Hola hola! Kanna is baaack!
Huaaaa... Mohon maaf ya karena updatenya yang lama banget... Bener-bener maaf!*nunduk dalem*
Atem: Huh! Dasar author nggak tanggung jawab!
Kanna: Heh? Kamu kenapa sih? Sewot banget... Inget puasa mas!
Atem: Huh, baka!
Yugi: Atem, ngaku aja deh! Kamu penasaran kan sama orang yang 'menyelamatkan'mu itu?
Atem: A... Aibou! Kamu ngomong apa?*wajahnya merah kayak tomat busuk kegiles angkot*
Kanna: Fufufu... Sudah kuduga kamu juga penasaran, Atem...
Atem: Nggak! Fitnah itu!
Kanna: Terserah lah. Mau fitnah kek, mau pitnah kek, kita langsung mulai aja! Oh iya, hampir lupa... Kanna melakukan sedikit perubahan tokoh, jadi chara yang tampil di chapter 2 ada yang diganti...
Atem: Ck, dasar nenek-nenek pelupa!
Kanna: Diem kamu! *mata tajam* Lagi puasa kok ngejek orang? Kamu niat nggak sih jadi pharaoh yang baik dan benar?*muntah dalem hati*
Atem: ...
Kanna: Eh, malah mangap! Udah ah, happy reading!
Disclaimer: YGO akan selalu jadi milik Kazuki Takahashi. Kanna cuma nyopet para charanya buat diisengin!
WARNING: Ehem! Berdasarkan pengamatan dari para ahli, fic ini 99,99% mengandung OOC dan kelebayan tingkat tinggi. Membacanya kemungkinan besar akan membuat anda terjangkit penyakit iritasi mata akut. Masih nekat? Yaudah, resiko tanggung sendiri ya! :D
-Atem = A-chan?-
"Ka... Kaiba!" seru Atem saat ia mengenali sosok di depannya.
"Ya, ini aku," jawab sosok itu sambil menarik Atem berdiri. Atem buru-buru berdiri dengan canggung. Matanya menatap sosok di depannya dengan tatapan aneh. "Ngapain kau di sini?" tanya Atem langsung, lupa bilang terima kasih. Dasar orang nggak tahu diri*author dicincang*.
Sementara Kaiba menaikkan sebelah alisnya, separo karena bingung dengan pertanyaan Atem dan separo lagi karena tidak mendapatkan haknya, yaitu ucapan terima kasih. "Harusnya aku yang tanya itu, baka," jawab Kaiba dengan sinis. "Apa yang kau lakukan di sini? Kulihat Katsuya dan kembaranmu sudah ke kantin dari tadi," lanjutnya.
"He? Yah, aku memang ingin... menyendiri. Tapi kenapa kau ada di sini?" Atem ngotot bertanya. Membuat alis Kaiba semakin naik saking bingungnya.
"Tentu saja aku di sini! Sekarang jamnya sekolah, kan?" tanya Kaiba bingung.
"Eh? Jadi... kau tidak bolos untuk mengurus perusahaanmu?" tanya Atem takjub. Wow, seorang Kaiba masuk sekolah saat perusahaannya mengadakan turnamen! Turnamen M&W lho! Luar biasa! Atem jadi penasaran apakah hal ini tercatat di SERANG alias muSEum Rekor jepANG.
Sebaliknya, Kaiba malah menatap Atem dengan tatapan 'kau-ini-gila-ya?'. Kemudian ia menarik napas dengan tidak sabar dan berkata, "Mengurus perusahaan apa? Aku baru 16 tahun, baka! Memangnya kau pikir ayahku mau memberikan perusahaannya padaku?"
"Hah?" kali ini Atem mangap semangap-mangapnya. Ayahnya? Jadi maksudnya... Gozaburo masih hidup?
"Tunggu sebentar, Kaiba... Maksudmu, Gozaburo masih hidup, begitu?" tanya Atem menyuarakan pikirannya. Maksudnya sih baik, ingin menuntaskan rasa ingin tahunya. Sayangnya, cewek jejadian ini tidak menyadari bahwa itu pertanyaan yang cukup 'sensitif' untuk ditanyakan. Tidak terkecuali untuk seorang Kaiba Seto.
"Maksudnya kau mendoakan ayahku mati, Mutou?" tanya Kaiba dengan suara manis berbahaya. Setelah diumpankan ke sarang buaya yang kawin silang sama harimau dan singa, barulah Atem menyadari makna dari pertanyaannya barusan. Ia buru-buru mundur.
