruto masih terpejam. Rupanya Naruto melindur lagi. Mungkin bocah ini sedang bermimpi makan permen lollipop.

Srrt. Naruto menjilatnya lagi.

Atau mungkin… Aagh! Aku 'tak mau jadi uke!

Apa?

Bukan! Bukan! Bukan itu, mungkin ia sedang bermimpi makan es krim. Atau apapun itu, Sasuke berusaha berpikir jernih. Berusaha secepatnya menghilangkan kupu-kupu aneh dalam perutnya.

Sasuke lega ketika Naruto menghentikan jilatannya. Namun, sialnya, lega itu 'tak bertahan lama, karena kali ini gerakan Naruto makin… makin… makin menunjukkan ke-seme-annya. Bukan! Tidak. wajahku baik-baik saja, wajahku tidak panas. Aku seme-nya. Agh! Bukan itu, munkin Naruto sedang melumat es krimnya! Iya, es krimnya terlalu keras, jadi, Naruto menggunakan giginya untuk melumat eskrimnya, dan ia mengira leher Sasuke adalah es krim yang keras itu.

Pasti seperti itu.

Remaja tampan ini terus meyakinkan diri. Menghilangkan tanda negatif di otaknya.

"Agh!" sakit, Sasuke merasakan sesuatu yang tajam menusuk lehernya. Disaat itu juga, Sasuke memejam keras matanya, menahan sakit yang ia rasa.

"Agh!" menusuk lebih dalam, menggapai pembuluh darahnya.

.

Naruto menggigitnya!

.

~Bersambung~

.

Eits! Tadi bukan erangan mesumnya Sasuke. Itu erangan kesakitan loh. Sasuke kan laki-laki, jadi, kalo sakit, dia nggak bakal teriak, Cuma mengerang.

Terimakasih telah membaca fic. Saya yang gaje ini. Kukuku… episode depan mungkin akan lebih ke arah kegelapan. Maaf, kalo chapter ini mengecewakan.

Oia, masalah Separo. 'Separo' itu bahasa jawa, artinya 'setengah'. Kukuku.. saya nggak bisa bahasa prancis atau itali, atau apa lah yang keliatannya keren. Kukuku.. jadi saya pake bahasa jawa. Hidup wong Jowo! Merdeka! Saya juga akan menggunakan bahasa jawa untuk istilah-istilah lain di sini. Mohon dimaklumi.

Untuk Vampirnya. Saya atur sesuka saya, dimana vampire itu usianya bakal sama kayak manusia, tipe darah yang mereka suka, golongan, juga ciri-ciri lain yang akan saya atur seenak dengkul saya. Kukuku... maaf, hehehe.. mohon dimaklumi(lagi).

Masalah ibu dari Naruto, juga masih saya rahasiakan, bukan Kushina atau Minato. Tapi masih berhubungan dengan rambut kuning dan mata biru Minato, juga marga uzumaki punya Kushina. Hahaha.. saya benar-berar lebay!

Balasan:

Ketsueki Kira Fahardika: ooo.. cowok yang bisa hamil ya? Waw? Saya pernah liat filmnya Silfester Stolone (nggak yakin namanya bener) yang bisa hamil. Semacam itu tooo… Minato itu cowok. Iya, saya juga berpikir kaya begitu masalah diskrip. Yosh! Saya akan berusaha lebih baik lagi. Bagaimana dengan yang ini? diskripnya sudah saya tambah, tapi, Cuma dikit. Kosa kata saya masih kurang, kalo diskripnya lebih banyak lagi, saya takut pada bosen, soalnya bakal muncul kalimat-kalimat yang itu-itu aja. Ya jadi, dikit-dikit dulu aja ya. Saya akan coba lebih baik untuk chapter-chapter selanjutnya. Umur Sasuke sebagai vampire, 16tahun. Hehe.. makasih sarannya..

Meyra Uzumaki: aduh, makasihhh.. hahaha.. iya tuh, Sasu emang pelit, maklum, dia Cuma vampire kere. Kukuku-agh!*di jidori*

Kaze or wind: hehehe.. iya. Aduuuhhh makasih ya doanya. *peluk2Kaze-san* oiya, jangan panggil senpei, maluuu ah…*mukaku merah* panggil Neng aja. Atau, saya udah tua, panggil Mba atau yang lainnya juga nggak papa.

NhiaChayang: *ikutan teriak Hore* bukan, bukan anak Minato. Hehe.. amin. Makasih ya.. *peluk2Nhia-chan*

Haruka Ana Kiryu: iya, sampe pingsan ntu bocah imut. *ikut meluk Naru*

Haruno Sakura Istri Sasuke: Neng-chan? Aneh lo kayaknya. Yang laen lagi. *kebanyakan maunya* yap! dorong bang~ Kukuku…

Yufa Icibi's: Semangaaat! Iya, amin. Makasi~ *peluk2Yufa-chan* yosh! Ini lanjutnya.