"E... eh, maksudku bukan begitu! A... ano, sebenarnya kemarin aku... aku melihat di internet, ada kabar bahwa Gozaburo Seto meninggal gara-gara gagal jantung!" Atem langsung melontarkan alasan ngaco yang mampir di kepalanya. Kaiba menatap Atem tajam, membuat Atem agak menggigil. Kaiba memang menyebalkan, oke, tapi semua orang tahu betapa mengerikannya ia di saat marah.
Untung bagi Atem, tampaknya Kaiba tidak sedang berada dalam mood yang buruk. Ia cuma menghela napas dan mengangkat bahu. "Apalah. Kau memang aneh," ujarnya sambil berbalik.
Atem menghembuskan napas lega sambil mengurut dada. Untunglah dia selamat dari maut...*alay*
"Tapi..." Mendadak Kaiba bicara lagi, membuat Atem langsung memasang wajah horor. Ada tapinya toh? Uh, harusnya dia tahu! Dengan berdebar-debar, Atem menunggu Kaiba melanjutkan kalimatnya...
"... aku memang berharap ilusi bodohmu itu terjadi."
Dan Kaiba berjalan pergi, meninggalkan Atem yang melongo di belakangnya.
~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~
"Yugi, A-chan mana?"
Yugi memutar bola matanya jengkel. Entah sudah berapa kali ia memutar matanya hari ini, sampai otot matanya terasa pegal setengah hidup−hei, yang namanya otot tuh nggak hidup kan?
"Aku nggak tahu, Jou. Aku kan terus bareng kamu sejak istirahat tadi!" jawab Yugi sebal. Jounouchi menatapnya sambil mengerucutkan bibir.
"Yaa... tapi kalian kan kembar... Anak kembar kan biasanya punya hubungan batin apa gitu..." ujar Jou, membuat Yugi kembali memutar mata. Sekalian saja ia lepas matanya, lalu diputar-putar dengan tangannya. Begitu kan lebih santai.
Meskipun begitu, Yugi juga kepikiran. Sejak A-chan−alias Atem−memisahkan diri darinya dan Jou tadi, ia belum melihat cewek itu dimana pun, bahkan ujung dengkulnya saja nggak. Mau nggak mau Yugi khawatir juga. Bagaimana kalau dia tertimpa musibah? Seperti jatuh di kolam renang, atau terpeleset kulit apel?
"Ngomong-ngomong, hari ini kita jadi menjenguk Rio kan?" suara Anzu menyentakkan Yugi dari alam lamunannya, lamunan yang akan membuat Atem ngamuk kalau tahu isinya. Yugi mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum mengangguk. "Iyalah jadi. Dia kan sudah nggak masuk 1 minggu," jawab Yugi.
"Apa dia nggak apa-apa? " tanya Anzu dengan tampang cemas. "Bahkan untuk seorang Rio, jatuh dari puncak tangga jembatan penyebrangan pasti sakit banget."
"Aku heran dia masih hidup," sahut Otogi. "Kalau orang biasa, minimal juga koma. Dia malah cuma patah kaki."
Yugi diam, hanya mengunyah ramennya. Dia sudah tahu hidupnya dipenuhi orang-orang aneh nan ajaib, dan tak ada gunanya membahasnya lagi.
Yah, author turut berduka untukmu, Yugi.
~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~
Atem membatu.
Bukan, bukan membatu dalam arti 'Membuat Bakwan Tuna' atau 'Memijat Bahu Tukul', tapi asli membatu. Kaku. Melotot. Jawdrop tingkat akut.
Untuk pertama kalinya dalam seribu tahun -?-, author menyetujui sikap Atem. Habisnya... Siapa sih yang nggak cengo ngeliat rumah super gede yang kayaknya muat dimasukin 3 dewa sekaligus?
"A-chan? Kamu kenapa?" tanya Anzu sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Atem, membuat yang bersangkutan tersentak kaget.
"E... eh, nggak apa-apa kok, hahaha..." Atem ketawa garing. Anzu menatapnya sejenak, tapi memutuskan untuk tidak bertanya lagi. "Ya sudah kalau nggak apa-apa. Yuk, masuk!" ajak Anzu sambil menyeret Atem melewati gerbang rumah yang berkilauan−entah berkilauan karena apa, biarlah itu tetap menjadi misteri. Rupanya selama Atem cengo, teman-temannya yang lain sudah masuk ke dalam rumah besar bin gede itu.
Maka masuklah Atem ke dalam rumah itu, dan ia kembali terbengong-bengong. Otaknya nyaris konslet melihat pemandangan di depannya. Oi, ini rumah atau istana Raja Tut sih?
Begitu melewati gerbang, mereka langsung disuguhi pemandangan taman yang amat sangat luas dengan berbagai tanaman cantik yang dijamin membuat para pecinta tanaman ngiler. Bukan cuma tanamannya, hiasannya pun nggak kalah dahsyat. Ada bangku taman bergaya klasik, lampu taman kuno yang persis kayak lampu di Narnia, air mancur, dan... banyak lagi. Maaf, kalo disebutin semua nanti pada sirik sama author *dihajar massa*.
Rombongan itu pun tiba di dalam. Mari kita lewat bagian pendeskripsian isi rumah, karena bisa menyebabkan Readers muntah-muntah saking mustahilnya khayalan author. Intinya, sekarang mereka sudah berdiri di depan sebuah pintu kayu besar, menunggu sang pemilik ruangan itu membuka pintu.
"Rio! Rio, kau di dalam?" seru Jounouchi sambil mengetuk pintu raksasa itu.
"Yakin Rio ada di rumah?" tanya Otogi tak yakin. Mereka udah ngetok pintu itu terus sejak 5 menit lalu sih. Nanti tangannya Jounouchi bengkak, dong.*Wow! Apakah ini tanda-tanda adanya chemistry? –digebuk Otogi-*
Yugi mengangguk cepat. "Ya. Aku sudah telepon ke Hp-nya kok. Katanya dia sudah pulang dari rumah sakit kemarin lu−tuh dia."
Benar kata Yugi, pintu besar itu pun mulai terbuka perlahan. Rombongan itu memperhatikan saat pintu itu bergerak dengan sangat pelan... pelan... pelan... perlahan-lahan pintu itu mulai terkuak, diiringi dengan suara deritan yang menyakitkan telinga dan kabut debu yang mengalir keluar...
Eh, ini bukan fanfic horor ya?
Back to story. Akhirnya pintu itu pun terbuka sepenuhnya, dan dari balik pintu itu, munculah seorang gadis berambut putih panjang dengan tongkat di ketiak dan perban di sekujur tubuhnya.
"Teman-teman!" serunya riang. "Kalian datang! Akhirnya... Uwaa! Bosan banget lho sendirian di sini! Nggak ada yang bisa dikerjakan kecuali main game atau baca buku, meskiipun asyik juga karena Tou-san membelikan banyak buku keren..."
Atem menatap gadis itu dengan tercengang. Menurut cerita Yugi saat perjalanan ke sini tadi, cewek bernama Rio ini sakit karena jatuh dari puncak tangga penyebrangan. Dan dia masih bisa tertawa seperti itu?
"A-chan!" seru gadis itu keras saat melihat Atem, membuat Atem terlonjak. "A-chan, aku rindu padamu! Huaa, sudah lama kita nggak jalan-jalan! Bagaimana keadaan Haga? Dia lolos penyisihan? Uh, pertandingannya nggak disiarin di TV! Pokoknya aku harus protes ke Kaiba-kun!" kata-kata berhamburan keluar dari mulut Rio, membuat Atem pusing sendiri. Waduh, harus jawab apa dia?
Untunglah Atem tak perlu menjawab, karena Rio langsung berbalik menatap teman-temannya yang lain begitu ia menyelesaikan kalimatnya. "Eh, kalian mau nggak tunggu di ruang tamu dulu? Aku ingin ngobrol berdua sama sobatku tersayang..." katanya, entah mengapa membuat Atem merasakan dorongan ingin pergi ke toilet saat ini juga.
Tapi tampaknya Yugi cs sudah terbiasa, karena Jounouchi mengangguk dan berkata, "Oke, special service buat pasangan sahabat!" ujarnya sambil membentuk huruf 'v' dengan jarinya, membuat Rio menyeringai.
Dan Yugi, Jounouchi, Honda, Anzu serta Otogi pun berbalik pergi, meninggalkan Atem bersama cewek aneh bernama Rio.
Atem melirik gugup ke arah Rio. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Memeluknya dan mengatakan hal-hal aneh yang cuma dimengerti kaum Hawa? *ketauan deh Atem satu spesies sama Pegasus, buktinya tau hal-hal yang cuma diketahui kaum Hawa*
"Nah, A-chan..." Rio mulai bersuara sambil menoleh menatap Atem, dan Atem tersentak melihat sorot mata Rio. Kenapa mata itu terlihat... eh, mencurigakan?