Uzukaze touru: iya. Udah apdet lagi ni. Iya, amin~ makasih ia. Iya, itu, tujuh perusahaan juga sebenere bukan semuanya kerja kantoran. Paling Cuma dua yang kerjanya berdasi. Sisahnya, waiters(keren banget dah diucapinnya), pelayan toko atau pramuniaga dan temen-temennya lah.. Neng nulis 'Perusahaan' biar keliatan keren aja, dikit. Kukuku… aduuuhhh saya seneng deh sama Ffn ni, saya jadi punya temen kayak kamu. Bisa cerita begini. Hahaha.. makasi ya… Kyaaaa… *nangis bombai di pelukanmu*

Namikaze RYuuKitsune: iya, hahaha,. Aduuuuhhh makasi doanya… Neng sayang kamu…mchuah *cium pipimu* maaf. Kukuku… dari tadi di panggil senpei mulu..*mukaku makin merah* hehe.. panggil Neng aja, kalo nggak Mba, atau apaa lah, terserah kamu. Hehe.. makasi~

Chi-kun: iya, ampe gemes dah. Iya, salam kenal Chi-kun… Saya Neng. Hahaha.. keluarga yang bener-bener ooc dah pokokna. Yosh! Semangat! Panggil Neng aja, atau mba atau apa lah, jangan senpei… maluuu ah… *mukaku coklat* (udah mateng ampe gosong)

Aglaea Dhichan: udah apdet lagi ni. Hehe… iya, Sasu ntu vampire. Iya, betul sekali, separo itu setangah vampire. Jelas imut dooong, Narunya Sasu gitu loh. Merdeka SasuNaru! Neng seneng banget kalo kamu seneng. Hahaha.. *mesem-mesem* yap! Semangat! Makasi~

Assassin Cross: iya, saya rada bingung ngutarain yang ada di pikiran saya. Jadi, kalimatnya belibet begitu. Bahasanya rada kaku. terus banyak kata yang saya ulang-ulang. Misalnya kata 'itu'. Udah Neng itung ada 58 kata 'itu', sedangkan kata-kata lain paling jumlahnya sekitar 35-an kebawah. Susah banget menghindar dari kata 'itu'. Juga Neng rada takut kalo EYDnya salah. Misal kata 'sambil', kok keliatannya nggak baku? Kata 'sambil' itu baku nggak si? Aduh, jadi curhat gini… gomen. Neng akan lebih berusaha lagi. Semangat! Iya, Naru itu setengah vampire. Makasi atas izinnya. Hahaha…

Fujoshi Nyasar: Men Pregnant ya? Ooo.. bukan, bukan anak Minato. Tapi masih ada hubungannya kok. Ooo.. baru tahu saya.. Teme-Dobe. Bener-bener panggilan 'sayang' yang Manis. SasuNaru emang pasangan yang manis dah menurut Neng. Yosh! Semangat! Makasi ia, Neng suka di semaangati.

Safira Love SasuNaru: iya, imut banget dah pokokna. Emaknya Sasu emang rada aneh di sini. Heheh.. Makasi~

Fusae 'LeeBumYeHyun' Deguchi: iya, ooc pool. Iya, dia setengah vampire.

Poci Sun: iya, imuuuut banget, rasana sampe pengin kumakan. Hahahaa..

Minami Sawada: Salam kenaaal juga, panggil Neng aja..atau mba, atau terserah kamu.. jadi malu, dipanggil senpei lagi*makin merah mukaku* iya, fugaku selingkuh, mungkin akan Neng ceritain, sejarah si fugaku ama si ibunya Naru, tapi kayaknya aku bikin terpisah aja deh. Soalnya, nanti malah cerita ini nggak focus ama inti. tapi, Nggak tahu nanti lah. Hahaha.. yosh! Semangat! Makasi ia, saya suka disemangati.

Light-Sapphire-Chan: Salam kenal juga.. iya, kasian si Sasu. Hahaha.. untung iman Sasu kuat, sering tapa sama mbah marijan si. Hehe.. iya, emang Mikoto aneh. Bukan, Naru bukan anak kusina, tapi masih ada hubungan ama Uzumaki mikik kusina. Ada udang di balik bakwan la, pokokna. Yap! Udah update.

misa kaguya hime: aiiii… shotacon? Apaan tu? Iya, gak tahan ama imutnya, sampe pengin tek telen bulet-bulet ntu bocah. Hahaha.. makasiiii…

YumeYume-chan: iya, Neng aja jatuh cinta berat ama dia. Pengin jadi semenya. Tapi Neng rela dah, Naru buat Sasu aja. Itulah jalan Fujoshiku~ Merdeka SasuNaru!

Makasi buat semua-muanya… Neng nulis ini Cuma untuk entertainment, nggak lebih. Neng butuh saran, kritik, dan review dari kalian.

Dengan cinta,

Neng