Dan sebelum Atem sempat memikirkan hal lain, gadis itu menarik tangan Atem dan menyeretnya masuk ke kamarnya, gerakannya begitu keras dan cepat hingga membuat Atem jatuh berdebam di atas karpet beludru warna abu.
"AW! Ittai!" jerit Atem keras. *bisa bayangin Atem ngejerit nggak? -,-* Ia menatap Rio dengan pandangan kesal binti sebal bin jengkel. "Apa-apaan kamu?" tanyanya marah.
"Ehehe... Gomen, gomen..." sahut Rio sambil menutup pintu kamarnya. Ia nyengir lebar melihat ekspresi Atem yang sangat aneh, campuran ekspresi marah, sebal, dan kesal. "Habis aku senang akhirnya bisa ketemu Atem..."
Atem bersungut-sungut sebal. Ia mulai menggerutu, marah-marah, mengutuk karpet, melempar bantal−
Eh, tunggu. Tadi... Rio memanggilnya apa?
"Kau panggil aku apa?" tanya Atem akhirnya. Dasar emang otak Pentium 1, loading-nya lama. "Kau bilang aku siapa?"
Cengiran Rio semakin lebar. Kemudian ia merubah cengirannya menjadi sebuah senyuman kecil. "Yakin kau tak mengenaliku, Atem?" tanyanya.
Atem mengerutkan kening bingung. Ia mengenali ekspresi Rio. Ia tahu... tapi tak bisa ingat. Siapa? Di mana ia pernah melihat senyuman itu, wajah itu?
Rio tersenyum geli melihat Atem yang berpikir keras. Kemudian ia merogoh saku bajunya, mengeluarkan sesuatu seperti pion catur.
"Ingat ini nggak?" tanyanya sambil berjalan mendekati Atem. Yang ditanya semakin memperdalam kerutan dini di dahinya. Ia mulai memperhatikan tangan Rio yang memegang pion catur itu... Tapi tunggu. Itu bukan pion catur. Itu...
"Yup, betul sekali," ujar Rio seolah bisa membaca pikiran Atem. "Ini adalah pion yang kita pakai waktu main game RPG saat pertama bertemu dulu..."
Untuk kedua kalinya hari ini, Atem kembali menganga. Dengan tangan gemetar, ia mengangkat tangan dan menunjuk Rio. "K-k-kau... J-j-jangan-jangan kau..."
Rio tersenyum puas. Ia melempar pion itu ke udara, membiarkan pion mungil yang berbentuk seperti manusia itu berputar-putar di udara.
"Ya, ini aku..." ujar Rio pelan, kedua matanya menatap si pion yang meluncur turun, rambut si pion yang memiliki tiga warna tampak mencolok. "Ryou Bakura."
-To Be Continued-
...
...
...
Hiiiiii! K-k-kenapa sih fic iniii? Setelah sekian lama nggak update, kenapa hasilnya malah ginii?
Atem: Uh, seneng sih ada temen seperjuangan, tapi...
Ryou: Hoeee, jadi maksud Kanna peranku ganti tuh jadi cewek ya?
Kanna: Hiks, iya, Ryou-kun...
Yugi: Tapi... Kalo ganti berarti sebelumnya ada chara lain yang mau dijadiin cewek ya?
Kanna: Tul banget! Yugi emang pinter, nggak kayak Atem...
Atem: *ngasih death glare* Heeeh? Jadi, siapa chara beruntung yang batal dirubah gendernya itu?
Kanna: Ehm, tadinya sih Otogi yang mau kujadiin cewek...
Otogi: WHAT?
Kanna: Ih, Otogi alay banget sih? Jadi intinya, rencana awal Kanna pengen bikin Otogi jadi cewek buat nemenin A-chan nyari tahu apa yang terjadi sama mereka. Mereka berdua kan sama-sama emosian, pasti lucu dong ngeliatin mereka berusaha kerja sama? *evil smirk*
Yugi: Ehm, iya sih... Tapi kenapa diganti?
Kanna: Euh, yah, alasan Kanna sederhana banget sih... Nah, coba deh kamu pikirin, bisa nggak kamu bayangin Otogi jadi cewek?
Yugi: *sweatdrop* Iya sih... Betul-betul nggak bisa dibayangin... -,-
Kanna: Ya, gitu deh alesannya. Makannya Kanna ganti chara-nya jadi Ryou. Habis Ryou kan imuut... XDXDXD
Atem: Maniak! Lagian aku juga nggak pantes kok dijadiin cewek! *mencak-mencak*
Kanna: Kata siapa? Kamu manis kok... Iya kan, Ryou-kun?
Ryou: Eh? Iyaa... *lagi masang wig*
Atem: Ryou! Kamu kok nggak sebel sih dikasih peran cewek?
Ryou: Heh? Abis kan pengalaman baru... Bosen ah ngeliat Atem-kun mulu yang jadi cewek. Aku juga kan pengen nyoba... *innocent face*
Atem: sweatdrop* Uh... Dasar maniak occult gila!
Kanna: Eeh, udah ah! Kebanyakan ngobrol jadi panjang nih! Udah lebih dari 2000 kata, tau! Mending bales review ah!
Atem: Sono bales! Emang gue mau bantuin?
Kanna: Geer abis... Emangnya siapa yang sudi minta tolong? ==' Oke, balesan review!
un-sane bloody eater: Waaa... sama-sama... Makasih ya dukungannya... XDXD Hehe iya, yang nolongin Kaiba. Akhirnya dapet jatah juga tuh chara, hoho... Omong-omong, Ryou Kanna ubah gendernya lho... Apakah anda setuju? Terus... Tetep ikutin fic ini ya? *ngemis mode: ON*
Uchiha: Sama-sama... ^w^ Iya, Kanna bakal berusaha sebaik-baiknya ngelanjutin fic ini. Makasih dukungannya ya! XDXD
Q-Ren: Halo! Makasih udah review! XDXD Ehe, iya nih Kaiba akhirnya dapet giliran juga. Review lagi ya? *kitty eyes*
The Fallen Kuriboh: Wah, Dika-san ganti penname ya? ^^ Makasih udah review ya, Dika-san... Kalo pairing, rencananya sih mau Pride. Tapi kalo mau masangin A-chan sama Honda boleh juga *PLAK!* Intinya, pair di fic ini belum pasti. Malah bisa aja akhirnya nggak ada pair -,- Jadi... boleh minta review lagi nggak? Hehe... XPXP
Kamui: Fufufu, 100 poin untuk anda! *lemparin confeitto* Makasih reviewnya ya, Kamui-san! Boleh minta review lagi? Ehe...
Nisca31tm-emerald: Hehehe, iya... Pasti kaget lah tau2 keluar darah padahal ga luka apa-apa... -,- Iya nih Kaiba nongol juga akhirnya. Makasih ya reviewnya! Bersedia ngasih lagi nggak? *geplaked*
Rhein: Ini sudah diupdate. Makasih banyak! ^w^
wiwy xhia: Hehe, makasih banyak ya! Kanna terharu... *lebay* Ngomong-ngomong, Kanna panggil Wiwy-san aja ya? Kanna dukung banyak lho di World Cup... 7 negara utama yang Kanna dukung tuh Korsel, Jepang, Italia, Jerman, Spanyol, Inggris sama Argentina. Kaget banget pas Italia tersisih, hiks... Tapi nggak nyangka Spanyol bakalan menang! XDXDXD Kalo Wiwy-san dukung siapa?
Halah jadi banyak bacot... makasih reviewnya ya! Boleh minta review lagi? :D
animex hantori: Weleh, mbak? Iya gapapa, panggil apa aja asal jangan aneh-aneh XDXD Kanna udah update lho, masih mau review nggak? XDXD
Bales review selesai! Ohya, Kanna mau minta maaf sama semua Readers yang ngerasa nggak puas sama chapter ini. Maaf yaa, padahal akhirnya update setelah sekian lama, eh taunya malah gini -,-
Mmm, satu lagi... Menurut Readers, mending di fic ini ada pairnya nggak? Soalnya fic ini bisa diakhiri dengan pair ataupun nggak. Tapi kalo ada pair, Kanna cuma ngasih option Pride ya? Gomen, Kanna paling nggak bisa nulis incest -,-
Oke, jawabannya Kanna tunggu di review ya! Jangan lupa kesan, pesan, hikmah -?- yang kalian dapat dari fic ini. Mau ngritik juga nggak masalah ^^
Atem: Oi dodol! Word-nya udah nembus 2500 tau!
Kanna: Hah! Masa sih? Huwah, Kanna nggak nyadar udah kebanyakan bacot! Okeh, udah dulu ya, minna! Jangan rindu sama Kanna yaa...
Atem: *muntah*
*nendang Atem, ditendang balik*
Don't forget to REVIEW! Jaa~~